You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, imunisasi dan nutrisi bagi ibu. Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik dinegara maju maupun dinegara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamian dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun didunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pasca persalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Selain itu juga, infeksi nifas seperti sepsis masih merupakan penyebab utama kematian ibu dinegara berkembangan. Upaya pencegahan persalinan dengan yang bersih dan aman masih merupakan upaya utama. Keadaan utama disebabkan oleh karena konsekuensi ekonomi disamping ketersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehata dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.

B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian masa nifas 2. Mengetahui perubahan fisiologi yang terjadi pada pasca persalinan

Perawatan Nifas

Page 1

3. Mengetahui proses involusi dan lamanya proses involusi pada uterus 4. Mengetahui proses terjadinya laktasi pasca persalinan 5. Mengetahui manfaat ASI 6. Mengetahui kebutuhan dan perawatan pasca persalinan

C. Manfaat Sebagai tambahan ilmu bagi mahasiswa Kedokteran Universitas Cenderawasih semester VIII (delapan).

Perawatan Nifas

Page 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Puerperium (masa nifas) adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan. Lama periode ini yaitu 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Nifas terbagi menjadi 3 periode : 1) Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6 minggu. 3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu, bulan atau tahunan. Kejadian dalam masa nifas adalah involusi dan laktasi.

2. Fisiologi a. Uterus Involusi uterus Segera setelah plasenta lahir, fundus uterus yang berkontraksi berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Korpus uterus yang terdiri dari miometrium ditutupi oleh serosa dan dilapisi oleh desidua basalis. Dinding anterior dan posterior berada berdekatan, masing-masing
Perawatan Nifas Page 3

memiliki ketebalan 4-5 cm. Pada potongan uterus masa nifas tampak iskemik karena pembuluh-pembuluhnya tertekan oleh miometrium yang berkontraksi. Ukuran uterus tetap sama dan kemudian menciut, dalam waktu 2 minggu uterus turun ke dalam rongga pelvis minor dan tidak lagi dapat diraba di atas simpisis. Uterus biasanya kembali ke ukuran semula sekitar 4 bulan. Involusi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi uterus ini disebabkan oleh proses autolisis, yang mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai bukti dapat dikemukan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi. Segera setelah pascapartum, berat uterus menjadi kira-kira 1000 gr. 2 hari setelah pelahiran uterus mulai berinvolusi. Pada minggu pertama, beratnya sekitar 500 gr. Pada minggu ke 2 beratnya sekitar 300 gr dan telah turun masuk ke pelvis sejati. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran, uterus kembali ke ukuran sebelum hamil yaitu 100 gr atau kurang. Dalam 2 atau 3 hari setelah persalinan, desidua yang tersisa didalam uterus berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu: pertama, lapisan superfisial menjadi nekrotik dan terlepas dalam bentuk lokia. Kedua, lapisan basal berisi fundus kelenjar endometrium tetap utuh dan merupakan sumber endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali di tempat plasenta menempel. Permukaan bebas dilapisi epitel dalam seminggu atau 10 hari, dan keseluruhan endometrium pulih pada minggu ketiga. Vagina dan introitus vagina pada awal masa nifas membentuk saluran yang lebar berdinding halus yang secara bertahap mengecil. Rugae muncul kembali diminggu ketiga. Himen menjadi tonjolan-tonjolan jaringan, yang selama sikatrisasi diubah menjadi kurunkula mirtiformis yang khas pada perempuan yang pernah melahirkan.
Perawatan Nifas Page 4

Ligamen-ligamen Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor setelah melahirkan, kebiasan wanita Indonesia melakukan berkusuk atau berurut, dimana sewaktu dikusuk tekanan intra-abdomen bertambah tinggi. Karena setelah melahirkan ligamen, fasia, jaringan penunjang menjadi kendor, jika dilakukan kusuk atau urut, banyak wanita akan mengeluh kandungannya turun atau terbalik. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gimnastik pasca persalinan.

Pembuluh darah Dalam kehamilan, uterus memiliki banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar. Setelah pelahiran, diameter pada pembuluh darah mengecil kira-kira ke ukuran sebelum kehamilan (normal).

