You are on page 1of 5

Cara Bertanya Kritis

CARA BERTANYA KRITIS Diantara cara bertanya kritis adalah bertanya lewat penalaran, kemudian dirumuskan suatu konsep permasalahan yang bersangkutan, lalu memulai bertanya dengan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dengan demikian, kita harus jeli dengan masalah yang bersangkutan agar mendapatkan ide ide yang kritis, serta diperlukan pula untuk berfikir secara negatif, agar menimbulkan suatu pertanyaan yang kritis. Bertanya secara kritis bukan hanya sekedar bertanya dan memojokkan nara sumber / penjawab pertanyaan, tetapi, bertanya secara kritis yakni dengan memberikan penilaian dan kritikan disamping bertanya. Hal yang pasti harus diketahui oleh penanya jika ia ingin bertanya secara kritis adalah harus mengetahui dan memahami hal hal atau topik pembicaraan yang sedang dibicarakan, sehingga dari segi dan sudut pandang tersebut, dapat terciptalah suatu pertanyaan kritis, jika sang penanya tidak memahami dengan pasti bagaimana alur peristiwa atau topik pembicaraan yang sedang didiskusikan, maka, ia tidak akan mampu memberikan pertanyaan pertanyaan kritis atas suatu masalah. Selain itu, pertanyaan yang diajukan harus merupakan pertanyaan yang berbobot, masuk akal, tidak hanya omong kosong belaka, dan bukan merupakan pertanyaan pertanyaan yang berniat dan bersifat menjatuhkan sang nara sumber atau penjawab, dan kita harus mempunyai suatu argumen yang kuat tentang masalah yang kita tanyakan dan juga menjadi topik pembicaraan. Disamping itu, pertanyaan yang diajukan tidak melampaui batas atau keluar dari pembicaraan yang ada. Ini merupakan yang memang seharusnya ditanyakan yang sebelumnya sudah dipertimbangkan dengan sematang mungkin sehingga meninbulkan suatu pertanyaan yang konkret dan tidak diragukan dari segi empiris dan rasionalnya. Dengan bertanya secara sistematis, terus menerus, menancing - mancing nara sumber / penjawab sampai mereka menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang diinginkan oleh si penanya, hingga dapat memuaskan si penanya dengan jawaban yang pas dan kritis pula. Tetapi dengan bertanya secara terus menerus dan mengajukan sebanyak banyaknya pertanyaan mengenai masalah yang ada, bukan berarti si penanya harus selalu menentang dan mendebat sang nara sumber / penjawab pertanyaan tersebut, melainkan si penanya juga harus selalu mempertimbangkan jawaban atau informasi yang diberikan oleh sang nara sumber, dengan demikian, jawaban yang telah diberikan oleh nara sumber tidak ditolak mentah mentah begitu saja, tetapi dipikirkan juga ketepatannya serta dipikirkan pula sisi negatif atau kekurangan dari jawaban tersebut yang belum jelas maksudnya oleh si penanya, lalu dengan hal tersebut, dapat menimbulkan suatu pertanyaan lagi yang bersifat lebih mendalam, detail, dan juga dapat bersifat kritis. Dengan disertai upaya klarifikasi pada setiap hasil pemikiran secara hati hati. Disamping dengan mengajukan benyak pertanyaan mengenai topik pembicaraan yang ada, perlu disertai juga dengan mengembangkan fenomena fenomena yang terjadi, dan ada kaitannya dengan topik pembicaraan yang sedang dibicarakan, yang membuat sang penjawab / nara sumber untuk berfikir keras dalam menjawab dan menanggapi pertanyaan tersebut, dengan demikian, maka akan terciptalan suatu jawaban yang kritis, jelas, tidak ambigu, serta benar benar diinginkan oleh si penanya. Dalam suatu masalah biasanya mengandung jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang terdiri dari 5 W dan 1 H, begitu pun bagaimana bertanya kritis tersebut, dengan cara

