You are on page 1of 18

5.

Era Kepemimpinan Megawati Pada masa kepemimpinan Megawati justru tidak terlihat kebijaksanaan kepemimpinan yang berpihak pada kesejahteraan rakyat. Padahal Mega sebelumnya dikenal sebagai orang yang dekat dengan rakyat kecil. Penegakan hukum yang diharapkan bisa mengurangi praktek-praktek tindak kejahatan, kekerasan, korupsi dan kolusi sebagaimana yang terjadi pada masa sebelumnya, juga tidak terlihat. Bahkan para pendukungnya yang berharap peristiwa Kudatuli bisa menjadi momen bangkitnya penegakan hukum, ternyata harus menelan kekecewaan. Karena kebijakan dalam bidang hukum tidak terlihat ada perubahan, dampaknya perilaku pejabat di era kepemimpinan Megawati tidaklah lebih baik dari era sebelumnya, bahkan perilakunya jauh lebih buruk. Korupsi terasa lebih marak, bahkan terus menyebar ke daerahdaerah. Para pemimpin di daerah, seolah telah menjadi raja-raja kecil dan banyak yang bergaya hidup mewah. Sementara kehidupan pada rakyat kecil, tidak terlihat adanya perubahan yang lebih baik. Bahkan tindak kekerasan dan tindak kejahatan di masyarakat semakin marak. Kebijakan yang sangat berkesan adalah penjualan aset strategis: Indosat dan kapal tanker Pertamina yang dinilai telah merugikan rakyat Indonesia. Kemudian kebijakan libur panjang yang kontadiksi dengan tuntutan kebutuhan negara saat itu, yaitu setiap warga negara diharapkan memiliki etos kerja yang tinggi, agar negara ini bisa segera keluar dari kesulitannya. Karena selama kepemimpinan Megawati, rakyat tidak merasakan adanya perbaikan dalam kehidupan, maka Megawati yang dulu dielu-elukan rakyat karena dekat dengan wong cilik , mengalami kekalahan dalam Pemilihan langsung tahun 2004. Megawati Soekarnoputri atau umum dikenal sebagai Mega (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 64 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap kedua pemilu presiden 2004. Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999-2001, ia menjabat Wakil Presiden di bawah Gus Dur. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.

Inilah 30 Prestasi Pemerintahan Megawati 1. Pada akhirnya kepatutan politik harus dijalankan dan diterima oleh semua pihak ketika Ibu Megawati terpilih secara aklamasi di MPR untuk menjadi Presiden RI yang ke 5. 2. Sejak pertama kali dilantik, pemerintahannya memberikan kondisi yang kondusif untuk membangun kembali ekonomi yang porakporanda sejak terjadinya krisis, pendarahan, dan koma ekonomi politik sejak 1998, hingga 2001. 3. Memberikan suasana yang kondusif bagi situasi keamanan dan gonjang-ganjing politik. Hanya seorang mbak Mega yang membuat hangar-bingar politik pada waktu itu mereda. Megawati: sudah terlalu banyak orang berbicara 4. Menstabilkan fundamental ekonomi makro yang porak poranda sejak 1998, meliputi inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, Angka kemiskinan, dan Pertumbuhan Ekonomi. 5. Nilai Kurs Rupiah yang Stabil (Rp. 8500,-/USD) dan stabilnya harga bahan-bahan pokok. 6. Menyehatkan perbankan nasional yang runtuh setelah 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya BPPN pada Feb 2004. Saat ini perbankan nasional relatif sehat. 7. Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri. Berani menghentikan hutang baru. 8. Kemauan yang kuat untuk menyelesaikan masalah BLBI sejak 1998, dengan keberanian menerbitkan Keppres R & D sehingga masalah berat ini tidak perlu diwariskan ke pemerintahan selanjutnya, 2 (dua) orang pengemplangnya telah dijebloskan ke penjara. 9. Dimulainya pemberantasan KKN dan penegakan hukum dengan menghukum kroni-kroni penguasa yang berpengaruh di masa lalu yang melanggar hukum ke Nusakambangan.

10. Tidak menyeret mantan penguasa ke pengadilan sesuai tuntutan arus reformasi, karena kerusakan memori sehingga pengadilan tidak akan berjalan semestinya, dan demi penghormatan kepada mantan pemimpin negara 11. Keberanian menerbitkan Keppres no 34/2004 tentang penertiban bisnis TNI 12. KPK (Komisi Pemberantasn Korupsi) didirikan pada masa pemerintahan Megawati pada tahun 2003 dan Undang-Undang KPK tahun 2002. 13. Dimulainya pemberantasan kejahatan narkotika secara konsisten. Dibangun dan diresmikannya LP Khusus narkotika di Cipinang. NB: yang terburuk dari penyalahgunaan narkotika dan obat2an psikotropik bukanlah kematian, melainkan kerusakan kejiwaan (mental), jasmani, dan sosial penggunanya. 14. Tidak membiarkan pemerintahannya terkooptasi oleh konflik kepentingan konglomerat atau pengusaha bermasalah sehingga tidak terjadi State Capture Corruption. Dan tidak terkurung NeoLiberalisme. 15. Berhasil menghasilkan 45 milyar USD dari penjualan LNG Tangguh ke China, Korea, Meksiko untuk selama 20 tahun ke depan, pada saat ekonomi negara bangkrut bagaikan pengemis yang tak dilirik sama sekali. Harga kontrak dapat dievaluasi setiap 4 tahun. Negara tidak merugi sepeserpun. 16. Menyehatkan BUMN. Tidak terjadi ledakan privatisasi BUMN untuk menghentikan pendarahan perusahaan BUMN dan kebangkrutan ekonomi, dan tidak menjadikannya sebagai sebuah program. 17. Harga BBM yang stabil tidak naik dan tidak berubah berkali-kali, tidak terjadi kelangkaan pasokan minyak, dan melakukan operasi pasar yang efektif untuk menstabilkan harga bahan pokok,dan tidak terjerumus menilai rakyat kecil dengan membagi-bagikan uang. 18. Mulai membangun sistem ekonomi kerakyatan. Mulai

