You are on page 1of 5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN Gambar Tahap uji Penginokulas ian urine feses Keterangan Setelah diinkubasi pada suhu 37 24 jam pada media warna

sampel selama dan tersebut

menunjukkan

pada kuning kekeruhan karena adanya pertumbuhan bakteri

media SCB

Penginokulas Sampel urine ian

Setelah diinkubasi pada suhu 37

pada selama 24 jam, pada sampel urine tidak terjadi pertumbuhan koloni dan pada sampel feses terjadi

media SSA

pertumbuhan koloni pada media dengan ciri-ciri : Koloni 1 Sampel feses Bentuk : bulat Ukuran : kecil Warna : bening Permukaan: cembung Tepi : halus

Koloni 2 Bentuk : bulat Ukuran : kecil Warna : merah muda (pink) Permukaan: cembung Tepi : halus

Peremajaan tahap pertama pada media SSA

Setelah diinkubasi pada suhu 37 selama 1 x 24 jam, terjadi pertumbuhan koloni bakteri pada media

Peremajaan tahap kedua pada media SSA

Setelah diinkubasi pada suhu 37 selama 2 x 24 jam, terjadi pertumbuhan koloni bakteri pada media

Peremajaan tahap ketiga pada media SSA

Setelah diinkubasi pada suhu 37 selama 2 x 24 jam, terjadi pertumbuhan koloni bakteri pada media

Uji antibiotic

Uji Sensitivitas Antibiotik AML CIP P R <13 < 15 <26 I 14 s/d 17 16 s/d 20 27 s/d 26 S >18 >21 >47

Keterangan : R I S : Resisten : Intermediate : Sensitif Jenis Antibiotik AML CIP P 2. Salmonella AML CIP P I 25 50 0 25 30 25 Nilai sensitif II 25 45 0 25 35 25 IIII 25 50 0 23 32 20 25 48 0 24,33 32,33 23,33 S S R S S S Rata-rata Interpretasi hasil

No

Kuman/bakteri

1.

E.coli

3.

Stertococcus sp

AML CIP P

0 0 0

0 0 0

0 0 0

0 0 0

R R R

PEMBAHASAN : Pada praktikum ini dilakukan uji antibiotik pada bakteri Salmonella yang sebelumnya telah diisolasi dari sampel feses dan tinja, serta bakteri E. Coli dan streptococcos dari biakan murni. Uji kepekaan antibiotik ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepekaan suatu mikroorganisme terhadap antibiotik tertentu, atau untuk mengetahui sejauh mana potensi antibiotik tertentu terhadap mikroorganisme secara in vitro. Penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik sebagai wilayah jernih (zona hambat) di sekitar pertumbuhan mikroorganisme. Luasnya wilayah jernih (zona hambatan) merupakan petunjuk mikroorganisme terhadap antibiotik, selain itu luasnya wilayah juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik dalam media, yang dimana pada praktikum ini digunakan media MHA (Mueller Hinton Agar). MHA (Mueller Hinton Agar) merupakan media diferensial yang digunakan untuk uji sensitifitas terhadap beberapa antibiotik yang dilakukan dengan cara mengambil biakan bakteri yang sudah dibuat menjadi suspensi yang dibuat dari koloni yang tumbuh pada media SSA dengan konsentrasi tertentu. Lalu di usapkan pada seluruh permukaan media MHA dengan bantuan lidi kapas steril. Kemudian ditempatkan beberapa disk antibiotik di atas media MHA tersebut dengan jarak tertentu dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37o C. Antibiotik yang digunakan pada praktikum ini adalah penicillin, amoksilin dan ciproflaksin Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktifitas antibiotik yang beragam. Mekanisme kerja antibiotik antara lain: 1. Menghambat sintesis dinding sel. 2. merusak permeabilitas membran sel. 3. Menghambat sintesis RNA (proses transkripsi). 4. Menghambat sintesis protein (proses translasi).

5. Menghambat replikasi DNA. Prosedur difusi kertas cakram agar yang distandarisasikan (metode Kirby-Bauer) merupakan cara untuk menentukan sensitifitas antibiotik untuk bakteri digunakna dalam praktikum ini. Sensitifitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka (susceptible) terhadap suatu antibiotik. Berdasarkan dari data yang diperoleh pada praktikum ini untuk bakteri salmonella dalam uji antibiotiknya menghasilkan hasil sensitive pada ketiga jenis antibiotik yang digunakan, hal ini menandakan bahwa ketiga antibiotic ini dapat menghambat dengan baik jenis bakteri ini. Untuk bakteri E. coli menunjukan hasil sensifive pada antibiotic amoksilin dan ciproflaksin sedangkan pada antibiotic penisilin bakteri e. coli telah resisten. Sedangkan bakteri stertococcus hasil yang dihasilkan untuk ketiga jenis antibiotik ini adalah adalah semuanya resisten. Namun hasil ini agak diragukan karena pertumbuhan koloninya yang terlalu tipis, sehingga sulit untuk mengamati yang mana zona bening dan yang bukan.

You might also like