You are on page 1of 16

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN Identitas Nama Alamat Jenis kelamin Usia Pekerjaan : Ny. K : Jakarta : Perempuan : 56 tahun : Rumah tangga

Riwayat penyakit dan Kesehatan 1. Keluahan Utama : Nyeri 2. Riwayat Penyakit Sekarang Ny. K datang ke poliklinik RSCM dengan keluhan perdarahan pervaginam berupa flek-flek sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada keputihan, penurunan berat badan, benjolan di perut atau kemaluan maupun gangguan BAK. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Ny. K mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun dan tidak pernah di rawat di Rumah Sakit 4. Riwayat Penyakit Keluarga Di dalam keluarga Ny.K tidak terdapat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM dan jantung. 5. Genogram Pihak Keluarga Tn. K Pihak Keluarga Ny.K

18

19

Keterangan :

: Perempuan : Yang sudah meninggal : Laki- laki : Garis tinggal serumah : Garis perkawinan 6. Riwayat Alergi Klien mengatakan tidak memiliki alergi baik obat maupun makanan

7. RIWAYAT OBSTETRI : a. Riwayat menstruasi : Menarche Banyaknya : umur 15 tahu , Siklus : 28 hari, teratur : 1 3 cc tiap kali Lamanya : 4 6 hari

Haid terakhir : usia 48 tahun Keluhan : nyeri saat haid

b. Riwayat kehamilan Persalinan normal aterm, Ny.K memiliki 2 orang anak.

8. ASPEK PSIKOSOSIAL : a. Persepsi ibu tentang keluhan/ penyakit : ibu agak cemas dengan penyakit yang diderita ini, apalagi setelah mendengar ada kanker dan harus dioperasi, Klien sering menanyakan tentang penyakitnya. b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ? Ya, ibu selalu memikirkan tentang keadaannya sejak ada gejala pembengkakan pada perut bawahnya dan ibu takut bekerja yang beratberat. c. Harapan yang ibu inginkan : Ingin segera sembuh dari penyakitnya d. Ibu tinggal dengan siapa : suaminya

20

e. Siapakah orang yang terpenting bagi ibu : anak f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Cukup baik g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( v ) ya, () tidak

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik Kepala Hasil Rambut bersih, warna mulai memutih, distribusi merata, Tidak ada lesi dan masa Tanda Vital N: 82 x/menit RR: 20 x/menit S: 36,70C TD: 100/70 mmhg BB&TB BB: 49kg TB: 142cm Mata Letak simetris, Sklera tidak anemis, konjungtiva tidak ikhterik , bersih, reflek pupil ada Hidung Septum lurus, tidak ada sekret, tidak ada gangguan fungsi penciuman Mulut Leher Dada Mukosa bibir lembab, tidak ada karies, lidah bersih Tidak ada masa dan lesi, tidak ada peningkatan JVP dan KGB Tidak ada lesi dan masa, pergerakan dinding dada simetris Jantung Irama teratur, suara auskultasi lupdup, suara perkusi dullnes Paru-paru Irama pernapasan teratur, suara napas Auskultasi vasikuler, perkusi resonan Abdomen Genital dan Anus Tidak lesi, perut distensi, ada benjolan, bising usus Porsio dan mukosa vagina licin, terdapat benjolan, ada gangguan berkemih tidak ada keputihan, ada perdarahan pervaginam mukosa rektum licin

21

Ektremitas atas Ektremitas bawah

Kekuatan otot tangan kanan dan kiri maasing-masing 5, ROM tidak terganggu Kekuatan otot tangan kanan dan kiri maasing-masing 5, ROM tidak terganggu

Pemeriksaan Penunjang 1. USG Pada USG didapatkan uterus membesar ukuran 8,015,956,68 cm dengan lesi hiperekoik di dalam kavum uteri/endometrium inhomogen bertepi rata dan berbatas tegas 6,694,765,67cm dengan RI 0,3, kedua adneksa, hepar ginjal dalam batas normal. 2. PA Hasil PA memperlihatkan adanya adenokarsinoma berdiferensiasi sedang-buruk kemungkinan dari endometrium 3.2 Analisa Data No 1 DS : Klien mengeluh nyeri pada bagian perut dan kelaminnya. Klien mengatakan sering ad flekflek darah dari kemaluannya DO: Ketika di kaji di teraba benjolan di perut, juga ada bercak darah, ketika di lihat Porsio dan mukosa vagina licin, uterus sebesar telur angsa, klien tampak meringis skala nyeri 3 Data Etiologi Pertumbuhan kanker (hiperplasia endometrium) Penekanan pada system saraf sekitar uterus Impuls ke hipotalamus Merangsang ekresi serotonin, bradikinin, dan histamine Nyeri Masalah Nyeri

