You are on page 1of 43

BAB I PENDAHULUAN

Implementasi kebijakan Program Keluarga Berencana di Indnesia telah membuahkan hasil yang gemilang, yang hasil ini tidak saja diakui oleh bangsa kita sendiri namun diakui oleh dunia internasional. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) telah dapat ditekan dari 2,8 % pada awal program (tahun 1970 1980) menjadi 1,98 % pada pereode tahun 1990 2000 (sensus penduduk tahun 2000).Kendati pertumbuhan penduduk sudah menunjukkan penurunan yang signifikan, karena jumlah penduduk indonesia sangat besar jumlahnya (219 juta jiiwa), diperkirakan penduduk Indonesia secara absolut akan tetap bertambah kurang lebih 3 juta jiwa. Kondisi demikian ini menunjukkan betapa program Keluarga Berencana tetap dibutuhkan dalam menjaga tingkat pertumbuhan yang seimbang dengan daya dukung lingkungan.1 Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, termasuk keluarga berencana, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab.2 Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga
1

merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.2 Ppada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai optimalisasi kader masyarakat dalam peningkatan peserta KB aktif di suatu puskesmas.

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

KELUARGA BERENCANA (KB) Definisi Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara

penggunaannya.3,4 Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible

adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.3,4
3

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan) .3,4 Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.3,4

Macam-Macam Metode Kontrasepsi3,4 Seorang wanita dapat tetap menjadi hamil bila :3,4 1. Melakukan coitus interuptus 2. Menyusui 3. Saat pertama kali berhubungan seksual 4. Bila wanita tidak orgasme 5. Memakai douches (memasukkan cairan kimia atau spermisida ke dalam vagina)
4

6. Posisi apapun dalam berhubungan seks Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause. Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.3,4 Metode kontrasepsi terdiri dari : 3,4 1. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi Patch a. Kontrasepsi barrier (penghalang) b. Kondom (pria dan wanita) 2. Diafragma dan cervical cap 3. Spermisida 4. IUD (spiral) 5. Perencanaan keluarga alami 6. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi 7. Metode amenorea menyusui 8. Kontrasepsi darurat a. Kontrasepsi darurat hormonal b. Kontrasepsi darurat IUD
5

9. Sterilisasi a. Vasektomi b. Ligasi tuba

Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik. Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung progestin saja atau kombinasi progestin dan estrogen.3,4 A. Kontrasepsi oral kombinasi (pil) Kontrasepsi oral kombinasi (pil) mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy) .3,4,5 Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah

melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil
6

terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.3,4

Gambar 1. Pil KB.6 Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai oral kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka pack pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom untuk mencegah kehamilan.3,4,7 Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai

digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.3,4 Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB. Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh diigunakan pada wanita dengan : .3,4 1. menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan 2. usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari 3. faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi) 4. tekanan darah sistolik = 160 atau TD diastolik = 100 mmHg 5. riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru 6. operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur 7. riwayat sakit jantung iskemik 8. stroke 9. penyakit jantung katup komplikasi 10. migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura) 11. migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun 12. riwayat kanker payudara 13. diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau diabetes > 20 tahun
8

14. sirosis berat 15. kanker hati a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,1 5 per 100 wanita pada 1 tahun

penggunaan pertama b. Keuntungan : sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan kanker endometrium, menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan anemia yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan jerawat sedang c. Kerugian : tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari

Penyakit Menular Seksual (PMS), harus diminum setiap hari, membutuhkan resep dokter d. Efek samping lokal : mual, nyeri tekan pada payudara, sakit kepala Efek samping : perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun) e. Pengembalian kesuburan : ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti semula. Kesuburan ini bervariasi, dalam waktu 3-12 bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral dan yang tidak.

Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi oral progestin (pil) mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui.3,4 1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama 2. Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai) 3. Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif

dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan resep dokter 4. Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi Pengembalian kesuburan cepat ketika pil dihentikan.

10

Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan

intramuskular (dalam otot <bokong atau lengan atas>). Yang sering digunakan adalah medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.3,4

Gambar 2. Suntikan progestin.8 1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama 2. Keuntungan : mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai segera setelah keguguran atau setelah masa nifas 3. Kerugian : suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS 4. Efek samping lokal : peningkatan berat badan, rambut rontok

11

Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea ( 1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun 5. Pengembalian kesuburan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea ( 1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.3,4

- Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan progestin.3,4

- Implant progestin Kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan
12

penjahitan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.3,4 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,05 per 100 wanita pada 1 tahun

penggunaan pertama b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama c. Kerugian : membutuhkan prosedur operasi kecil untuk pemakaian dan

pelepasan, tidak melindungi dari PMS d. Efek samping lokal : sakit kepala, payudara menjadi keras, peningkatan berat badan, kerontokan rambut, jerawat, perubahan mood Efek samping : gangguan metabolisme lemak, hirsutisme, gangguan menstruasi

(memanjang, tidak teratur) e. Kesuburan baru kembali 1 bulan setelah kapsul diambil

Kontrasepsi Patch Patch ini didesain untuk melepaskan 20g ethinyl estradiol dan 150 g norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti kontrasepsi oral

13

(pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk siklus menstruasi.3,4

Gambar 3. Kontrasepsi Patch.9 1. Kontrasepsi Barrier (penghalang) Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.3,4

Gambar 4. Kondom.10
14

Cara pemakaian kondom :3,4 1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual 2. Buka kondom secara perlahan untuk mencegah kerusakan (jangan menggunakan gigi atau benda tajam) 3. Pasang kondom dalam keadaan penis ereksi dan sebelum kontak dengan pasangan 4. Pastikan tidak ada udara yang terjebak di ujung kondom 5. Pastikan penggunaan pelumas yang cukup (dapat menggunakan pelumas tambahan) 6. Gunakan hanya pelumas dengan bahan dasar air ketika menggunakan kondom (pelumas dengan bahan dasar minyak dapat melemahkan lateks) 7. Pegang kondom dengan hati-hati setelah ejakulasi, dan untuk mencegah terlepasnya kondom, keluarkan kondom dari vagina dalam keadaan penis ereksi a. Efktivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO, klamidia c. Kerugian : kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang sensitif

Diafragma Dan Cervical Cap Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet
15

dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.3,4,11

Gambar 5. Kontrasepsi Diafragma.12 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari PMS c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan 2. Spermisida Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina
16

suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. Terutama mengandung nonoxynol.3,4

Gambar 6. Spermisida.13 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2 jam

3.

IUD (spiral) Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan

mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T (melepaskan

17

tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun.3,4

Gambar 7. Copper T.14 Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat. IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim).3,4 Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus
18

dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi. Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :3,4 1. Kehamilan 2. Sepsis 3. Aborsi postseptik dalam waktu dekat 4. Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim 5. Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya 6. Penyakit tropoblastik ganas 7. Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium 8. Penyakit radang panggul 9. PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) 10. TBC panggul a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun

penggunaan pertama b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim. Bekerja dalam jangka waktu lama c. Kerugian : risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid), menoragia pada

bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi (robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, IUD dapat lepas dengan sendirinya d. Efek samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah menstruasi

e. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan


19

4.

Metode Ritmik Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari

berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi. .3,4 A. Metode ritmik kalender merupakan metode dimana pasangan menghindari berhubungan seksual selama periode subur wanita berdasarkan panjang siklus menstruasi, kemungkinan waktu ovulasi, jangka waktu sel telur masih dapat dibuahi, dan kemampuan sperma untuk bertahan di saluran reproduksi wanita.3,4 Periode subur seorang wanita dihitung dari : (siklus menstruasi terpendek 18) dan (siklus menstruasi terpanjang - 11) Contoh: bila siklus terpendek seorang wanita adalah 25 hari, dan siklus terpanjangnya 29 hari, maka periode suburnya adalah (25 18) dan (29 11) yang berarti hubunan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-7 sampai hari ke-18 setelah menstruasi.3,4 B. Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan

20

sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.3,4 C. Metode pengukuran suhu tubuh berdasarkan perubahan temperatur. Pengukuran dilakukan pada suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur. Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1 Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari setelah kenaikan dari temperatur. .3,4a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS, menghambat

spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur

5. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi Disebut juga coitus interruptus. Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.3,4 6. Metode amenorea menyusui Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran
21

hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.3,4 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah melahirkan, 6 per 100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan b. Keuntungan : pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu kesehatan, ekonomis, merangsang seorang wanita untuk menyusui c. Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS

7. Kontrasepsi darurat Kontrasepsi darurat hormonal estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan dalam waktu 72 jam setelah senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi dan menyebabkan perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang mengandung 30-35g ethinyl estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil kombinasi mengandung 50g levonorgestrel, diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh digunakan pada wanita yang alergi kontrasepsi pil hormonal. Tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin.3,4 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada bila digunakan dalam waktu 72 jam b. Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat c. Kerugian : mual hebat dan perdarahan
22

Kontrasepsi darurat IUD dimasukkan 5 hari setelah senggama tidak terproteksi untuk mengganggu implantasi, kehamilan terjadi kurang dari 1 per 100 wanita bila dimasukkan dalam waktu 5 hari.3,4

