You are on page 1of 17

RESPONSI ILMU PENYAKIT MATA KATARAK

Oleh : Endra Hermawan 07700126 Pembimbing : dr. Endah Sulistiyati, Sp.M dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD GRESIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2012

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmatnya, saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memnuhi persyaratan Mengikuti kegiatan kepaniteraan klinik di SMF limu penyakit Mata di RSUD Saya menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini. Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dr.Endah Sulistiyani,Sp.M dan dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M yang telah meluangkan waktu untuk membimbing selama menjalani kepaniteraan klinik di SMF Ilmu penyakit mata. Dengan adanya makalah ini saya harapkan dapat memberikan wawasan yang luas kepada dokter muda untuk kemajuan limu Penyakit Mata di masa depan.

Gresik, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI HAL KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR 1SI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN Definisi ................................................................................................. 1 Patofisiologi ......................................................................................... 1 Klasifikasi............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN Definisi ................................................................................................. 3 Patofisioiogi ......................................................................................... 3 Pembagian ............................................................................................ 4 Gejala klinis ......................................................................................... 5 Cara pemeriksaan ................................................................................. 6 Diagnosis banding ................................................................................ 6 Penyulit ................................................................................................ 6 Penataksanaan ...................................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10 LAPORAN KASUS......................................................................................... 11

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.a DEFINISI Katarak adalah kekeruhan lensa mata 1.b PATOFISIOLOGI Pada katarak sinilis penyebab pastinya sampai sekarang belum diketahui diduga karena factor : Perubahan kimia didalam lensa baik terhadap nucleus maupun korteks. Penurunan dari "oxygen up-take" disertai peningkatan penyerapan air, yang diikuti proses dehidrasi. Perubahan ion ion natrium dan kalsium, dilain pihak terjadi penurunan kalium, asam askorbat dan protein. Faktor radiasi sinar ultraviolet dari sinar matahari juga mempunyai pengaruh yang signifikan sehingga insiden katarak sinilis pada daerah dengan sinar matahari sepanjang masa lebih tinggi. Katarak dapat muncul pada pemakaian obat-obatan seperti: Denitrophenol, Ergotamin maupun Kortikosteroid 1.c KLASIFIKASI KATARAK Dibagi menurut penyebabnya, onset, maturitas, lokasi 1.c.1 Berdasarkan penyebab a. Katarak Degeneratif Katarak yang di derita pada usia >40 b. Katarak Traumatika Katarak yang timbul karena adanya riwayat trauma baik fisik, mekanik maupun kimia. c. Katarak Komplikata Katarak yang terjadi akibat penyakit lain (DM, uveitis, obat-obatan ex: kortikosteroid)

1.c.2 Berdasarkan onset teriadinya a. Katarak Kongenital katarak yang timbul pada bayi berusia kurang dad 1 tahun atau sejak lahir. Terbanyak disebabkan infeksi virus rubella pada trismester pertama kehamilan. b. katarak Juvenil katarak yang timbul pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40 tahun, bias c. Katarak Senilis Katarak yang terjadi pada usia lanjut (>40 tahun) 1.c.3 Berdasarkan tingkat Maturitasnya a. Katarak Insipien Kekeruhan lensa tampat terutama dibagian perifer kortek berupa garis garis yang melebar dan makin ke sentral menyerupai jeruji sebuah rode. Biasanya pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam penglihatan. b. Katarak Immatur Kekeruhan lensa terutama dibagian posterior nucleus dan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa, bilik mata depan menjadi dangkal dan bisa menimbulkan glaucoma sekunder. c. katarak Matur Kekeruhan sudah mengenai seluruh lapisan lensa, warna menjadi putih keabu abuan. Tajam penglihatan menurun tinggat metihat gerakan tangan atau persepsi. d. Katarak Hipermatur Morgagni Katarak : terjadi pencairan korteks dan nucleus tenggelam ke bawah shrunken katarak : lensa akan terus kehilangan cairan dan akhirnya akan keriput (mengkerut) 1.c.4 Berdasarkan lokasi dan bentuk a. Katarak Polaris Anterior b. Katarak Polaris Posterior c. Katarak Sentralis d. Katarak Zonularis e. Katarak Punctata