22

No

Data

Etiologi

Masalah

DS : Klien dan keluarga sering menanyakan tentang penyakitnya, klien mengatakan bahwa dia takut, DO: Klien tampak tegang, cemas dan menangis

Kurang pengetahuan tentang pertumbuhan kanker, kondisi yang semakin menurun Stresor meningkat Sumber koping dan metode koping yang kurang Depresi

Koping individu tidak efektif

DS : Klien mengatakan sudah beberapa minggu tidak mau makan DO: Berat badan menurun dari 52 menjadi 49.

Hipermetabolis Pemecahan karbohidrat dan lemak meningkst ke jaringan kanker Nutrisi kurang ke

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Setelah di kemoterapi klien tampak merasa mual dan tidak beselera untuk makan

jaringan berkurang tubuh lain

Atau Pelaksanaan terapi kanker Mengiritasi mukosa lambung

23

No

Data

Etiologi HCl dan eksresi histamin meningkat Merangsang medula vomiting center Anoreksia Penurunan berat badan

Masalah

DS :klien mengatakan sudah seminggu tidak lancar untuk buang air kecil DO: Dari hasil monitor urine yang keluar hanya sedikit (200 cc) dalam 8 jam, ketika diraba pada bagian perut terasa distensi

Pertumbuhan sel kanker Penekanan pada daerah sekitar uterus terutama blass dan uretra (terjadi penyumbatan) Haluaran urine terganggu

Gangguan

endometrium (hipertropi) pola berkemih

DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut dan selangkangan jika klien bergerak atau berjalan DO: Klien tampak lebih sering berbaring

Pertumbuhan kanker (hiperplasia endometrium) Penekanan pada system saraf sekitar uterus Impuls ke hipotalamus Merangsang ekresi serotonin, bradikinin, dan histamine

Gangguan mobilisasi fisik

24

No

Data

Etiologi Nyeri Kegiatan sehari-hari menurun

Masalah

DS: Klien mengatakan sudah tidak berguna, klien tidak mau bertemu di jenguk, klien malu dengan keadaanya. DO: Klien tampak sedih, murung dan menangis, sering terdengar klien mengatakan sudah tak berharga

Penurunan Imunitas Meluas dan hiperplasia jaringan kanker Aliran darah terhambat Tidak teratasi Kematian jaringan Pembusukan Pengangkatan rahim

Harga diri rendah

DS: Klien mengatakan dirinya baru pertama kali melakukan operasi, klien mengatakan dirinya takut dengan tidakan yang akan dilakukan DO: Klien tampak gelisah. Klien terlihat menangis. Klien terlihat suka berbicara sendiri Klien sering bertanya mengenai

Pengalaman klien pertama kali untuk di operasi Stresor meningat cemas

cemas

25

No operasinya

Data

Etiologi

Masalah

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker 2 Koping individu tidak efektif (Depresi) berhubungan dengan kurang pengetahuan klien dan kondisi yang semakin menurun. 3 Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolis/ mual muntah efek dari pemberian obat kaker 4 Gangguan pola berkemih berhubungan dengan penekanan uretra dan blass oleh sel kanker 5 6 Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit yang di derita

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INTERVENSI 1 Perubahan kenyamanan nyeri sehubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker. Tupan: Setelah diberikan intervensi dalam jangka waktu 2x 24 jam, nyeri yang di rasakan klien hilang. Tupen: Setelah diberikan intervensi dalam jangka waktu 1 x 24 jam nyeri klien berkurang. Kriteria hasil 1. Skala nyeri berkurang 3 menjadi 0 2. Klien tidak tampak meringis 3. Tidak teraba benjolan 1. Fasilitasi pasien untuk pikiran RASIONAL 1. Pengungkapan pikiran dan perasaan dapat membantu agar klien merasa dihargai. lingkungan 2. Lingkungan yang nyaman dan sikap terbuka dari seorang perawat menunjukan rasa simpati pada klien.