bertanya menggunakan 5 W dan 1 H, tetapi masih tidak keluar dari kerangka persoalan yang ada yang sedang dibicarakan, memiliki acuan yang kuat, dan harus menghormati pandangan dan jawaban dari nara sumber, tidak meremehkan nara sumber apapun jawaban dan pandangan mereka dan siapapun mereka. Apabila telah mendapatkan suatu jawaban dari sang nara sumber, jawaban yang kritis, maupun global, selanjutnya si penanya harus melakukan pengecekan dan uji coba pemahaman secara logika atau dengan cara yang lainnya, dengan eveluasi yang bersifat menyeluruh terhadap hasil pemikiran baik pemikiran sendiri, maupun dengan menampung pendapat dari orang lain. Lalu bertanya kembali dengan pertanyaan pertanyaan yang logis, efisien, kreatif, serta dengan tata bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sang nara sumber / penjawab. Yang diharapkan dapat melahirkan jawaban jawaban yang kritis, logis, efisien, dan tepat pula. Sering kali bertanya secara kritis diartikan dengan bertanya yang bertujuan untuk menentang suatu argumen yang tidak dan kurang disetujui oleh si penanya, tetapi, dalam artian luasnya, bertanya kritis merupakan bertanya sesuai dengan kebutuhan dalam suatu problem yang kurang dimengerti, yakni dengan bertanya sebanyak banyaknya, dan memancing mancing jawaban yang pasti, konkret, dan yang jelas, belum atau kurang dimengerti oleh si penanya tetapi juga tidak berlebihan, seperti menanyakan sesuatu yang sebenarnya sudah benar benar dipahami, apabila menanyakan hal hal yang sudah dipahami, itu bukanlah bertanya kritis, tetapi bertanya dalam rangka bertujuan untuk mendebat sang nara sumber / penjawab. Jadi, bukan hanya asal memperbanyak pertanyaan, sehingga pertanyaan pertanyaan yang benyak tersebut berubah menjadi pertanyaan pertanyaan yang malah berbelok dari permasalahan yang ada, sehingga pertanyaan pertanyaan tersebut tidak masuk akal bisa juga menjadi pertanyaan pertanyaan yang tidak layak untuk dijawab dikarenakan melenceng dari alur pembicaraan dan batas batas pembahasan permasalahan yang ada. Selanjutnya adalah dengan bertanya secara effective dan mencapai kesimpulan, dengan menggunakan paradigma yang berbeda, terkadang dengan spontan apabila memungkinkan, dan bisa juga dengan sedikit extreeme sehingga jawaban yang dilontarkan oleh nara sumber nantinya merupakan jawaban inti yang tepat, lugas, ilmiah, dapat dimengerti dan juga cerdas, disamping itu, Bertanya dengan memberikan solusi, disamping menanyakan, menyanggah, dan memperdebatkan suatu hal. Biasanya bertanya kritis juga dengan bertanya secara mendetail hingga ke akar, inti, dan pokok permasalahan yang ada. Dengan pengoreksian pertanyaan secara teliti dari ungkapan yang dijelaskan oleh sang nara sumber sebelum pertanyaan tersebut benar benar dilontarkan, agar menjadi suatu pertanyaan yang sistematis dan masuk akal, serta pertanyaan yang cerdas dan berkualitas, bukan hanya asal bertanta tanpa meninjau dari segala sisi permasalahan yang sedang dibahas.

ETERAMPILAN MENGANALISA SECARA KRITIS


Sikap kritis merupakan keterampilan yang perlu bagi semua mahasiswa. Esei dan pertanyaan-pertanyaan ujian seringkali menghendaki Anda untuk membuat 'evaluasi kritis' atas berbagai teori, gagasan dan makalah penelitian. Tujuan artikel ini menjelaskan jenis-jenis kegiatan agar orang bersikap kritis. 1. Yakin Apa yang akan perlu Anda kemampuan ketahui kritis lebih dulu. Anda.

Setiap orang dapat bersikap kritis! Menjadi kritis adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan -'mengapa'. Anak-anak selalu menanyakan hal ini; demikian pula setiap orang. Tanpa kita mampu mengkritik sejumlah gagasan yang ada beserta cara-cara untuk melakukannya, perubahan tidak akan pernah terwujud! Maka, hal pertama yang perlu Anda ketahui, yaitu bahwa Anda hendaknya yakin mampu melakukannya; memang, Anda telah melakukan nya dan bagus jika Anda bersikap kritis. Keterampilan Kritis Kerja

Seperti keterampilan-keterampilan lain, keterampilan menganalisis secara kritis berkembang dan terpelihara lewat proses kegiatan yang berkelanjutan. Keterampilan kritis akademis pertama-tama menghendaki agar Anda terlibat secara aktif dalam perkumpulan, organisasi dan asimilasi informasi selanjutnya. Setelah itu, hal ini dapat menjadi awal bagi analisis yang kritis. Melakukan analisis berarti membagi informasi menjadi beberapa bagian dan melihat bagaimana bagian-bagian itu menyatu. Pastikan bahwa Anda memiliki ruang untuk berpikir.

Perlu ruang (space) untuk berpikir. 'Ruang' dapat berarti tempat serta waktu; sehingga, Anda tidak terganggu oleh pihak lain pada saat Anda menjelaskan, mengembangkan dan menyatakan gagasan Anda. 2. Berpikir kritis barangkali dapat dan mungkin akan sedikit menyinggung!