membangun infrastruktur di daerah tertinggal. 19. Menekan defisit anggaran dalam APBN setiap tahun sehingga penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk biaya pendidikan, bebas SPP untuk SD sampai SLTP, Beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa yang berprestasi, dan bebas biaya pengobatan untuk puskesmas di pinggiran. Tidak terjerumus dengan kata gratis 20. Berhasil menghasilkan Devisa negara hanya dalam dua tahun mengimbangi perolehan devisa 25 tahun dalam pemerintahan sebelumnya. 21. Berhasil menarik Pajak yang jumlahnya sama dengan pajak sembilan tahun dan menghentikan hutang baru. 22. Membeli pesawat tempur Sukhoi & heli Mi-35 dari Rusia tanpa memberatkan APBN dan gembar-gembor, menjaga citra kemandirian Indonesia dari kooptasi AS 23. Politik luar negeri yang lebih bebas dan aktif diantaranya dengan mengutuk agresi militer AS dan menolak permintaan AS untuk menyerahkan tahanan dari Indonesia 24. Didirikannya Akademi Intelijen yang pertama di Indonesia 25. Keberhasilan mengungkap dan menangkap para pelaku terorisme termasuk pelaku bom bali I (satu), berhasil mengungkap jaringannya, sehingga teror pada tahun berikutnya menjadi berkurang. Kapolri : Dai Bachtiar. NB : Bom Bali II tidak meledak pada masa pemerintahan Megawati 26. Memulai dan melakukan pembangunan infrastruktur yang vital setelah pembangunan berhenti sejak 1998. Diantaranya Tol Cipularang (Cikampek-Bandung) sekaligus dalam rangka peringatan KAA, Jembatan Surabaya Madura (Suramadu), Tol Cikunir, Rel ganda kereta api. Dimulainya membenahi sistem transportasi dengan Busway. 27. Bergairahnya kembali ekonomi dirasakan oleh masyarakat, antara lain dengan stabilnya harga bahan pokok, menjamurnya bisnis pulsa handphone, mobil murah Avanza, Xenia,

pembangunan, dll. 28. Pemerataan pembangunan dengan membentuk propinsi baru berdasarkan kebutuhan yaitu Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua Barat 29. Mengembalikan proporsi pendapatan Arun sebagian besar kepada rakyat Aceh dgn status daerah Otonomi Khusus dan menangkap petinngi GAM dan anggota GAM yang bersenjata dan yang sering melakukan pembakaran dan penarikan pajak tidak sah, dengan melibatkan wartawan dan jurnalis untuk pengecekan pelanggaran HAM. Berhasil membebaskan turis yang disandera GAM. Sepertinya ibu Megawati sudah lama memikirkan Aceh, dan pidato Ibu Presiden Cut Nyak Megawati di Aceh menggelegar di siang bolong membangunkan dan memberikan harapan bagi rakyat Aceh. 30. Dimulainya diplomasi-diplomasi internasional dan perjanjian damai RI-GAM (sebelum terjadi tsunami), juga melalui perjanjian Helsinski dengan prakarsa Pak Jusuf Kalla (Menkokesra)

31. Pada waktu setelah terjadi tsunami, Ibu Megawatilah yang pertama kali mengomentari bahwa jatuhnya banyak korban adalah andil kesalahan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) , demikian juga sewaktu bom Bali I, ibu Megawatilah yang pertama kali mengatakan untuk kita mewaspadai lingkungan. 32. Tidak ada satupun pihak luar negeri yang mengkritik dan mengingkari keberhasilan ekonomi dan hukum pemerintahan Ibu Megawati yang telah mengangkat Indonesia berdiri kembali dari lumpur keruntuhan, juga terorisme. Hujatan justru datang dari anak bangsa sendiri. 33. Bergairahnya ekonomi ditandai dengan IHSG yang langsung melejit ke level tertingginya sejak 1998, hanya 5 (lima) menit setelah Presiden Megawati mengunjungi Bursa Efek Jakarta dan menyampaikan pidato singkatnya pada awal perdagangan 2004. 34. Paling Banyak Undang-Undang yang telah disahkan (sekitar 40 UU dan 20 Keppres) dalam waktu 3 tahun untuk memberikan kondisi kondusif bagi legislatif menjalankan fungsinya. 35. Ibu Megawati tidak pernah ingin mengorbankan masa depan rakyat, waktu, dan anggaran, demi suatu opini pribadi atau ambisi sebagai seorang Presiden.