mengungkapkan dan perasaan. 2. Berikan

nyaman dan sikap terbuka untuk mendiskusikan untuk

perasaan/menolak bicara. 3. Lakukan kontak

sering

3. Bina hubungan saling percaya.

dengan pasien. 4. Bantu pasien /orang

4. Cemas dapat menimbulkan koping yang tidak efektif.

terdekat dalam mengenal dan mengklarifikasi rasa cemas untuk memulai / mengembangkan strategi

koping untuk menghadapi

18

19

kecemasan. 5. Berikan informasi akurat , konsisten mengenai 5. Informasi yang tepat membantu klien untuk mengenal akan penyakitnya.

prognosis, pengobatan yang dianjurkan dan potensial efek samping dan beri

kesempatan untuk bertanya. 6. Observasi perubahan 6. Koping yang tidak efektif memungkinkan terjadinya penurunan status kesehatan klien. 7. Libatkan keluarga sesuai indikasi jika keputusan 7. Keluarga merupakan orang terdekat klien.

koping tidak efektif.

mayor akan dibuat 2 Koping individu tidak efektif (koping menyangkal/defensive/ depresi/agresi) sehubungan dengan Tupan : Setelah diberikan intervensi dalam jangka waktu 2 x 24 jam, koping klien dan keluarga meningkat . 1. Kaji ulang keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan skala nyeri. 2. Observasi dan non respon verbal verbal yang 2. Respon verbal dan nonverbal dapat membantu menentukan 1. Kaji keluhan nyeri membantu menentukan intervensi.

20

mekanisme koping inefektif.

Tupen: Setelah diberikan intervensi dalam jangka waktu 1x 24 jam klien dan keluarga mengerti mengenai penyakit kanker. Ditandai dengan 1. Klien tidak tegang 2. Klien tidak cemas 3. Klien tidak menangis 4. Klien tidak takut

ditunjukan pasien. 3. Berikan posisi nyaman.

intervensi. 3. Posisi membantu klien mengurangi nyeri.

4. Ajarkan dan anjurkan untuk lakukan tehnik relaksasi. 5. Berikan tindakan

4. Tekhnik relaksasi mengurangi nyeri klien. 5. Posisi membantu klien mengurangi nyeri.

kenyamanan dasar seperti perubahan posisi pada

punggung/sisi yang tidak sakit punggung. 6. Kolaborasi pemberian analgetik. untuk atau pijatan 6. Analgetik membantu mengurangi nyeri.

Perubahan

nutrisi Tupan:

1. Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi 2. Bantu perawatan kebersihan

1. Tirah baring membantu proses pemulihan nutrisi klien. 2. Kebersihan rongga mulut menghindari terjadinya gangguan pencernaan lain.

kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan intervensi sehubungan hipermetabolis dengan dalam jangka waktu 2 x 24 jam , nutrisi klien terpenuhi. Tupen: Setelah dilakukan intervensi

rongga mulut (oral hygiene). 3. Berikan dalam diet bentuk TKTP, yang sajikan sesuai

perkembangan kesehatan klien

21

dalam jangka waktu 1 x 24 jam tidak terjadi gangguan nutrisi. Dengan kriteria 1. BB tidak menurun 2. Klien tidak mual 3. Klien tidak muntah 4. Klien mau makan

(lunak, bubur kasar, nasi biasa) 4. Kolaborasi pemberian obat-

3. Kaslium berguna untuk kekuatan tulang dan protein membantu mempercepat proses penyembuhan luka. 4. Obat obatan membantu proses pemulihan klien. 5. Parenteral diberikan pada klien yang tidak mampu menelan.

obatan sesuai indikasi. 5. Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.

Gangguan pola berkemih berhubungan dengan penekanan uretra dan blass oleh sel kanker

Tupan: Setelah dilakukan intervensi tidak terjadi gangguan berkemih Tupen: Setelah dilakukan intervensi klien dapan berkemih. Ditandai dengan. 1. Tidak ada obtruksi kandung kemih maupun uretra

1. Kaji ulang pola miksi normal klien 2. Monitor pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine 3. Observasi keluhan kandung kemih,palpasi dan perhatikan 4. Catat jumlah urin yang

1.

Mengetahui pola berkemih klien

2.

Mengetahui keseimbangan cairan antara yang masuk dan keluar

3.

Mengetahui jika terjadi retensi urine

4.

Mengetahui jumlah urine

22

keluar. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan kateter 5.

yang keluar Membantu pengeluaran urine

Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan metastase sel kanker.

