You are on page 1of 12

MODUL KULIAH

STRUKTUR BETON BERTULANG I

Minggu ke : 3

DESAIN BALOK PERSEGI

Oleh Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA 2009

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI I Disain Balok Persegi I.1 Faktor-Faktor Desain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I.1.1 I.1.2 I.1.3 I.1.4 I.2 Lokasi Tulangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tinggi Balok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selimut Beton dan Jarak Tulangan . . . . . . . . . . . . . . . . Batasan Tulangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i 1 1 1 3 3 4 5 5 6 6 7

Disain Balok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I.2.1 I.2.2 I.2.3 I.2.4 Ketentuan Kekuatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Faktor reduksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Disain Tulangan Tunggal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Contoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I

Disain Balok Persegi

I.1

Faktor-Faktor Desain

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan perlu menjadi pertimbangan dalam mendisain balok beton bertulang. Lokasi tulangan. Tinggi minimum balok. Selimut beton (concrete cover ) dan jarak tulangan.

I.1.1

Lokasi Tulangan

Tulangan dipasang di bagian struktur yang membutuhkan, yakni pada lokasi dimana beton tidak sanggup melakukan perlawanan akibat beban, yakni di daerah tarik (ingat beton lemah menerima tarik). Sehingga untuk balok sederhana di atas dua tumpuan seperti Gambar I.1, maka dibutuhkan tulangan di bagian bawah struktur, atau pada serat yang tertarik.

Gambar I.1. Balok di Atas dua Tumpuan

Sedangkan untuk balok kantilever pada gambar I.2 dibutuhkan tulangan pada bagian atas, karena serat yang tertarik ada di bagain atas.

Gambar I.2. Balok Kantilever Untuk balok menerus di atas beberapa tumpuan seperti pada Gambar I.3, maka di daerah lapangan dibutuhkan tulangan di bagian bawah, sedangkan di daerah tumpuan dibutuhkan tulangan utama di bagain atas balok.

Gambar I.3. Balok Menerus

I.1.2

Tinggi Balok

Tabel 8, SNI beton 2002 menyajikan tinggi minimum balok sbb, Balok di atas dua tumpuan : hmin = L/16. Balok dengan satu ujung menerus : hmin = L/18, 5. Balok dengan kedua ujung menerus : hmin = L/21. Balok kantilever : hmin = L/8. L = panjang panjang bentang dari tumpuan ke tumpuan. Jika nilai tinggi minimum ini dipenuhi pengecekan lendutan tidak perlu dilakukan.

I.1.3

Selimut Beton dan Jarak Tulangan

Selimut beton adalah bagian beton terkecil yang melindungi tulangan. Selimut beton ini diperlukan untuk : Memberikan daya lekat tulangan ke beton. Melindungi tulangan dari korosi. Melindungi tulangan dari panas tinggi jika terjadi kebakaran. (Panas tinggi dapat menyebabkan menurun/hilangnya kekuatan baja tulangan).

Gambar I.4. Selimut Beton (Cover ) Tebal minimum selimut beton untuk balok adalah : 40 mm (SNI beton 2002 pasal 9.7).

Sedangkan jarak antara tulangan di tetapkan seperti Gambar I.7.

Gambar I.5. Jarak Antar Tulangan

I.1.4

Batasan Tulangan

Menurut SNI beton pasal 12.5.1)., tulangan minimum balok empat persegi (komponen struktur lentur) diambil nilai terbesar dari dua rumus berikut : f 1. Asmin = 4fyc bw d 2. Asmin =
1 .4 b d fy w

dimana bw merupakan lebar badan balok.

Diharapkan keruntuhan yang terjadi pada elemen lentur adalah keruntuhan tarik (underreinforced ), karena ada tanda-tanda berupa deeksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan jenis ini. Pada jenis keruntuhan ini rasio tulangan < b .

Agar dapat dijamin bahwa jenis keruntuhan balok betul-betul pada keruntuhan tarik, maka SNI beton 2002 membatasi rasio tulangan maksimum balok : max = 0, 75b , dimana b = 0, 851 fc fy 600 600 + fy

I.2 I.2.1

Disain Balok Ketentuan Kekuatan

Seperti telah disinggung pada modul sesi 1 bahwa pada perencanaan dengan menggunakan kekuatan batas, ada 2 kekuatan yang harus diperhatikan, Kuat Perlu Kuat Rencana dimana Kuat perlu Kuat rencana

Kuat perlu : kekuatan yang harus mampu dipikul balok akibat beban-beban yang sudah dikalikan faktor keamanan (kombinasi beban).

Secara umum, ada 6 macam beban (jika ada) yang perlu diperhitungkan pada perancangan struktur beton bertulang : 1. Beban mati (D) : yaitu beban yang selalu ada pada struktur. 2. Beban hidup (L) : yaitu beban yang sifatnya berpindah-pindah. 3. Beban atap (A) : beban yang tidak tetap di atap (beban orang bekerja atau/dan beban peralatan). 4. Beban hujan (R) : genangan air hujan di atap. 5. Beban Angin (W) 6. Beban gempa (E) : beban ekivalen yang bekerja pada struktur akibat pergerakan tanah pada peristiwa gempa. Menurut SNI beton 2002 pasal 11.2, secara umum ada 6 macam kombinasi beban yang harus dipertimbangkan, 1. U = 1,4 D (pada tahap pelaksanaan bangunan) 2. U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5(A atau R) 5

3. U = 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5(A atau R) 4. U = 0,9 D 1,6 W 5. U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E 6. U = 0,9 D + 1,0 E Kuat Rencana : adalah kekuatan yang harus ada pada elemen beton bertulang, yakni berupa kekuatan nominal x faktor reduksi kekuatan .

