Berkemah mempunyai arti yaitu hidup di luar rumah dalam beberapa waktu, dengan menggunakan tenda dan alat-alat yang sederhana serta cara dan tujuan yang benar. Bagi masyarakat pedesaan, berkemah dilakukan dalam rangka mengolah tanah untuk ditanami berbagai tanaman yang bermanfaat bagi kehidupannya. Berkemah bukan saja dilakukan dengan cara menetap di satu tempat, juga dalam bentuk berpindah-pindah. Perlengkapan berkemahnya pun sangat sederhana, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam sekitarnya, seperti membuat gubuk (bivak/shelter) dari rumput alang-alang, daun-daunan, jerami dan sebagainya.
Berkemah atau camping saat ini semakin meluas, dan sudah menjadi semacam gaya hidup bagi masyarakat perkotaan untuk menghilangkan kejenuhan selama bekerja. Dan bagi anak-anak remaja, setiap masa liburan panjang, berkemah dilakukan untuk mengisi liburan, tidak terkecuali anggota Gerakan Pramuka maupun organisasi pecinta alam yang tumbuh subur dikalangan generasi muda.
Bagi sebagian masyarakat, berkemah dilakukan hanya sekedar mengisi liburan sekaligus berekreasi untuk menenangkan fikiran serta kejenuhan. Tapi bagi Anggota Gerakan Pramuka atau para Pecinta Alam, berkemah mempunyai tujuan dan manfaat yang lebih luas.
TUJUAN Berkemah atau Camping mempunyai tujuan, antara lain: 1. meningkatkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri 3. mengembangkan kepribadian dan kewiraswastaan. 4. meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan 5. rekreasi yang sehat 6. bakti sosial kepada rnasyarakat sekitarnya KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
2 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
7. mengumpulkan data dan informasi untuk penggunaan lebih lanjut.
MANFAAT Manfaat berkemah jika dilakukan secara baik dan teratur, antara lain: a. mempertebal Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. mengembangkan jiwa demokrasi, gotong royong, kerjasama dan setia kawan c. mengembangkan sifat kepemimpinan dan ketrampilan manajerial d. mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan e. mengembangkan rasa cinta alam dan lingkungan hidup f. mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri g. mengembangkan sifat disiplin h. mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan kesehatan i. mengembangkan rasa cinta tanah air dan membina kesatuan bangsa j. mengembangkan kemampuan bergaul dengan masyarakat dan orang lain. k. merupakan kegiatan rekreasi yang sehat, bermanfaat dan murah meningkatkan kemampuan berfikir l. menumbuhkan sikap peduli pada masyarakat sekitar, dan lain-lain.
MACAM-MACAM BERKEMAH Ada beberapa macam berkemah ditinjau dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dibedakan antara:
1. Perkemahan Bakti,contoh Perkemahan Wirakarya, Kemah Kerja dll. 2. Perkemahan ilmiah, yaitu untuk penelitian, pengumpulan data dan informasi. 3. Perkemahan Rekreasi 4. Perkemahan Pendidikan, untuk melatih watak, ketrampilan, pengetahuan dan berorganisasi. 5. Perkemahan mengenal daerah lain. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
3 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Ditinjau dari lamanya waktu yang dipergunakan untuk berkemah, adalah: 1. Perkemahan sehari (Pagi berangkat, sore pulang) 2. Perkemahan tetap (beberapa hari berkemah menetap di suatu tempat). 3. Perkemahan Safari (berpindah-pindah tempat). 4. Mengembara 5. Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami).
SASARAN DAN MOTIVASI Sebelum mengadakan perkemahan, harus ditentukan terlebih dahulu sasaran dan motivasi secara terperinci. Sasaran dalam perkemahan harus diketahui oleh setiap peserta maupun panitia penyelenggara. Sebab sasaran dan motivasi ini akan menyangkut masalah jumlah peserta, biaya, lamanya waktu perkemahan, peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa, alat transportasi dan lain- lain.
PERENCANAAN Agar perkemahan itu mencapai hasil yang baik, dibuat perencanaan yang baik. Untuk membuat rencana yang baik, dibutuhkan data-data yang lengkap tentang tempat atau lokasi perkemahan yang akan digunakan. Sebab itu, perlu diadakan peninjauan langsung di lapangan. Untuk mendapatkan data-data yang lengkap, peninjauan meliputi: a. keadaan medan tempat berkemah (termasuk air untuk masak dan mandi) b. kesehatan dan sarananya c. keamanan (gangguan binatang buas, alam dan manusia) d. pemilik arena perkemahan e tempat berbelanja yang terdekat (pasar, warung, dll) f. hubungan dengan aparat pemerintah setempat g. kemungkinan acara kegiatan dan bakti masyarakat yang dapat dilaksanakan KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
4 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
h. alat transportasi yang dipergunakan untuk mencapai lokasi, serta biayanya i. tempat-tempat dan obyek-obyek yang dapat dikunjungi, dan lain-lain.
Dari data-data yang diperoleh, kemudian disusun suatu perencanaan yang meliputi: a. Waktu yang akan dipergunakan: 1. lamanya perkemahan 2. kapan berangkat 3. kapan kembali 4. kapan menyelesaikan laporan dan pertanggungjawaban.
b. tempat untuk berkemah c. biaya berkemah d. untuk mencapai lokasi perkemahan, apakah dengan jalan kaki atau mempergunakan kendaraan. Kendaraan apa yang akan dipakai, milik siapa, dan jika menyewa berapa biayanya, dll. e. peserta perkemahan 1. jumlahnya 2. syarat-syaratnya f. pimpinan perkemahan, panitia penyelenggara dan pembagian tugas g. peraiatan yang diperlukan dari mulai persiapan, pelaksanaan hingga selesainya perkemahan, dan lain sebagainya.
TEMPAT PERKEMAHAN Tempat perkemahan yang ideal merupakan persyaratan utama agar perkemahan berhasil dengan baik. Tempat perkemahan yang baik adalah:
1. Mempunyai pemandangan yang indah dan ada tempat yang baik untuk upacara dan kegiatan. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
5 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. Aman dari gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab (pencuri/kenakalan) dan dari gangguan binatang (binatang buas, beracun dll). 3. Tersedianya air bersih untuk memasak, mandi dan cuci. 4 Pandangan sekeliling tidak terhalang. 5. Medan tempat perkamahan tidak tergenang air (letaknya miring). 6. Tempatnya mudah dicapai.
PERSIAPAN SEBELUM BERKEMAH Persiapan yang baik menjelang keberangkatan berkemah, merupakan bagian penting dari suskes atau tidaknya perkemahan. Persiapan itu meliputi:
a. Mental Persiapan mental para peserta sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dan masalah-masalah yang akan timbul selama perkemahan berlangsung.
b. Fisik Menyangkut kesehatan para peserta. Untuk itu peserta, jika perlu mempunyai surat keterangan dokter agar dapat diketahui makananmakanan apa saja yang boleh atau tidak dikonsumsi. Untuk itu, obat-obatan harus selalu tersedia dalam perkemahan.
c. Peralatan/ Perlengkapan Diusahakan untuk membawa peralatan/perlengkapan seringan mungkin. Untuk itu setiap peserta harus menyiapkan peralatan/ perlengkapan: 1. pribadi/perorangan 2. regu/kelompok/pasukan 3. gugusdepan/rombongan/Kwarran/Kwarcab
d. Bahan Makanan Bahan makanan yang penting dan dibutuhkan untuk kegiatan berkemah selama beberapa hari, meliputi:
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
6 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
1. Beras Kebutuhan beras atau nasi yang akan dimakan cukup banyak karena peserta harus makan tiga kali sehari.
Untuk setiap anak atau orang dengan berat badan 50 kg, dalam satu hari membutuhkan beras atau nasi sebanyak 750 gram (3 cangkir beras). Jadi setiap peserta dapat memperkirakan berapa liter beras yang diperlukan selama perkemahan.
2. Ikan Kering Pilih ikan yang benar-benar kering. Bila perlu, dikeringkan lagi diterik matahari sebelum berangkat berkemah. Banyak macam ikan kering, tapi yang cocok adalah ikan teri dan ikan asin.
3. Minyak Goreng Bawa sebotol minyak goreng. Memang banyak pilihan tapi yang paling murah adalah minyak kelapa.
4. Kopi, Teh dan Gula Kopi atau teh biasanya dirninum dua kali sehari, pagi dan sore. Air teh biasa dapat diminum sesudah makan. Untuk itu penggunaan gula harus dihemat dan diatur agar jangan sampai habis sebelum perkemahan berakhir. Takaran untuk gula setiap orang/anak perhari adalah 100 gram dan kopi 25 gram, sedangkan teh tidak begitu banyak kebutuhannya.
5. Garam Penggunaan garam tergantung pada selera rasa masakan. Selain untuk memasak, garam juga dibutuhkan untuk mencegah binatang seperti ular dengan menaburkan disekeliling tenda.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
7 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
6. Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih dan Jahe Cabai sangat dibutuhkan untuk membuat sambal sebagai penambah selera makan. Sedangkan bawang merah, bawang putih dan jahe untuk penyedap masakan.
7. Bahan Makanan Pengganti atau Tambahan Banyak bahan makanan pengganti atau sebagai tambahan yang mutu gizinya sebanding. Misalnya beras dapat diganti dengan mie (supermie, indomie dsb.) atau roti kering, terutama untuk sarapan pagi. Kedua bahan makanan pengganti atau tambahan itu cukup ringan untuk dibawa. Ikan kering dapat diganti dengan udang kering, cumi-cumi kering atau dendeng sapi. Makanan ini selain enak rasanya, jelas harganya jauh lebih mahal. Untuk bumbu masak jangan lupa membawa merica, kecap, terasi dan jeruk nipis. Selanjutnya untuk lauk-pauk lainnya, bawa juga kacang tanah, emping, telur, kentang, wortel, kacang panjang, kol dan mentimun.
Meskipun di tempat berkemah dapat diperoleh bermacam- macam bahan makanan, namun hal itu tidak boleh terlalu diandalkan. Jadi lebih baik membawa perbekalan yang dibutuhkan daripada harus mencari di lokasi perkemahan, karena belum tentu kebutuhan yang diharapkan tersedia disana.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
8 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. PENGEPAKAN PERALATAN
Persiapan menjelang keberangkatan berkemah merupakan bagian penting dari berhasil atau tidaknya suatu perkemahan. Salah satu persiapan yang perlu menjadi perhatian bagi para peserta adalah persiapan peralatan/perlengkapan berkemah. Prinsip yang harus dipegang oleh setiap peserta perkemahan dalam menyiapkan peralatan perlengkapan adalah membawa peralatan seringan, sedikit, selengkap dan sepraktis mungkin. Untuk itu perlengkapan berkemah perlu diperinci dan dicatat dalam buku inventaris, baik perlengkapan milik sendiri maupun yang dipinjam.
Peralatan atau perlengkapan yang akan dibawa terdiri dari:
1. Perlengkapan Pribadi/Perorangan: a. Ransel; gunakan ransel dari bahan yang kuat, ringan dan tidak mudah basah jika terkena hujan serta sesuaikan dengan lamanya berkemah. b. Pakaian Perjalanan; gunakan pakaian perjalanan dari bahan yang kuat dan mempunyai kantong banyak. Jangan membawa pakaian perjalanan dari bahan jean karena selain berat, jika basah akan lama keringnya. Baju dan celana perjalanan sebaiknya jangan yang terlalu ketat atau terlalu longgar. Dianjurkan membawa baju lengan panjang untuk menghindari tangan atau lengan dari goresan duri ketika menerobos belukar. c. Pakaian Tidur; selain training pack bawa juga kain sarung, selain untuk penahan dingin dapat digunakan untuk sholat/ sembahyang. d. Jaket Tebal; sebaiknya dari bahan nilon berlapis kain dan mempunyai ponco dilehernya. e. Kantung Tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras); sangat berguna untuk penahan dingin. f. Pakaian Cadangan; bawa secukupnya dan masukkan dalam kantong plastik. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
9 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
g. Peralatan Makan; berupa piring, sendok, garpu, gelas atau mug, tempat air atau peples. h. Peralatan Mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk. i. Sepatu; pakailah sepatu yang menutupi hingga mata kaki dan sepatu yang baik adalah yang terbuat dari kulit. j. Kaos Kaki; bawa beberapa pasang dan simpan dalam kantong palstik. k. Sarung Tangan; selain berguna untuk melindungi tangan sewaktu menebas belukar, juga dapat digunakan untuk penahan dingin. l. Topi; bawalah topi yang terbuat dari kain dan bertepi lebar. m. Senter; jangan lupa untuk membawa bateray cadangan. Selain untuk penerangan dapat berguna untuk memberi isyarat jarak jauh. n. Peluit; sangat berguna untuk alat komunikasi. o. Korek Api; selain korek api gas, korek api kayu juga perlu disiapkan. Untuk itu, sebaiknya disimpan dalam tabung plastik bekas film berikut kertas pemantiknya. p. Ponco; sangat berguna untuk jas hujan, tenda darurat/bivak, alas tidur, tandu darurat serta penampung air hujan. Jika tidak ada ponco, bawalah plastik agak tebal seukuran taplak meja makan. q. Obat-obatan Pribadi; jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi untuk pencegahan.
Untuk berkemah di pegunungan dan berkemah di tepi laut/pantai, jenis pakaian yang dibawa harus berbeda. Jika berkemah ditepi laut/pantai, sebaiknya membawa pakaian yang praktis dan ticlak terlalu merepotkan seperti kaos oblong, celana pendek dan pakaian renang.
2. Perlengkapan Regu/Kelompok/Pasukan Yang perlu dipersiapkan dan dibawa berupa: a. Tenda Regu/Kelompok lengkap dengan tali dan pasaknya KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
10 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
b. Bendera Regu/Kelompok c. Bendera Semaphore untuk alat komunikasi d. Cangkul atau singkup kecil yang mudah dilipat e. Golok atau pisau, kampak f. Tongkat g. Alat dapur berupa kompor, panci, wajan, tempat nasi, ember h. Lentera atau lampu badai i. Lilin j. Kompas k. Peta lokasi (jika ada) I. Payung lipat m. Alat tidur dari plastik kedap air n. Tali secukupnya o. Kotak P3K, berisi obat sakit perut, sakit kepala, obat luka, dll.
JENIS DAN BENTUK RANSEL Peralatan atau perlengkapan pribadi yang akan dibawa berkemah harus dimasukkan kedalam ransel, disusun sedemikian rupa agar teratur dan mudah diambil jika dibutuhkan. Pemilihan jenis ransel yang akan dibawa, tergantung dari bentuk dan lamanya waktu berkemah.
Jenis-jenis dan bentuk ransel serta penggunaannya, dapat dibedakan:
1. Ransel Tanpa Rangka Bentuknya kecil dan tidak mempunyai rangka, yang hanya dapat memuat sedikit perlengkapan pribadi. Digunakan untuk berkemah yang waktunya tidak lama, yaitu sehari atau dua hari misalnya Persami.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
11 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. Ransel Memakai Rangka Segi-tiga Digunakan untuk perkemahan menetap yang waktunya cukup lama. Ransel yang menggunakan rangka dari pipa- pipa alumunium, merupakan ransel yang baik. Rangka ini menjaga agar bawaan atau ransel tidak melekat ke punggung. Sebab selama berjalan, punggung akan basah berkeringat, dan hal tersebut dapat membuat bawaan dalam ransel ikut basah juga. Karena itu jika membeli ransel, cobalah dahulu ke punggung.
Sebuah ransel yang baik dan mahal serta cocok untuk orang yang bertubuh tinggi, belum tentu cocok untuk orang yang bertubuh pendek. Jangan membeli ransel hanya karena melihat warna-warninya, sebab warna yang indah menyala serta bentuknya indah belum tentu enak dipakainya.
3. Ransel Memakai Rangka Segi-empat Penggunaannya sama dengan ransel memakai rangka segi-tiga, bedanya ransel jenis ini lebih banyak memuat peralatan/ perfengkapan dan lebih padat, karena hampir semua peralatan/ perlengkapan dapat disusun dalam satu pengepakan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
12 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Tata cara mengepak peralatan berkemah: a. Letakkan lapisan plastik di dalam ransel sebelum pakaian dimasukkan. Maksudnya agar pakaian tidak basah oleh rembesan keringat atau air hujan. b. Peralatan atau pakaian yang segera diperlukan di tempat perkemahan (misalnya pakaian seragam), harus diletakkan paling atas. Sedangkan pakaian yang tidak segera digunakan seperti pakaian tidur dan pakaian pengganti, ditempatkan dibagian bawah. c. Tempatkan peralatan lainnya pada kantong-kantong kecil yang tersedia pada ransel sesuai dengan kebutuhan atau keperluannya untuk memudahkan mengambilnya. d. Barang-barang penting seperti dompet, buku catatan, camera photo dan bahan makanan, sebelum dimasukkan perlu dibungkus dengan plastik terlebih dahulu.
