Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK IV
yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya suatu populasi. Menurut data litbang Depkes, sampai tanggal 5 maret 2004,jumlah kasus adalah : 1996 : Jumlah kasus 45.548, dengan angka kematian 1.234 jiwa. 1998 : Jumlah kasus 72.133, dengan angka kematian 1.414 jiwa. 1999 : Jumlah kasus 21.134. 2000 : Jumlah kasus 33.443. 2001 : Jumlah kasus 45.904. 2002 : jumlah kasus 40.377. 2003 : jumlah kasus 50.131. 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.
VEKTOR PENYAKIT
Fase
Telur
Anopheles
Memiliki alat yang menyerupai pelampung di ujung telur dan menyendiri. -Sejajar permukaan air -Alat pernapasannya pendek dan lebar
Aedes
Telur membulat dan membentuk rakit secara berkelompok.
Culex
Berwarna hitam dan menyerupai jala.
Larva
-Schiffon panjang -Membentuk sudut -Anal plate menutup dan tidak terdapat celah
-Schiffon tidak panjang tetapi lebar -Membentuk sudut -Anal plate terbuka -Bentuk comb cabang kearah lateral
Dewasa
-Saat beristirahat atau menghisap darah, membentuk sudut dengan kepala di bawah -Memiliki 3 pasang segmen kaki -Memiliki bercak pada sayapnya. -Memiliki periode nocturnal
-Rongga dada, sayap dan kaki berwarna coklat. -Memiliki periode nocturnal
-Warna belang hitam putih pada bagian badan dan kaki -Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis putih keperakan -Memiliki periode diurnal
sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah, apabila terjadi, maka ujungujung jari menjadi lebih dingin.
Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan disain rumah. Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan melepas ikan-ikan pemangsa jentik nyamuk pada kolam ikan atau tempat penampungan air, atau dengan menggunakan bakteri (Bakteri H14). Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan: -Pengasapan (fogging) dengan menggunakan zat kimia jenis malathion dan fenthion, yang berguna untuk mengurangi tinkat penularan sampai batas waktu tertentu. -Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air (gentong,vas bunga, kolam, dsb).
Pemberdayaan Masyarakat
Selain itu, untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang bahaya DBD, langkah-langkah yang efektif harus segera dilaksanakan, misalnya dengan memberdayakan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumah atau di lingkungan RT/RW sebagai Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK), yang akan menilai kebersihan penampungan air di rumah-rumah penduduk dan mungkin dapat dilombakan, sehingga orang-orang termotivasi untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih. Atau dapat juga dilakukan pendekatan edukatif kepada masyarakat melalui ceramah-ceramah, yang ditindaklanjuti dengan pembentukan kelompok kerja penanggulangan DBD, yang akan melakukan survey
Kesimpulan
Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan seperti yang telah dituliskan di atas, semoga kejadian penyakit demam berdarah akan menurun frekuensinya di masyarakat, sehingga akan segera tercipta masyarakat Indonesia yang sehat sesuai visi Indonesia Sehat 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.org. Epidemiologi. Diakses tanggal 4
Juli 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Epidemiologi. Kristina, Isminah, Wulandari L. Demam Berdarah Dengue. Diakses tanggal 4 Juli 2008 dari http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/d emamberdarah1.htm.