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Katarak senilis Katarak senilis adalah setiap kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut (>40 tahun). 2.2 Patofisiologi Penyebabnya sampai sekarang tidak di ketahui. Terjadi perubahan kimia pada protein lensa dan agregasi menjadi protein dengan molekul tinggi. Agregasi protein ini mengakibatkan fluktuasi indeks reflaksi lensa, pemendaran cahaya dan mengurangi kejernihan lensa. Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif menjadi kuning atau kecoklatan dengan bertambahnya umur, juga terjadi penurunan konsetrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalium serta peningkatan hidrasi lensa. Faktor yang berperan pada pembentukan katarak antara lain proses oksidasi dari radikal bebas, paparan sinar ultra violet dan malnutrisi. selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak ditemukan bukti bahwa radiasi ultraviolet merupakan factor signifikan dalam timbulnya Katarak senilis. Sehingga insidens Katarak senilis pada daerah dengan sinar matahari sepanjang masa lebih tinggi.

2.3 Pembagian Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium yaitu : 1. Katarak insipen Kekeruhan lensa tampak terutama di bagian perifer kortex berupa garis garis yang melebar dan makin ke sentral menyerupai jeruji sebuah roda, dengandasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di kortex anterior atau posterior. Biasanya pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam penglihatan dan masih bisa di koreksi mencapai 6/6 2. Katarak immatur Kekeruhan lensa terutama di bagian posterior nucleus dan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena lensa menyerap air, akan mendorong iris kedepan yang menyebabkan bilik mata depan menjadi dangkal dan bisa menimbulkan daya bias sehingga kelainan reflaksi menjadi lebih miop. Iris shadow masih positif karena bagian superficial lensa masih transparan. 3. Katarak Matur Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa , warna menjadi putih keabu abuan. Kekeruhan ini bsia terjadi akibat deposisi ion kalsium (Ca) yang menyeluruh. Pada pemeriksaan didapatkan iris shadow menjadi negative (-) fundus reflek menjadi negative (-), tajam penglihatan menurun tinggal melihat gerakan tangan atau presepsi cahaya. Stadium ini adalah saat yang baik untuk melakukan operasi, karena lensa dengan mudah dapat dilepas. 4. Katarak hipermatur a. b. katarak. katarak bisa tetap pada stadium matur bila perubahan terus terjadi, dapat terjadi dua kemungkinan : lensa akan terus kehilangan cairan dan kemudian lensa menjadi mengkerut dan menipis disebut shrunken katarak. korteks melunak dan mencair, sedangkan nucleus tak mengalami perubahan dan nucleus tenggelam disebut morgagni

2.4 Gejala klinis Subjektif Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Visus mudur yang derajatnya tergantung lokasi dan tebal tipisnya kekeruhan Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak. Diplopia monokular Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan daya refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh di depan retina. Obyektif Pada mata tidak ada tanda-tanda inflamasi. Pada oblique illumination (mata disinar dari samping): Lensa tampak keruh keabuan atau keputihan dengan latar hitam Pada fundus refleks dengan oftalmoskop. Pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa latar orange.

2.5 Cara Pemeriksaan kacamata yang terbaik. Lampu senter : refiek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal. Tampak kekeruhan pada lensa terutama bila pupil dilebarkan, berwarna Putih keabu abuan yang harus dibedakan dengan reflek senile. Diperiksa Proyeksi iluminasi (PI) dari segala arah pada katarak matur untuk Mengetahui fungsi retina secara gratis besar. Oftalmoskopi : Untuk pemeriksaan ini Optotip snellen : untuk mengetahui tajam penglihatan penderita. Pada stadium insipien dan immature bisa dicoba koreksi dengan lensa