Contoh pengepakan peralatan pribadi pada sebuah ransel.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
13 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
PENGEPAKAN SEBUAH RANSEL
A. Pakaian hujan - mantel atau jas hujan yang menutupi hingga bahuTempat air - alas tidur - tenda. B. Peralatan makan - tempat minum, piring, sendok, cangkir/mug. C. Pakaian tambahan - sweater, kaos dsb. Pakaian cadangan - pakaian dalam, kaos kaki dsb. D. Perlengkapan tidur - kantong tidur, baju tidur dsb. E. Tempat untuk senter, korek (pemantik) api dsb. F. Peralatan peta - kompas, buku, pulpen dsb.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
14 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
3. MENDIRIKAN TENDA
Tempat perkemahan yang ideal adalah yang tidak jauh dari sumber air yaitu sungai atau danau. Dekat sumber air memudahkan untuk mengambil air guna keperluan memasak, mandi dan mencuci. Tetapi usahakanlah mendirikan tenda sedikit jauh dari tepi sungai atau danau, karena air sungai sewaktu-waktu dapat meluap jika turun hujan di hulu sungai. Juga hindari mendirikan tenda dekat dengan jalan setapak agar tidak mengganggu lalu-lalang penduduk atau orang lain, yang mungkin akan berkemah di tempat tersebut.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mendirikan tenda:
1. Kemiringan Medan Pada waktu musim penghujan, kemiringan medan tempat berkemah harus lebih diperhatikan. Pilihlah tempat yang tinggi, dengan begitu air akan mengalir ke bawah agar tidak menggenangi tenda dan alas tidur serta perlengkapan lainnya. Apabila tenda didirikan agak di bawah dari tenda lain, buatlah parit kecil dan parit utama sehingga air mengalir lancar. Jika lapangan perkemahan berumput air akan cepat meresap dan dihisap oleh akar rumput, sehingga tidak perlu lagi membuat parit. Hanya saja tenda harus dialas dengan plastik lebar agar air tidak membasahi ransel dan perlengkapan lainnya yang terletak di bawah. Hindari tanah rendah yang dasarnya melengkung, karena jika turun hujan air akan menggenang. Lagi pula, dasar lembah amat dingin diwaktu malam hari karena angin malam terjebak ditempat itu. Bila mendirikan tenda di tepi danau atau sungai atau laut, pilihlah tempat yang agak tinggi untuk menghidari jika sewaktu-waktu air sungai atau danau atau laut naik. Jangan pula berkemah di puncak bukit yang terbuka untuk menghindari angin dan sambaran petir.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
15 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. Pelindung Angin Untuk menghindari tenda dari angin yang kencang, tenda dapat didirikan diantara pepohonan, semak, pagar atau tebing. Angin yang datang akan diperlambat/dihambat oleh helai daun atau terhalang oleh dinding tebing. Sebab itu sebelum mendirikan tenda, harus diketahui arah angin agar dapat ditentukan letak dan bentuk pelindung. Pepohonan juga bermanfaat untuk tempat berteduh dari panas matahari, karena itu pilih pohon yang cukup kuat, tidak mudah tumbang bila terkena hujan atau tertiup angin kencang.
3. Faktor Keamanan Tempat ideal untuk mendirikan tenda adalah yang jauh dari jalan raya atau di bibir/tepi ngarai. Sebab jika lalai, dapat terpeleset ke dalam ngarai atau bila bebatuan di tepi ngarai lepas/runtuh dapat menyebabkan tenda dan penghuninya terperosok ke bawah. Begitu juga, jangan mendirikan tenda yang berada dijalan lalu-lalang hewan, sebab hewan akan tertarik dengan warna-warni tenda.
4. Lapang atau Luas Pilihlah ruang yang lapang/luas untuk mendirikan tenda. Hindari mendirikan tenda bertumpuk-tumpuk atau jaraknya terlalu dekat. Selain mengurangi kenyamanan, juga suasananya tampak kacau, kotor dan sumpek. Sewaktu melihat lokasi perkemahan, susun rencana mendirikan tenda dan tempat meletakkan perlengkapan lain.
5. Jenis Tanah Jenis tanah berpasir dan berkerikil merupakan tempat yang ideal untuk mendirikan tenda. Tanah jenis ini akan mudah menyerap air dan tidak tergenang. Jangan mendirikan tenda di atas tanah liat, karena jika hujan gerimis saja, bisa menjadi sangat licin, lembab dan air menggenang dimana-mana. Tanah yang ditumbuhi rumput gelagah juga tidak baik, karena akan selalu basah walau hanya karena embun. Dan biasanya di bawah KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
16 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
rumput ini, hidup serangga-serangga penggigit seperti semut merah, kutu hitam dan sebagainya.
Susunan Tenda dan Peralatannya
MACAM-MACAM TENDA Ada banyak macam tenda, corak, model serta tipenya. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan rnaupun kemampuan. Jenis atau macam tenda yang perlu diketahui:
a. Tenda Berkerangka (Frame Tents) Jenis tenda ini selain harganya mahal, model ini hampir dapat memenuhi semua kebutuhan regu. Hanya saja, cara mendirikannya tidak praktis karena harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuat. Tenda jenis ini cocok untuk perkemahan keluarga.
A. Tenda Tidur B. Tempat Topi atau dasi C. Tenda Barang D. Tenda Makan E. Rak piring F. Tenda dapur G. Tempat sampah basah H. Tempat sampah kering I. Pintu belakang J. Tiang jemuran K. Pagar keliling L. Pintu gapura M. Rak sepatu N. Dekorasi, bendera regu O. Tiang bendera Merah Putih KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
17 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
b. Tenda Regu (Ridge Tents) Digunakan untuk satu regu atau pasukan. Harganya tidak terlalu mahal hanya saja ruang gerak penghuninya sangat terbatas. Sangat baik untuk perkemahan menetap.
c. Tenda Ringan (Lightweihgt Tents) Tenda jenis ini benar-benar ringan dan mudah dibawanya karena tidak banyak menyita tempat. Sangat cocok untuk berkemah tidak menetap dan di daerah pegunungan maupun di dataran tenda
TIANG DAN PASAK TENDA
Banyak jenis dan macam tiang serta pasak yang dapat digunakan untuk mendirikan sebuah tenda. Setiap tenda harus mempunyai tiang tenda, dapat terbuat dari besi, alumunium ataupun jika keadaan darurat tongkat pramuka pun dapat digunakan.
Bentuk tiang tenda dapat berupa tiang panjang yang tidak dapat dilipat atau dapat juga terdiri dari beberapa bagian yang disambung menjadi sebuah tiang. Atau juga yang lebih praktis berupa tiang tenda yang mempunyai sarang (Nesting Pole), karena tiang tersebut dapat diperkecil hanya dengan menekan setiap bagian.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
18 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Sedangkan untuk pasak tenda, juga terdapat beberapa model tergantung selera. Ada yang terbuat dari besi, kayu maupun plastik serta dilengkapi dengan peralatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi pada saat perkemahan. Jika pun tidak mempunyai pasak, ranting pohon yang kuat dapat juga dijadikan pasak. Semua itu tergantung dari kreatifitas para anggota pramuka maupun pecinta alam.
Jenis Tiang dan Pasak Tenda:
CARA MENDIRIKAN TENDA
Mendirikan tenda tidak semudah yang dibayang setiap orang. Perlu banyak latihan agar dapat dengan mudah dan cepat dalam mendirikan tenda. Untuk mendirikan tenda yang dilakukan banyak orang (minimal 4 orang), akan dengan mudah dilakukan. Tetapi bagaimana jika tenaga yang tersedia hanya satu atau dua orang? Hal ini memerlukan pengetahuan dan pengalaman serta ada cara-cara praktis dalam mendirikan tenda. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
19 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MENDIRlKAN TENDA RINGAN DlLAKUKAN SATU ORANG
1. Letakkan tenda sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar. 2. Pintu depan dan belakang tenda dibuka agar memudahkan pemasangan tiang tenda. 3. Ikat ujung tenda bagian atas yang berlobang (tempat tiang tenda). Atur sedemikian rupa agar panjang tali pada tiang tenda sama panjang. Kemudian ujung tali ikatkan pada pasak dan kondisi seimbang/sama panjangnya. 4. Masukkan tiang tenda pada lubang dan dirikan. 5. Rapikan tenda agar jangan kendur, yaitu dengan memindahkan pasak atau mengencangkan tali pada pasak pada kedua ujung tiang sehingga tenda benar- benar tegang. 6. Lobang-lobang pada setiang ujung tenda diikat sedemikian rupa, kemudian ikatkan pada pasak hingga benar-benar tegang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
20 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MENDIRIKAN TENDA DENGAN DUA TIANG
1. Letakkan tenda sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar. 2. Pintu depan dan belakang tenda dibuka untuk memudahkan pemasangan tiang tenda. 3. Masukkan tiang tenda pada lubang diujung tenda dan ikat ujungnya, kemudian sisa tali tiang tenda ikatkan pada pasak. Penempatan pasak diatur sedemikian rupa, terutama jaraknya disesuaikan dengan panjang tali yang tersisa. Lakukan sekali lagi pada tiang yang satunya lagi, sehingga tenda benar-benar dapat berdiri tegak. 4. Rapikan tenda jangan sampai kendur dengan mengingat setiap lobang-lobang pada tepi tenda yang diikatkan pada pasak sehingga tenda menjadi tegang.
MENDIRIKAN TENDA KECIL DILAKUKAN SATU ORANG
1. Letakkan tenda dalam posisi dilipat dengan bentuk segi empat. 2. Siapkanlpasanglah tiang tenda baik untuk tiang berdiri maupun untuk yang ditengah tenda. Kemudian letakkan tepat pada bagian tengah tenda. 3. Ikatlah pada setiap lobang tenda kemudian ikatkan pada pasak. 4. Masukkan tiang tenda tepat ditengah tenda sehingga ujung tiang tenda rnasuk kedalam lobang di ujung atas tenda. Ikat kedua ujung tiang tenda. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
21 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5. Tariklah kedua ujung tali tiang tenda agar tenda berdiri, lalu ikatkan kedua ujung tali tersebut pada pasak agar tenda dapat benarbenar berdiri. 6. Rapihkan ikatan pada lobang tenda yang satunya dan ikati:an pada pasak hingga tenda benar-benar tegang.
SIMPUL ATAU IKATAN PADA TENDA
Untuk mendirikan tenda diperlukan pengetahuan mengenai simpul atau ikatan yang digunakan. Yang perlu diperhatikan adalah gunakan simpul atau ikatan pada tenda yang mudah mengikat dan melepaskannya. Simpul atau ikatan pada tenda dapat terdiri dari dua hingga empat rnacam simpul, tergantung dari situasi dan kondisi cuaca pada waktu berkemah.
Simpul atau Ikatan yang biasa digunakan sewaktu mendirikan tenda, yaitu:
1. Simpul atau Ikatan Pangkal Digunakan untuk mengikat ujung tiang tenda atau pasak yang berlobang.
2. Simpul atau Ikatan Tiang Digunakan untuk mengikat ujung tiang tenda atau pasak yang berlobang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
22 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
3. Simpul atau Ikatan Nelayan Digunakan untuk mengikat pada lobang diujung pojok tenda.
4. Simpul atau Ikatan Jangkar Digunakan untuk mengikat lobang dipinggir tenda agar kencang atau tegang.
Untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang datang secara mendadak, ikatan tali pada tenda-tenda yang dipasang haruslah: 1. Ikatan pada pasak tenda harus mudah dibuka dan dipasang kembali 2. Penggunaan simpul pangkal tidak cocok, karena itu 3. Pergunakan tali wangsul.
Selokan Sekeliling Tenda 1. Galilah selokan di sekeliling tenda jika berkemah pada musim penghujan. 2. Tanah galian ditumpuk di dalam,sehingga tidak perlu menggali terlalu dalam. 3. Jika perlu taburkan garam pada sekeliling selokan untuk mencegah ular masuk tenda.
Gapura dan Pagar Batas Regu 1. Pintu Gapura berfungsi sebagai pintu pekarangan, sebab itu: a. ketuklah pintu bila berkunjung ke tenda kelompok/Regu lain b. cantumkan nama Regu, Nama Pintu, Wakil dan Anggota Regu pada Pintu Gapura 2. Pagar batas merupakan batas tanggung jawab setiap kelompok/ Regu, untuk itu:
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
23 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
a. keluar/masuk perkemahan harus melalui pintu gapura b. arena di dalam batas pagar harus dibersihkan sehingga sampah tidak menumpuk.
TATA TERTIB DALAM PERKEMAHAN
Agar selama berlangsungnya perkemahan berjalan lancar, perlu disusun tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua peserta perkemahan.
1. Pakaian a. Pakailah pakaian yang sopan bila meninggalkan batas perkemahan, begitu juga pada waktu makan dan tidur. b. Pakailah tanda peserta pada tempat, agar mudah dikenali. c. Berpakaian seragam yang rapih dan benar.
2. Alat-alat a. Kembalikan alat-alat yang telah digunakan pada tempatnya semula b. Bersihkan peralatan memasak setelah digunakan
3. Tenda a. Tiap Regu membersihkan arena tendanya masing- masing b. Pagi had satu sisi tenda dibuka agar sinar matahari dapat masuk menyinari lantai tenda. c. Isi tenda dikeluarkan dan dijemur tiap pagi.
4. Ibadah a. Pelaksanaan ibadah sebaiknya selalu dilakukan dengan berjamaah dan dilakukan tepat pada waktunya. b. Menghormati kepercayaan/agama rekan lain.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
24 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5. Kegiatan a. Pergunakan sistim satuan terpisah, yaitu peserta putera tidak diperkenankan berada di arena peserta puteri dan sebaliknya.
b. Buatlah batas-batas yang jelas, dimana kedua peserta itu boleh bergerak leluasa.
PENUTUPAN PERKEMAHAN Setiap kali diadakan kegiatan perkemahan selalu diakhiri dengan acara penutupan. Yang perlu diperhatikan seusai pelaksanaan kegiatan perkemahan, ingatkan peserta untuk:
1. membersihkan semua sampah dan kotoran (operasi semut), meratakan kembali bekas-bekas galian, jangan tampak bekas perkemahan 2. simpan peralatan perkemahan dalam keadaan bersih dan kering 3. ucapkan terima kasih pada pemerintah setempat, masyarakat dan para tokoh masyarakat 4. kembalikan peralatan yang dipinjam disertai ucapan terima kasih 5. Buat evaluasi pelaksanaan perkemahan untuk perbaikan- perbaikan pelaksanaan dimasa mendatang.
EVALUASI Setiap kali mengadakan suatu acara kegiatan perkemahan perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan perkemahan tersebut, agar dari perkemahan itu didapat pengalaman dan pengetahuan untuk perkemahan mendatang.
Evaluasi itu meliputi seluruh aspek kegiatan perkemahan yaitu sejak persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian perkemahan. Evaluasi diadakan oleh peserta dan penyelenggara, agar diketahui kelebihan dan kekurangan kita dalam menyelenggarakan perkemahan, sehingga kita bisa mengadakan perbaikan-perbaikan untuk pelaksanaan perkemahan dimasa datang. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
25 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KESIMPULAN Berhasilnya suatu perkemahan tidak berjalan sendiri-sendiri. Suksesnya suatu perkemahan dapat dilihat dari segi perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan perkemahan yang baik tergantung dari mental dan moral serta ketrampilan, baik dari peserta maupun penyelenggara. Sebab itu pengetahuan dan ketrampilan tentang perkemahan harus dipelajari, dimengerti, dimiliki, dan dihayati terlebih dahulu oleh para peserta dan pelaksana sebelum perkemahan dilaksanakan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
26 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. TANDA-TANDA ALAM
Dalam mengadakan suatu perkemahan, kita juga perlu mengetahui dan mempelajari berbagai tanda-tanda alam yang sangat berguna untuk mengetahui perubahan cuaca. Beberapa tanda-tanda alam yang perlu kita ketahui adalah:
1. KABUT Bila terdapat kabut tipis dan merata yang membumbung tinggi ke atas, berarti kurangnya uap air di udara dan itu menandakan cuaca akan selalu baik. Cuaca yang terang benderang di pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarinnya turun hujan. Sedangkan langit yang ditutupi awan kemudian mulai terang pada pagi hari, menandakan cuaca baik. Jika ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedangkan di gunung-gunung menandakan akan turunnya hujan. Udara sejuk dan ada embun di pagi hari, menunjukkan bahwa cuaca baik tapi panas dan kering, biasanya hujan akan turun di siang hari.
2. AWAN Jika langit diliputi awan tebal dan gelap menandakan akan turun hujan yang deras.
3. MATAHARI Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman, bertanda akan ada hujan, tapi jika berwarna bersih dan terang cuaca bertanda baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, jika warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda akan hujan lebat. Jika matahari terbenam dengan warna kekuning- kuningan/orange bertanda akan ada hujan, tetapi bila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda cuaca baik. Warna merah pada matahari terbenam berarti akan terjadi angin yang cukup kencang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
27 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. BINTANG Apabila pada malam hari di langit cahaya bintang terang sekali maka sudah dipastikan bahwa pada malam itu cuaca akan cerah, sedang bila cahayanya nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. B U L A N Bulan terlihat terang dan bersinar cerah menandakan cuaca akan baik, tapi bila bulan diliputi awan gefap di sekelilingnya, berarti hujan akan turun. Sedangkan jika ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan menandakan tidak ada ketentuan cuaca pada malam itu.
6. B I N A T A N G Keadaan atau perubahan cuaca, juga bisa kita amati dari tingkah laku binatang. Jika kita perhatikan, naluri binatang yang berhubungan dengan cuaca akan membuat kita tercengang dan semakin menunjukkan pada kita betapa besar karya Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur mahluk hidup dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Tanda-tanda cuaca yang berhubungan dengan binatang antara lain:
1. Laba-Laba Labah-labah akan bersembunyi bila cuaca akan buruk dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik
2. Semut Semut akan tetap berada dalam liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi mereka akan keluar dari liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik.
3. Lebah/Tawon Pada cuaca baik, lebah/tawon akan berterbangan jauh dari sarangnya. Hal ini bisa kita perhatikan dengan melihat kosong atau tidaknya sarang lebah.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
28 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. Lalat Apabila akan turun hujan, lalat akan tetap hinggap di tembok/ dinding, sedangkan pada cuaca cerah lalat akan berterbangan kian kemari.
