You are on page 1of 18

KONSEP, KARAKTERISTIK DAN SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Oleh : KELOMPOK 1 1. IIN SOLIHIN 2. MUFRODI AMMAS 3. CUCU SAFARUDIN 4. HJ.OLIAH 5. KASMANI 6. SUYATNO 7. AGUS HENDRAYANA 8. DEDI DAMHUDI

Disampaikan dalam perkuliahan Landasan Pendidikan Islam Magister Teknologi Pendidikan Universitas Islam As-syafiiyah Jakarta, 2013

MUKADIMAH
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taala Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan semua keluarga serta sahabat-sahabatnya. Mata kuliah Landasan Pendidikan Islam adalah untuk mengintegrasikan konsep dan teori pendidikan modern dan pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang telah lama teruji sebagai system pendidikan yang memanusiakan manusia dan membinanya secara intergral menjadi insan kamil sebagai tujuannya. Dalam penyampaian makalah ini akan dibahas sebagian kecil dari Landasan Pendidikan Islam yaitu Konsep Pendidikan Islam, Karakteristik Pendidikan Islam, dan Sumber-sumber Pendidikan Islam Makalah yang kami kerjakan ini jauh dari sempurna sehinga kritik dan saran kami harapkan agar makalah ini bisa lebih sempurna dan bermanfaat. Sebagai penutup, kami mohon kepada Allah Subhanahu wa Taala agar memberikan rejeki kepada kita semua berupa keikhlasan dan semoga memberikan taufik kebenaran kepada kita, serta mengarahkan kita pada akhir kehidupan yang baik. Wa Shallallahu ala Muhammad waala Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Kelompok 1

BAB I KONSEP PENDIDIKAN ISLAM


A. Definisi Pendidikan Pendidikan memiliki ragam dalam definisinya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia1, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan, dan cara mendidik). Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1) 2 , pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yang sudah sejak lama menyatakan bahwa pendidikan umumnya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa depan bangsa.

B. Definisi Pendidikan Islam DR. Yusuf Qaradhawi3 memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya.
1 2

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976), h.250 www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf 3 www.islamic.xtgem.com/pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna(At-Tarbiyyatul Islamiyah wa Madrasatu Hasan al Banna

Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut Ali Ahmad Madkur 4 Pendidikan Islam adalah serangakaian pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh lembaga pendidikan Islam kepada peserta didiknya untuk mengembangkan dan membina potensi mereka dengan sempurna dan integral, baik akal, fisik, dan emosional mereka serta meluruskan moralitas dan akhlak mereka searah dengan kemampuan yang mereka miliki untuk dapa memakmurkan dan membangun dunia ini sesuai dengan sistem Allah dan syariatnya. Selain itu, Prof. DR. Hasan Langgulung 5 merumuskan pendidikan Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Oleh karenanya, proses tersebut berupa bimbingan subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam. Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad mengandung implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmatan lil alamin. Wahyu Allah dan Tindakan Rasulullah tersebut dijadikan sumber pendidikan Islam. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah kumpulan usaha atau kegiatan pembinaan serta pengembangan yang berproses secara bertahap dan sistematik yang meliputi semua unsur kemanusian berupa akal, ruh, hati, dan fisik serta semua potensi iman dan takwa, sosial, akhlak, karakter, dan keterampilan guna menuju sebuah kesempurnaan dan keutuhan sebuah pribadi muslim.

4 5

Ali Ahmad Madkur,Manhaj Tarbiyah Islamiyah,(Kuwait:Maktabah Al-Falah,1983) h.78 Hasan langgulung,Pendidikan dan Peradaban Islam,(Jakarta:Pustaka al Husna ,1985 cet.III) h.10

C. Konsep Pendidikan Islam Konsep pendidikan d a l a m I s l a m m e n a w a r k a n s u a t u s i s t e m p e n d i d i k a n y a n g holistik dan memposisikan agama dan ilmu pengetahuan sebagai suatu hal yang seharusnya s a l i n g m e n g u a t k a n s a t u s a m a l a i n , ya n g s e c a r a u m u m d i t u n j u k k a n d a l a m d o a Rasulullah : Ya Allah, ajarilah aku apa yang membawa manfaat bagiku, serta karuniakanlah padaku ilmu yang bermanfaat . D a r i d o a t e r s e b u t t e r u n g k a p bahwa kualitas ilmu yang didambakan dalam Islam adalah kemanfaatan dari ilmu itu.

