You are on page 1of 7

LANDASAN KEPENDIDIKAN BERDASARKAN TINJAUAN SOSIOLOGIS

A. LATAR BELAKANG Untuk menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing dalam era globalisasi seperti sekarang ini, merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan karena dengan generasi muda yang berkualitas maka akan membawa kemakmuran bagi bangsa dan negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berpengaruh terhadap perubahan dihampir semua aspek kehidupan, berbagai masalah tersebut dapat terpecahkan dengan penguasaaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan tersebut akan membawa ke era persaingan global yang semakin ketat. Salah satu usaha untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bermutu yaitu pendidikan. Manusia merupakan makhluk sosial dimana dalam kehidupan seharihari saling berhubungan satu sama lain. Sehingga terjadinya suatu komunikasi dan interaksi yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Potensi dalam diri manusia perlu dikembangkan yaitu salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan dalam era modern seperti sekarang ini memegang peranan yang sangat penting, sehingga pendidikan perlu diutamakan agar tercipta generasi muda yang trampil dan cendikiawan. Dengan pendidikan memberikan andil yang sangat besar untuk kemajuan bangsa dan negara. Secara factual manusia tidak terlepas dari kegiatan pendidikan yaitu merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Kegiatan pendidikan merupakan usaha manusia yang disengaja untuk memberikan jawaban terhadap hidup dan kehidupan, baik secara pribadi maupun kelompok. Kegiatan ini bukan terfokus dari salah satu kelompok masyarakat, tetapi dilakukan dan merupakan kebutuhan dari setiap kelompok dan anggota kelompok masyarakat.

Menurut Poebakawatja dan Harahap yang dikutip oleh Sugihartono dkk (2007: 3), Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Jadi pendidikan diselenggarakan secara sadar dan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Pendidikan penjas merupakan salah satu gerbang dalam mencapai generasi muda yang trampil dan cendikiawan. Dimana dalam penjas khusunya ditinjau dari segi sosiologis memberikan andil dalam memberikan pencapaian tujuan pembelajaran. Landasan dalam pendidikan juga perlu dipahami sehingga dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan dapat berjalan lancar dan sesuai tujuan yang diharapkan. Landasan merupakan suatu acuan atupun tolak ukur dari sesuatu hal. Menurut Mohammad (2002: 1), landasan kependidikan merupakan suatu pemikiran-pemikiran yang melandasi penyelengaraan pendidikan pada umunya. Jadi landasan kependidikan adalah sperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam dalam rangka pendidikan. Sedangkan sosiolagi menurut Suyata (2000: 4), Sosiologi melihat masyarakat masa kini sebagai kesatuan-kesatuan kolektif. Dapat disimpulkan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Landasan kependidikan berdasarkan tinjauan sosiologis yaitu merupakan suatu tolak ukur ataupun alas dari penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan aspek social yaitu hubungan manusia satu dengan yang lainnya. B. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang masalah seperti tersebut di atas, masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah tinjauan sosiologis penting dalam pelakasanaan pendidikan jasmani?

C. Pembahasan Masalah 1. Pengertian landasan kependidikan berdasarkan tinjuaun sosiologis Landasan mengandung arti sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Jadi landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal. Dalam kamus bahasa Indonesia (2008: 782 ), Landasan adalah alas, bantalan. Jadi dapat disimpulakan jika landasan merupakan suatu landasan ataupun tolak ukur tentang suatu hal. Menurut Andriyani Purwastuti (2002: 1), pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya, selaku warga Negara masyarakat, bangsa dan negara, secra berguna dan bermakna. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 yang dikutip oleh Dwi Siswoyo (2008: 19), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Landasan pendidikan adalah sperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam dalam rangka pendidikan. Menurut Mohammad (2002: 1), landasan kependidikan merupakan suatu pemikiran-pemikiran yang melandasi penyelengaraan pendidikan pada umunya. Sosial mengacu terhadap hubungan antarindividu, antarmasyarakat, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek tersebut telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu aspek sosial melekat pada individu-individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Landasan kependidikan berdasarkan tinjauan sosiologis adalah suatu pemikiran pemikiran yang mendasari atau melandasi penyelengaraan pendidikan berdasarkan hubungan antarindividu dan antar sesame manusia.