5. Nyamuk Nyamuk apabila di pagi hari mengganggu atau menggigit kita, menandakan akan turunnya hujan. Sedangkan jika pada waktu matahari terbenam/magrib, nyamuk berterbangan kesana kemari dan secara berkelompok menadakan cuaca cerah/baik. Tetapi jika selalu berterbangan di tempat yang gelap di dalam bayang- bayang, bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
6. Cacing Apabila cacing pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan datang hujan. Tetapi bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.
7. Lintah Untuk mengetahui suatu keadaan cuaca dengan menggunakan lintah, kita dapat buat Barometer dari seekor lintah yang diletakan di dalam gelas berisi air. Jika Lintah melekat pada gelas di atas permukaan air maka bertanda cuaca akan tetap baik. Sedangkan bila !intah terus berdiam di dasar gelas, menandakan cuaca akan buruk dalam waktu yang lama. Tapi jika Lintah melekat erat-erat di gelas sedangkan ekornya digerak- gerakan sekeras-kerasnya, maka akan datang badai topan.
8. Siput Pada cuaca yang baik, Siput akan merayap dengan tenang, sedangkan bila cuaca buruk Siput akan merayap dengan cepat.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
29 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
9. Ikan Ikan akan melompat-lompat di atas permukaan air jika cuaca akan buruk / hujan.
10. Katak Katak/kodok akan berdiam di dalam air bila cuaca akan buruk, tetapi bila cuaca akan baik Katak akan duduk- duduk di tepi kolam Sedangkan jika pada malam hari di musim kemarau dimana cuacanya baik tetapi katak tidak menyanyi, menandakan akan datangnya cuaca buruk.
11. Ayam Ayam akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan hujan tidak akan berlangsung lama, sedangkan jika berteduh hujan akan berlangsung lama. Jika ayam selalu mencakarcakar tanah berarti hujan akan datang.
12. Bebek/Angsa Bebek/Angsa akan nampak tidak tenang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.
13. Burung Kepinis Burung Kepinis akan terbang tinggi sekali jika cuaca akan baik, karena serangga makanannya juga terbang tinggi. Tetapi bila terbangnya rendah menandakan cuaca akan buruk. Pada pagi hari dengan cuaca buruk, Burung Kepinis akan tinggal diam dalam sarangnya.
14. Kambing Apabila kita mencium bau badan kambing dari jarak yang lebih jauh dari biasanya, menandakan akan turun hujan.
15. Kelelawar Kelelawar akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari tetapi bila berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
30 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
16. Asap Apabila asap api naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca akan tetap baik. Tetapi apabila asap naiknya mendatar dengan tanah rendah cuaca akan buruk.
17. Burung Gagak Jika hujan akan turun, burung Gagak akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.
Tanda-tanda lain jika cuaca akan buruk: 1. Kucing akan duduk membelakangi api, sambil mengusap- ngusap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya. 2. Bila Anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulang. 3. Burung-burung membasahi bulu-bulunya dengan paruhnya. 4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali. 5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.
MEMBUAT API
Orang Indian Amerika adalah ahli pembuat api. Ada empat macam api yang digunakan untuk keperluan yang berbeda, yaitu:
1. Api Permusyawaratan yang dinyalahkan di dalam kemah teepee (tenda khas suku Indian), yang digunakan untuk bermusyawarah diantara pemimpin Indian. 2. Api Persahabatan yang digunakan untuk menghangatkan badan 3. Api Tanda yang digunakan untuk memberikan tanda- tanda dengan menggunakan asap. 4. Api Masak yang hanya berupa bara arang yang panas untuk memasak atau memanggang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
31 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5. API UNGGUN
Dalam kegiatan kepramukaan, kebiasaan suku Indian dalam menggunakan api juga diterapkan. Selain untuk menghangatkan badan, mengusir. serangan binatang berbisa atau tempat bergembira mempererat tali persaudaraan. Karena itu dalam kegiatan kepramukaan dikenal dengan api unggun, yang biasanya dilaksanakan pada setiap akhir malam perkemahan.
Cara membuat api unggun juga tidak sembarangan, ada metode dan caranya. Sebelum memasang tumpukan balok dan ranting kayu, yang pertama harus dilakukan adalah mencari tempat yang kering. Singkirkan semua rumput, daun daun kering, pohon paku, semak-semak sekelilingnya untuk menghidari kebakaran yang lebih meluas.
Ada Beberapa Macam Bentuk Susunan Kayu Untuk Membuat Api Unggun:
1. Bentuk Piramida Segi-Tiga Kayu disusun segi-tiga sama sisi, makin keatas makin kecil/lancip. Di tengah-tengah susunan kayu diberi bahan yang mudah terbakar seperti rumput kering dan ranting-ranting kayu. 2. Bentuk Piramida Bujur Sangkar Susunan kayu dibentuk bujur sangkar, disusun ke atas semakin kecil. Di tengah-tengah diberi bahan yang mudah terbakar seperti rumput kering dan ranting- ranting kayu. 3. Bentuk Pagoda Tegak Kayu basah dan kering ditegakkan. Di tengah-tengah diberi patok dan bahan yang mudah terbakar. 4. Bentuk Pagoda Roboh atau Bintang Susunan kayu dibentuk berupa jari-jari roda dimana ujung kayu bertemu tengah. Digunakan untuk menyalakan kayu yang bentuknya bermacam-macam.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
32 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5. Bentuk Kursi Dua buah kayu basah dipancangkan dan kayu-kayu lain disusun menurut bentuk kursi.
Bentuk-bentuk susunan kayu pada api unggun tersebut dimaksudkan untuk mempermudah menyalakan api dan menjaganya agar tidak mudah padam. Agar kayu mudah terbakar, perlu diperhatikan:
1. jenis kayu yang digunakan 2. kekeringan kayu 3. unsur ramuan kayu, misalnya kayu yang dibelah-belah menjadi belahan kecil, tatal, rumput kering, balok dan sebagainya.
PENGHALANG ANGIN Bagi anggota pramuka, kegiatan api unggun selalu menarik untuk diikuti. Karena dalam kegiatan api unggun dapat diperoleh baberapa manfaat, yaitu: 1. mempererat persaudaraan 2. memupuk kerjasama atau gotong royong 3. menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri 4. membuat suasana menjadi riang gembira 5. mengembangkan bakat 6. memupuk disiplin bagi pelaku maupun penonton. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
33 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Agar api dapat menyala dengan baik, ada tiga unsur pokok yang harus diperhatikan, yaitu: 1. udara 2. panas 3. bahan bakar
Sebelum menyalakan api, yang harus diperhatikan adalah tempat dimana api akan dinyalakan, yaitu tempat tersebut harus kering dan mendapat udara yang cukup. Jika tempat tersebut tidak berangin kencang, dapat dibuat api di tempat yang terbuka. Tetapi jika angin berhembus dengan kencang, perlu dibuat perlindungan atau penghalang dari arah datangnya angin.
Beberapa model bentuk pelindung atau penghalang angin, berupa: 1. Tameng kayu yaitu susunan balok kayu atau tongkat pramuka 2. menggali tanah yang cukup dalam 3. menyusun batu di sekeliling kayu.
Selain untuk digunakan kegiatan atau sekedar menghangatkan badan, api unggun dapat juga dimanfaatkan untuk memasak atau mengahangatkan makanan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
34 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MENYALAKAN API
Ada dua macam cara menyalakan api, yaitu dengan menggunakan korek api dan tanpa menggunakan korek api.
Untuk menyalakan api dengan menggunakan korek api tidak akan menjadi masalah. Yang terpenting tersedia bahan yang mudah terbakar untuk penyalaan awal, misalnya dengan menggunakan minyak tanah, oli, bensin atau spiritus.
Jika tidak membawa salah satu bahan bakar tersebut, dapat digunakan bahan yang mudah terbakar seperti kayu kering, rumput kering, daun kering, kulit kayu kering, ranting kayu kecil atau buat serpihan-serpihan kecil kayu.
Agar kayu tetap kering, simpan di tempat yang terlindung dari hujan maupun embun pagi. Ada baiknya selama api menyala, letakkan kayukayu yang tidak dibakar pada tepi yang terkena panas agar supaya tetap kering.
Bagaimana jika kita lupa membawa korek api? Hal tersebut baru merupakan masalah bagi penyalaan awal. Tapi bagi seorang anggota pramuka yang tidak mengenal menyerah dan mudah putus asa, ada banyak beberapa cara untuk menyalakan api. Caranya memang tidak mudah dan perlu kerja keras dan jika dibiasakan dalam setiap melakukan kegiatan perkemahan, hal tersebut menjadi ketrampilan yang sangat berharga.
Untuk mendapatkan api tanpa harus menggunakan korek api, dapat digunakan dengan cara: 1. Lensa Cembung atau Suryakanta, yang diarahkan ke matahari dengan bahan yang mudah terbakar. 2. Batu Api dengan penggeseknya, yang akan menimbulkan loncatan api. 3. Gesekan batang kayu yang keras pada kayu yang lunak secara terus menerus hingga menimbulkan panas. Jika berhasil, kayu lunak itu akan terhakar. Cara tersebut KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
35 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
biasanya dilakukan oleh suku asli Australia, Oborigin, untuk mendapatkan api. 4. Bagi suku asli Kalimantan, digunakan cara dengan menggesekgesek sebuah balok kayu lunak dengan seutas rotan yang lemas, sehingga menimbulkan panas yang menyebabkan pembakaran.
Agar api yang timbul dapat dengan mudah membakar kayu, sediakan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti daun kering, bubuk kayu ataupun kertas yang dilanjutkan dengan membakar ranting kering agar membesar. Kemudian dilanjutkan dengan membakar kayu yang lebih besar.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
36 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
6. SIMPUL DAN IKATAN
Dalam kegiatan perkemahan, unsur tali temali sangat dominan. Tapi kita sering mencampur adukan antara tali, simpul dan ikatan. Sebenarnya hal tersebut amatlah berbeda. Karena, tali adalah bendanya, simpul adalah menyatukan atau menyambung antara dua buah tali, sedangkan ikatan adalah mengikatkan tali dengan benda lain seperti kayu atau bambu.
MEMELIHARA TALI 1. Simpan tali pada tempat yang kering, agar tidak cepat lapuk. 2 Simpan di tempat tertentu, yang mudah diambilnya. 3. Apabila basah, segera keringkan di panas matahari. 4. Gulung tali dengan rapih dan mudah dilepas (jangan sampai melintir).
SAMBUNGAN TALI Untuk membuat sambungan tali pada dasarnya hanya terdiri dari empat macam, yaitu:
MACAM-MACAM SIMPUL TALI
1. Simpul Ujung Tali atau Gulungan Sederhana (Simple Coil) Gunanya : Simpul ini digunakan pada akhir gulungan/pintalan tali agar pintalan tali tidak lepas.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
37 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. Simpul Pangkal atau Ikatan Cengkih (Clove Hitch) Gunanya : sebagai permulaan ikatan. Simpul ini cukup sederhana dan digunakan untuk mengikat tali pada tiang dan pasak tenda.
3. Simpul Mati Gunanya : Digunakan untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dan merupakan simpul pada tandu.
4. Simpul Erat atau Tambat atau Ikatan Balok (Timber Hitch) Gunanya : Untuk memulai suatu ikatan. Simpul ini mempunyai sifat menjerat, dan digunakan untuk menyeret atau menarik balok.
5. Simpul Anyam Gunanya : Untuk menyambung dua Was tali yang tidak sama besar dalam kondisi kering.
6. Simpul Anyam Berganda Gunanya : Untuk menyambung dua Was tali dalam keadaan basah atau kering dan tidak sama besar.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
38 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
7. Simpul Tiang atau Simpul Tali Membungkuk (Bow Line Knot) Gunanya : Sifat simpul ini tidak menjerat, seringkali disebut "raja dari segala simpul" karena kegunaannya banyak sekali. Gunanya untuk mengikat suatu benda hidup atau leher binatang, agar yang diikat tidak terjerat dan masih dapat bergerak bebas. Juga baik digunakan untuk mengikat ujung tiang tenda atau pasak yang berlobang.
8 Simpul Tarik Gunanya : Untuk menambatkan tali pengikat binatang pada sebuah tiang/pohon dan untuk turun ke jurang atau dari atas pohon.
9. Simpul Tiang Berganda Gunanya : Untuk mengangkat atau menurunkan benda atau manusia.
10. Simpul Kursi. Gunanya : Untuk mengangkat dan menurunkan benda atau manusia.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
39 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
11. Simpul Penarik atau Kupu-kupu atau Alteleri (ButterfIy/Altelery Knot) Gunanya : Sebagai pegangan untuk menarik benda yang besar dan berat. Juga digunakan sebagai pengaman atau penyambung pada tali bila pada tali ada yang rusak.
12. Simpul Kembar Gunanya : Untuk menyambung dua utas tali yang sama besar dan dalam kondisi basah atau licin.
13. Simpul Erat Gunanya : Untuk memendekkan tali tanpa harus memotong.
14. Simpul Lasso Gunanya : Untuk menjerat binatang.
15. Simpul Gulung Gunanya : Untuk diikatkan pada tali penarik agar orang lain dapat membantu menarik.
16. Simpul Nelayan/Pemukat Gunanya : Untuk menarik balok kayu yang besar
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
40 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
17. Simpul Tangga Tali atau Simpul Angka Delapan. Gunanya : Untuk membuat tangga tali.
18. Simpul Jangkar atau Simpul Prusik (Prusik Knot) Gunanya : Membuat tandu darurat atau mengikat ember atau timba. Sifat simpul ini menjepit bila mendapat beban atau tekanan, serta mudah digeser bila tidak mendapat tekanan atau beban.
19. Simpul Hidup Gunanya : Untuk mengikat tiang.
20. Simpul Tetap Gunanya : Untuk mengikat tiang lebih lama.
21. Simpul Hidup Berganda Gunanya : Untuk mengikat tiang atau mengangkat balok.
22. Simpul Guling Gunanya : Untuk mengikat tiang
23. Ikatan Palang
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
41 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
24. Ikatan Silang
25. Ikatan Sambungan Sejajar.
26. Ikatan Sambungan Silang
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
42 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
7. ALAT PERAGA PERKEMAHAN
1. MENARA PANDANG SEGITIGA BERTEMU SUDUT A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu besar : 6 potong (ukuran 6 M) b. Bambu sedang : 3 potong (ukuran 240 Cm dan 2 M) 3 potong (ukuran 170 Cm) 1 Belah ( ukuran 160,150,140,130,120,110,1 00,90,80, 70, 60, 50 Cm). c. Bambu kecil : 10 potong (ukuran 50 Cm).
B. Kebutuhan Tali: a. 23 Gulung (ukuran panjang 6 M) b. 6 Gulung (ukuran panjang 2 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 12 M) d. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
43 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. MENARA PANDANG KAKI EMPAT A. Kebutuhan Bambu : a. Bambu besar : 8 potong (ukuran 3 M) b. Bambu sedang : 4 potong (ukuran 2 M) 11 potong (ukuran 150 Cm) 4 potong (ukuran 60 Cm) 20 belah (ukuran 180 Cm) c. Bambu kecil : 14 potong (ukuran 50 Cm)
B. Kebutuhan Tali: a. 42 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 2 Gulung (ukuran panjang 15 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 12 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
44 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
3. MENARA PANDANG SEGITIGA PIRAMID A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu besar : 3 potong (ukuran 5,5 M) b. Bambu sedang : 3 potong (ukuran 2 m) 3 potong (ukuran 115 Cm) 1 belah (ukuran 150, 140,130,120, 110,100,90, 80,70,60 Cm) c. Bambu kecil : 10 potong (ukuran 50 Cm)
B. Kebutuhan Tali: a. 12 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 1 Gulung (ukuran panjang 8 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 12 M) d. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
45 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. MENARA PANDANG KAKI EMPAT BERSIJDUT DUA A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu besar : 4 potong (ukuran 5 M) 2 potong (ukuran 2 M) b. Bambu sedang : 2 potong (ukuran 125 Cm) 4 potong (ukuran 2 M) 20 belah (ukuran 125 Cm) c. Bambu kecil : 10 potong (ukuran 50 Cm)
B. Kebutuhan Tali: a. 18 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 2 Gulung (ukuran panjang 12 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)
5. JEMBATAN KAKI DELAPAN BERSUDUT DUA A. Kebutuhan Bambu : a. Bambu besar : 4 potong (ukuran 5 M) 4 potong (ukuran 4 M) b. Bambu sedang : 2 potong (ukuran 3 M) 6 potong (ukuran 2 M) 7 potong (ukuran 150 Cm) 60 belah (ukuran 150 Cm). B. Kebutuhan Tali: a. 26 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 6 Gulung (ukuran panjang 15 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
46 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
6. JEMBATAN TARIK A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu belah : 2 potong (ukuran 250 Cm) 2 potong (ukuran 160 Cm) b. Bambu sedang : 4 potong (ukuran 3 M) 5 potong (ukuran 1 M) 2 potong (ukuran 2 M) 1 potong (ukuran 160 Cm) 20 belah (ukuran 120 Cm) c. Bambu kecil : 14 potong (ukuran 50 Cm).