sebaiknya pupil dilebarkan. Pada Stadium insipien dan immatur tampak kekeruhan kehitam hitaman dengan latar belakang jingga, sedangkan pada stadium matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar belakang jingga dan fundus reflek negative (-). Slit lamp biomikroskop : dengan alat ini dapat dievaluasi luas, tebal dan Lokalisasi kekeruhan lensa. 2.6 Diagnosa banding 1. pemeriksaan fundus reflek positif (+). 2. mellitus). 3. lain lain. 4. 2.7 Penyulit Glukoma akut sekunder : terjadi pada katarak immature, karena pencembungan Lensa Kekeruhan badan kaca. Katarak karena penyebab lain misalnya oleh karena obat obatan (kortikosteroid), radiasi, rudapaksa mata dan Katarak komplikata katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit lain (misalnya uveitis, ablasio retina, diabetes Reflek senil pada orang tua dengan lampu senter tampak warna pupil Keabu-abuan mirip katarak, tetapi pada

Uveitis fakotoksik atau glukoma fakotitik : terjadi pada stadium hipermatur Sebagai akibat massa. Lensa yang keluar dan masuk ke dalam batik mata depan.

2.8 Penatalaksanaan Mencegah immaturitas dengan obat kataren. Pemberian kacamata sebisanya. Pembedahan : o bila mata sudah tidak dapat dikoreksi lagi dengan kacamata o bila tajam penglihatan turun (visus 1/300 atau 1/~) dan mengganggu pekerjan sehari-hari Indikasi untuk operasi Visus menurun yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata dan mengganggu aktifitas sehari hari. pesiapan operasi a. Status lokalis Mata bebas dari keradangan dan infeksi Saluran air mata tidak buntu (periksa dengan anel test) Proyeksi iluminasi baik semua arah (4 kuadran )

b. Status generalis Keadaan umum penderita harus baik (TIO <20 mmHg) Cor-pulmo : penderita tidak batuk karena dapat menimbulkan penyulit durate dan post-operasi diabetes millitus : penyakit ini dapat menimbulkan iritasi post-operasi atau penyembuhan luka lebih lama. Hipertensi : penyulit pendarahan durate operasi

Macam macam operasi : 1. ICCT (Intra capsuler catarak ekstraksi) sudah ditinggalkan, kec. Pada keadaan tertentu : lupsulasi lensa 2. ECCE (Extra capsular catarac extraksi) 3. SICS (Smal incisi catarac extraksi) 4. Veco emulsion mengurangi astigmat

Afaki Yaitu mata yang dikeluarkan lensanya. Mata afaki dibagi menjadi : Hipermetrop (berkisar 10 dioptri ) Kehilangan daya akomodasinya,karena untuk melihat dekat harus ditambah +3 Dioptri. Visus biasanya 1/60

Koreksi afaki 1. Kacamata : masih dianggap paling mudah, paling mudah dan paling aman. Diberikan kacamata apabila : o Tanda tanda iritasi sudah hilang o Sudah tidak ada perubahan refraksi, dengan memperhitungkan kelainan reflaksi sebelum operasi. Pada afaki monokuler monokuler mata lainnya diberi kacamata sesuai kekurangannya adalah distorsi yang cukup besar dan lapang pandang yang terbatas. Kekuatan lensa yang diberikan sekitar +10 dioptri bila sebelumnya emetrop. 2. 3. Lensa kontak : diberikan pada afaki monokuler dimana penderita kooperatif, , trampil dan kebersihan terjamin. Implantasi lensa intraokuler : dengan bedah mikro ditanam kan lensa intraokuler langsung setelah lensa mata diangkat meski cara ini di anggap mahal, tetapi mempunyai kelebihan kelibihan antara lain tidak terjadi pembesaran bayangan diretina, lapang pandangan seperti semula, kebiasaan sehari hari tidak terganggu dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kacamata atau lensa kontak.