2. Dasar-dasar dari proses sosial dan interaksi sosial Suatu proses sosial dimulai dari interaksi sosial. Dasar-dasar dari proses sosial dan interaksi sosial, seperti yang dikutip joni dari Made Pidarta adalah: a. Imitasi Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif. Kalau anak meniru orang tuanya atau gurunya berpakaian rapi, maka anak ini sudah mensosialisasi diri secara positif baik terhadap orang tuanya maupun terhadap gurunya. Tetapi kalau seorang anak meniru orang-orang lain meminum minuman keras, maka ia melakukan sosialisasi negatif. b. Sugesti Terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas. c. Identikasi Apabila seorang anak berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara`sadar maupun di bawah sadar. d. Simpati Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Faktor perasaan memegang peranan penting dalam simpati 3. Interaksi sosial Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial yaitu suatu hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial terjadi bila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi. Menurut Made Pidarta (1997 : 150-151) Bentuk-bentuk interaksi sosial meliputi : a. Kerjasama, misalnya kerjasama dalam kelompok belajar pada anakanak, kerjasama antar guru-guru, guru-guru dengan para orang tua siswa dan sebagainya. b. Akomodasi adalah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan, serta kondisi berimbang diantara para anggota

c. Asimilasi atau akulturasi ialah usaha mengurangi perbedaan pendapat antar anggota serta usaha untuk meningkatkan persatuan pikiran, sikap dan tindakan dengan memperhatikan tujuan-tujuan bersama. d. Persaingan sebagai bentuk interaksi sosial yang negatif. e. Pertikaian adalah proses sosial yang menunjukkan pertentangan atau konflik satu dengan yang lain. 4. Pentingnya tinjauan sosiologis dalam pelakasanaan pendidikan jasmani Seperti kita tahu sosiologis berhubungan dengan hubungan manusia satu dengan yang lain, dimana terjadi suatu interaksi dan terjadi suatu kejasama antarmanusia. Agus Kristianto (2011: 20), Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah usaha dan proses yang dilakukan seseorang secara sadar dan sistematis melalui kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kecerdasan dan kesehtan. Dalam pendidikan jasmani faktor sosial sangat berpengaruh karena memberikan peran yang berarti.dalam proses social penerapan sosiologis dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dapat kita lihat: AQ PENGEN NGASIH CONTOHNYA DALAM KEHIDAPN NYATA MZ.. a. Imitasi Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif. Dalam pendidikan jasmani contohnya jika seorang anak meniru pemain sepak bola idolannya untuk selalu bersikap santun dan fair play dilapangan (saat bertanding). Dengan contoh tersebut dapat kita lihat jika . a. Sugesti Terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas. b. Identikasi

Apabila seorang anak berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara`sadar maupun di bawah sadar. c. Simpati Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Faktor perasaan memegang peranan penting dalam simpa D. Kesimpulan ??????????????????????????????????????/ BELUM TAK BUATHEHEHEHEHE INI INTINE APA JUGA KAGAK MUDENG MZ..WONG SUMBER BUKU YANG VALID KAGAK ADA AQ INTINE CM PGEN MENYAMPAIKAN JIKA LANDASAN KEPENDIDIKAN DITINJAU D SOSIOLOGIS SANGAT PENTING TERHDAP PENJAS.CONTONE GNI DLM PEMBELAJARAN PENJAS KAN DITUNTUT SUATU INTERAKSI,KOMUNIKASI DLL LHA SIKAP YANG DITUNJUKKAN BISA DENGAN KERJASAMA, FAIR PLAY, DLLTAPI G ISO MENGUNGKAPKAN DENGAN KATA2 AQ MZ

E. Daftar Pustaka Agus Kristianto dkk. (2011). Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran Guru Penjasorkes. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Andriani Purwastuti. (2002). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press. Dwi Siswoyo. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Kamus Besar Bahasa Indonesi. (2008). Jakarta: GramediaPustaka Utama. Mohammad Surya. (2002). Dasar-dasar Kependidikan di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiharto dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suyata.(2000). Modul Mata Kuliah Sosio-Atropologi. Yogyakarta: UNY.
SUMBER YANG LAIN DR INTERNET YANG MADE PIDARTA.. DISELESAIKAN BSK SAAT DISMG YA MZ.

You might also like