B. Kebutuhan Tali: a. 21 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 1 Gulung (ukuran panjang 7 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 15 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
47 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
7. JEMBATAN TALI A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu besar : 4 potong (ukuran 3 M) b. Bambu sedang : 2 potong (ukuran 60 Cm) 2 potong (ukuran 1 M)
B. Kebutuhan Tali : a. 1 Gulung tambang "dadung kecil" (ukuran panjang 8 M) b. 14 Gulung (ukuran panjang 5 M) c. 2 Gulung (ukuran panjang 4 M) d. 2 Gulung (ukuran panjang 10 M)
8. JEMBATAN BAMBU SATU A. Kebutuhan Bambu: a. Bambu besar : 4 potong (ukuran 3 M) 1 potong (ukuran 250 Cm) b. Bambu sedang : 2 potong (ukuran 100 Cm, 60 Cm, 3 M)
B. Kebutuhan Tali: a. 16 Gulung (ukuran panjang 6 M) b 2 Gulung (ukuran panjang 4 M)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
48 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
8. RAK PERLENGKAPAN
Salah satu ciri khas dalam kegiatan perkemahan pramuka adalah tata cara penyusunan tenda dan berbagai tempat rak penyimpanan peralatan atau perlengkapan. Hal ini dimaksudkan agar tempat mereka berkemah seperti layaknya sebuah rumah yang terdiri dari tempat untuk tidur, gudang peralatan, dapur, tempat makan dan sebagainya.
Untuk itu dalam setiap perkemahan, para peserta harus menyusun tempat berkemahnya sedemikian rupa, agar terasa nyaman dan penghuninya menjadi betah. Untuk itu agar peralatan atau perlengkapan berkemah rapih, perlu dibuat beberapa rak penyimpanan. Pembuatan rak tersebut selain digunakan untuk mempraktekan ketrampilan tali temali, juga agar susunan tempat perkemahan terasa segar dan nyaman
Beberapa peralatan dapur
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
49 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
9. S U R V I V A L
BIVAK ATAU SHELTER
Bivak atau Shelter merupakan jenis tenda yang sangat sederhana, dan sangat berguna untuk tempat istirahat serta berteduh dari sengatan panas maupun air hujan dan dapat dimanfaatkan untuk tempat bermalam.
Bahan untuk membuat Bivak atau Shelter dapat berupa: 1. Bahan dari alam, berupa: a. Pohon yang utuh maupun tumbang b. Daun-daunan c. Gua atau lubang 2. Bahan yang dibawa atau dipersiapkan, berupa : a. Ponco, jas hujan dan lembaran plastik kedap air b. Tali nilon atau sejenisnya c. Pisau atau golok.
Yang perlu diperhatikan sewaktu membuat bivak atau shelter: 1. Pilihlah lokasi yang baik, yaitu tanahnya datar. Jika tidak rata, ratakan dahulu. 2. Tempatnya kering. 3. Terhindar/terlindung dari hembusan angin kencang. 4. Bukan menjadi jalan air jika hujan. 5. Tempatnya tidak mudah longsor atau terkena longsor. 6. Terhindar dari pohon besar yang kemungkinan mudah tumbang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
50 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MENCARI AIR (WATER SURVIVAL)
Air merupakan faktor penting sebab manusia akan lemah bila kekurangan air. Seperti diketahui 75 % kandungan tubuh manusia berupa air. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Hampir semua aktifitas manusia meyebabkan berkurangnya cairan tubuh. Mulai bernafas hingga melakukan pekerjaan, cairan air dari dalam tubuh akan terus berkurang. Untuk menanggulanginya, manusia harus banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang menguap/menghilang. Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang melakukan kegiatan pengembaraan jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, yang perlu dilakukan adalah menjaga kondisi tubuh agar tidak mengeluarkan cairan secara berlebihan.
Beberapa cara mengatasi keadaan tersebut adalah dengan: a. bernafas melalui hidung secara teratur; b. mengurangi berbicara; c. mengurangi aktifitas/gerakan yang berlebihan; d. banyak beristirahat; e. tidak merokok dan minuman berakohol; f. berteduh di tempat yang rindang; g. tidak makan makanan kering ataupun berlendir.
Pada saat kehabisan persediaan air, teliti media sekeliling dengan cermat. Untuk mengetahui ditempat tersebut terdapat air, dapat diketahui dengan melihat kondisi hutan, jenis tanaman, bentuk pemilikan bumi/ tanah, serta binatang yang hidup. Dalam hutan tropis seperti di Indonesia, air dapat dibedakan antara air yang perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
51 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Air yang langsung dapat diminum berupa: a. tampungan air hujan; b. air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : a. air yang tergenang; Periksalah dahulu apakah airnya bening atau keruh. Kalaupun bening, jangan langsung diminum, cobalah dahulu dengan jari tangan untuk mengetahui apakah airnya terasa panas, menimbulkan gatal atau lainnya. Untuk mengetesnya, jangan ragu mencium apakah berbau atau tidak. b. air dari sungai; c. air dari menggali tanah atau pasir.
Beberapa cara untuk mendapat air:
1. Dari tanaman/pohon seperti pisang, rotan, bambu muda kantung semen, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa.
2. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan sapu tangan bersih. Caranya, resapkan pada tumbuhan yang berembun lalu peras kedalam tempat minum.
3. Tanah batu a. tanah kapur labih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air; b. sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori; c. pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah.
4. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah didapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
52 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Hampir semua tanaman memerlukan air untuk tumbuh, sebab itu semua jenis tanaman pasti mengandung air walaupun sedikit. Begitu juga dengan tanah yang menyimpan air, walaupun berupa tanah lembab. Melalui proses kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi atau penyulingan secara alamiah. Untuk melakukan penyulingan air meialui proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastik dan tali pengikat.
Cara penyulingan :
a. Carilah pohon yang sehat dan bersih, lalu carilah dahan ranting yang mudah dicapai dan masukkan plastik (jangan bocor) kemudian ikat dengan tali atau benda apa saja. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses penguapan dari daun yang dapat menghasilkan air minum (lihat gambar 1).
b. Carilah pohon yang bersih dan tumbuhnya di atas tanah yang tidak berbau. Galilah tanah sehingga membentuk cekungan, tapi jangan terlalu dalam dari tempat pohon tumbuh. Masukkan plastik dan atur sedemikian rupa agar air tertampung dengan baik. Lalu ikat ujungnya (hingga menutupi seluruh tanaman) dan gantung pada batang kayu yang disangga dengan baik. Cara ini akan menyebabkan terjadinya penguapan yang menghasilkan air (lihat gambar 2).
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
53 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MENCARI MAKANAN TAMBAHAN
Dalam berkemah selain membawa perlengkapan berkemah, juga bahan makanan kering yang mudah dibawa dan tidak memerlukan tempat khusus. Misalnya beras, ikan asin, mie instant, garam, kecap dan sebainya. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita dapat memenuhi bahan makan tambahan yang tidak dapat dibawa karena memerlukan kekhususan seperti sayur mayur, daging atau ikan basah? Jika di lokasi berkemah tidak jauh dengan pasar, hal tersebut tidak akan menjadi masalah yang harus dipikirkan. Tapi bagi seorang pramuka/pecinta alam, hal tersebut tidak perlu dirisaukan, karena banyak cara untuk mendapatkan bahan makanan tambahan.
Sayur-Mayur
Untuk keperluan sayur mayur, bisa didapatkan melalui tumbuhtumbuhan seperti daun, buah, biji, bunga, isi batang dan umbi-umbian serta jamur. Tumbuh-tumbuhan tersebut ada yang dapat dikonsumsi dan ada yang tidak bahkan beracun. Sebab itu perlu hati-hati sekali dalam memilih daun-daunan ataupun bahan makanan tambhan yang diambil dari alam. Cara termudah untuk mengetahui bahwa daun itu beracun atau tidak, dengan melakukan pengamatan yang cermat. Misalnya semua daun- daunan yang dikonsumsi oleh binatang memamah biak pada dasarnya juga dapat dikonsumsi manusia. Hanya yang perlu diketahui, pencernaan hewan lebih kuat daripada manusia, karena itu untuk lebih amannya sebaiknya dikonsumsi daun yang muda. Beberapa jenis tanaman yang dapat dikonsumsi manusia misalnya daun pakis, umbi kayu, umbi rambat, talas, jantung pisang, rebung dan sebagainya.
Bagi anggota pramuka/pecinta alam yang perlu dihindari adalah daun yang tidak dikenal. Juga buah-buahan yang terlalu keras, banyak getahnya, daunnya tua, layu atau hampir mati. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
54 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Pada waktu memasak/merebus daun-daunan tersebut, jangan lupa masukkan garam selain sebagai penyedap masakan, garam berfungsi sebagai penawar racun. Selain sebagai penawar racun,garam juga berguna untuk menghindari kejang otot, kram dan cepat lelah.
Menjerat
Untuk memperoleh tambahan protein, hewan adalah penyedia protein yang paling besar dalam tubuh manusia. Semua jenis binatang hampir dapat dimakan, termasuk serangga dan cacing. Tapi yang paling baik adalah jenis memamah biak yang masih muda dan sehat terutama jenis betina karena dagingnya lunak. Tapi untuk mendapatkan binatang buruan tidaklah mudah, diperlukan ketrampilan khusus misalnya memburu atau menjerat.
Ada dua jenis jerat yang paling pokok yaitu jerat yang tidak mematikan dan jerat yang mematikan. Karena itu sebelum membuat jerat, perlu diketahui jenis binatang apa yang mau ditangkap dan tempat binatang biasa lewat. Lalu kenalilah langsung kebiasaan binatang tersebut misalnya melalui bekas makanan yang ditinggalkan, jejak dan kotorannya.
Setelah tahu binatang apa yang akan ditangkap, siapkan jerat, sesuai kebutuhan. Lebih baik membuat jerat yang tidak mematikan, karena jika membuat jerat yang mematikan juga akan berbahaya bagi manusia. Kalaupun jerat yang dipasang tidak membuahkan hasil, tidak perlu kecewa. Paling tidak apa yang telah diperbuat semakin meningkatkan ketrampilan kita . Sebab sumber protein tidak hanya pada binatang memamah biak, pada hewan air akan banyak diperoleh sumber protein.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
55 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Memancing :
Salah satu cara untuk memperoleh bahan makanan protein yaitu dengan memancing ikan. Hal ini dapat dilakukan jika ditempat kita berkemah terdapat sumber kehidupan bintang air atau ikan seperti sungai atau laut. Karena itu dalam berkemah juga lupakan mata kail, benang atau snur sebagai salah peralatan survival. Untuk pancingannya dan pengapungnya bisa diperoleh di alam. Jika tidak mau repot- repot mencari pancingan dan pengapungnya, dapat disiapkan sebelum berangkat menuju perkemahan dan alat pancing ini tidak merepotkan jika dibawa dan tidak memerlukan tempat khusus/memakan tempat.
Untuk membuat pancing yang murah hanya dibutuhkan bahan-bahan berupa :
a. kaleng bekas minuman ringan seperti sprite, coca cola atau fanta; b. selotif kuat/lakban; c. pengapung dari gabus/bobber; d. benang atau snur sekitar 12 meter; e. spool (kili-kili atau gelondongan);
f. mata kail; g. sinker (batu ladung atau timah pemberat kaitl); h. gabus atau prop botol.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
56 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Cara membuatnya : Masukkan potongan gabus atau prop botol dalam lubang kaleng, tapi jangan sampai masuk ke dalam. Gunanya sebagai pengaman mata kail. Lekatkan ujung benang atau snur dengan selotif/lakban, lalu lilitkan secara terarur dari atas ke bawah, jangan sampai kusut.
Ikat mata kail dengan menggunakan simpul gulung (clinch knot). Ikatkan batu ladung/timah pemberat sekitar 5 cm dari mata kail dengan menggunakan simpul overhand loop knot. Siapkan juga pengapung yang akan mengapung bergerak- gerak jika umpan termakan ikan.
Ada beberapa jenis pengapung yang terbuat dari gabus, kayu atau plastik. Jenis plastik yang sering dipakai. Tekan bagian bawah pengapung (plunger) maka bagian melengkung tempat kaitan akan terlihat. Maka pancingan pun siap digunakan untuk memancing.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
57 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
10. TANDA-TANDA JEJAK
Tanda jejak ialah tanda untuk menunjukkan sesuatu, dapat berupa arah, jalan dan sebagainya. Untuk membuat tanda jejak dapat digunakan batu, kayu, ranting, goresan, rumput dan sebaiknya.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
58 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
11. TANDA TANDA PETA
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
59 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
60 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
12. PETA PITA
Peta Pita merupakan laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan. Dalam membuat Peta Pita tidak diperlukan uraian yang panjang, tetapi yang diperlukan BUKTI bahwa kita telah menggunakan panca indra mata kita dengan sebaik-baiknya serta mencurahkan perhatian kepada hal-hal penting dan berguna dalam perjalanan pengembaraan tersebut.
Alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat Peta Pita : 1. Kompas. 2. Meja Jalan 3. Alat Tulis 4. Penggaris 5. Pencatat waktu/Jam Tangan 6. Kertas untuk membuat Peta Pita
Cara membuat Peta Pita : 1. Pertama kali buat di halaman kertas: a. Anak panah menunjukkan arah UTARA. b. Jalan yang akan dilalui (memanjang dari bawah ke atas) 2. Berdirilah dipermulaan jalan yang akan dilalui, dengan meja jalan menghadap ke arah jalan di hadapan kita. 3. Mulailah berjalan, dengan memperhatikan bentuk-bentuk bangunan dan benda-benda yang penting berupa TANDA PETA. Jika perlu berhenti sejenak untuk menggambar Tanda Peta atau mencari sasaran bidik (arah yang dilalui). 4. Bila sampai pada belokan, buatlah garis pembatas pada kertas Peta Pita sebagai tanda bahwa perjalanan kita telah berganti arah. 5. Cantumkan jarak yang telah ditempuh pada kolom jarak, mulai permulaan berangkat sampai belokan pertama. 6. Teruskan perjalanan mulai belokan pertama sampai belokan selanjutnya dengan cara yang sama seperti di atas. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
61 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
7. Setelah sampai di tempat tujuan, Peta Pita dapat dipotong-potong pada bagian kolom Peta Pita, hingga kita akan mendapatkan PETA PERJALANAN yang telah kita tempuh tapi belum disesuaikan, dengan jarak yang sebenarnya. 8. Dengan telah dibuatnya peta perjalanan, maka akhir pembuatan peta pita adalah membuat perbandingan antara Peta Pita dengan jarak sebenarnya. Maka selesailah pembuatan peta pita.
PERLU DIINGAT
1. Pada halaman pertama dari buku laporan itu harus ditulis : a. Kepada siapa laporan itu ditujukan b. Siapa yang membuat (nama, jabatan, regu, gugus depan) c. Tanggal pembuatan (waktu berkelana/pengembaraan) d. Keadaan cuaca pada saat pengembaraan tersebut (garis besarnya saja) 2. Meja jalan harus selalu menghadap arah perjalanan 3. membuatnya dari BAWAH ke ATAS 4. Gambar Peta Pita adalah berupa TANDA PETA 5. Bahwa laporan itu kelak harus dapat dipergunakan oleh orang lain, maka pembuatan Peta Pita harus jelas dan benar. 6. Tiap belokan harus dibuat tanda pemisah (garis datar)
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
62 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Kertas Kerja Peta Pita
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
63 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
13. PETA LAPANGAN
Alat-alat yang diperlukan untuk membuat Peta Lapangan : 1. Penggaris kayu/plastik 2. Kertas gambar 3. Pensil dan karet penghapus 4. Kompas 5. Meja jalan 6. Tongkat regu berukuran
Cara menggunakan peralatan :
Penggaris kayu/palstik pada kedua ujungnya dipasang paku dalam posisi tegak tepat ditengah-tengahnya. Gunanya untuk membidik sasaran. Kompas diletakkan agak ke pinggir penggaris, dilekatkan dengan karet gelang.
Bila kita menggunakan Kompas yang sederhana, cara membuatnya :
1. Buat gambar arah anak panah di sudut kanan atas gambar sebagai arah Utara. 2. Letakkan kertas gambar di atas meja jalan, dan lekatkan dengan menggunakan paku payung agar tidak berubah tempatnya (bergerak). Hadapkan arah panah Kompas menunjukkan arah Utara-Selatan. 3. Buat titik pertama pada kerta, usahakan agar lapangan yang dibuat dapat terlukis seluruhnya.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
64 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. Letakkan penggaris dengan pedoman di atas kertas dengan mendatar. Bidiklah dari tempat kita berdiri melalui Paku pada penggaris ke arah benda tertentu di sudut lain dari lapangan tersebut. Lihat derajat Kompas, sehingga dapat diketahui berapa derajat benda itu dari tempat kita berdiri. Kemudian tariklah garis dari titik permulaan tadi sepanjang perkiraan kita. 5. Ukuran jarak dari tempat kita berdiri ke tampat benda itu. Ukurlah dengan menggunakan tongkat regu yang mempunyai ukuran, lalu bandingkan dengan ukuran di kertas gambar (diperkecil). 6. Untuk memeriksa benar tidaknya jurusan yang kita buat dari titik permulaan ke titik kedua, maka hendaknya dari titik kedua itu kita bidik lagi ke titik permulaan tadi. Karena itu meja jalan dengan kertas gambar jangan sampai berubah. 7. Lanjutkan pekerjaan tadi untuk titik-titik selanjutnya.
8. Jika garis-garis pokok telah selesai dibuat, maka mulailah dengan penyempurnaan peta lapangan tadi. Misalnya membuat garis-garis batas, jalan, sungai, kebun, dan segala sesuatu yang ada di lingkungan perkemahan. 9. Setelah selesai maka biasanya kita cantumkan : A. (1) Nama daerah tempat peta lapangan itu dibuat. (2) Waktu pembuatan (3) Skala perbandingan. B. (1) Nama Pembuat (2) Nama regu dan Gugusdepan (3) Tempat, tanggal dan tanda tangan pembuat.
CONTOH SEBUAH PETA LAPANGAN
Sebuah lukisan dari arena perkemahan yang akan dibuat peta lapangannya
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
65 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Peta Lapangan yang benar :
Peta lapangan yang telah selesai pembuatan garis-garis pokoknya
Keterangan :
1. Skala = 1 : 1.000 2. Daerah = Cadika, Gowa 3. Waktu = 31 Des 2005 4. Oleh = Fitri. R.K. 5. Regu = Melati 6. Gudep = 21.06.02.252 KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
66 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
14. PANORAMA
Arti : Panorama adalah suatu Sketsa dan Pemandangan yang nampaknya sesuai dengan kenyataan dan cukup jelas untuk dikenal oleh orang lain.