Hal ini terlihat dari hadits Rasulullah : Iman itu bagaikan badan yang masih polos, pakaiannya adalah taqwa, hiasannya adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu. Konsep pendidikan dapat terealisasi bila mengandung Rukun Pendidikan ( unsur dan komponen pendidikan ) yaitu: Dosen / Guru / Ustadz / Pendidik Murid / Santri / Peserta Didik Kurikulum Kurikulum pendidikan harus mempunyai Tujuan, konten, metode, sarana (media), dan evaluasi. Lingkungan6

Konsep pendidikan Islam mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mewarnai proses dan kurikulumnya, yang diberikan oleh keluarga dan lembaga pendidikan untuk mewujudkan manusia yang utuh.

Dr.H.Khairan M.Arif.M.Ed, Hand out landasan Pendidikan Islam ,(Jakarta: Universitas Islam Assyafiiyah,2013)h.3

BAB II KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM


Definisi Karakteristik Sebelum berbicara jauh mengenai karakteristik pendidikan Islam, ada baiknya kita melihat kembali berbagai pengertian dari karakteristik. Hal ini penting dilakukan tidak hanya sebagai pembatas masalah namun juga berguna sebagai penyatuan pandangan akan apa yang dibicarakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 7 , karakteristik diartikan sebagai ciri-ciri khusus dari suatu hal. Ciri yang dapat dijadikan pengenal akan suatu identitas. Satu-dua ciri sangat mungkin sama dengan hal lainnya, tapi jika semua ciri dibandingkan maka akan terlihat jelas perbedaannya.Dengan kata lain karakteristik dapat dijadikan pedoman dalam mengenali (mengidentifikasi) sebuah hal atau fenomena.

Karakteristik Pendidikan Islam Dalam penjabaran definisi di atas dapat kita lihat dengan jelas perbedaan yang mendasar antara pendidikan modern ( pendidikan umum ) dan pendidikan Islam. Perbedaan inilah yang nantinya akan tersirat secara gamblang dalam pelaksanaan masing-masing metode pendidikan. Di bawah ini merupakan karakteristik dari Pendidikan Islam yang diambil dari Said Ismail Al-Qadhi yang merumuskan 7 ( tujuh ) karakteristik Pendidikan Islam yaitu : 1. Pendidikan yang Agung dan Suci 2. Pendidikan yang Konfrehensif dan Integral 3. Pendidikan yang Realistis 4. Pendidikan yang Berkontinuitas 5. Pendidikan yang Seimbang 6. Pendidikan yang Global / Internasional 7. Pendidikan yang Tumbuh dan Berkembang8

7 8

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976) Said Ismail Al Qadhi, Tarbiyah Islamiyah Baina Ashalah wal Muaashirah,(Kairo:Alam Al Kutub,2004)h.21

1. Pendidikan yang Agung dan Suci Pendidikan Islam bersumber langsung dari Allah swt. melalui Al-Quran dan AsSunnah. Dengan kata lain, pendidikan Islam merupakan sebuah proses mengenal dan pengakuan secara nyata atas Allah swt. Proses pendidikan Islam adalah sebuah proses dimana seorang manusia berhubungan langsung dengan penciptanya. Definisi pendidikan yang diutarakan oleh Prof. DR. Hasan Langgulung semakin menjelaskan bahwa pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai kesakralan yang disebabkan hubungan manusia dengan Tuhannya. Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia sebagai Khalifah fil Ardl untuk beramal di dunia dan mendapat pahala di akhirat.