36. Kepemimpinan Ibu Megawati dinilai berhasil dalam waktu singkat 3 tahun, dengan tim Kabinet pelangi yang Baik dan Efektif, yang sering disebut the Dream Team, Tidak ada resuffle kabinet. 37. Berani memilih calon Wapres yang religius (dari kalangan NU) dan dapat dipercaya namun kurang popular pada Pemilu 2004, demi sebuah prinsip dan keinginan konsolidasi sesama anakanak bangsa. 38. Mengembalikan hak pilih kepada rakyat melalui Pemilu 2004 yang tercatat dalam sejarah demokrasi, rapi, bersemangat, terpuji. Manuver-manuver elite politik dan perbedaan pendapat akan tetap terjadi menjelang Pemilu, tetapi bedanya kini suara terbanyak rakyatlah yang menentukannya. 39. Presiden Megawati mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Waseda University Japan atas sikap konsisten yang taat hukum, pemberantasan KKN, dan perannya membangun nilai demokrasi. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan pidatonya berjudul keadilan sebagai dasar untuk membangun dunia baru. 40. Mendapat gelar Alumni Kehormatan dari Lemhanas dan berhak memakai atribut Lemhanas, sewaktu menjadi Wapres, atas pengabdiannya kepada lembaga ketahanan nasional. 41. Mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Kementrian Luar Negeri Rusia, MGIMO. Gelar itu diberikan atas kontribusinya dalam membangun mutual understanding antara rakyat dan interaksi antar peradaban. Sesuai dengan tradisi, Ibu Megawati menerima gelar itu dalam jubah khusus profesor. 42. Penghargaan sebagai Top 8 most powerful women in the world dan artikel majalah Time sebagai the princess who settled for the precidency. 43. Tidak pernah menggunakan cara-cara rezim yang mengandalkan propaganda di belakang layar, atau gerakan dari bawah tanah, atau dari udara untuk mencapai kekuasaan. Megawati : Partai adalah sebuah alat perjuangan 44. Mendirikan Yayasan Kebun Raya Indonesia untuk melestarikan kebun-kebun raya yang ada di Indonesia sewaktu menjadi Wapres. Kebetulan kegemaran ibu Megawati adalah menanam tanaman. Hali ini sangat baik jika dihubungkan dengan pertanian dan isu pemanasan global. 45. Ibu Megawati selalu bersikap konstitusional dan nasionalis. Megawati : tidak ada negara yang dapat berdiri tegak tanpa konstitusi Bahkan ketika tidak hadir dalam pelantikan presiden penggantinya bukan dengan alasan karena sikapnya itu atau ini tetapi dengan alasan tidak ada konstitusi yang mengharuskan presiden sebelumnya harus hadir dalam pelantikan dan beliau sudah mengucapkan selamat secara konstitusional melalui pidatonya. Ia juga tidak dapat meneruskan kuliahnya karena keputusannya sendiri, ketika saat itu beliau diharuskan pindah dari organisasi Partai Nasional Indonesia yang dipecah jika ingin melanjutkan kuliah.

46. Ketokohannya telah diakui, sebagai pemimpin kharismatik dengan politik nasionalis yang berestetika, politik yang berhati-hati bicara di depan wartawan tapi tak terbendung, politik yang santun tapi selalu dikeroyok, Beliau juga tetap seorang ibu yang menginginkan suatu saat nanti akan ada lagi wanita yang sanggup dan mampu memimpin. Ibu Megawati juga selalu prihatin akan karakter nasional yang telah rusak dan gagalnya transfer of knowledge dalam sistem pendidikan bagi generasi muda.

Setelah sekitar selama 6 (enarn) bulan Megawati menggantikan Abdurrabman Wahid sebagai Presiden RI sebagaimana yang ditunjukkan hasil survai ini -penilaian masyarakat terhadap kinerja Megawati sebagai Presiden mulai merosot. Kecenderungan semacam itu setidaknya dapat disimak melalui hasil polling CESDALP3ES tahun lalu (Februari, 2001) di 5 kota besar di Indonesia, yang menempatkan Megawati, yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden, sebagai tokoh yang dianggap paling memperhatikan dan memihak rakyat, sebagaimana dinyatakan oleh 73% masyarakat. Kebijakan-kebijakan ekonomi Pemerintahan Megawati di bidang ekonomi -meski sebagian merupakan komitmen terhadap IMF dan Bank Dunia, misalnya -- dini1ai banyak kalangan sebagai kurang populer, terutama berkaitan dengan pencabutan subsidi beberapa komoditas publik strategis seperti BBM dan listrik. Di samping itu, kinerja pemerintah Megawati di bidang politik juga memperoleh tanggapan yang kurang-lebih sama dengan bidang ekonomi, seperti dalam kasus proses pengadilan HAM yang melibatkan sejumlah petinggi militer. Polling dilakukan di 10 kota di Indonesia yang meliputi sejumlah 3 (tiga kota di daerah Jawa dan 7 kota tujuh di luar jawa. Sampling kota untuk daerah jawa terdiri dari DKT Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sementara untuk daerah luar Jawa meliputi Medan, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Mataram dan Jayapura. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 1250 responden yang terdistribusi secara proporsional antara daerah Jawa dan luar Jawa. Populasi dalam polling ini adalah rumah tangga pemilik telepon di 10 kota di Indonesia. Sehingga yang dijadikan kerangka sampling adalah buku telepon edisi 2001-2002 di 10 kota sampel. Responden adalah mereka yang 17 tahun dengan pendidikan minimal SLTA. Responden dipilih secara sistematik (systematic sampling).