BAB III KESIMPULAN 1. 2. Katarak senilis adalah setiap kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lebih lanjut. Pada katarak terjadi perubahan kimia didalam lensa baik terhadap nucleus Maupun korteksnya. Terjadi penurunan penyerapan oksigen disertai Peningkatan penyerapan air diikuti proses dehidrasi . Terjadi pula penimbunan ion ion natrium, dilairi pihak terjadi penurunan kalium, asam askorbat dan protein. 3. 4. Faktor radiasi ultraviolet memegang peranan penting, sehingga insiden katarak Senile pada daerah dengan sinar matahari sepanjang masa lebih tinggi Menurut tebal tipisnya kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium yaitu Katarak Insipien, Katarak immature, Katarak matur dan Katarak hipermatur. 5. Pencegahan terhadap katarak senilis maupun terapi medis sampai saat ini tidak ada, satu atu nya cara adalah pembedahan dengan cara ekstra atau intra tidak ada, satu satunya cara adalah pembedahan dengan cara ekstra atau intra kapsuler katarak ekstraksi

10

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. Prof.dr.H.SIDARTA Hyas,Sp.M,Ilmu Penyakit Mata,edisi ketiga,Fakultas Kedokteran Universitas indonesia,pp 205-208 Aminoe et al.,Pedoman Diagnosa dan Terapi,Lap / UPF.Ilmu penyakit Mata,Rumah sakit umum Daerah Soetimo,Surabaya,1994 dan 2002,pp 36-41 Di kuliah limu Penyakit Mata 1 dan 2,Senat Mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Airlangga,Surabaya,pp 26-39 Daniel G. Vaughan et al, Oftalmologi Umum,Widya Medica, Jakarta 200 Edisi 14,pp 175-183 Mansjoer arif et al., Kapita Selekta jilid 1,Media Aescupalius,Jakarta,2001 Edisi 3,pp 62-64.

11

LAPORAN KASUS I. Identitas Penderita Nama Jenis Kelamin Umur Agama Alamat Pekerjaan Tanggal pemeriksa II. Anamnesa Keluhan Utama Pengelihatan mata kanan terasa kabur Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli Mata Rumah Sakit Umum Daerah Gresik pada tanggal 10 Maret 2012 dengan keluhan pengelihatan mata kanan dan kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu. Sejak 1 bulan yang lalu mata kanan terasa semakin kabur. Pasien juga mengeluh tidak bisa melihat jika keadaaan terang, silau jika terkena sinar matahari. Pasien tidak terasa nyeri pada mata. Mata merah tidak ada, dan tidak adanya sekret. : Ny. A : Perempuan : 81 tahun : Islam : Sedayu - Gresik : Ibu rumah tamgga : 10 Maret 2012

12

Riwayat Penyakit Dahulu Penderita mengaku tidak pernah mengalami trauma terutama di daerah orbital dan tidak mempunyai penyakit DM dan HT. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita seperti ini. III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan umum Kesadaran Status Lokalis Visus natural - Palbebra : Hiperemi Superior Hiperemi Inferior - Konjungtiva Hiperemi Sekret - Kornea Jernih - Bilik mata depan Keruh - Iris Iris shadow - Pupil Midriasis Reflex cahaya - Lensa Keruh - TIO - Fundus reflex : Baik : Compos Mentis OD 1/60 + + + + + + 7/5,5 + OS 4/60 + + + + + + 7/5,5 +

IV. RESUME Penderita perempuan umur 81 tahun datang ke poli mata RSUD Gresik dengan keluhan penglihatan mata kanan dan kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu dan silau jika melihat terang. Sejak 1 bulan yang lalu mata kanan terasa semakin kabur.

13

Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma dan tidak mempunyai riwayat penyakit DM dan HT. Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini. Pada pemeriksaan fisik OD didapatkan: o Visus natural 1/60 o BMD keruh o Iris shadow (+) o Pupil midriasis o Lensa keruh o Fundus refleks oranye (+) Pada pemeriksaan fisik OS didapatkan: o Visus natural 4/60 o BMD tidak keruh o Iris shadow (+) o Pupil midriasis o Lensa keruh o Fundus reflek oranye(+) V. ASSESMENT OD, OS Katarak Senilis stadium Immatur VI. PENATALAKSANAAN Mencegah immaturitas dengan obat kataren. Pemberian kacamata sebisanya. Pembedahan : o bila mata sudah tidak dapat dikoreksi lagi pekerjan sehari-hari dengan kacamata

o bila tajam penglihatan turun (visus 1/300 atau 1/~) dan mengganggu

14

You might also like