2. Pendidikan Yang Komprehensif dan Integral Komprehensif memeliliki pengertian luas dan lengkap. Sebagai ajaran yang komprehensif, menurut berbagai sumber, Islam memiliki beberapa karakteristik yang dapat dijadikan landasan berpikirdalam kehidupan sehari-hari. Pertama, Islam merupakan ajaran (pendidikan) yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Islam tidak mengenal sekat geografis yang membatasi manusia selama ini. Jarak dan letak tidakmenjadikan Islam sebagai ajaran yang ditujukan hanya untuk sekelompok orang saja, melainkanuntuk seluruh umat manusia di segala penjuru dunia. Kedua, Islam sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya akan terus berlaku sampai kapanpun. Islam akan terus menjadi pedoman hidup manusia, akan terus berlaku di zaman apapun. Ketiga, Islam sebagai ajaran yang integral, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Islam berbicara dari masalah yang paling pribadi hingga kemasyarakatan dan kenegaraan. Masalah sosial,hukum, sains, ekonomi, dari adab melakukan kegiatan sehari-hari hingga kepermasalahan politik nasional dan internasional. Islam berbicara tidak hanya masalah ideologi saja, tetapi juga seluruh segi kehidupan manusia. Ajaran Islam merupakan ajaran yang tidak terputus antara yang satu dengan yang lainnya. Terdapat hubungan yang kuat dan koneksi yang jelas dalam semua ajaran Islam. Itulah sebabnya dalam rukun Islam sebagai dasar peribadatan bagi kaum muslim, selain diwajibkan shalat sebagai sarana penghambaan secara langsung kepada Allah, juga ada ibadah zakat yang berhubungan dengan kepentingan sesama manusia. Secara empiris, dampak ibadah diharapkan akan menyentuh sisi kesejahteraan masyarakat, tidak hanya peningkatan kualitas spiritual.

3. Pendidikan Yang Realistis Pendidikan Islam berjalan secara jelas dan nyata terhadap kehidupan dalam masyarakat. Realistis terhadap segala aspek kehidupan, baik yang bersifat sosial ataupun bersifat ilmiah. Dikatakan menurut Omar Muhammad Al-Taumy Al-Syabani, pendidikan Islam bersifat realistis dan jauh dari khayal serta berlebih-lebihan. Praktis dan realistis dengan fitrah manusia, sejalan dengan suasana serta sesuai dengan kesanggupan manusia baik secara individu ataupun masyarakat. Contoh nyata akan ciri realistis ini sudah banyak dijumpai. Anggapan akan ajaran Islam yang tidak dapat diterima dan tidak dapat aplikasikan kembali dipatahkan oleh manusia sendiri. Dijelaskan oleh Rina Novia9, bagaimana Rasulullah telah menjadi guru yang sangat hebat dan telah mencetak banyak murid yang hebat pula. Metode-metode yang digunakan Rasulullah pada saat itu nyatanya masih sangat applicable pada zaman sekarang ini, bahkan tidak dapat digantikan. Krisis yang terjadi saat ini pada dunia anak-anak kita telah dapat dijawab oleh Islam jauh sebelumnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berjalan seiring dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan berpijaknya.

4. Pendidikan Yang Berkontinuitas Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat (HR. Muslim).10 Kontinu di sini memiliki arti dilakukan terus-menerus tidak hanya untuk mendapatkan sesuatu yang baru tapi juga mengembangkan dan memanfaatkan apa yang telah diperoleh. Dalam pendidikan Islam, tidak ada kata selesai dalam menuntut ilmu. Setiap manusia wajib belajar sepanjang hayat (long-life education), Sebuah keharusan bagi seorang manusia untuk terus memperdalam ilmunya, tidak hanya melalui bangku pendidikan, justru tantangan itu akan jauh lebih besar ketika seorang manusia tiba di tengah-tengah masyarakat. Tantangan tidak hanya untuk terus mengembangkan keilmuan tetapi juga untuk mendayagunakan bagi kehidupan. Dari Abdullah bin Masud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda: Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al9

10

Rina Novia, Super Teacher Super Student,(Jakarta: Zikrul Hakim,2010) http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/

Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain. (HR Bukhari).11

5. Pendidikan yang Seimbang Pendidikan Islam tidak hanya mementingkan satu sisi pendidikan saja, tapi juga membangun manusia secara seimbang (utuh) akal dan hatinya, jasmani dan rohaninya. Keseimbangan yang tercipta merupakan keseimbangan hidup dalam menjalankan aktivitas dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang berorientasi akhirat. Begitu juga sebaliknya, seimbang dalam menjalankan aktivitas yang berorientasi akhirat tanpa melupakan aktivitas dunia. Ajaran Islam menekankan aspek keseimbangan dalam segala hal. Seimbang dalam mengoptimalkan potensi akal, ruh dan jasad. Dalam Islam ditegaskan, seorang manusia akan mencapai sukses dalam kehidupannya, manakala bisa mengintegrasikan seluruh potensinya dengan kadar yang seimbang, baik segi intelektual, emosional, fisikal dan spiritual. Keseimbangan dalam menjalankan aktivitas dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang berorientasi akhirat. Ini adalah salah satu implementasi dari keimanan seseorang akan adanya hari akhir. Setiap aktivitas yang kita jalankan hendaknya selalu didasari oleh motivasi ibadah dan keikhlasan untuk Allah Swt, agar segala yang kita lakukan tidak hanya bermakna duniawi, tetapi juga berarti bagi kehidupan akhirat kelak. Prinsip itu yang melatar-belakangi adanya doa-doa dalam setiap aktivitas kita sehari-hari, sehingga setiap kegiatan yang secara lahiriah bersifat duniawiyah pun akan bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Tak ada yang sia-sia atau hanya berdampak jangka pendek bagi seroang Muslim. Keseimbangan juga perlu dijaga dalam hal kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat, sehingga seorang manusia tidak berkembang menjadi seorang individualis. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam haditsnya, Diriwayatkan dari Jabir berkata,Rasulullah saw bersabda,Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR. Thabrani dan Daruquthni)12. Inti dari hadist tersebut dia atas adalah kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya komitmen individual kita
11 12

http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/ Ibid

6. Pendidikan yang Global / Internasional Agama yang universal (rahmatan lil alamin) Islam dapat diterima oleh semua suku, golongan, ras, dan bangsa. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik pendidikan Islam yang lainnya. Dengan karakter pendidikan Islam sebelumnya menjadikan pendidikan Islam sangat mudah diterima oleh semua golongan tidak hanya zaman dahulu, sekarang, ataupun yang akan datang. 7. Pendidikan Yang Tumbuh dan Berkembang Ilmu-ilmu pengetahuan yang seluruhnya bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah belum sepenuhnya dapat diungkap oleh manusia, keterbatasan manusia menjadi salah satu penyebabnya. Namun disanalah yang membuat pendidikan Islam akan terus tumbuh dan berkembang. Dengan bersumber Al-Quran dan As-Sunnah, akan terus bermunculan penemuan-penemuan baru, teori-teori baru, sebagai bentuk pendidikan Islam yang tidak pernah berhenti untuk tumbuh dan berkembang. Karakter yang terdapat pada diri pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas posisi pendidikan Islam diantara jenis pendidikan-pendidikan yang lainnya. Namun dengan melihat kondisi yang ada saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi pendidikan Islam, dimana tantangan tersebut tidak hanya yang bersifat internal namun juga yang datangnya dari luar Islam sendiri. Menurut Muhaimin13 Tantangan- tantangan tersebut harus mampu dijawab setiap elemen yang ada dalam pendidikan Islam, mulai dari tingkat dasar hingga ke tingkat perguruan tinggi. Dengan perhatian yang serius, pendidikan Islam nantinya, dan agama Islam dalam artian secara luas, dapat diterima oleh semua orang di muka bumi ini.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada ditengah masyarakat, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam.

13

Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2011)

BAB III SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM


A. AL QURAN Al-Qurn , Arab: )adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5, yang artinya: Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam14. Allah SWT mengajarkan kepada (manusia) dengan perantaran kalam. Allah SWT mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Allah swt telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw tentang ilmu pengetahuan, yaitu perantaraan baca. Hal ini dimaksudkan supaya dia menyebut asma Allah swt yang telah menciptakan langit, bumi, beserta isinya. Di samping itu Allah mengajarkan kepada manusia dengan perantaran kalamnya sehingga kita dapat mengetahui apa yang belum kita ketahui. Surat Al Alaq tersebut menerangkan betapa pentingnya sebuah ilmu pengetahuan sehingga hukum menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah ulama." (Faathir: 28)15; "Tiada yang memahaminya kecuali bagi orang-orang yang berilmu" (al-Ankabuut: 43) 16 Firman Allah: Hai orang-rang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapanglapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

14 15

Departemen Agama RI,Al Quran dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002)h.904 Ibid h.620 16 Ibid h.565

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan . 17(alMujaadilah:11) "Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)18

