You are on page 1of 7

hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung saat ini sudah peringkat 4,5, dan 6 di atas 10 penyakit yang

paling di banyak bagian perawatan kesehatan primer di Indonesia. meskipun penyakit infeksi masih menempati urutan pertama. kondisi ini sangat berbeda dengan dekade sebelumnya. Indonesia saat ini sedang mengalami beban ganda, dimana penyakit tidak menular meningkat tajam sementara penyakit menular masih banyak orang yang berpengalaman. toreduce kesehatan masalah burdenof ganda di ndonesia saat ini. pemerintah (dinas kesehatan) dan kebijakan jaringan lokal aktif pemerintah dan kesehatan terkait program-program seperti perilaku sehat (PHBS), peraturan daerah tentang merokok, sebuah daerah tanpa rokok (KTR), senam program kebugaran, dan program untuk perilaku gaya hidup yang lebih baik

1. 2. 3. 4.

apa saja 10 penyakit tertinggi dipuskesmas? Decade sebelumnya kondisinya seperti apa ? Siapa yang berperan dalam mengurangi beban ganda tersebut?seperti apa perannya?? Seperti apa program PHBS , KRT, Senam kebugaran dan program memperbaiki gaya hidup ? tujuannya apa? Sasaranya siapa? Prosesnya seperti apa? 5. Apa saja pemyebab meningkatnya pen yakit tidak menular?

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Kawasan tanpa rokok


vang perlu dilakukan oleh pimpinan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk mengembangkan Kawasan Tanpa Rokok adalah sebagai berikut: A. Analisis Situasi Pimpinan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok dan bagaimana sikap dan perilaku sasaran (karyawan/pasien/pengunjung) terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan. B. Pembentukan Komite atau Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Pihak pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan mengajak bicara serikat pekerja yang mewakili perokok dan bukan perokok untuk: Menyampaikan maksud, tujuan dan manfaat Kawasan Tanpa Rokok. Membahas rencana kebijakan tentang pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok. Meminta masukan tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok, antisipasi kendala dan sekaligus alternatif solusi. Menetapkan penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok dan mekanisme pengawasannya. Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi karyawan/pasien/pengunjung. Kemudian pihak pimpinan membentuk komite atau kelompok kerja penyusunan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.

C. Membuat Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Komite atau kelompok kerja membuat kebijakan yang jelas tujuan dan cara melaksanakannya. D. Penyiapan Infrastruktur antara lain: Membuat surat keputusan dari pimpinan tentang penanggung jawab dan pengawas Kawasan Tanpa Rokok di Fasilitas pelayanan kesehatan. Instrument pengawasan. Materi sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok. Pembuatan dan penempatan tanda larangan merokok di fasilitas pelayanan kesehatan. Mekanisme dan saluran penyampaian pesan di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. Pelatihan bagi pengawas Kawasan Tanpa Rokok. Pelatihan kelompok sebaya bagi karyawan tentang cara berhenti merokok.

E. Sosialisasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok antara lain: Sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan internal bagi karyawan. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.

F. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyampaian pesan Kawasan Tanpa Rokok kepada pasien/pengunjung melalui poster, tanda larangan merokok, pengumuman, pengeras suara, dan lain sebagainya. Penyediaan tempat bertanya. Pelaksanaan pengawasan Kawasan Tanpa Rokok.

G. Pengawasan dan Penegakan Hukum Pengawas Kawasan Tanpa Rokok di fasilitas pelayanan kesehatan mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai peraturan daerah setempat. Melaporkan hasil pengawasan kepada otoritas pengawasan daerah yang ditunjuk oleh pemerintah daerah setempat baik diminta atau tidak.

H. Pemantauan dan Evaluasi Lakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala tentang kebijakan yang telah dilaksanakan. Minta pendapat komite dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan. Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap masalah kebijakan.

PRINSIP DASAR KAWASAN TANPA ROKOK


1. 2. 3. 4. 5. Asap rokok orang lain mematikan. Tidak ada batas aman bagi paparan asap rokok orang lain. Setiap warga negara wajib dilindungi secara hukum dari paparan asap rokok orang lain. Setiap pekerja berhak atas lingkungan tempat kerja yang bebas dari asap rokok orang lain. Hanya lingkungan tanpa asap rokok 100% yang dapat memberi perlindungan penuh bagi masyarakat. 6. Pembuatan ruang merokok dengan ventilasi/filtrasi udara tidak efektif. 5 kunci gaya hidup sehat Pola makan sehat Pola gerak tubuh (olahraga) Pola pikir positif

Biasakan sikap positif dan optimis menjadi bagian dari tips hidup sehat. Sikap Anda adalah kekuatan penggerak hidup sehat. Istirahat berkualitas (6-8 jam) Pengendalian stress

promkes penyakit tidak menular


Langkah langkah perencanaan promosi kesehatan penyakit tidak menular di Puskesmas adalah sebagai berikut:

l. Analisa Masalah Kesehatan dan Perilaku. Sebagai contoh, berdasarkan analisis situasi , didapatkan informasi-informasi yang sangat mendukung dalam pelaksanaan promosi kesehatan melalui penyuluhan tentang hipertensi, sebagai contoh: 1. Geografi, Wilayah kerja Puskesmas X ternyata mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kenyataan ini berdampak terhadap peningkatan risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti hipertensi akibat stress 2. Usia penduduk terbanyak adalah usia produktif, dimana terjadi peningkatan yang cukup bermakna terhadap jumlah penduduk usia lanjut dari tahun ke tahun 3. Sebagian besar penduduk mempunyai pendidikan rata-rata SMP ke bawah, sehingga bahasa, alat bantu dan metode penyuluhan harus disesuaikan dengan keadaan ini 4. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh, PNS, TNI/Polri dan Pegawai swasta, sehingga bila akan dilakukan penyuluhan pada hari kerja, sebaiknya dilakukan pada siang atau sore atau malam hari. ll. Menetapkan Sasaran Dalam pemilihan sasaran pendidikan/promosi kesehatan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: a. Perjalanan alami penyakit Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan tertier

b. Tujuan pendidikan/promosi kesehatan Tujuan pendidikan/promosi kesehatan sangat menentukan sasaran yang akan dipilih pada kegiatan pendidikan/promosi kesehatan, apakah untuk mengubah perilaku masyarakat atau mendapatkan dukungan sosial atau melakukan advokasi kepada pembuat keputusan. Untuk itu sasaran dibagi menjadi 3 yaitu: sasaran primer, sekunder dan tertier. Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang berisiko terkena atau sudah terkena suatu masalah kesehatan. Tujuan pendidikan/promosi kesehatan untuk sasaran ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Sasaran sekunder adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dengan harapan kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Di samping itu, para tokoh masyarakat diharapkan akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya (dukungan sosial).

Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan dalam menentukan dukungan pelaksanaan suatu program kesehatan , sehingga metode yang digunakan adalah menggunakan strategi advokasi. III. Menetapkan Tujuan Tujuan yang dimaksud adalah tujuan program pendidikan kesehatan yaitu perilaku yang diharapkan agar tingkat kesehatan yang diinginkan dapat tercapai. IV. Menetapkan Strategi Strategi yang ditempuh sangat tergantung dari sasaran. : 1. 2. 3. 4. Strategi sasaran primer adalah Pemberdayaan masyarakat (empowerment) Strategi sasaran sekunder adalah Dukungan sosial (social support) Strategi sasaran tertier adalah Pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan (advokasi)

V. Menetapkan Pesan Pokok Dalam mengembangkan pesan, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. perilaku yang diharapkan manfaat dari perubahan perilaku alasannya mengapa perubahan perilaku tersebut dapat memberikan manfaat nada/sifat pesan : umum, khusus, serius, moderen, dan sebagainya sumber informasi

Untuk menyusun unsur-unsur tersebut di atas menjadi suatu pesan pokok, diperlukan data yang diperoleh dari hasil analisis masalah kesehatan dan perilaku, setelah itu dilanjutkan dengan : 1. 2. 3. 4. tetapkan perilaku yang diharapkan sebutkan keuntungannya dan alasannya jika menerapkan perilaku tersebut tetapkan nada/sifat pesan tetapkan siapa yang akan muncul sebagai tokoh idola dalam pesan tersebut sebagai sumber informasi

VI. Menetapkan Metode dan Alat Bantu/Media Pendidikan Kriteria pemilihan : 1. 2. 3. 4. 5. pergunakan data penelitian kemampuan mengantar suatu pesan pertimbangkan tingkat kesulitan dan besar biaya produksi analisis jangkauan dan frekuensi buatlah daftar perincian tentang upaya logistik yang diperlukan

Kombinasi metode dan alat bantu/media pendidikan adalah mencampur berbagai metode dan alat bantu/media pendidikan dengan maksud menghasilkan sebuah paket komunikasi yang akan jauh lebih efektif dalam pencapaian tujuan, dengan cara : 1. 2. 3. 4. 5. 6. tetapkan apa yang ingin dicapai dengan pesan tersebut ajagi semua metode dan alat bantu/media pendidikan yang tersedia pelajari mana yang mungkin bisa dikombinasikan/dicampur pilih kombinasi berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan frekuensi tersering pelajari apakah kombinasi tersebut terjangkau dan disenangi sasaran pertimbangkan juga sumberdaya yang dimiliki

VII. Menetapkan Kegiatan Operasional Meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. jenis kegiatan tempat waktu penanggung jawab jadwal kegiatan

VIII. Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi 1. Komponen materi/isi pesan input (sasaran, tenaga pendidik, alat bantu) hasil :

apakah sasaran menerima/terpapar dan mendapatkan manfaat dengan isi pesan dan bahanbahan yang didistribusikan apakah sasaran mempraktekkan dengan benar perilaku yang disarankan dalan proses pendidikan 2. Indikator a. kesesuaian isi pesan dengan masalah yang dihadapi b. penggunaan alat bantu/media yang mendukung c. jangkauan sasaran d. jumlah yang hadir e. jumlah sasaran yang mengingat pesan pokok f. jumlah sasaran yang berperilaku sesuai isi pesan 3. Cara a. b. c. d. e. analisis laporan/data sekunder (pre-test/post test) wawancara observasi diskusi lain-lain

4. Pelaksana/Penanggung jawab 5. Waktu

KARAKTERISTIK PTM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. TIDAK MELALUI RANTAI PENULARAN TERTENTU MASA INKUBASI PANJANG BERLANGSUNGNYA PENYAKIT BERLARUT-LARUT (KRONIK) KESULITAN MENDIAGNOSIS VARIASI LUAS PENANGGULANGAN BIAYA TINGGI MULTIKAUSAL

You might also like