PERBEDAAN POLA PENYUSUNAN POLITIK STRATEGI NASIONAL INDONESIA ANTARA ERA ORDE BARU & SETELAH REFORMASI

Kata Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya. 1. Negara 2. Kekuasaan 3. Pengambil keputusan 4. Kebijakan umum 5. Distribusi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai the art of the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (17801831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Politik dan Strategi Nasional Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan suprastruktur politik. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA,

BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai infrastruktur politik, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di itngkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang Hankam akan selalu berkembang karena: a. Semakin tinggina kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru. Polstanas pada era orde baru Seperti kita ketahui pada masa orde baru negara kita menjalankan politik strategi nasional berdasarkan GBHN yang dibuat oleh MPR dimana saat itu Presiden merupakan mandataris MPR, dengan demikian GBHN tersebutlah yang akan menjadi acuan sebagai politik strategi nasional. Kebijakan ini kemudian berubah dengan adanya pemilihan langsung oleh rakyat terhadap Presiden dan wakil presiden sejak tahun 2004. GBHN yang pada masa orde baru digunakan sebagai acuan penyusunan poltranas kini diganti dengan dengan pidato visi dan misi dari Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan pada saat sidang MPR ketika diangkat secara resmi dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Namun jauh kebelakang dimasa pemilihan langsung Presiden dan Wakil Presiden mereka telah mengungkapkan semua visi dan misi termasuk janji-janji yang mereka sampaikan. Itu sebabnya secara langsung mereka bertanggung jawab secara moral terhadap apa yang mereka sampaikan ketika masa kampanye pemilihan presiden karena kebijakan itu menyangkut keberlangsungan seluruh rakyat Indonesia terutama karena visi dan misi yang telah disampaikan merupakan rangkaian kebijakan yang akan dilaksanakan akan menjadi kebijakan politik strategi nasional selama pemerintahan berlangsung dalam satu periode. Polstranas merupakan suatu kebijakan yang disusun berdasarkan pokokpokok pikiran yang terdapat dalam sistem manajemen bangsa kita yang berlandaskan ideology kita yaitu Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Dengan berlandaskan hal itulah menjadi acuan dalam menyusun Polstranas, karena didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa Indonesia dan tujuan yang luhur yaitu mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial. Saat ini Presiden dan Wakil presiden terpilih kita Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiona tentunya berusaha menjalankan visi dan misinya sebaik mungkin dalam masa periode kepemimpinannya

sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional. Presiden selaku pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan semua visi dan misinya sebagaimana diatur dalam UndangUndang Dasar dibantu oleh para menteri dan para menteri yang diangkat oleh presiden yang akan melaksanakan kebijakan politik startegi nasional tersebut. Dalam penyusunan polstranas tersebut hendaknya presiden tetap memuat tujuan-tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan disusunnya politik strategi nasional maka sasaran kebijakan yang akan dilaksanakan hendaknya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah harus mengambil langkahlangkah pembinaan terhadap masyarakat dengan mencantumkan sasaran yang dituju pada masing-masing bidang karena hal ini jelas menyangkut kelangsungan bangsa kita baik itu dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan hankam. Pada masa sekarang ini tentunya peranan warga negara akan semakin tampak dalam hal ini masyarakat sendiri yang akan menjadi pengamat langsung dalam dijalankannya politik strategi nasional yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh para penyelenggara negara, guna mewujudkan tujuan luhur negara sebagaimana yang telah disampaikan tadi di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Polstranas pada era setelah reformasi Masa kepemimpinan Presiden SBY (2004-2009) Pada masa kepemimpinan Presiden SBY ini merupakan Polstranas pada era setelah reformasi dan perkembangan demokrasi yang lebih mapan yang ditandai oleh amandemen UUD 1945 yang sangat signifikan sebagai bagian dari gerakan reformasi nasional dan pelaksanaan tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Periode ini ditandai oleh tiga poin penting, yaitu: 1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN. 2. Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional. 3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah dalam NKRI. Sebagai akibat dari ditiadakannya GBHN setelah masa reformasi, pada periode ini dirumuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) sebagai acuan penerapan Polstranas yang mirip dengan GBHN. Upaya lembaga eksekutif dalam penyusunan Polstranas Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dimulai pada tahun terakhir dari periode RPJMN yang berjalan dengan melaksanakan perencanaan teknokratik baik oleh Kementerian Perencanaan maupun oleh Departemen/Lembaga. Dalam proses ini, aspirasi masyarakat yang teramati ataupun sebagai hasil olah pikir para profesional menjadi bahan penyusunan rencana. Proses politik dalam penyusunan RPJMN terjadi pada saat Pemilihan Umum dengan anggapan bahwa masyarakat memilih Presiden berdasarkan visi, misi, dan program yang ditawarkan selama kampanye. Dengan menggunakan rencana teknokratik serta visi, misi, program Presiden terpilih, Kementerian PPN menyusun Rancangan Awal RPJM Nasional. Rancangan Awal ini dibahas di Sidang kabinet untuk mendapatkan kesepakatan dan komitmen. Rancangan Awal yang disepakati ini digunakan pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun rancangan Renstra mereka. Selanjutnya rancangan Renstra ini disampaikan ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Negara untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMN.