B. AS SUNNAH (HADIST) Pengertian As-Sunnah Yang dimaksud As-Sunnah di sini adalah Sunnah Nabi, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan sebagai syariat bagi umat ini. Termasuk didalamnya apa saja yang hukumnya wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi pengertian umum menurut ahli hadits. Juga segala apa yang dianjurkan yang tidak sampai pada derajat wajib yang menjadi istilah ahli fikih As-Syaikh Muhammad Nashiruddin AlAlbani dalam Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fil Aqaid wa al Ahkam19 . As-Sunnah atau AlHadits merupakan wahyu kedua setelah Al-Quran sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah :Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupa dengannya. -yakni As-Sunnah-, (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad IV/130)
20

Para ulama juga menafsirkan firman Allah :dan supaya mengajarkan kepada mereka AlKitab dan Al-Hikmah (Al Baqarah ayat 129)21. Al-Hikmah dalam ayat tersebut adalah As-Sunnah seperti diterangkan oleh Imam As-Syafi`i, Setiap kata al-hikmah dalam AlQur`an yang dimaksud adalah As-Sunnah. Demikian pula yang ditafsirkan oleh para ulama yang lain seperti Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan22

17 18

Departemen Agama RI,Al Quran dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002) h.793 Ibid h.444

19

As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid wa Al Ahkam,(kuwait: Ad-Dar As-Salafiyah,1400 H,cet III)h.11 20 http://www.onislam.net/english/shariah/hadith/hadith-scholars/453031-imam-abu-dawud-202-275h.html 21 Departemen Agama RI,Al Quran dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002)h.24
22

Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan, Al-Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al Islamiyah ala Madzhab Ahli As Sunnah,(kuwait: Dar As-Sunnah,cet III)h.24

Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

a. Teknik menyampaikan ilmu Seseorang yang ditanya mengenai ilmu pengetahuan, sedangkan ia masih sibuk berbicara. Kemudian ia menyelesaikan pembicaraannya, lalu menjawab orang yang bertanya. Abu Hurairah r.a. berkata, Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, Kapankah kiamat itu? Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci apa yang dikatakannya itu. Dan sebagian dari mereka berkata, Beliau tidak mendengarnya. Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, Di manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat? Ia berkata, Inilah saya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat. Ia berkata, Bagaimana menyia-nyiakannya? Beliau bersabda, Apabila perkara (urusan) diserahkan (pada satu riwayat disebutkan dengan: disandarkan ) kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat. Membacakan dan Mengkonfirmasikan kepada Orang yang Menyampaikan Berita Al-Hasan, Sufyan, dan Malik berpendapat boleh membacakan.

Dari Sufyan ats-Tsauri dan Malik, disebutkan bahwa mereka berpendapat boleh membacakan dan mendengarkan. Sufyan berkata, Apabila dibacakan kepada orang yang menyampaikan suatu berita, maka tidak mengapa dia berkata, Ceritakanlah kepadaku, dan Saya dengar. Sebagian mereka memperbolehkan membacakan kepada orang alim dengan alasan hadits Dhimam bin Tsalabah yang berkata kepada Nabi saw., Apakah Allah memerintahkanmu melakukan shalat? Beliau menjawab, Ya. Sufyan berkata, Maka, ini adalah pembacaan kepada Nabi saw.. Dhimam memberitahukan hal itu kepada kaumnya, lalu mereka menerimanya. Malik berargumentasi dengan dokumen yang dibacakan kepada suatu kaum, lalu mereka berkata, Si Fulan telah bersaksi kepada kami, dan hal itu dibacakan kepada mereka. Dibacakan kepada orang yang menyuruh membaca, lalu orang yang membaca berkata, Si Fulan menyuruhku membaca.