Alat dan Perlengkapan membuat Panorama : 1. Karton berlubang segi empat panjang 2. Kertas gambar putih 3. Pensil/aiat tulis lainnya 4. Penggaris 5. Penghapus pensil 6. Meja jalan, Kompas.
Cara Membuatnya :
1. Berdirilah menghadap obyek yang akan dibuat, kira-kira 100 hingga tidak terhingga, makin jauh makin baik. Karton berlubang yang diberi tali, dipengang di muka. Gigitlah tali agar jangan berubah jaraknya dan usahakan obyek yang akan buat ada dalam lubang segi empat karton tersebut.
2. Gambarlah pemandangan yang kita lihat melalui lubang karton ke dalam kerta gambar. Perhatikan perbandingan antara obyek dengan gambar di lubang karton. Gambar yang kita buat hanyalah berupa garis tepinya (bentuk obyek).
3. Setelah obyek kita rekam dalam bentuk gambar seluruhnya, maka buatlah garis-garis untuk membedakan antara yang jauh dan yang dekat.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
67 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4 Kemudian berilah keterangan tentang benda-benda yang ada. Misalnya, sawah, pepohonan, hutan, desa, sungai dan sebagainya di bawah gambar Porama tadi.
5. Sebagai tambahan, kita cantumkan keterangan tentang :
I. a. Gambar Pemandangan b. Tempat dibuat c. Waktu pembuatan d. Arah mata angin e. Keadaan cuaca
II. a. Nama Pembuat b. Regu c. Gugus depan d. Tempat, tanggal dan tanda tangan pembuat.
6. Maka selesailah gambar Panorama yang dibuat. CONTOH GAMBAR PANORAMA
Keterangan : A. Gambar : Waduk Jeneberang B. Tempat : Bili-bili C. Waktu : 5 Oktober 2005 D. Jam : 08.15 Wita E. Cuaca : Cerah.
Pembuat : 1. Nama : Fitri Rachmawati 2. Regu : Melati 3. Gudep : 21.06.02.252 Sungguminasa, 5 Oktober 2005
Fitri Rachmawati KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
68 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Keterangan Gambar: a. Rerumputan b. Waduk c. Semak dan pepohonan d. Bukit e. Bukit Kapur f. Pegunungan
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
69 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
15. RASI BINTANG
1. Rasi Bintang Salip/Pari/Layang-layang Untuk menentukan arah Selatan caranya, hubungkan Bintang pada puncak dan kaki rasi. Terfihat pada bulan Maret sampai Agustus.
2. Rasi Bintang BidukIPedati/Beruang Besar Untuk mendapatkan arah Utara, perhatikan dua buah bintang yang terdapat di depan rasi. Jika kita tarik garis khayal, maka kita akan dapat mengetahui Utara. Terlihat pada bulan Maret hingga Juli.
3. Rasi Bintang Orion/Raja Rasi Orion digambarkan sebagai seorang Pemburu. Dapat diketahui dari deretan 3 buah bintang yang digambarkan sebagai ikat pinggang dan satu deretan dengan 3 buah bintang lagi yang menjurus ke bawah KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
70 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
seperti sebilah Pedang. Arah yang ditunjukkan: selatan. Terlihat pada bulan Desember sampai Maret.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
71 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
16. SANDI-SANDI
Berbagai macam bentuk Sandi dengan Kunci pemecahan perlu kita ketahui, khususnya bagi anggota Pramuka Penggalang yang dalam setiap kegiatannya tidak lepas dari memecahkan Sandi yang ditugaskan oleh Kakak Pembina.
1. SANDI IRIAN
Kuncinya : Dibaca secara terbalik/dari arah belakang.
Contoh : AKUMARP AMRAD ASAD NAD AYTAS IRT.
Artinya : TRI SATYA DAN DASA DARMA PRAMUKA.
2. SANDI PAKU Kuncinya :
Contoh : . . . / . . / . - / - - . / . -
Sandinya :
Artinya S I A G A 3. SANDI RUMPUT
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
72 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4. SANDI ABJAD
Kuncinya : A = Z Z = A (dapat dirubah)
A B C D E F G H I J K L M z y x w v u t s r q p o n
N O P Q R S T U V W X Y Z m l k j i h g f e d c b a
Contoh : ZWV RINZ HFIBZMI ADE IRMA SURYANI
5. SANDI ANGKA Kuncinya : P = 15 (dapat dirubah)
A B C D E F G H I J K L M 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2
N O P Q R S T U V W X Y Z 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5
Contoh : 6.4.17.0.10.0.13 15.17.0.12.20.10.0 Artinya : G E R A K A N P R A M U K A
6. SANDI KATA Kuncinya : BUN (dapat dirubah) Contoh : BUNAR JUBUN NABUN Artinya : A R J U N A 7. SANDI PEDOMAN Kuncinya : dari PUSAT bumi BERKELILING menuju kutub UTARA melalui arah TIMUR terus ke kutub SELATAN akhirnya ke arah BARAT (kunci dapat dirubah).
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
73 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
M A K P $ + * 8 B $ $ - $ S N A D
Artinya : PASUKAN GAJAH MADA.
8. SANDI ANGKA BERGANDA Kuncinya : A = 1 = 27 Z = 26 = 52
A = 1 = 2 7 J = 1 0 = 3 6 S = 1 9 = 4 5 B = 2 = 2 8 K = 1 1 = 3 7 T = 2 0 = 4 6 C = 3 = 2 9 L = 1 2 = 3 8 U = 2 1 = 4 7 D = 4 = 3 0 M = 1 3 = 3 9 V = 2 2 = 4 8 E = 5 = 3 1 N = 1 4 = 4 0 W = 2 3 = 4 9 F = 6 = 3 2 O = 1 5 = 4 1 X = 2 4 = 5 0 G = 7 = 3 3 P = 1 6 = 4 2 Y = 2 5 = 5 1 H = 8 = 3 4 Q = 1 7 = 4 3 Z = 2 6 = 5 2 I = 9 = 3 5 R = 1 8 = 4 4
Contoh : 42.1.20.46.9.13.21.44.27 Artinya : P A T T I M U R A
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
74 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
9. SANDI ANGKA BERTINGKAT Kuncinya : A + Z = 60 ( A = 5 Z = 55 )
Contoh : 21.31.11.33.31.13.41.21.5. Artinya : I N D O N E S I A
10. SANDI DEMOKRASI Kuncinya : ooo D E M O K R A S I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ooo Tidak ada dlam kunci, tuls biasa oo Angka tulis huruf o Huruf tulis angka Contoh : 12W7N 526J7 17267H DEWAN KERJA DAERAH
11. SANDI BINTANG Kuncinya :
A B C D E F G H I J K L M N O 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 P Q R S T U V W X Y Z 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
17. SANDI DATAR Kuncinya : 10 D ( 10 huruf depan dirubah ) Contoh : KIRR PKR UBA WR ARAA SUJ ADH KADHU KA RAGA MAKSOY TEEN UEH JTA Cara menyusunnya : K I R R P K R U B A W R A A R A A S U J A D H K A D H U K A R A G A M A K S O Y T E E N U E H I T A
z S I A G A B a b c d e A f g h i j N k l m n o T p q r s t U u v w x y KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
77 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Artinya : KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA DAERAH IBUKOTA JAYA
18. SANDI GAMBAR Kuncinya : Harus menghafal gambar-gambar seperti di bawah ini.
Artinya : G A R U D A
19. SANDI HURUF DEPAN
Kuncinya : Ambil huruf awal dari kata Contoh : Bagaikan Anjing Duduk Usia Tidur Artinya : BADUT
20. SANDI HURUF KECIL Kuncinya : Ambil huruf kecil dari setiap kata yang dibuat Contoh : AkUPuN daPAT laRI uNTUK BERtAUT Artinya : KUDA LAUT
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
78 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
M U S Y A W U G H A R A G U S D E P A K A J N A R T A P U S 2 5 3 4 T A - 4 3 5 3 -
21. SANDI ALJABAR Kuncinya : ABXY
Contoh : 2Y A ( 4X + B7 ) : A Artinya : W A R N A 22. SANDI JAM Kuncinya : 08.30 (dapat dirubah)
Contoh : 17.30 15.00 14.30 11.00 13.00 08.00 17.30 Artinya : T O N G K A T
23. SANDI ULAR (1) Kuncinya :
Contoh :
1 2 3 4 5 6 7 A
a b c d e f g B h i j k l m n X o p q r s t u Y v w x y z . . KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
79 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
P P R A K A E B H L S N E U A U G N T M K I D P A A B E R S N A R O I
Artinya : MUSYAWARAH GUGUSDEPAN JAKARTA PUSAT 4352 4353.
24. SANDI SANDI ULAR(2)
Kuncinya :
Contoh :
Artinya : PASUKAN PENGIBAR BENDERA HUT PROKLAMASI
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
80 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
17. MENAKSIR
Menaksir adalah memperkirakan (mengira-ngira) tinggi suatu pohon, lebar sebuah sungai, arus sungai, jarak perjalanan, keadaan cuaca dan mengukur berat suatu benda.
Mengukur suatu tidak dengan perkiraan atau dengan menyebut sebuah bilangan. Perkiraan yang kita buat haruslah didasarkan pada suatu perhitungan dan pada sebuah bilangan yang sudah diketahui. Untuk itu, kita harus mengetahui ukuran diri kita sendiri dengan cara mengetahui:
1. ukuran jempol 2. panjang dari ujung jempol hingga ujung telunjuk 3. panjang dari ujung jempol hingga ujung kelingking 4. lebar tangan 5. panjang dari pergelangan tangan hingga siku 6. panjang telapak kaki 7. panjang tangan direntangkan 8. panjang langkah kaki 9. tinggi badan 10. berat badan
Ukuran badan yang sudah kita ketahui, catat dalam buku dan hafalkan di luar kepala. Lebih baik lagi jika kita mempunyai tongkat yang panjangnya 1,6 M.
TATA CARA MENAKSIR
1. Menaksir diri sendiri. a. sendi yang paling ujung Jari Tengah atau Jempol 1 inci b. jarak antara jempol dengan telunjuk 8 inci c. jarak antara jempol dengan kelingking 9 inci d. dari pergelangan tangan ke siku, dan juga panjang kaki 10 inci KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
81 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
e. dari siku-siku ke ujung telunjuk (disebut cubit) 17 inci f. dari tengah-tengah tempurung lutut ke tanah 18 inci g. kedua tangan lurus ke samping dari ujung jari sampai keujung jari lainnya disebut "vadem" sama dengan tinggi badan Kita. h. denyut darah pada perelangan tangan (pols) kira- kira 75 kali permenit.
2. Menaksir Jarak (Perjalanan) a. satu langkah biasa -+ 2 1/4 kaki b. setiap 120 langkah -+ 100 yard c. langkah berjalan cepat lebih pendek dari langkah berjalan perlahan d. menghitung jarak dapat dihitung dengan kecepatan suara, yaitu kecepatan suara sama dengan jumlah hari dalam setahun (365 hari) e. menaksir jarak perjalanan dapat dipergunakan waktu lamanya berjalan yaitu setiap 4 mil = 1 jam f. Menaksir jarak dengan pandangan : 1) pada jarak 50 yard mulut dan mata nampak 2) pada jarak 100 yard mata seperti titik 3) pada jarak 200 yard kancing dan bagian dari atribut pakaian masih nampak kelihatan. 4) pada jarak 300 yard raut muka dapat terlihat 5) pada jarak 500 yard warna seragam dapat diketahui 6) untuk jarak yang lebih dari tersebut di atas, carilah titik tengahnya dari benda tersebut.
3. Menaksir Cuaca a. merah pada waktu malam = cuaca baik b. merah pada waktu pagi akan = turun hujan c. kuning pada waktu matahari terbenam = cuaca berangin d. kuning pucat pada waktu matahari terbenam = berarti hujan e. embun dari kabut pagi hari = cuaca bagus KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
82 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
f. matahari terbit dari awan yang rendah = cuaca baik g. matahari terbit dari awan yang tinggi = cuaca berangin h. awan halus = cuaca bagus i. awan halus terbatas terang = cuaca berangin j. awan bergigi = cuaca berangin kuat k. ngin sebelum hujan = cuaca baik l. hujan sebelum angin = ingat talam dan tali
4. Menaksir Lebar Menaksir Lebar dengan Rumus : AB = 2 (DE)
Menaksir Lebar dengan Rumus : EF = DF
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
83 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Masih banyak cara lain untuk mengukur lebar sungai dengan mempergunakan perbandingan-perbandingan ilmu ukur. Misalnya, kalau sungai itu tidak terlalu lebar, lemparkan sebuah batu yang diikat pada seutas tali, sekarang tariklah batu itu, hingga terletak di tepi sungai yang diseberang. Berilah tanda tali yang ada ditangan kita yang terletak di tepi sungai itu. Jarak dari tanda hingga ke batu merupakan lebar sungai yang hendak diukur.
Jagalah supaya tali lurus dan jangan sampai miring letaknya.
5. Menaksir Tinggi Menaksir Tinggi dengan Rumus : AB : AD = BC : DE
Keterangan : AB : Jarak penaksir dengan tongkat BD : Jarak tongkat dengan pohon AD : AB + BD BC : Panjang tongkat DE : Tinggi Pohon
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
84 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
6. Menaksir Deras Arus L Menaksir Deras Arus dengan Rumus : V = x 1 cm/detik T
Cara Kerja :
1. Letakkan tongkat di air seperti terlihat pada gambar di atas. Setelah tongkat tenang, lemparkan ke air sebatang ranting (harus terapung) atau benda lainnya agak jauh di depan titik (X). KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
85 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
2. Saat ranting mencapai titik (X) mulailah menghitung waktu yang akan ditempuh sampai titik (Y). Saat mencapai titik (Y) lihatlah berapa waktu tempuh ranting itu dari X ke Y, maka kita dapatkan (T). 3. Masukkan panjang tongkat dan watu tempuh ke dalam rumus di atas, maka kita akan dapatkan perkiraan besarnya Deras Arus Sungai tersebut.
7. Menaksir Dalam Sungai a. Dengan mempergunakan perbandingan llmu Ukur. Ambil sepotong bambu atau lainnya. Kita berdiri di tepi sungai dan masukkan bambu ke dalam air, hingga membentuk sudut 45 dengan dasar sungai. Panjang sebuah sisi segitiga itu adalah dalamnya sungai. Persamaan :
b. Dengan mempergunakan Seutas Tali. Kita berdiri di tepi sungai dengan memegang sebatang bambu. Di ujung bambu kita sangkutkan seutas tali dan pada ujung tali kita gantungkan sebuah batu.
Peganglah bambu itu di atas permukaan air dan luncurkan batu itu ke dalam air. Jika batu itu sudah sampai dasar sungai, maka bagian yang basah dari tali tersebut akan menjadi dalamnya sungai. Kerjakanlah pengukuran ini pada beberapa tempat, agar mendapatkan rata-rata dalamnya sungai.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
87 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
18. MORSE
Sebelum ditemukan Morse oleh Samuel Finley Breese Morse pada tahun 1832, sudah banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk menyampaikan berita dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Cara pertama dilakukan oleh Homerus Ilias yang menggunakan api yang berasap, yang disusun menurut kode-kode berita seperti yang dilakukan oleh suku Indian Amerika. Selanjutnya ditemukan alat tilgram yang menggunakan ketukan-ketukan suara yang diatur panjang dan pendek untuk mengirim berita. Juga dipergunakan isyarat cahaya untuk mengirimkan berita yang dimengerti oleh markonis- markonis seluruh dunia. Pada tahun 1832 Morse merancang sebuah alat Telegraf yang pertama, dan pada tahun 1844 terjadilah hubungan telegraf yang pertama kali di dunia antara kota Baltimore dengan Washinton, tepatnya pada tanggal 27 Mei 1844. Kode-kode Morse untuk mengirim berita sederhana sekali yaitu berupa alfabet Morse yang mudah dimengerti dan dipelajari.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
88 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
89 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
CARA BERSEMBOYAN MORSE BENDERA
Alat untuk menyampaikan isyarat Morse adalah : 1. Dengan Peluit (Bunyi Pendek dan Panjang) 2. Dengan Bendera (Kibaran pendek dan kibaran Panjang) 3. Dengan Api/Cahaya Lampu (Nyala Pendek dan Panjang) 4. Dengan Asap (Gumpalan Kecil dan Gumpalan Besar) 5. Dengan Alat Telegraf (Tulisan Titik dan Garis) 6. Cermin denqan bantuan cahaya Matahari (Sebentar dan lama).