Rancangan RPJMN dibahas di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) untuk mendapatkan aspirasi dari para pemangku kepentingan dan masyarakat yang hasilnya digunakan untuk menyempurnakan Rancangan RPJMN menjadi Rancangan Akhir RPJMN. Kemudian Presiden menetapkan RPJMN dengan Peraturan Presiden, yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman bagi Kementerian/Lembaga untuk menyempurnakan Renstranya masing-masing. Pemerintah daerah juga menyesuaikan RPJM mereka dengan memperhatikan sasaran-sasaran pembangunan dalam RPJMN tersebut. Dokumen RPJMN memuat prioritas nasional yang menjadi agenda Presiden terpilih Peran lembaga legislatif dalam proses penyusunan Polstranas Lembaga eksekutif tidak sendirian dalam proses penyusunan Polstranas. Mereka juga didampingi oleh lembaga Legislatif, yang mempunyai fungsi tersendiri dalam penyusunan Polstranas. Secara garis besar fungsi lembaga Legislatif dalam proses penyusunan Polstranas terbagi menjadi tiga poin utama, yaitu: 1. Fungsi Legislasi, fungsi ini mencakup kerja lembaga Legislatif sebagai pembuat peraturan, antara lain: membuat peraturan tentang penyusunan dan pelaksanaan Polstranas, serta membahas dan menolak atau menyetujui usulan tersebut dari eksekutif. 2. Fungsi Anggaran, fungsi ini mencakup kerja lembaga Legislatif dalam penyusunan APBN, antara lain: menyetujui atau menolak dan menetapkan RAPBN menjadi APBN, serta menerapkan peraturan tentang penggunaan APBN. 3. Fungsi Pengawasan, fungsi ini mencakup kerja lembaga legislatif dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga eksekutif, misalnya pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan Polstranas dan penggunaan APBN. Dengan adanya ketiga fungsi tersebut di atas, diharapkan dalam pelaksanaannya lembaga eksekutif benar-benar menyusun kebijakan Polstranas Indonesia dengan matang dan memihak kepada rakyat, sehingga dapat mencapai tujuan Nasional bangsa Indonesia. Pada masa kepemimpinan Megawati selama 3 tahun beberapa prestasi terukir. Diantaranya adalah stabilisasi ekonomi dan politik. Stabilisasi di bidang ekonomi meliputi : - harga2 kebutuhan yg relatif stabil ditandai turunnya angka inflasi yg pd pemr sebelumnya 12% menjadi 6,5% - kurs yg semula 11.000 menjadi sekitar 8500 per dolar - pertumbuhan ekonomi mencapai yg semula 3% meningkat menjadi 5,9% - perbankan semakin sehat ditandai dgn pembubaran BPPN - Indonesia lepas dari IMF dan mengambil program post monitoring sehingga tidak lagi didikte oleh IMF - Pembangunan infrastruktur2 besar seperti Tol Cipularang, tol Cikunir, Tol lingkar luar, Busway, dll dan dimulai pembangunan tol trans Jawa (yg skrg terbengkalai), Jembatan Suramadu, dan tol Cirebon, monorail dan banjir kanal timur di Jkt - Indonesia mampu menjual lng senilai 47 milyar dolar ke Korea, China dan Meksiko - Program moratorium hutan Indonesia dgn China, Uni Erofa dan Jepang - Indonesia mencapai swasembada beras untuk kedua kalinya dlm sejarah - Blok cepu tidak pernah jatuh ke tangan asing - Dll

Di bidang politik : - Menciptakan suasana politik yg tidak gaduh sehingga DPR bisa menjadi lembaga legislasi paling produktif sepanjang sejarah Indonesia - Dibentuknya lembaga2 independen penting seperti KPK, MK, KY, KO, PPATK, dll - Citra militer yg bebas dari AS dgn pembelian pesawat Sukhoi dan Mi35 dari Rusia tanpa memberatkan APBN (dgn sistem barter dgn CPO) - Diadilinya dan dipenjarakannya kroni2 terdekat soeharto seperti Tommy, Probosutedjo dan Bob Hasan, dan penjara kelas kakap Nurdin Halid, tanpa menimbulkan kegaduhan dan secara independen - Awal diberantasnya terorosme di Indonesia tanpa membunuh terorisnya dgn penangkapan Imam Samudra, dll - Arah penyelesaian kasus BLBI yg jelas dan tidak gaduh, diantaranya dgn keberanian menerbitkan R&D kpd debitor yg tlh melunasi utangnya, dan memenjarakan 4 obligor yg tidak kooperatif yaitu David Nusa Wijaya, Untung Bursah, sll - Melaksanakan pemilu 2004 paling rumit didunia secara bebas dan jurdil Itulah sekelumit prestasi megawati selama 3 tahun menjadi presiden, yg dikalahkan oleh orang yg kemudian terbukti tidak kompeten dan menang karena kegantengan dan kesantunannya.
Garis Perbedaan Kebijakan Ekonomi Era Megawati dan SBY

on: August 24, 2010, 10:28:42 PM Secara teoritik, neoliberalisme merupakan teori ekonomi yang benar-benar membebaskan pasar bertindak, ketimbang regulasi, sehingga cenderung disebut menihilkan peran negara. Disini, mengutip Vincent Navarro, pokok kebijakan neoliberalisme adalah sebagai berikut; (i) deregulasi pasar tenaga kerja, melalui penerapan sistim kontrak dan outsourcing, (ii) deregulasi pasar financial, (iii) deregulasi perdangan barang dan jasa, (iv) mengurangi subsidi dan jaminan sosial untuk public, (v) privatisasi dan penjualan asset strategis, (vi) mempromosikan individualisme dan konsumerisme, (vii) pengembangan teori dan narasi yang memuji-muji keunggulan pasar, (viii) mempromosikan anti-intervensionisme. Kita tidak akan menggunakan keseluruhan parameter tersebut, tetapi hanya mengambil beberapa point kebijakan neoliberal yang familiar bagi rakyat luas, seperti soal privatisasi, utang luar negeri, soal pencabutan subsidi, dan liberalisasi ekonomi. Tujuannya, tentu saja, supaya rakyat lebih mudah memahami perbedaan era pemerintahan SBY dan pemerintahan sebelumnya, serta watak neoliberal rejim SBY yang lebih agressif dibanding sebelumnya. Kebijakan Privatisasi Secara teoritis, bagi penganut neoliberal, privatisasi dimaksudkan sebagai jalan untuk mengatasi masalah kekurangan financial, untuk membuat pelayanan menjadi lebih efisien, serta mengindari distorsi pada makro dan mikro ekonomi akibat pelayanan public gratis (Carlos Vilas). Pada kenyataannya, privatisasi telah mengarah para pengguna jasa untuk membeli dengan harga yang lebih mahal, karena perusahaan yang terprivatisasi kini menggunakan kriteria bisnis dan mencari keuntungan (profit). Baiklah, kita memperbandingkan privatisasi di jaman Megawati dan pemerintahan SBY