Sabda Nabi saw., Seringkali orang yang diberi tahu suatu keterangan lebih dapat mengingatnya daripada yang mendengarkannya sendiri. (Saya berkata, Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Bakrah pada [64 - Al-Maghazi / 79 - BAB].) Apa yang Dilakukan oleh Nabi saw. tentang Memberi Sela-Sela Waktu (Yakni Tidak Setiap Hari) dalam Menasihati dan Mengajarkan Ilmu agar Mereka Tidak Lari (Berpaling) karena Bosan. Anas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, Mudahkanlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari. b. Kewajiban menuntut Ilmu Nabi bersabda: Tuntutlah ilmu semenjak buaian hingga liang lahat. (H.R. Ibnu Abdul Bari) Menuntut Ilmu itu wajib bagi setiap muslim.(H.R. Ibnu Adi dan Bayhaqi dari Annas) Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan dunia maka dengan ilmu dan barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat maka dengan ilmu dan barangsiapa yang menghendaki dunia dan akhirat maka harus dengan ilmu . (H,R, Tabrani) c. Cara Memperoleh Ilmu Nabi saw. bersabda, Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka ia dikaruniai kepahaman agama. .Dan beliau saw. bersabda, Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Abu Dzar berkata, Andaikan kamu semua meletakkan sebilah pedang di atas ini (sambil menunjuk ke arah lehernya). Kemudian aku memperkirakan masih ada waktu untuk melangsungkan atau menyampaikan sepatah kata saja yang kudengar dari Nabi saw. sebelum kamu semua melaksanakannya, yakni memotong leherku, niscaya kusampaikan sepatah kata dari Nabi saw. itu. d. Teknik refleksi dalam mendidik Pengulangan Pembicaraan Seseorang Sebanyak Tiga Kali dengan Maksud agar Orang Lain Mengerti Ibnu Umar berkata, "Nabi saw. bersabda, 'Apakah aku sudah menyampaikan?' (beliau ulangi tiga kali)." Anas r.a. mengatakan bahwa apabila Nabi saw. mengatakan suatu

perkataan beliau mengulanginya tiga kali sehingga dimengerti. Apabila beliau datang pada suatu kaum, maka beliau memberi salam kepada mereka tiga kali. Sumber-sumber pendidikan Islam; Al quran dan As sunah, telah mengatur segala hal yang diperlukan oleh manusia, yang di dalamnya dibahas tentang pendidikan secara lengkap.

BAB IV KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa depan bangsa. 2. Pendidikan Islam adalah kumpulan usaha atau kegiatan pembinaan serta pengembangan yang berproses secara bertahap dan sistematik yang meliputi semua unsur kemanusian berupa akal, ruh, hati, dan fisik serta semua potensi iman dan takwa, sosial, akhlak, karakter, dan keterampilan guna menuju sebuah kesempurnaan dan keutuhan sebuah pribadi muslim. 3. Konsep pendidikan Islam mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mewarnai proses dan kurikulumnya, yang diberikan oleh keluarga dan lembaga pendidikan untuk mewujudkan manusia yang utuh. 4. Karakteristik Pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada ditengah masyarakat, termasuk perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam. 5. Sumber-sumber pendidikan Islam; Al quran dan As sunah, telah mengatur segala hal yang diperlukan oleh manusia, yang di dalamnya dibahas tentang pendidikan secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1976), h.250

2. 3.

www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf www.islamic.xtgem.com/pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna (At-Tarbiyyatul Islamiyah wa Madrasatu Hasan al Banna )

4. 5.

Ali Ahmad Madkur,Manhaj Tarbiyah Islamiyah,(Kuwait:Maktabah Al-Falah,1983) h.78 Hasan langgulung,Pendidikan dan Peradaban Islam,(Jakarta:Pustaka al Husna ,1985 cet.III) h.10

6.

Dr.H.Khairan M.Arif.M.Ed, Hand out landasan Pendidikan Islam ,(Jakarta: Universitas Islam As-syafiiyah,2013)h.3 Said Ismail Al Qadhi, Tarbiyah Islamiyah Baina Ashalah wal Muaashirah,(Kairo:Alam Al Kutub,2004)h.21

7.

8. 9.

Rina Novia, Super Teacher Super Student,(Jakarta: Zikrul Hakim,2010) http://tonyzsma8smg.wordpress.com/2011/01/24/hadist-tentang-menuntut-ilmu/

10. Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam,(Jakarta: Rajawali Pers,2011) 11. Departemen Agama RI,Al Quran dan Terjemahannya,(Surabaya:Pustaka Agung Harapan,2002) 12. As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid wa Al Ahkam,(kuwait: Ad-Dar As-Salafiyah,1400 H,cet III)h.11 13. http://www.onislam.net/english/shariah/hadith/hadith-scholars/453031-imam-abuDawud-202-275.html 14. Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan, Al-Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al Islamiyah ala Madzhab Ahli As Sunnah,(kuwait: Dar As-Sunnah,cet III)h.24

You might also like