Involusi tempat perlekatan plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. pada bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut hal ini sebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar didasar luka.

Perawatan Nifas

Page 5

Saluran Kemih Pemeriksaan sistoskopi segera setelah partus memperlihatkan edema, hiperemia dinding kandung kemih dan ekstravasasi darah submukosa. Kandung kemih masa nifas memiliki kapasitas yang lebih besar dan relatif insensitif terhadap tekanan cairan intravesika, karena itu distensi berlebihan, pengosongan yang tidak tuntas dan peningkatan residu urin harus di waspadai. Faktor yang ikut berperan adalah analgesia konduksi dan gangguan temporer fungsi saraf kandung kemih. Sisa urin dan bakteriuria pada kandug kemih yag mengalami trauma, disertai dilatasi pelvis ginjal dan ureter, menciptakan kondisi optimal terjadinya infeksi saluran kemih. Ureter dan pelvis ginjal yang berdilatasi akan pulih ke keadaan prahamil dalam 2-8 minggu setelah pelahiran.

Peritoneum dan dinding abdomen Ligamentum latum dan ligamentum rotundum memerlukan waktu yang cukup lama untuk pulih dari perenggangan dan longgar pada dinding perut selama kehamilan. Pecahnya serat-serat elastik kulit dan peregangan yang berkepanjangan, ditimbulkan oleh uterus yang membesar, dinding abdomen tetap lunak dan bergelambir selama beberapa waktu, bila kembali ke keadaan normal memerlukan waktu beberapa minggu. Pemulihan di percepat oleh olahraga. Kecuali strie yang keperakan, dinding abdomen biasanya kembali kekeadaan prahamil, jika otot atonik maka abdomen akan tetap kendur.

b. Laktasi Endokrinologi Laktasi Progesteron, estrogen, dan laktogen plasenta (prolaktin) sangat berperan dan bersama-sama menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan struktur penghasil ASI. Setelah terjadi pelahiran, terdapat penurunan besar
Perawatan Nifas Page 6

kadar estrogen dan progesteron secara tiba-tiba. Sehingga memungkinkan efek laktogenik prolaktin mengambil peran dalam memproduksi ASI. Prolaktin ini selanjutnya bekerja pada payudara untuk mempertahankan kelenjar mamaria agar mensekresikan ASI kedalam alveoli untuk periode laktasi selanjutnya. Lobus posterior hipofise mengeluarkan oksitisin untuk merangsang pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI adalah reflex yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Bila

lonjakan prolaktin ini terhambat karena kerusakan dihipotalamus atau hipofisis maka payudara akan kehilangan kemampuannya untuk

memproduksi ASI. Hipotalamus memegang peran dalam mensekresi prolaktin. Ketika bayi mengisap pertama kali, ternyata impuls sensorik pertama harus ditransmisikan dari puting susu ke medulla spinalis dan kemudian ke hipotalamus dan menyebabkan hipotalamus menyekresi prolaktin. Kadar prolaktin plasma menurun setelah pelahiran lebih rendah daripada masa kehamilan, namun setiap bayi mengisap akan menaikkan kadarnya.

ASI Masing-masing payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan ASI. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan ASI. Saluran-saluran yang halus ini bersatu menjadi satu aliran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut ductus lactiferous yang memusat menuju ke puting susu di mana masingmasing bermuara. Komponen utama air susu adalah protein, laktosa, air, dan lemak. Air susu bersifat isotonik dengan plasma, laktosa menentukan sebagian dari tekanan osmotik. Protein utama dalam susu adalah -laktabumil, -

Perawatan Nifas

Page 7

laktoglobulin, dan kasein disintesis di retikulum endoplasma kasar sel sekretorik alveolus. Asam amino esensial berasal dari darah. Pada keadaan normal, besar aliran dan lama laktasi sebagian besar dikontrol oleh rangsangan menyusui berulang. Rangsangan dari payudara mengurangi pengeluaran faktor penghambat prolaktin dari hipotalamus, sehingga memicu peningkatan sementara sekresi prolaktin dari hipofisis.