sekarang ini; 1. Secara faktual, baik pemerintahan Megawati maupun Susilo Bambang Yudhoyono, menjalankan kebijakan privatisasi berdasarkan desakan dari luar, khsusunya IMF dan bank dunia. Bedanya, jika Megawati hanya melanjutkan kesepakatan yang dibuat pemerintahan sebelumnya, Habibie, melalui stuctrual adjustment program (SAP), maka SBY menjalankan privatisasi dengan dimandori secara lansung oleh Bank Dunia. 2. Selain itu, pertimbangan melakukan privatisasi dijaman megawati adalah untuk mencari pendanaan untuk menutupi deficit APBN. Seperti diketahui, Megawati mewarisi sebuah kondisi ekonomi yang compang camping akibat krisis ekonomi 1997. Sementara di bawah pemerintahan SBY, kondisi APBN cenderung membaik, dan bahkan surplus. Artinya, SBY menjalankan privatisasi memang berdasarkan scenario neoliberalisme, sementara megawati menjalankannya sebagai pertimbangan pragmatis dalam situasi darurat. 3. Dari segi jumlah BUMN yang diprivatisasi, SBY jauh lebih agressif ketimbang Megawati. Berdasarkan catatan kami, Periode 1991-2001, pemerintah Indonesia 14 kali memprivatisasi BUMN. Yang terprivatisasi 12 BUMN. Sedangkan dibawah SBY, situasinya cukup menggemparkan, bayangkan, hanya dalam setahun 44 BUMN dilego. Apalagi, privatisasi kali ini disertai penjualan seluruh saham 14 BUMN industri, 12 BUMN kepada investor strategis, dan beberapa BUMN lainnya kepada asing. Jadi, SBY benar-benar royal dalam mengobral BUMN dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Soal Utang Luar Negeri 1. Soal kebijakan utang luar negeri, pemerintahan SBY terlalu banyak melakukan kebohongan terhadap publik. Soal utang kepada IMF, misalnya, SBY mengatakan bahwa jumlahnya semakin menurun, tetapi angka kumulatif utang luar negeri terus bertambah dari donatur di luar IMF, baik dari Bank Dunia, ADB, Paris Club, dsb, maupun dari utang bilateral. 2. Semasa pemerintahan Megawati, yaitu 3,5 tahun, jumlah utang luar negeri Indonesia bertambah sebesar Rp 12 triliun. Sementa itu, di bawah pemerintahan SBY, tercatat terjadi peningkatan total utang luar negeri secara signifikan dari Rp. 662 triliun (2004) menjadi Rp. 920 triliun (2009). Artinya Pemerintahan SBY berhasil membawa Indonesia kembali menjadi negara pengutang dengan kenaikan 392 triliun dalam kurun waktu kurang 5 tahun. 3. Dalam tiap tahunnya, misalnya, Megawati menambah utang rp 4 triliun pertahun, sementara pemerintahan SBY menambah utang sebesar 80 trilyun pertahun. Jika dibandingka dengan era Soeharto pun, SBY masih jauh lebih beringas, dimana SBY menambah 80 trilyun pertahun, sementara soeharto menambah 1500 trilyun dalam 32 tahun.

4. Untuk diketahui, outstanding Utang luar negeri Indonesia sejak tahun 2004-2009 terus meningkat dari Rp1275 triliun menjadi Rp1667 triliun. 5. Sementara itu, sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri menunjukkan tren yang meningkat. Sejak awal masa pemerintahan presiden SBY di tahun 2005 sampai dengan September 2008 total pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp277 triliun. Hal inilah, secara factual, yang menyebabkan APBN tidak bisa berfungsi untuk mendanai pembangunan dan belanja capital. 6. Pada tahun 2003, ketika Budiono menjabat menteri keuangan, dia berusaha memperpanjang kontrak dengan IMF melalui Post Program Monitoring (PPM), padahal sidang MPR mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengakhiri kerjasama dengan IMF.

Soal pencabutan Subsidi Dalam hal pencabutan subsidi BBM, pemerintahan SBY jauh lebih agressif dalam mencabut subsidi BBM. Dihitung berdasarkan persentase, maka tingkat kenaikan BBM pada era pemerintahan Megawati adalah 31%, sementara tingkat kenaikan BBM pada pemerintahan SBY adalah 64%. Liberalisasi Perdagangan dan Investasi 1. Pada masa pemerintahan SBY, liberalisasi ekonomi berlangsung di bidang perdagangan, industri dan investasi. 2. Di bidang perdagangan, SBY menjadi pengikut setia WTO dalam mendorong penghapusan tariff impor dan ekspor di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, SBY juga aktif dalam mendorong Free Trade Agreement (FTA) dengan negara-negara lain, seperti ASEAN EU FTA, ASEAN Jepang FTA, ASEAN India FTA, ASEAN Korea Selatan FTA, dan Indonesia Jepang EPA. 3. Di bidang industri, di bawah pemerintahan SBY, banyak sektor Industri yang menderita kekurangan bahan baku. Industri rotan, misalnya, harus tutup dan mengalami kebangkrutan karena SBY meliberalisasi rotan Indonesia. 4. Di sektor energi, liberalisasi juga menyebabkan pasokan gas untuk industri juga mengalami kemandekan. Sebagai misal, Dua pabrik pupuk besar, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan Asean Aceh Fertilizer (AAF), harus tutup. Selain itu, ada banyak industri di dalam negeri yang