Tupan: Setelah dilakukan intervensi dalam jangka waktu 2 hari dapat melakukan mobilitas fisik mandiri. Tupen: Setelah dilakukan intervensi dalam jangka waktu 1 x 24 jam klien dapat melakukan mobilitas dengan bantuan. Ditandai dengan. 1. Klien beraktivitas tanpa kesakitan 2. Peningkatan kekuatan tubuh 3. Menunjukkan pastisipasi dalam terapi

1. Kaji rasa nyeri, kemerahan, bengkak, ketegangan otot jari. 2. Berikan suatu alat agar pasien meminta mampu untuk ,

1. Kaji nyeri dapat membantu menentukan intervensi.

2. Bel atau lampu pemanggil menjaga kenyamanan klien.

pertolongan

seperti : bel atau lampu pemanggil 3. Bantu / lakukan latihan ROM pada dan semua sendi, 3. Latihan ROM dapat mencegah terjadinya kekakuan otot.

ekstremitas

pakailah gerakan perlahan dan lembut. Lakukan pada paha

hiperekstensi secara teratur

23

4. Berikan posisi alih baring setiap 2 jam

4. Posisi alih baring setiap jam mencegah terjadinya dekubitus.

5. Monitor tanda-tanda vital

5. TTV menunjukan perkembangan kondisi klien.

6.

Konsultasikan dengan ahli fisioterapi

6. Konsultasi dengan ahli fisioterapi untuk konsultasi tulang.

Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan struktur organ seksual

Tupan: Setelah dilakukan intervensi, klien percaya diri dengan adanya perubahan struktur seksual Tupen: Setelah dilakukan intervensi, klien percaya diri dengan adanya perubahan struktur seksual Kriteria hasil Ditandai dengan: 1. Klien tampak bersemangat

1. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami klien pasien 2. Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan

1.

Keluarga mengerti kondisi klien saat ini

2.

Mengembalikan harga diri klien

yang dimiliki klien 3. Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan tetap 3. Dampingan keluarga membantu dalam pemulihan klien 4. Memberikan minat dan perhatian untuk

mendampingi klien 4. Berikan waktu kepada klien intuk mengungkapkan

24

2. klien mengatakan menerima perubahan organ seksual

perasaannya

memperbaiki persepsi diri

Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi

Tupen: Dalam waktu 1 x 24 jam cemas klien berkurang Tupan Dalam waktu 3 x 24 jam klien tidak cemas Di tandai dengan 1. Klien tidak gelisah 2. Klien tidak menangis 3. Klien tidak berbicara sendiri 4. Klien tidak bertanya-tanya mengenai tindakan operasi

1. Berikan jelas

informasi terhadap

yang 1. Klien mengerti mengenaik klien tindakan pembedahan yang akan di jalani dan rasa cemas klien berkurang

mengenai pembedahan

tindakan

2. Berikan waktu kepada klien 2. Rasa cemas klien berkurang untuk kecemasanya 3. Anjurkan keluarga untuk 3. Dampingan keluarga tetap mendampingi klien. memberikan kekutan kepada klien mengutarakan

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Palliative care adalah pendekatan untuk pasien-pasien dengan penyakit terminal untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dn keluarga melalui perawatan yang holistik dan penanganan nyeri serta masalah fisik, psikososial, dan spiritual. Karsinoma endometrium uterus merupakan keganasan pelvis yang paling sering pada wanita (Heffner dan Schust, 2006). Merawat pasien lansia yang menjelang ajal dengan kanker endometrium menekankan pada pandangan holistik terhadap seseorang dan mencakup lingkungan sosial, fisik, dan emosional. Pada pasien dengan kanker endometrium, membutuhkan penanganan yang utuh. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif harus dilakukan. Perawat melakukan pengkajian, diagnosa masalah, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi secara utuh.

4.2 Saran 1. Institusi Pendidikan Institusi hendaknya dapat menyediakan sumber-sumber bacaan mengenai kanker endometrium, asuhan keperawatan pada kanker endometrium dan konsep perawatan paliatif pada lansia. 2. Mahasiswa Kiranya wawasan dan pemahaman tentang askep paliatif pada lansia dengan kanker endometrium ditingkatkan lagi. 3. Pembaca Kiranya pembaca mau menerima dan memahami isi dari makalah ini sebagai penambah informasi tentang askep pada lansia dengan kanker endometrium.

25

You might also like