Kolostrum Setelah pelahiran, payudara menyekresikan kolostrum, suatu cairan yang berwarna kuning tua. Cairan ini dikeluarkan dari papilla mammae pada hari kedua pascapartum kemudian berlanjut selama kira-kira 5 hari. Kolostrum juga mengandung lebih banyak protein, mineral, lebih sedikit pada gula dan lemak pada ASI biasa. Kolostrum mengalami perubahan bertahap menjadi air susu matang dalam waktu 5 hari. Kolostrum juga mengandung antibodi dan immunoglobulin A (IgA) yang dikandungnya memberikan perlindungan bagi neonatus terhadap infeksi saluran cerna.

Imunologi Menyusui Antibodi didalam kolostrum manusia sulit diserap oleh bayi. Imunoglobulin predominan dalam ASI adalah IgA sekretorik, suatu makromolekul yang penting dalam proses antimikroba dimembran mukosa tempat zat tersebut disekresikan. IgA sekretorik dalam ASI bekerja lokal dalam didalam saluran pencernaan bayi. IgA melaksanakan fungsinya dengan mencegah perleketan bakteri ke permukaan sel epitel, sehingga invasi jaringan dapat dicegah.

Perawatan Nifas

Page 8

Perawatan Payudara Pada papilla mammae perlu diperhatiankan kebersihannya, selain itu juga fisura pada kulit. Fisura kulit pada papilla mammae menimbulkan nyeri bila menyusui, dan pengaruh yang membahayakan terhadap produksi ASI. Retakan juga memberikan jalan masuk terhadap bakteri piogen. Karena susu yang mengering kemungkinan besar berakumulasi dan mengiritasi papilla mammae, pembersihan aerola dengan air dan sabun lembut bersifat membantu sebelum dan setelah menyusui. Ketika papila mammae teriritasi atau terdapat fisura, maka diperlukan penggunaan lanolin topikal dan pelindung papilla mammae selama 24 jam atau lebih. Jika fisuranya berat, bayi sebaiknya jangan disusui pada payudara tersebut. Selain itu, payudara harus dikosongkan secara teratur dengan pompa sampai lesi tersebut sembuh.

3. Klinis Nifas Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan adanya infeksi bakteri apapun yang menyerang saluran reproduksi setelah pelahiran. a. Demam Nifas Suhu badan dalam nifas hendaknya normal dan tiap kenaikan suhu diatas 38C harus dianggap sebagai tanda infeksi, kecuali kalau nyata disebabkan oleh hal-hal lain. Bakteri penyebab infeksi pada demam nifas adalah Streptococus grup A, sedangkan penyebab lainya adalah pembengkakan pada payudara akibat ibu yang tidak menyusui, pielonefritis atau infeksi pada saluran kemih harus diwaspadai karena ada residu urin dan bakteriuria pada system saluran yang mengalami trauma.

Perawatan Nifas

Page 9

b. Lochia Merupakan pada awal masa nifas biasanya ditandai dengan keluar cairan dari vagina, cairan tersebut disebut Lochia. Terdiri dari eritrosit, potongan jaringan desidua, sel epitel, dan bakteri. Lochia tidak lain dari pada secret luka, yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta. Lochia rubra (cruenta) : terdapat pada hari pertama setelah pelahiran tersebut duh tersebut berwarna merah karena adanya darah yang jumlahnya cukup banyak . Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lender hari 3-7 pasca persalinan. Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 714 pasca persalinan Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu. Warna disebabkan karena banyak leukosit terdapat didalamnya Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. Lochiostatis : lochia tidak lancar keluarnya.

4. Perawatan ibu pada Masa Nifas a. Early Ambulation Yang dimaksud dengan early ambulation adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita dari tempat tidurnya dan

membimbingnya selekas mungkin berjalan.

Penderita sudah diperbolehkan

bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Dan tidak perlu menahan penderita terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Beberapa keuntungan dari early ambulation : Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early ambulation Faal usus dan kadang kencing lebih baik

Perawatan Nifas

Page 10

Early ambulation memunkinkan kita mengajar ibu memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian, member makanan dan lain-lain. Selama ibu masih dirumah sakit.