Yang perlu diingat : Pada waktu memberi isyarat Morse perlu diperhatikan antara perbedaan TITIK dan GARIS, yaitu 1 : 3 Misalnya untuk titik 1 (satu) detik, maka untuk Garis adalah 3 (tiga) detik.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
90 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Semua huruf yang dimulai dengan titik ( . ) carilah disebelah kiri. semua huruf yang dimulai dengan strip (-) carilah disebelah kanan Cara mencarinya dari kotak di atas turun lurus ke bawah.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
91 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
19. SEMAPHORE
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
92 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Yang perlu diketahui dalam mengirim dan menerima Semaphore : 1. Berita Minta diulang = I. M. I 2. Berita Mulai/ perhatian = U.R 3. Siap menerima berita = K 4. K e l i r u = E (8 kali) 5. Berita selesai = A. R. A. R. 6. Dapat menerima dengan baik = R 7. Tunggu/belum siap = Q 8. Geser ke Kanan = M. K 9. Geser ke kiri = M. L 10. Mengerti = C 11. Tanda Angka = - 12. Tanda Huruf = J
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
93 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
20. KOMPAS
Kompas adalah sebuah alat yang berbentuk bulat untuk menetapkan/ menunjukkan arah mata angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas: 1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata anqin. 2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran. 3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas. 4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet. 5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45 yang dapat diputar. 6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
95 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
RUMUS BACK AZIMUTH/BACK READING
1. Apabila sasaran kurang dari 180 = di tambah 180 0 180 = X + 180 2. Apabila sasaran lebih dari 180 = di kurang 180 180 360 = X - 180
Contoh: Sasaran balik dari
a. 30 adalah = 30 + 180 = 210 b. 240 -"- = 240 - 180 = 60 c. 451 34' 20" -"- = 225 34' 20" d. 178 54' 14 -"- = 001 05' 45"
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
96 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MATA ANGIN
U Utara 0 atau 360 UTL Utara Timur Laut 22 30 TL Timur Laut 45 TTL Timur Timur Laut 67 30 T Timur 90 TMG Timur Menenggara 112 30 TG Tenggara 135 SMG Selatan Menenggara 157 30 S Selatan 180 SBD Selatan Barat Daya 202 30 BD Barat Daya 225 BBD Barat Daya 247 30' B Timur 270 BBL Barat-Barat Laut 290 30 BL Barat Laut 315 UBL Utara Barat Laut 337 30'
Benda-benda lain yang dapat digunakan untuk menentukan arah Mata Angin: 1. Matahari, terbit di Timur dan terbenam di Barat 2. Masjid, sebagai kiblat menghadap Barat Laut 3. Bintang, Rasi-rasi bintang pada malam hari. 4. Kuburan Islam, batu nisan membujur dan Utara-Selatan. 5. Silet, jika diapungkan di atas air.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
97 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
21. MEMBACA PETA
1. PETA Peta adalah gambar permukaan bumi atau bagian- bagian dari permukaan dalam bidang datar yang diperkecil menurut Skala atau Kedar tertentu.
2. SKALA Skala atau Kedar adalah perbandingan jarak rata-rata antara dua titik pada peta itu dengan dua titik dimedan yang serupa atau sebenarnya. Skala 1: 50.000 berarti I (satu) Cm di peta sama dengan 50.000 Cm di medan atau di tempat sebenarnya. Perlu diingat bahwa Skala itu bukanlah perbandingan luas di peta dengan luas di medan. Jadi peta yang Skalanya 1: 50.000 itu bukan berarti lebar jalan, lebar sungai, luas pekarangan dan sebagainya yang harus diperkecil 1/50.000-nya. Peta yang baik untuk kegiatan Pramuka atau pecinta mendaki gunung adalah peta yang berskala 1: 50.000 yakni peta topografi yang dibuat oleh Jawatan Topografi atau Departemen PUTL atau yang dimiliki ABRI. Karena peta topografi yang berskala 1: 50.000 itu dibuat dengan sangat teliti.
3. KETINGGIAN Ada dua macam ketinggian yang kita kenal, yaitu:
a. Ketinggian Sebenamya (K.S): yaitu ketinggian yang diukur dari permukaan air laut Bila tinggi gunung adalah 3.000 M,maka tinggi gunung tersebut 3.000 M dari atas permukaan air laut.
b. Ketinggian Nisbi (K.N): yaitu ketinggian yang tidak diukur dari permukaan air laut. Misalnya tinggi Gedung Kwarda DKI Jakarta, di JI. Diponegoro No. 26 adalah 15 M, maka KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
98 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
pengukuran tinggi Gedung Kwarda itu adalah dari pondasinya, bukan dari permukaan air laut.
4. GARIS KETINGGIAN (G.K) Garis Ketinggian adalah garis yang berbelok-belok tak teratur dan tertutup, yang merupakan persambungan yang sama tingginya (tinggi sebenarnya) dihitung dari permukaan air laut. Pada Peta Topografi ABRI, G.K ini diberi warna coklat. Dengan mempelajari garis-garis ketinggian itu, dapat kita peiajari ketidak rataan suatu daerah atau dapat kita bayangkan keadaan suatu medan yang sebenarnya.
Macam-macam G.K : a. G.K yang dinyatakan dengan garis tipis b. G.K yang dinyatakan dengan garis tebal (dinyatakan dengan yang ke 10, 20, 30 dan seterusnya). c. G.K yang dinyatakan dengan garis yang terputus- putus (merupakan G.K penolong yang tingginya setengah dari G.K. biasa).
Sifat-sifat G.K. : Ketiga macam G.K tersebut di atas mempunyai sifat-sifat tertentu. Dengan mempelajari/memperhatikan sifat tersebut, kita dapat "membaca" keadaan medan pada peta.
Sifat-sifat G.K tersebut sebagai berikut : a. G.K pertama telah memiliki ketinggian, yaitu separuh dari bilangan angka ribuan pada Skala, dinyatakan dengan ukuran Meter. Contoh : Skala peta misalnya 1 : 50.000, maka G.K yang pertama adalah 1/2 x 50 M = 25 M. G.K yang kedua adalah 2 x 25 M = 50 M. G.K yang ke-10 = 250 M, yang ke-40 = 1.000 M, dan seterusnya. b. G.K yang pertama mengelilingi G.K yang kedua, yang kedua mengelilingi yang ketiga, demikian seterusnya. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
99 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
c. G.K yang ke-10, 20, 30, 40 dan seterusnya dibuat garis dengan garis tebal. d. G.K Penolong (dinyatakan dengan garis terputus- putus) menyatakan ketinggian separuh dari ketinggian biasa. Contoh : Skala peta 1 : 40.000, maka Tinggi G.K penolong adalah 1/2 x 40 M : 2 - 10 M. e. G.K yang mendekati puncak adalah G.K yang menjorok ke dalam, merupakan suatu Lembah (bagian yang rendah), berbentuk huruf V. f. G.K yang menjorok keluar atau menjauhi puncak merupakan Punggung Gunung berbentuk huruf U.
5. TITIK KETINGGIAN (T.K) Titik Ketinggian (T.K) adalah titik yang telah diukur tingginya (oleh Jawatan Kadaster) dalam sebutan Meter.
T.K ini dilapangan dinyatakan dengan "Patok Beton" yang ditanam tepat seperti tertera dalam Peta. Dengan memperhatikan G.K dan TK kita dapat mengetahui tingginya suatu titik di Peta.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
100 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
6. BENTUK TANJAKAN Sangatlah penting sekali "membaca peta" antara lain dapat mengetahui bentuk tanjakan. Pendaki gunung pasti akan menghindari medan yang berat dan membahayakan. Untuk dapat mengetahui bentuk tanjakan, perlu dipelajari beberapa G.K yang berurutan, seperti dibawah ini.
Keterangan : A-E = Tanjakan Terjal (Tanda-tandanya : jarak beberapa G.K sama dekatnya / pendek-pendek) B-E = Tanjakan Cembung (Tanda-tandanya : jarak antara beberapa G.K tidak sama, makin ke puncak makin besar jaraknya). C-E = Tanjakan Landai (Tanda-tandanya : jarak antara beberapa G.K lebar dan tidak sama besarnya). KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
101 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
D-E = Tanjakan cekung (Tanda-tandanya : jarak antara beberapa G.K tidak sama, makin ke puncak makin kecil).
Latihan memecahkan soal Skala, G.K, TX dan Tanjakan:
a. Serombongan ambalan Penegak Dr. Soetomo mengadakan pendakian suatu gunung yang tingginya 1.600 M. Mereka menggunakan peta berskala 1:40.000 dan memutuskan berkemah di gunung itu dengan memasang tenda yang tersebar. Sangga Pedoman mendirikan tenda pada titik G.K ke-25. Sangga Perintis berkemah pada G.K ke-20 dan Sangga Penerus mendirikan tenda pada G.K ke-19. Pertanyaan : Berapa tinggi dari permukaan air laut tenda-tenda Sangga tersebut.
b. Seorang pendamping Penegak memberi penjelasan kepada dua orang Penegak Bantara yang akan mengadakan penjelajahan sebagai berikut : "Adik-adik, surat jalan untuk adik-adik kakak simpan di T.K Quartier yang tingginya 275 M, T.K itu bernomor Register 226". Pertanyaan : Bagaimana tanda T.K itu digambar Peta?
c. Fitri Rachmawat, Pemimpin Regu Melati mengirim berita sebagai berikut : "Yanti jatuh sakit di T. 24 harap segera kirim petugas PPPK. 2910 Pertanyaan : Apa arti tanda peta itu?
d. Kak Salam, Pembina Penggalang memimpin perkemahan dengan penempatan regu-regu sebagai berikut : 1). Regu Elang berada di GK yang ke-10, tingginya 400 M 2). Regu Melati dibawah Pimpinan Kak Hamsina berada di G.K ke-9, tingginya 350 M. 3). Regu Gagak di bawah pimpinan Kak Jasmin berada di GK ke.-12 KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
102 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
4). Regu Teratai di bawah pimpinan Kak Jannah berkemah di G.K ke-7. Pertanyaan : a) Berapa tinggi Tenda Regu Gagak dan Regu Teratai dari permukaan air laut? b) Berapa Skala Peta yang mereka gunakan?
e. Perhatikan gambar di bawah ini.
Pertanyaan : a) Berapa Skala Petanya? b) Berapa tinggi kemah A dan B dari permukaan air laut? c) Buatlah garis yang menunjukkan mereka mengadakan pendakian?
7. ARAH UTARA Semua orang tahu bahwa dunia itu bulat, karena itu kita tidak mungkin membuat gambar dunia atau bagian- bagian dari dunia menjadi peta yang berbentuk datar, tanpa merubah arah/bentuk. letak dari bagian-bagian yang bulat itu. Sebab itu arah dan letak pada peta perlu ada koreksi. Akibatnya maka kita mengenal 3 (tiga) macam arah yaitu :
a. Utara Sebenarnya (U.S) yaitu garis-garis yang menghubungkan titik-titik pada luas bumi dengan kutub Utara. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
103 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
b. Utara Peta (U.P) yaitu arah yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak lurus dari jaring peta dari bawah ke atas. c. Utara Magnetis (U.M) yaitu arah 0 atau 360 yang ditunjuk oleh jarum Kompas. Pada Peta Topografi Tanda utara tersebut ditandai dengan gambar:
8. IKHTILAF (DEKLINASI/DEDLINATION/AFWIJKING) Telah diterangkan seperti tersebut di atas, bahwa tidak mungkin membuat gambar dunia atau bagian-bagian dari dunia menjadi peta yang berbentuk datar, tanpa merubah arah/bentuk/letak dari bagian-bagian yang bulat itu. Karena itu U.S tidak sama dengan UP atau U.M. Perbedaan derajat itu disebut IKHTILAF atau AFWIJKING.
Dengan demikian kita mengenal 3 (tiga) macam IKHTILAF, yaitu:
a. IKHTILAF U.S-U.P. disebut juga IKHTILAF PETA (GRIO DECLINATION) Adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis yang ditarik dari suatu titik yang masing-masing menuju ke UP dan U.S. Ikhtilaf U.S-U.P ini kadang- kadang Timur kadang-kadang Barat. Disebut "Ikhtilaf U.S.-U.P Timur" jika berada disebelah Timur atau disebutlah "Kanan" dari U.S. Disebut "Ikhtilaf U.S-U.P Barat" jika UP berada disebelah Barat atau sebelah "Kiri" U.S.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
104 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Dalam menentukan Timur atau Barat selalu U.S menjadi patokan. Contoh :
b. IKHTILAF U.S-U.M ATAU IKHTILAF MAGNETIS (MAGNETIS, DECLINATION) Adalah sudut yang dibuat oleh dua buah garis, ditarik dari satu titik masing-masing ke U.S dan ks U.M. lkhtilaf U.S.-U.M disebut "Timur" jika U.M berada disebelah Timur/Kanan dari U.S. Dalam menentukan Timur/Barat, U.S selalu menjadi patokan. Dalam waktu berlainan perubahan lkhtilaf U.S-U.M ini disebut dengan "Variasi Magnetis". Variasi Magnetis ini dapat berakibat "menambah/Increas" atau dapat pula "mengurangi/Decrease". Contoh :
c. IKHTILAF UP-UM atau VARIASI MAGNETIS Adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis yang ditarik dari satu titik, masing-masing menuju UP dan U.M. lkhtilaf U.P-U.M disebut "Barat" jika U.M berada disebelah Barat/Kiri dari U.P. lkhtilaf U.P-U.M dikatakan "Timur" jika U.M berada disebelah TimurlKanan dari UP KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
105 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Dalam mencari lkhtilaf U.P-U.M, UP selaiu menjadi patokan Contoh :
9. AZIMUTH/SUDUT Azimuth atau Sudut dihitung menurut jarum jam, artinya semakin ke kanan semakin besar sudutnya, sedangkan semakin ke kiri semakin kecil sudutnya. Semua sudut selalu mengambil patokan arah Utara, dan karena itu dikenal 3 macam arah Utara. Maka kita mengenal pula 3 macam Azimuth/sudut, yaitu :
a. Azimuth Sebenarnya/Sudut Sebenarnya. Adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis, ditarik dari satu titik, masing-masing menuju US dan ke SASARAN (SAS). Menghitung Azimuth Sebenarnya tanpa pertolongan Peta dan Kompas adaiah tidak mungkin. Contoh :
b. Azimuth Peta/Sudut Peta. Adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis ditarik dari satu titik, satu garis menuju UP dan satu garis menuju ke SASARAN di peta itu.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
106 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Contoh :
c. Azimuth Magnetis/Sudut Kompal Adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis, ditarik dari satu titik, masing-masing menuju ke 0/360 dan ke SASARAN di medan.
10. POTONG KOMPAS Potong Kompas adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain melalui jalan yang terdekat, dengan pertolongan sudut Kompas. Langkah-langkah yang harus dipersiapkan bila melakukan Potong Kompas adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan Peta Topografi, sebuah Penggaris dan sebuah Prolektor/Pengukur Sudut/Busur Derajat. b. Mempelajari Peta Topografi, yaitu untuk menentukan titik berangkat dan titik tujuan (di peta). c. Dari titik berangkat ke titik tujuan (di peta) ditarik garis tipis dengan pertolongan penggaris dan pensil (agar mudah dihapus). Selanjutnya dengan pertolongan Busur Derajat dihitung sudut petanya.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
107 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Kini sudut petanya sudah diketahui. Merubah sudut peta menjadi sudut Kompas, caranya: 1) Jika Ikhtilaf U.P-U.M itu Timur, maka sudut Kompas adalah SUDUT PETA DIKURANGI IKHTILAF U.P-U.M. 2). Jika Ikhtilaf U.P-U.M itu Barat, maka sudut Kompas adalah SUDUT PETA DITAMBAH IKHTILAF U.P-U.M. Sekarang sudut kompas telah diketahui. Dengan perlengkapan Hiking berangkatlah menuju ke "Titik Berangkat" di lapangan yang tadi telah ditunjuk di dalam peta.
Dari "Titik Berangkat" dengan berpedoman pada sudut Kompas tersebut ke "Sasaran", incarlah suatu titik yang mudah dikenal di medan. Misalnya Pohon terkenal, Batu Besar, tonggak, Kuburan dan sebagainya. Selanjutnya pergilah ke titik tersebut dengan sebanyak mungkin menghindari rintangan-rintangan alam (tanaman rakyat, rawa, bangunan dan lain- lain). Demikian seterusnya dari satu titik ke titik berikutnya.
Menghitung Sudut Kompas menjadi Sudut Peta.
Sesuatu titik jauh di sana diincar dengan menggunakan Kompas, dengan demikian sudut kompasnya diketahui. Jika sudut kompas itu akan dirubah menjadi sudut peta, caranya sebagai berikut: 1) Jika Ikhtilaf U.P-U.M itu "Timur" maka sudut petanya adalah : SUDUT KOMPAS DITAMBAH IKHTILAF U.PU.M. 2) Jika Ikhtilaf U.P-U.M itu "Barat" maka sudut petanya adalah : SUDUT KOMPAS DIKURANGI IKHTILAF U.PU.M. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
108 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
11. RESECTION Adalah menentukan letak suatu titik di peta, yaitu dimana kita berada. Resection dapat dilakukan bila kita tersesat dalam perjalanan penjelajahan.
