You are on page 1of 18

ANATOMI MARMOT (Cavia porcellus)

Oleh: Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : : : : : Galih Aditya Raharjo B1J008046 VIII 3 Rahayu Fitriani W.P

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2009

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Marmot (Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia itu sendiri dari bahasa latin yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya akan meningkat pada hewan betina dewasa. Susu dikeluarkan melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (sebelah luar). Marmot mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya poeterior dari penis ayau vulva, peristiwa ini disebut hedonik. Praktikum ini menggunakan marmut sebagai salah satu spesies yang mewakili mamalia karena selain mudah didapat, susunan tubuh marmut mudah dipelajari, demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.

B. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengenal, mengetahui, dan mempelajari anatomi makro hewan kelas mamalia, dengan diwakili oleh marmot ( Cavia procellus).

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Marmot digolongkan sebagai hewan pengerat yang memakan tumbuhtumbuhan dan memiliki gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk memotong dan mengerat. Membrana nictitans terdapat pada sudut mata. Lubang telinga luar dilengkapi dengan daun telinga. Struktur kelenjar susu terletak di lipatan paha, alat-alat kelamin luar dan tungkai terdapat pada badannya. Tungkai depan berjari tiga dan tungkai belakang berjari empat (Pratigno, 1982). Mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangka yang mempunyai kendio okspital, pada rahangya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya berbeda untuk setiap individu. Kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, serta berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga dada (Djuhanda, 1982). Mamalia mempunyai glandula mamae yang menghasilkan kelenjar susu untuk diberikan pada anaknya sebagai minuman pertama setelah lahir. Mamalia dapat dibedakan bagian-bagiannya dengan nyata yaitu, kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda) pada umumnya. Sistem pencernaan pada mamalia dimulai dari rima oris, di dalam rima oris bermuara glandula salives diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Ventrikulus mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCl, dan pepsin. Intestinum dibagi menjadi intestinum tinue dan intestinum crassum. Intestinum tinue dibagi lagi menjadi colon dan rectum, di dalam duodenum bermuara dua kelenjar, yaitu hepar dan pankreas. Hepar sebagai

kelenjar empedu yang disimpan di dalam vesica felea. Fase setelah melalui hepar, kemudian melewati ductus pancreaticus yang kemudian bersatu dengan ductus systicus yang datang dari vesica felea dan menjadi ductus choleductus yang bermuara bersama dengan ductus pancreaticus yang datang dari pankreas ke dalam duodenum. Colon dimulai dari caecum dimana pada ujungnya bermuara appendiks vermiformis (Radiopoetro, 1977). Cavia porcellus termasuk ordo Rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis (Jasin, 1989).

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, pisau, dan jarum penusuk. B. Bahan Bahan yang digunakan adalah marmot (Cavia porcellus ), eter, air, formalin, dan tissue. C. Cara Kerja Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Marmot dilumpuhkan terlebih dahulu dengan eter. 2. Dilakukan pembedahan yang dimulai dari bagian ventral posterior di depan penis menuju anterior mengikuti garis medio-ventral badan, sampai ujung mandibula. 3. Kulit dibuka ke samping kanan dan kiri agar terlihat otot-otot bagian abdomen toraks. 4. Bagian viscera insitu diamati dengan melakukan pembedahan yang dimulai dari bagian inguinal menuju anterior sampai xiphisternum mengikuti garis median badan menuju lateral menyusuri diafragma. 5. Rusuk-rusuk kiri sternum pada bagian anterior pada pangkal leher dipotong, lalu pada bagian anterior dan posterior daerah ketiak digunting ke arah lateral menyusuri diafragma.

6. Otot-otot dikuakkan hingga organ-organ abdomen dan toraks dapat terlihat dengan jelas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Anatomi Kepala Marmut (Cavia porcellus) Keterangan Gambar : 1. Cavum oris 2. Labium superior 3. Labium inferior 4. Nares eksterna 5. Incicivus 6. Vibrisae 7. Daun telinga (pina auricula) 8. Palpebra superior 9. Palbebra inferior

Gambar 2. Anatomi Sistem Urogenitalia Marmut Jantan (Cavia porcellus) Keterangan Gambar : 1. Ginjal 2. Kelenjar adrenal 3. Ureter 4. Vesica urinaria 5. Epididimis 6. Cauda epididimis 7. Corpus epididimis 8. Vas defferens 9. Ductus vesikulatoris 10. Uretra 11. Penis

Gambar 3. Anatomi Tubuh Bagian Belakang Marmut Jantan Keterangan Gambar : 1. Ekstrimitas posterior 2. Penis 3. Anus 4. Digiti (3 buah)

Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Marmut (Cavia porcellus)

Keterangan Gambar : 1. Oesofagus 2. Pankreas 3. Curvatora mayor 4. Curvatora minor 5. Lambung 6. Hepar 7. Kantung empedu 8. Ductus coleodocus 9. Pilorus 10. Duodenum 11. Jejunum 12. Illeum 13. Haus tray 14. Incisura 15. Taenia 16. Usus buntu 17. Colon ascenden 18. Colon tranversum 19. Colon descenden 20. Colon sigmoideum 21. Rectum 22. Anus

B. Pembahasan Klasifikasi dari marmot (Carvia porcellus) menurut Storer dan Usinger (1961) adalah sebagai berikut : Phylum Sub phylum Class Ordo Familia Genus Spesies : Chordata : Vertebrata : Mammalia : Rodentia : Cavidae : Cavia : Cavia porcellus.