Lebih sesuai dengan keadaan dengan di Indonesia (sosial-ekonomis)

Menurut penelitian-penelitian yang seksama early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, tidak memperbesar kemungkinan prolaps atau retroflexio. Early ambulation ini tidak dibenarkan bagi pasien dengan penyakit, misalnya : Anemia Penyakit Jantung Penyakit Paru Demam dan lain-lain

b. Miksi Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadangkadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. Sphincter ani selama persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit berkemih, sebaiknya dilakukan kateterisasi.

c. Defekasi Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi feses keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika belum bisa dilakukan klisma.

d. Pemeriksaan Post Persalinan Di indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas atau 40 hari. Bagi wanita dengan
Perawatan Nifas Page 11

persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaan postnatal antara meliputi : Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dan lainlain. Payudara : ASI puting susu. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum. Sekret yang keluar, misalnya lochia, fluor albus. Keadaan alat-alat kandungan.

e. Edukasi untuk Ibu Post Persalinan Fisioterapi post persalinan sangat baik bila diberikan. Sebaiknya bayi disusui. Kerjakan gimnastik sehabis bersalin Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

f. Diet Tidak ada pembatasan diet bagi wanita yang telah melahirkan per vagina. Dua jam setelah persalinan per vagina jika tidak terdapat komplikasi, seorang wanita harus diizinkan makan. Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayursayuran dan buahbuahan karna makanan ibu sangat mempengaruhi ASI.

g. Datangnya Haid Kembali Haid datang kembali lebih cepat pada ibu yang tidak menyusui anaknya, dibanding ibu yang menyusui anaknya. Pada ibu yang tidak menyusui anaknya
Perawatan Nifas Page 12

biasanya haid datang 8 minggu setelah persalinan sedangkan ibu yang menyusui anaknya haid datang kembali lagi pada bulan yang ke 4. Amenorrhoe (tidak haid) pada masa laktasi disebabkan oleh karena terhalangnya ovulasi, karena hormon LTH.

h. Follow Up Setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri kembali pada enam minggu kemudian. Meliputi keadaan umum, tensi, air kencing, keadaan dinding perut, dan payudara diperiksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam yang telliti. Kalau ada kelainan, segera diobati.

Perawatan Nifas

Page 13

BAB III PENUTUP

Masa nifas merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan. Lama periode ini yaitu 6 minggu. Nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Kejadian dalam masa nifas adalah involusi pada uterus dan laktasi. Proses involusi uterus terjadi pada saat plasenta lahir di mana fundus uterus berkontraksi dan retraksi otot-ototnya sehingga mempercepat pengecilan sel-sel otot pada uterus. Involusi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil dan sitoplasmanya yang berlebihan dibuang. Involusi uterus ini disebabkan oleh proses autolisis, yang mana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai bukti dapat dikemukan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi. Uterus biasanya kembali ke ukuran semula sekitar 4 bulan. Setelah terjadi pelahiran, terdapat penurunan besar kadar estrogen dan progesteron secara tiba-tiba. Sehingga memungkinkan efek laktogenik prolaktin mengambil peran dalam memproduksi ASI. Masing-masing payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan ASI. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan ASI. Saluransaluran yang halus ini bersatu menjadi satu aliran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut ductus lactiferous yang memusat menuju ke puting susu di mana masingmasing bermuara. Pengeluaran ASI adalah reflex yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Pada ASI terdapat kolostrum yang mengandung antibodi dan immunoglobulin A (IgA) yang memberikan perlindungan bagi bayi terhadap infeksi saluran cerna.

Perawatan Nifas

Page 14

Perawatan nifas pada ibu pascapartum meliputi early ambulation, miksi, defekasi, pemeriksaan post persalinan, edukasi untuk ibu post persalinan, diet, datangnya haid kembali dan follow up.

Perawatan Nifas

Page 15

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham,Gary, F,dkk. 2012. Obstetri Williams edisi ke 23 volume 1. Jakarta: EGC 2. Gant, Norman, F, dkk. 2010. Dasar-dasar Ginekologi dan Obsetetri. Jakarta: EGC 3. Mochtar, rustam, dkk. 1998. Sinopsis Obstetri edisi ke 2. Jakarta: EGC 4. Hall, guyton. 1997. Buku Ajar Fisiolog Kedokteran edisi 9. Jakarta: ECG 5. Prawirohardjo, sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Perawatan Nifas

Page 16

You might also like