Ada 2 (dua) cara melakukan Resection : a. Resection dengan menggunakan Kompas. 1) Peta tidak perlu diorientasikan (tidak diorientasikan). 2) Pilihlah medan (dengan melihat dari tempat kita berdiri) dua titik atau lebih yang mudah dikenal kembali dan yang mudah ditemukan dipeta. Titik tersebut sedapat mungkin merupakan sudut 30 s.d 150 dilihat dari tempat berdiri. 3) Incarlah titik-titik tadi dengan Kompas dan catatlah sudut-sudut kompasnya. 4) Hitunglah BACK AZIMUTH (Sudut Belakang) dari sudutyang kita catat tadi, cara menghitung BACK AZIMUTH, adalah sebagai berikut : - Jika sudut Kompas itu besarnya kurang dari 180 maka BACK AZIMUTH-nya adalah : SUDUT KOMPAS DITAMBAH 180 - Jika sudut Kompas besarnya lebihu dari 180 maka BACK AZIMUTH-nya adalah : SUDUT KOMPAS DIKURANGI 180 5) Setelah Back Azimuth itu kita dapatkan lalu rubah menjadi SUDUT PETA dengan memperhitungkan Ikhtilaf U.P-U.M. 6) Dengan menggunakan busur derajat sudut- sudut peta tadi digambar di atas peta, sebagai titik pangkal adalah titiktitik tanda tersebut pada (b). 7) Titik potong/Silang yang kita buat di peta tadi adalah titik atau tempat di mana kita berdiri.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
109 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Keterangan Gambar Nomor : 004 : Sudut Kompas dari A (tempat kita bediri) ke B (gunung). : Sudut Kompas dari A ke C (mesjid) A : Tempat kita mengincar dengan Kompas dimedan (BELUM DIKETAHUI LETAKNYA DI PETA). B : Puncak gunung (yang letaknya juga di peta). C : Mesjid (yang terdapat pula di peta). = Setelah diketahui sudut AB dan AC lalu dibuat BACK AZIMUTH-nya dan diperhitungkan Ikhtilaf U.P-U.M menjadi sudut (ba) dan sudut (ca) di peta. = Periksalah gambar GAMBAR NOMOR : 005
Peta Topografi
d. Recection tanpa Kompas. 1) Peta tidak perlu dicocokkan letaknya. 2) Carilah di medan, dimana kita berdiri/berada, 3 buah titik yang dapat dikenal kembali di peta. Titik-titik tersebut kita namakan titik A, B dan C. Dan di peta kita namakan titik a, b dan c. Titik A, B dan C harus merupakan sudut antara 30 s/d 150. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
110 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
3) Ambilah sehelai plastik, tusuklah sebuah jarum ditengah-tengah plastik tersebut, plastik kita letakkan di atas landasan yang rata di tanah. Tempat tusukan jarum tadi kita namakan titik Q (titik sembarang di tengah-tengah plastik). 4) Dengan penggaris incarlah dari titik Q berturut- turut ke titik A, B, dan C dan buatlah yang menunjukkan garis AQ, BQ dan CQ (titik Q sebagai patokan). 5) Pindahkan plastik ke atas peta dan geser- geserlah sedemikian rupa sehingga garis AQ, BQ dan CQ bersinggungan dengan titik a, b, dan c di peta. 6) Setelah itu kita tusukan jarum pada titik Q di peta sehingga peta tidak dapat terlepas. 7. Titik Q di peta adalah tempat kita berdiri
GAMBAR NOMOR : 005
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
111 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
12. INTERSECTION Adalah menentukan suatu titik di peta yang kita kenal. Ada 2 (dua) cara Intersection, yaitu : a. Intersection dengan menggunakan Kompas. 1) Peta tidak perlu dicocokkan letaknya lebih dahulu. 2) Dari titik (A) di medan yang mudah ditemukan kembaG di peta sebagai titik (a), kita incar ke titik (C) yang harus ditentukan letaknya. Sudut kompas dari (A) ke (C) dapat dibaca di Kompas. 3) Kita lakukan pekerjaan yang serupa di titik (B) (di peta menjadi titik b). 4) Kedua sudut kompas itu (dari A dan dari B) kita rubah menjadi sudut peta dengan memperhitungkan Ikhtilaf U.PU.M, lalu kita rubah menjadi Back Azimuth dan kita gambar di peta dengan pertolongan busur derajat. 5) Titik potong dari sudut (ac) dan (bc) adalah titik c (tempat yang dicari).
b. intersection tanpa menggunakan kompas, 1) Peta harus dicocokkan lebih dahulu. caranya : letakkan peta di medan begitu rupa sehingga GAMBAR NOMOR 006 KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
112 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
beberapa tanda di peta sama letaknya dengan keadaan sesungguhnya di medan. 2) Pergilah ke titik (A) di medan yang mudah ditemukan kembali di peta sebagai titik (a). 3) Taruhlah peta di tanah dan cocokkan letak peta itu dan tusuklah sebuah jarum di titik (a). 4) Taruhlah penggaris melalui jarum itu dan tariklah garis lurus dari titik (a) di peta menuju titik (C) di medan (C adalah tempat yang kita cari). 5) Pergilah ke titik (B) - sebelah kanan/kiri dari titik A - dan ulangi pekerjaan serupa tersebut, (c) dan (d) menuju titik (C). 6) Titik potong kedua garis tersebut adalah titik (C) yang dicari.
13. MENENTUKAN TITIK PADA PETA TOPOGRAFI.
Dalam INTERSECTION dan RESECTION telah kita ketahui cara menentukan suatu titik di peta topografi. Jika letak suatu titik di peta tadi akan kita beritakan kepada orang lain, kita perlu mengetahui metode pemberitaannya. Bayangkan kalau kita akan memberitakan letak titik tadi pada orang lain dengan cara tertulis atau pertelepon, maka akan terasa sulitnya cara menyatakan maksud kita, tanpa metode yang tertentu.
Cara menentukan suatu titik pada peta topografi itu ada 3 (tiga cara), yaitu : a. Dengan 4 angka b. Dengan 6 angka c. Dengan 8 angka.
a. Menentukan titik pada Peta Topografi dengan 4 Angka. Tiap-tiap lembaran peta topografi terdapat garis- garis koordinat dengan angka-angka, mulai angka 1 berturut-turut dari BERAT/ KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
113 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KIRI ke TIMUR/KANAN dan dari BAWAH/SELATAN ke ATAS/ UTARA. Pada ujung atas bagian kanan dari tiap-tiap lembaran peta terdapat nomor lembaran petanya. Menentukan titik dengan 4 Angka dilakukan dengan menunjuk 2 angka terakhir dari KIRI lalu 2 angka terakhir dari BAWAH.
Lihat Contoh Gambar ini. Titik A berada di koordinat 1104 dan titik B berada di koordinat 1203.
b. Menentukan Titik pada Peta Topografi dengan 6 Angka.
Kita tahu bahwa dengan cara 4 angka adalah kurang sempurna, sebab 4 angka itu menunjukkan satu bujur sangkar yang kenyataannya di medan luasnya adalah 1 Kmz. Kita perlu suatu cara menunjukkan yang lebih teliti, ialah dengan cara 6 angka.
Caranya, kita bagi bujur sangkar dimana titik itu berada menjadi 10 bujur sangkar kecil-kecil yang sama besarnya, selanjutnya: 1) Sebutkan nomor LEMBARAN PETANYA, 2) Dua angka terakhir dari garis kiri titik itu. 3) Jarak antara titik itu dan garis kiri dari titik itu dinyatakan dengan puluhan. 4) Dua angka terakhir dari garis bawah titik itu. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
114 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5) Jarak antara titik itu dan garis bawah dinyatakan dengan puluhan.
Lihat Contoh Gambar ini.
Titik X berada di koordinat 113046 dan titik Y berada di koordinat 120040.
c. Menentukan Titik pada Peta Topografi dengan 8 Angka. 1) Sebutkan nomor lembaran petanya. 2) Dua angka terakhir dari garis kiri dari titik itu 3) Jarak antara titik itu dan garis kiri dinyatakan dengan perseratusan. 4) Dua angka terakhir dari garis Selatan titik itu. 5) Jarak antara titik itu dengan garis Selatan dinyatakan dengan perseratusan.
14. TANDA-TANDA PETA Tanda-tanda peta dibedakan menurut a. Warna dan b. Bentuk.
a. Tanda-tanda Peta menurut Warnanya.
1) Merah : Kontruksi dari Batu, Jalan-jalan. 2) Biru : Kontruksi dari Besi, air, sawah. 3) Hitam : Kontruksi dari Kayu, Bambu dan tanaman 4) Hijau : Daerah yang didiami dan bertumbuh-tumbuhan. 5) Coklat : Ketinggian dan kedalaman dari permukaan bumi 6) Kuning : Batas-batas perkebunan, jalan-jalan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
115 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
b. Tanda-tanda Peta Menurut Bentuk Tanda-tanda peta untuk bagian-bagian dan benda- benda mempunyai denah, seperti jembatan, bangunan dan lain-lain digambar dengan arah letak yang tepat. Sedangkan tandatanda peta untuk bagian medan yang berdenah (Misalnya tiang, batas, pohon) digambarkan dengan arah letak ke UTARA PETA.
Perhatikan gambar di bawah ini.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
116 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
22. PENGETAHUAN P.P.G.D
A. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
Adalah tindakan yang cepat dan tepat atas dasar prinsip tertentu dengan cara yang baku dalam mengatasi suatu kecelakaan sebelum korban dikirim ke Rumah Sakit.
Kecelakaan adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia disebabkan oleh kekuatan luar, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan, baik jasmani maupun jiwa.
Pertolongan tingkat pertama yang tercakup dalam pertolongan gawat darurat bertujuan: 1. Mencegah maut. 2. Mencegah penurunan kondisi badan. 3. Penunjang upaya penyembuhan.
Pada saat memberikan pertolongan, yang perlu diperhatikan : 1. Keadaan tempat dimana kecelakaan terjadi. 2. Jalur sarana komunikasi yang tersedia 3. Jalur sarana pengangkutan. 4. Obat-obatan yang diperlukan termasuk alat-alat.
Prinsip pokok dari pelaksanaan PPGD ialah : a. Melaksanakan tindakan yang diarahkan pada penyelamatan terhadap korban. b. Melaksanakan tindakan sesuai keadaan yang diderita korban. c. Bila diperlukan, laksanakan Pernafasan buatan, pendarahan dihentikan dan kesadaran diupayakan.
Untuk melaksanakan pertolongan yang cepat dan tepat serta bermutu, tidak selalu memerlukan alat/obat yang mahal dan serba sulit untuk dipakai.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
117 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Harus diusayakan bekerja dengan bahan yang ada, dan jangan dilupakan beberapa bahan dan obat-obatan tradisionil yang bermanfaat.
Obat-obatan yang diperlukan / persediaan harus seefisien mungkin dan minimal harus ada : - Obat pencuci luka. - Alkohol, sabun lifeboy. - Amoniak.
Alat-alat minimal yang harus tersedia : 1. Pembalut cepat nomor, 1, 2 dan 3 masing-masing 5 bungkus. 2. Perban 3 cm dan 5 cm sebanyak 10 rol. 3. Mitella 4 lembar. 4. Gunting 1 buah. 5. Bidai 1 set. 6. Pinset 2 buah. 7. Peniti 12 buah.
Dalam pelaksanaan pertolongan prinsip yang perlu dipegang teguh yaitu berfikir sebelum melangkah dan melangkah sesuai dengan rencana
B. RESUSITASI
Tindakan atau pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi jantung yang terganggu guna melangsungkan hidup penderita.
Gangguan fungsi pernafasan
Didapatkan : Saluran pernafasan yang tersumbat. Tindakan : Buka jalan nafas. Cara :
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
118 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Hati-hati : - Penderita yang tidak sadar dalam posisi duduk akan tersumbat oleh lidahnya sendiri. - Penderita dengan luka berat di daerah punggung dan daerah leher. - Mengeluarkan penderita yang tidak sadar dari dalam mobil.
Menilai dan memeriksa pernafasan.
Bernafas : - Melihat, dada korban bergerak. - Mendengar, menghirup dan menghembus kan nafas. - Merasa, udara pernafasan dihembuskan ke punggung tangan atau pipi.
Jalan Nafas tersumbat : - Korban tidak sadar dan terbaring terlentang dengan posisi kepala normal, mengakibatkan lidah dapat tertarik ke dalam. - Jangan meletakkan sesuatu di bawah kepala karena hanya akan memperburuk keadaan. Jalan Nafas terbuka : - Letakkan satu tangan dibawah leher korban dan angkat keatas. Dorong kepalanya kebelakang dengan tangan yang lain diatas dahinya. - Pada posisi diatas, lidah tertarik keatas, jalan nafas akan terbuka. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
119 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
TINDAKAN PADA KEADAAN GAWAT DARURAT. 1. Tentukan apakah korban tidak sadar. Tidak mungkin membangunkan korban yang tidak sadar dengan menyentuh atau memanggilnya.
2. Buka Jalan Nafas. Angkat kepala korban yang tidak sadar keatas dengan meletakkan satu tangan dibawah lehernya dan dorong kepalanya ke belakang dengan tangan yang lain di atas dahinya (pada orang dewasa). Pertahankan supaya kepala tetap pada posisi ini.
3. Tindakan selanjutnya tergantung pada keadaan korban itu sendiri.
Korban bernafas cukup. Tindakan : Letakkan korban dalam posisi miring (menyamping), dan posisi leher dan kepala tetap dipertahankan seperti no.2 diatas.
Korban tidak bernafas atau pernafasan tidak cukup.
- keadaannya parah .
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
120 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Tindakan : Pernafasan Buatan. Mulamula pernafasan buatan dilakukan 3-5 kali cepat dan dalam. Kemudian segera raba denyut nadi karotis (daerah leher bagian samping).
4. Denyut nadi karotis teraba, pernafasan buatan diteruskan sampai terjadi pernafasan spontan atau diambil alih oleh yang lebih ahli. Denyut nadi karotis tidak teraba, terdapat gangguan fungsi jantung yang disebut henti jantung dan harus dilakukan pernafasan buatan dan kompresi jantung luar.
PERNAFASAN BUATAN
Korban tidak sadar Pernafasan : Tidak ada/ lemah/tidak teratur Pernafasan buatan segera dimulai MULUT KE MULUT - Angkat kepala korban kebelakang untuk membuka jalan nafas. Tutup rapat lubang hidung korban dengan jari-jari anda dan tarik nafas dalam-dalam. - Tempelkan dan ketatkan bibir anda disekeliling mulut korban. Tiupkan udara ke dalam paru-parunya dan perhatikan dada korban. Bila dada korban naik, berarti udara telah mencapai paru-paru. - Lepaskan bibir anda supaya terjadi pengeluaran udara secara pasif dari paru-paru. Perhatikan dada korban akan mengecil. Ambillah nafas sebelum anda meniupkan udara ke dalam paru-paru korban lagi. - Secara teratur tiupkan udara ke dalam paru-paru korban dengan frekwensi/kecepatan pernafasan normal. Teruskan sampai korban mulai bernafas atau anda digantikan oleh orang lain yang menguasai pernafasan buatan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
121 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
MULUT KE MASKER Bila ada muntahan atau perdarahan dari luka-luka di muka atau di tenggorokan, banyak orang tidak mau melakukan pernafasan mulut ke mulut. Masker akan sangat berguna, karena menghindarkan kontak langsung ke mulut. Selain itu udara akan masuk melalui mulut maupun hidung. Tapi jangan membuang waktu mencari- cari masker yang tidak tersedia dengan segera.
PERNAFASAN UNTUK BAYI Tiupkan sedikit udara dalam waktu yang cepat. - Mulut ke mulut dan hidung :tutup hidung dan mulut korban dengan mulut anda.
Bagaimana Cara Menggunakan Masker: - Angkat kepala korban ke belakang, letakkan masker sehingga menutupi mulut dan hidung. Ujung bulat dari masker terletak di depan dan yang berujung di atas hidung. - Gunakan kedua tangan untuk menjadi posisi masker, usahakan menjaga agar jalan nafas terbuka. Tekan masker pada muka dengan kedua ibu jari di atas kedua masker. Dorong rahang bawah korban ke depan dengan ujung- ujung jari anda di bawah tulang rahang tepat sedikit dibawah daun telinga. Jaga supaya kepala korban tetap terangkat ke belakang (ekstensi). - Tiupkan udara melalui lubang masker. - Lepas mulut anda dari masker ambillah nafas sementara ke luar dari paru-paru korban. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
122 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
- Mulut ke masker :pakai masker yang khusus untuk bayi.
Bersihkan mulut dan tenggorokan Bila dada tidak berkembang ketika anda meniupkan udara melalui mulut korban, sementara kepala korban benar-benar terangkat ke belakang, berarti udara tidak mencapai paru-paru korban. Ini biasanya disebabkan oleh benda asing yang menyumbat jalan nafas. Benda-benda asing yang dapat terlihat seperti muntah, darah, gigi yang tanggal dan sebagainya, harus dikeluarkan dari mulut dan kerongkongannya. Miringkan korban dan buka mulutnya, sisipkan jari tengah dan telunjuk dan tarik ke luar benda-benda asing gerak menyapu.
C. GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
HENTI JANTUNG Cara mengenal adanya henti jantung: 1. Tidak sadar 2. Tidak terabanya nadi karotis 3. Henti nafas 4. Tampak seperti mati 5. Orang-orangan mata melebar 6. Warna kulit pucat sampai kelabu Jika nomor 1 dan 2 positif maka pasti terdapat henti jantung
KOMPRESI JANTUNG LUAR : - Pada orang dewasa: korban diletakkan di tempat yang keras dan rata, pangkal telapak tangan anda KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
123 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
ditindihkan satu sama lain dan diletakkandua jari di atas ujung tulang dada korban. Ditekan sedalam 3-5 cm ke arah tulang belakang korban dengan kecepatan 60 kali per menit.
TEKNIK KOMBINASI KOMPRESI JANTUNG LUAR DENGAN PERNAFASAN BUATAN. - Dengan satu penolong: Setiap 15 kali kompresi jantung luar, diikuti 2 kali pernafasan buatan .
- Pada anak-anak: korban diletakkan di tempat yang yang keras dan rata, sebelah dari pangkal telapak tangan diletakkan di pertengahan tulang dada. Ditekan sedalam 2-3 cm ke arah tulang belakang dengan kecepatan 100 kali per menit. - Pada bayi: korban diletakkan di kedua telapak tangan, kedua ibu jari di pertengahan tulang dada. Kedua ibu jari tersebut ditekan ke arah tulang belakang 1-2 cm sebanyak 100-200 kali per menit. - Cara lain: penekanan dilakukan dengan ujung jari telunjuk dan jari tangan. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
124 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
- Dengan dua penolong: Setiap 5 kali kompresi jantung luar, diikuti 1 kali pernafasan buatan. Di sini kompresi tidak terputus-putus. - Dengan satu penolong, sewaktu memberikan pernafasan buatan kompresi jantung luar terhenti. Sedangkan dengan dua penolong: pernafasan buatan diberikan/diselipkan diantara kompresi ke-5 dan ke-6.