8. Sterilisasi Vasektomi dan sterilisasi tuba adalah metode kontrasepsi permanen dan hanya dilakukan pada pria maupun wanita yang sudah diberikan penjelasan mengenai metode ini dan berkeinginan untuk secara permanen mencegah kehamilan. Beberapa metode sterilisasi ada yang bersifat reversibel tergantung dari panjang saluran tuba, usia wanita, dan jangka waktu antara sterilisasi dan pengembalian kesuburan. Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada wanita dilakukan prosedur ligasi tuba (pengikatan saluran tuba) .3,4 Vasektomi sendiri dilakukan dengan bius lokal sedangkan ligasi tuba menggunakan prosedur intraabdominal. Konseling sebelum melakukan prosedur ini sangat diperlukan. Bukan hanya konseling mengenai risiko ataupun keuntungan operasi, namun juga kemungkinan menyesali keputusan ini di masa depan nanti. Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit.3,4

23

Gambar 8. Vasektomi.15 Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 1520 kali ejakulasi. Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul. 3,4 Komplikasi dari vasektomi adalah:3,4 - Perdarahan - Respon peradangan terhadap sperma yang merembes - Pembukaan spontan Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. 3,4

24

Gambar 9. Ligasi tuba dengan kauterisasi.3 Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan, bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan.Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur). 3,4

OPTIMALISASI KADER KESEHATAN DALAM PROGRAM KB Dalam rangaka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian intekrak dari penbangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalm sistem kesehatan nasional antara
25

lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalh tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapt menwujudkan drajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan penmbanguann nasional.2 Selanjutnay pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kebehasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.2 Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.2 Dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program keluarga berencana.2 Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan
26

angka kelahiran.2 Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya.2

KADER KESEHATAN Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kader-kader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain: .2 L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: kader

kesehatan dinamakan juga promotor kesehtan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela .2

Tujuan pembentukan kader


27

Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.2 Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi: .2 a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan,
28

pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.

2. Dari Segi Kemasyarakatan Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan

memperhitungkan sosial budaya setempat. .2,16 Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.2,17

Tugas kegiatan kader Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan
29

kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.2,18 Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain: .2 a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: - Melaksanan pendaftaran. - Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. - Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan. - Memberikan penyuluhan. - Memberi dan membantu pelayanan. - Merujuk. b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah: 1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. 2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. 3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: - pemberantasan penyakit menular. - Penyehatan rumah. - Pembersihan sarang nyamuk. - Pembuangan sampah.
30

- Penyediaan sarana air bersih. - Menyediakan sarana jamban keluarga. - Pembuatan sarana pembuangan air limbah. - Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. - P3K - Dana sehat. - Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan: - Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. - Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. - Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. - Memberikan pelayanan yaitu, : Membagi obat

31

Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan Mengawasi pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

- Melakukan pencatatan, yaitu: KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk

- Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. - Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan. - Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. - Melakukan pertemuan kelompok.

32

Persyaratan menjadi kader Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan memdapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak gampang.2 Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung. Dibawah ini salah satu persaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader.2 - Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia - Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader - Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan. - Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya - Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa - Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan - Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunayai keterampilan Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader antara lain: 2 - Berasal dari masyarakat setempat.
33

- Tinggal di desa tersebut. - Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama. - Diterima oleh masyarakat setempat. - Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain. - Sebaiknya yang bisa baca tulis.

CARA KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) DALAM PELAYANAN KB YANG HARUS DIKETAHUI KADER KESEHATAN Konseling dan Persetujuan Tindakan Medik Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.18,19 Konseling Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. .18

Tujuan konseling KB Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:18


Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi. Memilih metode KB yang diyakini.

34

Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif. Memulai dan melanjutkan KB. Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia.

Prinsip Konseling KB Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / client rights dan Kewenangan / empowerment.18 Keuntungan Konseling KB Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah: 18 Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan. Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif. Membangun rasa saling percaya. Mengormati hak klien dan petugas. Menambah dukungan terhadap pelayanan KB. Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

Hak Pasien Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut: a) Terjaga harga diri dan martabatnya. b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan

35

terpeliharanya kerahasiaan. c) Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan. d) Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik. e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan. f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.18,20 Konseling KB dan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :18 1. Motivasi 2. Edukasi / pendidikan 3. Konseling Motivasi Motivasi pada pasien KB meliputi: Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individu klien; Menggunakan komunikasi satu arah; Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.18 Pendidikan KB Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut: Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia; Menyediakan informasi terkini dan isu; Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah; Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa; Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.18 Konseling KB

36

Konseling KB antara lain: Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; Menjadi pendengar aktif; Menjamin klien penuh informasi; Membantu klien membuat pilihan sendiri.18

Peran Konselor KB Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:18

Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.

Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan Medik.

Ciri Konselor Efektif18


Memperlakukan klien dengan baik. Berinteraksi positif dalam posisi seimbang. Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.

37

Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi.

Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.

Jenis Konseling Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu: 18 1. Konseling umum 2. Konseling spesifik 3. Konseling pra dan pasca tindakan Konseling Umum Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.18 Konseling Spesifik Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.18 Konseling Pra dan Pasca Tindakan

38

Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.18

Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987 Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal dengan GATHER yaitu:18 G : Greet respectully A : Ask, Assess needs T : Tell information H : Help choose E : Explain dan demonstrate R : Refer or Return visit Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang meliputi: Sa : Salam T : Tanya U : Uraikan Tu : Bantu
39

J : Jelaskan U : Kunjungan ulang atau rujuk Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyakrebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masayrakat sekitarnya.2 Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya dalam hal ber-KB. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajak dan memberikan informasi kepada masyarakat sehingga diharapkan bisa meningkatkan peserta KB aktif di puskesmas.2

40

BAB III PENUTUP

Melihat efesiensi pelayanan serta manfaat dari keder kesehatan, tentunya upaya-upaya yang sudah berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan juga yang lebih penting dengan meningkatkan program KB. Dapatlah tercapai apa yang kita harapkan yaitu sumber daya manusia yang berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang. Namun kita tidak boleh menutup mata untuk memperhatikan para kader yang sangat banyak pengorbanannya, baginya tidak lupa perhatian kita padanya. Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri.
41

Optimalisai kader kesehatan salah satunya dengan cara komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang efektif. KIE yang efektif antara lain memperlakukan klien dengan baik, berinteraksi positif dalam posisi seimbang, memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan, mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi, membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Zaeni A. Implementasi kebijakan program keluarga berencana di kabupaten batang studi kasus peningkatan kesertaan kb pria di kecamatan gringsing. Semarang: Univ.Diponegoro, 2006. 2. Zulkifli. Posyandu dan kader kesehatan. Medan: FKM Univ.Sumatera Utara, 2003. 3. Anonimous. Keluarga berencana. 2010. Available url:http://medicastore.com/penyakit/575/Keluarga_Berencana_KB.html. 4. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka,1999.
5. Hasanah F. Pengaruh penggunaan berbagai jenis alat kontrasepsi terhadap

from

fertilitas di kabupaten temanggung. Semarang: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2006.
6. Anonimous.

Pil KB. 2010. Available http://eug3n14.files.wordpress.com/2009/06/gb1.jpg

from

url:

7. Henny. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu pus akseptor kontrasepsi non

hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa telaga sari kecamatan tanjung morawa tahun 2009. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009.
8. Anonimous.

Suntikan progestin. 2010. Available http://yosefw.files.wordpress.com/2009/03/imagesp1.jpg

from

url:

42

9. Anonimous. 10. Anonimous.

2010.. Patch contraception. http://www.klikdokter.com/userfiles/kb6.JPG

Available

from

url:. url:

2010. Kondom. Available from http://masagenga.files.wordpress.com/2009/12/121109_0525_kondom1.jpg

11. Hasanah F. Pengaruh penggunaan berbagai jenis alat kontrasepsi terhadap

fertilitas di kabupaten temanggung. Semarang : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2006.
12. Anonimous. 13. Anonimous. 14. Anonimous. 15. Anonimous.

2010.. Diaphragm contraception. http://www.klikdokter.com/userfiles/kb6.JPG

Available

from

url:. url: url:. url:.

2010. Spermisid. Available from http://masagenga.files.wordpress.com/2009/12/121109_0525_kondom1.jpg 2010.. Copper T http://www.klikdokter.com/userfiles/kb6.JPG 2010.. Vasectomy http://www.klikdokter.com/userfiles/kb7.JPG Available Available from from

16. Sembiring N. Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha

peningkatan kesehatan masyarakat .Medan: Univ.Sumatera Utara, 2004 17. Anonimous. Indikator Kesra Kabupaten Kupang Tahun 2009. Kupang: Dinas kesehatan, 2009.
18. Anonimous. KIE dalam pelayanan KB. Available from url:. www.lusa.web.id. 19. Yuliarti B. Aktivitas petugas penyuluh keluarga berencana badan kependudukan

catatan sipil dan keluarga berencana dalam meningkatkan partisipasi pria terhadap keluarga berencana. MALANG: Urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, 2007 20. BKKBN. Kurikulum diklat fungsional penyuluh kb tingkat ahli. Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat Pelatihan Pegawai Dan Tenaga Program, 2009.

43

You might also like