I.2.2

Faktor reduksi

Menurut SNI beton 2002 pasal 11.3.2, faktor reduksi kekuatan adalah : 1. 2. Lentur tanpa beban aksial Beban aksial dab beban aksial dengan lentur a. aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur. . . . b. aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur i. Komponen struktur dengan tulangan spiral ii. Komponen struktur lainnya 3. 4. 5. Geser dan torsi Tumpuan pada beton Beton polos struktural 0,7 0,65 0,75 0,65 0,55 0,8 0,8

Jika Mu merupakan momen perlu yang harus dipikul balok akibat kombinasi beban, dan Mn momen nominal yang sanggup dipikul penampang balok, maka Mu Mn Mn Mu atau

I.2.3

Disain Tulangan Tunggal

Karena pada perencanaan elemen lentur, keruntuhan yang terjadi harus keruntuhan tarik, maka berlaku hubungan momen nominal balok seperti yang telah dibahas pada 6

modul 2 sbb, Mn = fc bd2 (1 0, 59 )


y . dimana = f f c

Sehingga momen rencana balok adalah Mn = fc bd2 (1 0, 59 ) Dengan demikian Mu fc bd2 (1 0, 59 ) atau bd2 atau Mu fc (1 0, 59 ) bd2 (I.2) Mu fc (1 0, 59 ) (I.1)

I.2.4

Contoh

Contoh 1 : Balok dengan ukuran penampang yg belum diketahui.


Diketahui : Balok dengan bentang 10 m, direncanakan untuk dapat memikul beban mati 14,5 kN/m dan beban hidup 25,5 kN/m. Mutu beton fc = 25 N/mm2 dan tegangan leleh baja fy = 400 N/mm2 . Ditanya : Desain omptimum balok. (dimensi balok & tulangannya) Jawab : 1. Perkiraan beban mati balok. Untuk balok di atas dua tumpuan : hmin
16

= 0.625 m

ambil h = 800 mm dan b 0, 5h = 400 mm, sehingga berat sendiri balok = 0,8 x 0,4 x 24 = 7,68 kN/m 2. Menghitung momen terfaktor Mu beban terfaktor : qu = 1,2x(7,68+14,5) + 1,6 x 25,5 = 67,4 kN/m

Gambar I.6. Contoh Kasus 1


Mu =
qu 2 8

= 842,5 kNm = 842,5 x 106 Nmm

3. Menghitung b dan d yang diperlukan bd2 Mu fc (1 0, 59 )

asumsi = 0,01 (nilai rasio tulangan yang ekonomis), sehingga = sehingga bd2 = 842, 5x106 = 290, 5x106 mm3 0, 8 [25x0, 16 (1 0, 59x0, 16)] fy 400 = 0, 01 = 0, 16 fc 25

jika b = 450 mm d = 803 mm jika b = 400 mm d = 852 mm Seandainya tulangan yang dipasang 1 lapis, maka h d + 65 mm Sehingga, untuk b = 450 mm h = 868 mm > hmin untuk b = 400 mm h = 917 mm > hmin Kedua ukuran di atas memenuhi syarat. Ambil ukuran balok b = 400 mm dan h = 900 mm 4. Hitung ulang Mu dengan berat sendiri balok menggunakan ukuran yang baru : berat sendiri balok = 0,9 x 0,4 x 24 = 8,64 kN/m beban terfaktor baru : qu(b) = 1,2x(8,64+14,5) + 1,6 x 25,5 = 68,57 kN/m

Mu(b) =

68, 57x102 = 857kN m = 857x106 N mm 8

5. Hitung luas tulangan yang dibutuhkan. Asumsi tulangan yang dipasang 2 lapis, sehingga d h 90 = 900 - 90 = 810 mm Mu 857x106 = = 3.2655 bd2 400x8102 sedangkan Mu fc (1 0, 59 ) bd2 atau fc (1 0, 59 ) sehingga 0, 8x25 (1 0, 59 ) 3.2655 0 atau 11, 8 2 20 + 3.2655 0 diperoleh 1 = 1.512 dan 2 = 0.183
f

Mu = 3.2655 bd2

diambil = 0.183 fy = 0.183 , sehingga


c

0.183xfc 0.183x25 = 0.01144 = fy 400 0, 851 fc fy 600 600 + fy = 0.02032

maks = 0, 75b = 0, 75x Jadi < maks ok

As = bd = 0.01144x400x810 = 3660 mm2 Asmin =


fc 4f y bw d

25 4x400 x400x810

= 1012.5 mm2

Asmin =

1.4 f y bw d

1 .4 400 x400x810

= 1134 mm2

ambil yang terbesar : Asmin = 1134 mm2

Terlihat As yang diperoleh > Asmin ok Gunakan tulangan 6D28 As = 3695 mm2

Gambar I.7. Penempatan Tulangan pada Balok

6. Hitung nilai d sebenarnya ds = 2x616x117 + 4x616x64 = 81.67 mm 2x616 + 4x616

d = h ds = 900 - 81.67 = 818 mm (tidak berbeda jauh dari asumsi) 7. Hitung a dan cek apakah dengan tulangan yang digunakan penampang masih bersifat underreinforced ab a < d d a=
a d

As fy 3695x400 = = 174 mm 0, 85fc b 0, 85x25x400

174 818

= 0,213 ab = 1 d 600 600 + fy 600 600 + 400

= 0, 85x

= 0, 51

diperoleh 8. cek Mn

a d

= 0, 213 <

ab d

= 0, 51 ok penampang masih bersifat underreinforced

Mn = As fy d

a 174 = 0, 8x3695x400 818 2 2 = 864334400N mm = 864, 3 kN m > Mu = 857 kN m ok

10

You might also like