Teknik kombinasi ini dinyatakan berhasil kalu ada tanda- tanda: nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan dan kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut kerotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat dihentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.
Bila orang-orangan tetap lebar, warna kulit tetap pucat kelabnu dan resusitasi sudah berlangsung 85-30 menit, maka resusitasi dihentikan.
Bila orang-orangan mata mengecil, warna kulit menjadi kemerah-merahan, tetapi denyut karotis belum teraba, maka kompresi jantung dan pernafasan buatan tetap diteruskan dan bawa korban ke Rumah Sakit secepatnya.
D. MENGHENTIKAN PENDARAHAN. Cara: 1. Menekan dengan jari tangan 2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka 3. Balut tekan 4. Tomiket hanya pada keadaan tertentu
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
125 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
1. MENEKAN DENGAN JARI TANGAN Pembuluh darah yang dekat pada permukaan kulit ditekan dengan jari.
Dengan menekan pembuluh darah antara jari dan tulang, maka pendarahan akan berhenti. Pada 1 sisi badan manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari.
2. PENEKANAN DENGAN KAIN BERSIH/SAPU TANGAN - Sapu tangan yang sudah disetrika dan belum dipakai, lipatan bagian dalam dianggap bersih. - Letakkan bagian yang bersih tersebut diatas luka dan tekanlah. - Pendarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kumah-kuman dapat dihindarkan.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
126 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
3. BALUT TEKAN
4. TORNIKET
Pemasangan torniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu bila anggota badan atas (tangan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus. - Tutup ujung tungkai yang putus dengan kain bersih. - Bagian tangan/kaki yang putus dimasukkan kedalam kantong plastik yang berisi es dan dibawa bersama-sama ke Rumah Sakit. KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
127 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
E. SYOK / SHOCK Tanda-tandanya 1. Kulit : - pucat. - dingin - basah. 2. Gelisah 3. Haus 4. Hitungan denyut nadi lebih dari 100 kali. 5. Nafas cepat. 6. Orang-orangan mata (pupil) melebar.
Tindakan : - Tidurkan penderita terlentang dengan kaki lebih tinggi dari pada kepala. - Kendorkan pakaian penderita. - Badan ditutupi dengan selimut. - Jangan beri minum.
F. BALUT. Tujuan: Mencegah atau menghindari terjadinya memar karena pencemaran kuman suatu luka.
Alat: - Kain segitiga. - Perban. - Balut cepat
KAIN SEGITIGA:
Cara menutup luka pada tangan KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
128 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
.
Cara menutup luka di dada dengan 2 kain segitiga Cara menutup luka pada kaki Cara menutup luka pada daerah telinga dan pada dagu.
Cara menutup luka pada daerah mata.
Cara menutup luka pada daerah hidung dan dagu.
Cara menutup luka untuk daerah kepala
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
129 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Cara menutup luka pada tangan
Cara menutup luka pada tungkai bawah.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
130 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
PERBAN
Cara menutup luka pada jari tangan.
Cara membalut luka pada tangan dan kaki
Cara membalut dengan tehnik angka-8 KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
131 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
G. BIDAI. Alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah. Tujuan : Mencegah pergerakan tulang yang patah. Syarat : - Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan 2 sendi tulang di dekat tulang yang patah. - Tidak boleh terlalu kencang/ketat, karena akan merusak jaringan tubuh. Alat : - Anggota badan sendiri. - Papan, bambu, dahan. - Karton, majalah, kain. - Bantal, guling, selimut. - Air Splint - Vacum matras.
Fiksasi dengan kain segitiga untuk cerai berai sendi-sendi bahu.
Kain segitiga sebagai alat untuk menggendong anggota badan atas (tangan) jika terjadi luka
Cara memasang bidai pada lengan atas
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
132 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bidai untuk lengan bawah atau pergelangan tangan
3 buah kain segitiga yang dilipat untuk fiksasi tulang iga yang patah
Bidai untuk jari tangan yang patah.
Bidai untuk patah tulang tungkai bawah.
Bidai untuk patah tulang sendi lutut.
Bidai untuk fiksasi patah tulang pinggul.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
133 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bidai untuk patah tulang bawah.
Cara untuk fiksasi patah tulang punggung.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
134 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
H. TRANSPORTASI. Memindahkan penderita gawat darurat dari satu tempat ke tempat yang lain.
Syarat : - Keadaan stabil - Jalan nafas dijamin terbuka/bebas. - Monitor (Pengawasan ketat) dari : - Jantung. - Nadi. - Paru-paru
Alat : 1. Tenaga manusia : 1 orang, 2 orang, 3 orang atau 4 orang. 2. Tandu : Khusus, Papan, Bambu/dahan, Matras. 3. Kendaraan : Darat, laut, udara.
SATU ORANG
Terutama untuk anggota pemadam kebakaran kalau menolong penderita yang tidak sadar di dalam gedung yang terbakar atau yang melewati jalan/lorong sempit.
Penderita tidak terdapat patah tulang punggung
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
135 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
DUA ORANG
- Kedua tangan penderita pada bahu penolong yang berdiri di kanan dan kiri. - Posisi setengah duduk pada keempat tangan penolong. - Dapat juga menggunakan kursi.
Posisi penderita terakhir untuk dibawa
Penderita Posisi tengkurap
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
136 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
TIGA ORANG
EMPAT ORANG
Tiga Penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah penderita.
Tiga orang penolong pada satu sisi dari korban.
Empat penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah penderita.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
137 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
ENAM ORANG
Cara mengangkat penderita dengan menggunakan kain sprei. Terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung
Posisi penolong pada waktu berjalan sambil membawa tandu yang berisi korban
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
138 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
23. ABA-ABA DENGAN ISYARAT TANGAN
1. Berkumpul : Kedua belah tangan direntangkan kesamping, telapak tangan menghadap kebawah, kemudian disilangkan di depan dada (bersidakap berulang-ulang kali. 2. 3. Bubar/berpencar : Kedua belah tangan disilangkan kedepan dada (bersidakap), kemudian direntangkan kesamping berulang kali, telapak tangan pada saat direntangkan menghadap kebawah.
4. Maju jalan : Tangan kanan diacungkan keatas lurus, jari-jari rapat dan telapak tangan menghadap kedepan, kemudian di ayunkan kedepan sebatas bahu.
5. L a r i : Salah satu tangan dikepal kemudian diacungkan lurus keatas dan kebawah.
6. Berhenti : Tangan diacungkan keatas, jari-jari rapat dan telapak tangan menghadap kedepan.
7. Balik Kanan : Tangan diputar-putar diatas kepala membentuk lingkaran.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
139 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
8. Berjongkok : Kedua belah tangan diletakkan di depan, telapak tangan menghadap kebawah, lalu diayunkan dari atas kebawah beberapa kali.
9. Bangun/berdiri : Sama seperti nomor 7 hanya saja telapak tangan menghadap keatas dan diayunkan dari bawah keatas.
10. Berbaring/tiarap : Tangan diacungkan keatas lurus, jari-jari rapat, telapak tangan menghadap kebawah, lantas diayunkan kebawah sampai mengenai paha.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
140 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
24. BENTUK BARISAN DENGAN ISYARAT TANGAN
1. Lingkaran Besar Kedua ujung telapak tangan dipertemukan di atas kepala dan membuat gerakan melingkar dengan kedua tangan disekeliling badan.
2. Lingkaran Kecil Kedua ujung jari telunjuk dan ibu jari dipertemukan di atas kepala.
3. Setengah Lingkaran Kedua lengan digerakkan di samping badan kedepan (dari kiri kekanan dan dari kanan kekiri) dimuka badan.
4. Angkare Kedua siku mengepal dan ditegakkan ke atas sebatas bahu.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
141 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
5. Berderet/Bersaf Kedua lengan direntangkan lurus ke samping setinggi bahu.
6. Kolone terbuka Kedua tangan dikepalkan menghadap kedalam dan ditegakkan disamping badan setinggi bahu.
7. Kolone tertutup Kedua tangan dikepalkan dan ditegakkan didepan dada setinggi bahu
8. Selat/kanon Kedua tangan lurus kedepan, telapak tangan terbuka berhadapan.
9. Selat Balik Kedua tangan lurus kedepan, telapak tangan terbuka bertolak belakang.
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
142 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
10. Roda Kedua tangan mengepal disilangkan di depan dada.
11. Perlombaan Kedua tangan mengepal lurus kedepan.
12. Anak panah Kedua ujung jari tangan dipertemukan di depan dada atau diatas kepala, telapak tangan menghadap kebawah.
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. Khalifah 'Umar
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
143 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
144 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
145 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
INDONESIA RAYA
Ciptaan : WR. Supratman
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku Disanalah Aku berdiri Jadi Pandu Ibuku
Indonesia Kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah Kita berseru Indonesia Bersatu
Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku Bangsaku, Rakyatku, semuanya Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka merdeka Tanahku, Negeriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka merdeka Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka merdeka Tanahku, Negeriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka merdeka Hiduplah Indonesia Raya
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
146 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
147 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bertemu Lagi Ciptaan : H. Mutahar
Disinilah Disini Kita Bertemu lagi Disinilah Disini Kita Bertemu lagi Salam! Salam! Salam! Salam! Salam!....
Apa Guna Keluh Kesah Apa Guna Keluh Kesah Pramuka Tak Pernah bersusah Apa Guna Keluh Kesah
Api Unggun Api Unggun sudah menyala... Api Unggun sudah menyala... Api Api Api Api Api Api.. Api Kita Sudah Menyala
Rajin terampil dan gembira Senantiasa Praja Muda Karana Sopan dan tak kenal rasa sombong Bersahaja setia suka menolong Ya ya ya ya itulah Pramuka } Pramuka Sejati } 2x Sejati kata dan Prilakunya }
Ayo kawan ayo kawan berkumpul Berkumpul bersenang-senang semuanya Jangan segan, jangan segan bersama Bersama bernyanyi bergembira Tepuk tangan, tepuk tangan, tepuk tangan bergembira Sekali lagi, sekali lagi, tepuk tangan kita semua bergembira Tepuk Tangan
Mari kawan tepuk tangan Tanda setuju Tra lala lala lala Selingkaran diiringi lagu-lagu merdu Tra lala lala lala Jangan suka topang dagu Pura-pura dungu Itu sifat paling jelek Janganlah di tiru KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
149 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Nyanyikanlah
Nyanyikan, nyanyikanlah Lagu-lagu merdu Gembira, gembiralah, apa yang ditunggu Berlenggang, berlengganglah, jangan malu-malu Gembira Tanda sehat, Hidup ceria slalu
Ulang Tahun
Ini hari ne ine Ini hari ne ine Ini hari ulang tahun e kita e Ini upacara ne Ini upacara ne Upacara ne ulang tahun e kita e
Mari ke Rimba
Mari ke rimba, mari ke rimba Untuk bersuka ria Ya ya ya ya ya ya rimba diganti kota Sekarang baru-baru kita berada di rimba 2x
Masuk Pramuka
Hatiku gembira karena masuk Pramuka Pramuka Indonesia Berdasarkan Pancasila Akan kuturuti apa kata Pembina Akan kupatuhi apa kata-katanya
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
150 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Tak Kenal Rintangan
Pramuka tak kenal rintangan Meski jalan penuh halangan Kan hilang di dalam hati yang riang Pramuka tak kenal rintangan
Tak ada gunung terlalu tinggi Buat kami daki di tengah malam Tak ada jurang terlalu dalam Buat kami turuni di malam kelam Hutan rimba, hutan rimba Padang lalang, padang lalang Dusun sunyi jalanan jauh Panas terik, hujan berangin Maju terus, jalan terus Pantang patah-pantang patah Hati kami-hati kami Karena telitinya Pasukan Penggalang jalanlah Terhapus duka semua
Kecil-kecil
Kecil-kecil itu Siaga Besar-besar itu Penggalang Lebih besar itu Penegak Semuanya Pramuka
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
151 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Selamat datang kakak 2x Selamat datang kami ucapkan Ya ya ya ya 2x Terimalah salam dari kami Yang ingin maju bersama-sama
Berkemah
Di tengah-tengah hutan Di bawah langit biru Tenda terpancang di tiup sang bayu Api menjilat-jilat Terangi rimba raya Membawa kelana dalam impian Dengarlah-dengarlah sayup-sayup Suara nan merdu memecah malam Jauhlah dari kampung turuti kata hati Guna bakti pada bunda pertiwi
Takkan dapat kulukiskan Takkan dapat kugambarkan Takkan dapat kulupakan Hanya dapat kukenangkan
}2x }2x KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
152 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
153 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
ISTILAH-ISTILAH KEPRAMUKAAN
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Dwi Satya
Dwi Darma Trisatya (G, T, D)
Dasadarma Bendera Nasional Lagu Kebangsaan Bendera Pramuka Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Siaga (Putera) Siaga (Puteri) Penggalang (putera) Penggalang (Puteri) Penegak (Putera) Penegak (Puteri) Pandega (Putera) Pandega (Puteri) Calon Siaga Calon Penggalang Calon Penegak Calon Pandega
Barung Pemimpin Barung Regu Pemimpin Regu Sangga Pemimpin Sangga Perindukan Pasukan Ambalan Cub Promise, Brownie Promise Cub Law, Brownie Law Scout Promise, Girl Guide Promise Scout Law, Girl Guide Law National Flag The National Anthem Scout Flag Scout Constitution Scout by Law Cub Brownie Scout, Boy Scout Girl Scout, Girl Guide Rover Ranger Senior Rover Senior Ranger Tenderpad Tenderfoot Rover Candidate/ Ranger Candidate Senior Rover/ Candidate Ranger Six Sixer Patrol Patrol Leader Gang Gang Leader Pack Troop Crew
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
154 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Siaga Garuda Penggalang Garuda Penegak Garuda Siaga Mula Siaga Bantu Siaga Tata Penggalang Ramu Penggalang Rakit Penggalang Terap Penegak Bantara Penegak Laksana Pembina Siaga Pembantu Pembina Siaga Pembina Penggalang Pembantu Pembina G Pembina Penegak Pembina Gudep Pelatih Pelatih Biasa Andalan Ketua Wakil Ketua Sekretaris Pelindung Pramuka Utama Gerakan Pramuka Lambang Pramuka Emblem Tunas Kelapa Gugusdepan Satuan Karya (SAKA) Kwartir Ranting Kwartir Cabang Kwartir Daerah Kwartir Nasional Biro Kepanduan sedunia Majelis Pembimbing
Eagle Cub, Eagle Brownie Eagle Scout, Eagle Guide Eagle Rover, Eagle Ranger Third Class Cub Second Class Cub First Class Cub Third Class Scout Second Class Scout First Class Scout Second Class Rover/Ronger First Class Rover/Ranger Pack Leader Assistant Pack Leader Scout Master, Troop Leader Assistant Scout Master Unit Leader Groups Leader Leader, Trainer Instructur Commisioner Chairman Vice Chairman Secretary Patron Chief Scout Pramuka Movement Pramuka/scout Symbol Emblem The Sprouting Coconut Groups Special Troop, Special Task Sub-District Headquarters District Headquarters Provincial Headquarters National Headquarters World Scout Bureau (WSB) Sponsoring Committee Rover Council KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
155 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris SKU (TKU) SKK (TKK) Dewan Kerja Penegak Pelantikan Pesta Siaga Jambore Lomba Tingkat Raimuna Perkemahan Wirakarya Jambore Udara Permainan Keluar Penjelajahan Pengembaraan Perintisan Lintas Alam Mendaki Gunung Pendakian Berlayar Mendayung Halang Rintang Gladi Tangguh Berkemah Salam Pramuka Tepuk Pramuka Api Unggun Mencari Jejak Peta Pita Mengenal cuaca PPPK Tali-temali (simpul) Menaksir Bumi Perkemahan
Membaca Peta Keadaan Darurat Kesegaran Jasmani Merit System Badges Advancement Badges Special Proficiency Badges Investiture Cub Bazaar, Cub Party Jamboree Scouts Rally Rovers Moot Rovers Camp Service Jamboree On The Air (JOTA) Wide Games Exploring Hiking Pioneering Cross Country Mount Climbing Mountaineering Sailing Rowing/Canoeing Obstacle Training (OS) Survival Training Camping Scout Salute Scout Clap Campfire Tracking, Trailing,Pathfinding Ribbon Map Weathering First Aid Knotting Estimation Camping Ground, Camp Site Map Reading, Mapping Emergency Fitness
KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN
156 GUGUS DEPAN SEHATI GOWA 807 - 808
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Baret Peci Setangan Leher Pita leher Ring Seragam Ikat Pinggang Kaos kaki Sepatu Peluit Tali Peluit Pisau Tali Tongkat Tas PPPK Perlengkapan PPPK Buku Catatan Tenda Pasak Tenda Pacul Sekop Ransel
Kapak Gergaji Alat Penggalai Sapu Lidi Rak Lampu Tenda Tungku Kayu Bakar Kantung Tidur Lilin Korek Api Kaca Pembesar Jarum Kail Obor Beret Cap Neckershief Tie Ring Woggle Uniform Belt Stocking Shoes, Boots Whistle Whistle Cord Knife Rope Pole, Stick First-Aid Bag First-Aid Kit Note Book Tent, Rideg, Camp Standard Hoe, Squeeze,Press Shovel Backpack, Rucksack Knopsack Axe Saw Digger Rake Camping Gadgets Lantern Stoves Firewood Sleeping Bag Candle Matches Magnifying Glass Needle Fish Hook Torch KETERAMPILAN DASAR KEPRAMUKAAN