menderita kekurangan pasokan energi, akibat keputusan pemerintahan SBY meliberalkan sektor energi dan menerapkan kebijakan ekspor bahan mentah. 5. puncak liberalisasi di era pemerintahan SBY adalah pengesahan pengesahan UU Penanaman Modal No. 25/2007 dan Peraturan Presiden No. 76 dan 77. Dalam UU Penanaman Modal yang dihasilkan pemerintahan SBY tersebut, tidak ada lagi perlakuan yang berbeda antara modal asing dan dalam negeri. Selain itu, UU PM ini juga menjamin kepemilikan saham oleh pihak asing hingga 100%. Artinya, dengan UU PM ini, Indonesia tidak punya lagi kedaulatan ekonomi. 6. Di sektor jasa, khususnya pendidikan dan kesehatan, SBY juga begitu aktif dalam mengaprove proposal yang diajukan WTO. Di bidang pendidikan, misalnya, pemerintahan SBY menghasilkan RUU BHP yang mengarahkan pendidikan pada mekanisme pasar. 7. sebagai dampak dari liberalisasi yang diperkenalkan SBY, di sektor migas, misalnya, pihak asing mengontrol hingga 85-90% pengelolan migas nasional, akibatnya 85% produksi migas nasional dikontrol oleh pihak asing. Kemudian, Sebanyak 65% kepemilikan saham di pasar modal adalah asing. Sebesar 14 milyar dollar AS kepemilikan SBI dan SUN adalah asing. 8. selain itu, sebagai dampak penerapan liberalisasi investasi, Lebih dari 95 juta hektar lahan telah diserahkan kepada perusahaan minyak di sektor hulu dalam rangka ekploitasi minyak. Lebih dari 40 juta hektar diserahkan dalam rangka eksploitasi mineral dan batubara, sekitar 7 juta hektar diserahkan untuk korporasi perkebunan dan sekitar 31 juta hektar diserahkan untuk korporasi kehutanan. Aspek-Aspek Kemandirian dalam Pemerintahan Megawati 1. pada masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik luar negeri tidak begitu determinis di bawah kendali sebuah negara. Tidak seperti SBY sekarang ini, dimana benar-benar terfokus dan ditentukan oleh AS dan negara-negara kapitalis maju. Di masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik juga dilakukan diluar blok AS dan sekutunya, seperti kerjasama pembelian pesawat Sukhoi dengan Rusia dan kerjasama perdagangan dengan China. 2. selain itu, pemerintahan Megawati berusaha keras untuk keluar dari jebakan IMF. Hanya saja, usaha itu dibiaskan oleh Budiono, menteri keuangan waktu itu, dengan menandatangi post program monitoring (PPM) yang berarti melanjutkan campur tangan IMF secara sembunyisembunyi. 3. Untuk perlindungan terhadap perempuan dan TKI di luar negeri, pemerintahan megawati pernah mengajukan tiga RUU, yaitu Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan

Terhadap Korban Kekerasan di Lingkungan Kerja dan Rumah Tangga, RUU Pekerja di Luar Negeri, dan RUU Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Proses Manipulasi Prestasi Ekonomi Pemerintahan SBY Pengangguran 1. Jika mengacu pada BPS yang dikendalikan SBY, maka tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2009 mencapai 9,26 juta atau 8,14 persen dari total angkatan kerja. Hal ini jelas manipulatif, karena dibasiskan pada metode penghitungan yang tidak tepat. Dalam penghitungan BPS, seseorang disebut bekerja bila dapat bekerja sejam dalam seminggu. Dengan metode ini, maka kelompok pekerja informal termasuk orang yang bekerja menjadi pak ogah' di pagi dan sore, penjual asongan, pekerja serabutan dan orang yang ikut kampanye dan kegiatan partai, dapat disebut sebagai pekerja. Penghitungan ini tidak akurat, karena akhirnya tidak menjelaskan angka real orang yang bekerja dan memperoleh pendapatan yang layak. 2. Jadi, apa yang dikatakan sebagai penurunan angka pengangguran dan pembukaan lapangan kerja baru oleh BPS, dan diklaim prestasi SBY, adalah pertumbuhan pekerja informal. Porsi kerja Informal yang pada tahun 2005 hanya 63%, meningkat menjadi 69% pada tahun 2008. Pekerja informal ini termasuk kelompok unpaid worker (istri, anak, saudara, dll). Pantas bila pada tahun 2008, klaim penciptaan lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta ternyata 41%nya adalah lapangan kerj sector jasa kemasyarakatan. Kemiskinan 1. Seperti dalam kasus penghitungan pengangguran, BPS juga menggunakan standar minimum dalam menghitung angka kemiskinan. 2. Selain itu, klaim SBY berhasil mensejahterakan benar-benar menyesatkan, karena tidak didukung data-data dan fakta lapangan. Sebagai misal, angka prestisius SBY itu bertolak belakarang dengan tingginya inflasi untuk makanan, bahan pangan, pendidikan dan perumahan adalah salah satunya. Inflasi makanan dan bahan makanan masing-masing sebesar 12,5% dan 16,4% atau inflasi perumahan dan pendidikan yang mencapai 11% dan 9%. Padahal, ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat bawah dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Klaim Swasembada Pangan Disini, metode penghitungan BPS juga sangat diragukan, karena hanya mengacu pada