Ke empat, Anda perlu tahu bahwa analisis kritis seringkali menghasilkan sejumlah gagasan baru yang tidak Anda miliki pada awal pekerjaan proyek Anda. Menguasai gagasan baru dapat dilaksanakan secara positif, (yaitu, 'Eureka' feeling!) atau secara lebih umum, ada perasaan frustrasi yang tidak nyaman. Jika atau ketika Anda merasakannya, Anda perlu tahu bahwa BUKAN berarti bahwa Anda 'tidak normal' atau 'tidak cukup cerdas'. Ini berarti bahwa Anda mempelajari, menyusun kembali gagasan-gagasan Anda yang ada di pikiran Anda memperluasnya. (Ingat proses 'asimilasi' dan 'akomodasi' dari Piaget sehingga tidak pernah mengatakan bahwa hal tersebut dapat menyinggung!). Seringkali Anda mengalami perasaan seperti 'menyerah' dan saat inilah akan muncul 'keberanian / courage'.

Apakah Analisis Kritis Berpikir Kritis itu? Beberapa hal yang perlu dipikirkan . . . 1. Analisis yang kritis (atau berpikir kritis) merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan, kejadian (peristiwa), situasi, benda, orang, dan pernyataan yang ada di balik makna yang jelas atau makna langsung. Analisis kritis mempersyaratkan sikap untuk berani menantang apa yang dikatakan atau dikemukakan oleh pihak-pihak yang lebih berkuasa -majikan, pemerintah dan lembaga. Analisis kritis mempertanyakan asumsi. Analisis kritis dapat digunakan untuk menantang perilaku atau praktek yang dilakukan seseorang atau menganalisis pekerjaan sebuah serikat, atau gerakan sosial, atau untuk menantang dan melawan (oppose) kekuatan-kekuatan dominan di dalam komunitas dan masyarakat. 2. Analisis kritis merupakan suatu kapasitas, potensi yang dimiliki oleh semua orang. Kendati demikian, analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak diasah (dipraktekkan). Selain itu, upaya untuk mempelajari cara pemakaian analisis kritis tidak pernah selesai. 3. Analisis kritis merupakan upaya pribadi atau upaya kolektif. 4. Analisis kritis menentukan kemungkinan suatu realitas baru, kesepakatan yang lebih baik (better deal), masyarakat yang lebih baik ke arah 'langkah' untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang tengah dianalisis. Selanjutnya, 'situasi baru' tersebut dapat dikaji dengan analisis kritis. 5. Peranti terpenting untuk melaksanakan analisis kritis, yaitu "pertanyaan". Meski demikian, analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau pertanyaan yang berangkat dari ketidaktahuan (ignorance) menuju ke pencerahan (enlightenment). 6. Ada sejumlah unsur penting yang dapat dipakai sebagai kerangka analisis kritis. 7. Pertama-tama, analisis kritis mensyaratkan pencarian fakta dan ciri situasi atau kenyataan yang dicoba-difahami. Kita bertanya dan mencari tahu: "Apa yang sebenarnya tengah berlangsung?"; "Apa akibat yang timbul dari situasi ini?"; "Apa dampak situasi atau kejadian atau pernyataan itu terhadap pihak lain?"; "Siapakah pihak yang diuntungkan oleh situasi atau usulan tersebut?"; "Siapakah yang dirugikan oleh situasi atau usulan tersebut?"; Apa penyebab terjadinya situasi tersebut? 8. Analisis kritis juga berusaha memahami "riwayat" pernyataan, situasi atau masalah yang perlu difahami. Analisis kritis mengkaji situasi atau peristiwa atau pernyataan yang tengah dalam proses perubahan. "Bagaimana situasi tersebut dapat terjadi? Seberapa permanenkah situasinya? Apa cara yang mungkin dilakukan agar situasi tersebut berubah? Apa penyebab perubahan tersebut? 9. Analisis kritis mengkaji situasi atau peristiwa dari sudut pandang yang utuh. Kontradiksi atau kebalikan dari sebuah situasi perlu dicari. Sehingga, ketika mengamati suatu-situasi baru atau sejumlah keadaan, muncul pertanyaan, "Apa yang terjadi dengan situasi lama, manakah yang tidak berubah? Apa yang terjadi dengan situasi positif / negatif?" Misalnya,

"keadilan sosial" hanya dapat dipikirkan dan dicapai lewat pemahaman tentang "ketidakadilan sosial " dan penyebabnya. 10...............................

You might also like