Marmot termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat. Marmot merupakan hewan berdarah panas (Brotowidjoyo, 1993). Tubuh marmot diisolasi oleh pembungkus (rambut dan subcutannya yang berlemak), dengan sistem ini maka metabolismenya tinggi dan akibatnya dibutuhkan banyak makan (Jasin, 1989). Hasil pengamatan anatomi marmot (Cavia porcellus) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri dari caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat buah digiti, ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan lima digit, dan cauda yang tumbuh rudiment. Penjelasan ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1977) yang menyatakan bahwa

marmot dapat dibedakan menjadi caput, truncus, dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher (cervix). Truncus dibagi menjadi thoraks dan abdomen, bagian thoraks terdapat ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat digiti, sedangkan bagian abdomen terdapat ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan tiga digiti, namun cauda tumbuh rudiment. Rongga badan terdiri atas cavum obdimis yang dindingnya dilapisi pleura dan cavum pericardii yang dindingnya dilapisi pericardium. Antara cavum torachis dan cavum abdominis ada selaput diafragma. Sistem pernafasan marmot terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli, dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawa yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan nafas. Pangkal dari trachea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari trachea adalah bronchus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi yang terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya yang disebut pleura (Djuhanda, 1982). Sistem pencernaan marmot terdiri dari cavum oris, faring, oesophagus gastrum, intestinum, caecum, colon, rectum, dan anus. Caecum pada marmot berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jasin (1989) yang menyatakan bahwa sistem pencernaan pada marmot terdiri dari : 1. Cavum oris Rongga ini dibentuk oleh atap dan dasar. Atap rongga mulut terdiri dari palatum durum (langit-langit keras disebelah anterior), dan palatum mole (langit-langit lunak disebelah posterior). Sedangkan dasar rongga mulut terdiri dari dentis dan lingua.

2.

Faring Faring merupakan persimpangan jalan makanan dan jalan respirasi. Bagian bawah lidah sebelah ventral terdapat tulang respirasi atau glotis. Bila makanan melalui lubang ini maka akan ditutup oleh klep anterior yang disebut epiglotis.

3.

Oesophagus Oesophagus merupakan pipa musculus yang sempit sebagai lanjutan dari faring.

4.

Ventriculus Ventriculus merupakan kantong sebagai lanjutan dari oesopahagus. Dibedakan menjadi pars cardia, pylorus, dan fundus.

5.

Intestinum Intestinum merupakan saluran berkelok-kelok yaitu tempat penyerapan zatzat makanan setelah mengalami perombakkan yang terakhir. Intestinum ada dua yaitu tenue (duodenum, jejunum, dan ileum) dan intastinum crasum (haustrae, incisura, dan taenia). Caecum merupakan batas antara intestinum tenue dan intestinum crasum.

6.

Colon Pangkal colon keluar dari caecum berdekatan dengan muara dari ileum. Colon dapat dibagi menjadi : Colon ascenden, yang mengarah ke atas. Colon descenden, yang ,mengarah ke bawah. Colon transverum, yang mengarah melintang. Colon sigmoideum, yang merupakan colon terakhir.

7.

Rectum Rectum merupakan usus terakhir dan dari sini kotoran dikeluarkan melalui anus. Sistem genitalia marmot jantan dibangun oleh sepasang testis yang

bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididimis terdiri dari caput, corpus, dan cauda epididimis. Ductus defferens berupa saluran berjalan di sebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang penis (Storer dan Usinger, 1961). Terdapat sepasang papilla mamae dan muara glandula mamae di antara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mamae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekukan ini merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Marmot (Cavia porcellus) merupakan hewan mamalia yang memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai glandula mamae, tubuhnya diselimuti oleh rambut, memiliki banyak kelenjar, dan mempunyai daun telinga. 2. Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak di dalam rongga perut. 3. sistem pencernaan marmut dimulai dari rima oris yang di dalamnya bermuara glandula saliva. 4. Tubuh marmot (Cavia porcellus) umumnya dapat dibedakan dengan nyata, yaitu caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), ekstrimitas (anggota badan). 5. sistem pernafasan marmot (Cavia porcellus) terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli, dan paru-paru.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Djuhanda., Tatang. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan 1. Amrico, Bandung. Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya, Surabaya. Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA. Pratigno, S. 1982. Makhluk Hidup II. Intan Pariwara, Jakarta. Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta. Storer and Usinger. 1961. Element of Zoology. MacGraw-Hill Book Company Inc, USA.

You might also like