peningkatan areal pertanian padi. menurut versi SBY, swasembada pangan pada tahun 2008 berhasil karena adanya peningkatan luas areal penanaman padi, yaitu mencapai 7,86 juta hektar atau 3,4 persen (periode Oktober 2007-Maret 2008) di atas pencapaian luas tanam pada periode sama 2006/2007. Selain itu, SBY juga menyebutkan sejumlah faktor yang mendukung pencapaian swasembada, yaitu iklim kondusif, benih unggul, pupuk, suplai air, serangan hama penyakit, dan pengelolaan pascapanen. Baiklah, kita bantah satu persatu kebohongan dari pemerintahan SBY ini; 1. Ketika pemerintah berkoar-koar mengenai keberhasilan swasembada pangan, pada bulan Februari tahun 2008 pemerintah mengimpor beras 500 ribu ton. Artinya, kalau benar sudah swasembada pangan, kenapa harus mengimpor lagi? 2. Pemerintah mengaku punya Program Peningkatan Produksi Beras (P2BN), dimana penggunaan benih varietas unggul menjadi salah satu pilihan. Tindak lanjutnya, pemerintah mengalokasikan bantuan benih padi dalam APBN sebanyak 37.500 ton dengan sasaran areal tanam 1,5 juta hektar. Belum lagi bantuan benih dalam bentuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), cadangan benih nasional, dan bantuan benih dalam bentuk subsidi harga kepada petani (Kompas). Akan tetapi, program semacam ini perlu diperiksa akurasinya di lapangan. Di banyak daerah, petani masih sering kesulitan mendapatkan bibit. Kalaupun dapat, biasanya kualitas bibit yang didapatkan rendah, seperti yang dirasakan petani di Sukoharjo, Jawa Tengah (Okezone.com). 3. sistim irigasi sebagai penunjang pokok dalam memacu produksi pertanian berada dalam kondisi buruk. Setidaknya, berdasarkan data, terdapat 80% sistim irigasi di Indonesia mengalami kerusakan. Jika benar, berarti klaim pemerintah bahwa sistim irigasi menunjang produksi pertanian adalah bohong. Dan meman demikian faktanya. Menurut Andreas Maryoto, seperti yang ditulis Kompas edisi 24 februari 09, ketersediaan air bagi pertanian bukan karena faktor irigasi yang baik, melainkan karena faktor cuaca pada musim kemarau yang cenderung basah seperti pernah terjadi pada 2003. 4. Soal ketersediaan pupuk lebih parah lagi. Hampir 5 tahun SBY memerintah, petani Indonesia tidak pernah berhenti dari kegelisahan karena kelangkaan pupuk. Kalaupun ada, petani harus memperolehnya dengan harga mahal. Tutupnya sejumlah pabrik pupuk, karena kebijakan ekspor gas pemerintah, menyebabkan produksi pupuk nasional menurun. Produksi pupuk di tahun 2008 diperkirakan hanya 6 juta ton, sementara konsumsi meningkat mendekati 9 juta ton. 5. Soal serangan dan gangguan hama, pada musim tanam di musim hujan 2007/2008, ada serangan tikus, hama penggerak batang, tungro, kresek, dan blas yang terjadi pada 208.931 ha atau di atas serangan hama yang terjadi pada musim tanam di musim hujan 2006/2007 yang hanya 143.312 ha. (Kompas)

6. Swasembada pangan yang digembor-gemborkan oleh pemerintah, pada kenyataannya tidak dapat mengangkat kesejahteraan kepada petani. Sebanyak 23,61 juta penduduk miskin berada di daerah perdesaan dan umumnya terlibat atau berhubungan dengan sektor pertanian. Bahkan, 72 persen kelompok petani miskin adalah dari subsektor pertanian pangan (BPS, 2007). Saya mengira bahwa angka ini belum banyak berubah. Pelayanan Publik 1. Berdasarkan data, pada tahun 2005, dikatakan bahwa baru 32,3% penduduk Indonesia yang mempunyai rumah, sementara sisanya hidup memprihatinkan. 2. menurut Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA), Hanong Santono, terdapat 119 juta rakyat Indonesia yang belum mengakses air bersih, akibat keputusan pemerintah memprivatisasi pengelolaan air bersih. 3. Di bidang pendidikan, misalnya, menurut data resmi yang dihimpun dari 33 Kantor Komnas Perlindungan Anak (PA) di 33 provinsi, jumlah anak putus sekolah pada tahun 2007 sudah mencapai 11,7 juta jiwa. Dalam tahun 2008 angka tersebut meningkat, karena terjadi pertambahan putus sekolah sekitar 841.000 siswa sekolah dasar dan 211.643 siswa SMP/madrasah tsanawiyah . Jadi, total kepala yang tak mampu dididik oleh Negara hingga tahun 2009 adalah sebesar 13 juta jiwa. 4. Setiap tahunnya, semenjak pemerintahan SBY, terdapat 74.616 hingga satu juta orang perempuan yang diperdagangkan secara illegal. Pemicunya adalah kemiskinan dan perlindungan pemerintah yang lemah. 5. Jalan di Indonesia sampai 2007 memiliki panjang sekitar 34.000 km, di mana sebagiannya merupakan warisan Pemerintah Kolonial Belanda. Dari sudut kelayakan; jalan raya yang dalam keadaan baik hanya 9.500 km (27,94%, sisanya yang dalam kondisi rusak berat dan ringan 2.500 km dan 3.800 km. (Departemen PU, 2008).

You might also like