You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya

memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru.Semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai tenaga pengajar dan pemberi informasi kepada siswanya tentu harus mengetahui bagaimana seorang guru yang professional itu. Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sedangkan profesi sendiri suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Maka tugas guru akan efektif jika memiliki derajan profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap Profesional dan Mencintai Profesi Guru.

Sikap ( attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat untuk memprediksi perilaku orang tersebut untuk bekerja. Kecendererungan berprilaku dimaksud mulai dari mendukung objek tertentu samapi dengan menolaknya. Sikap memiliki komponen yaitu : kognisi, berkenaan dengan keyakinan, ide dan konsep dan afeksi, berkenaan dengan emosional atau perasaan desedangkan konasi, berkenaan dengan kecenderungan tingkah laku. Guru sebagai professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. Ucapan dan perkataan guru akan menjadi pedoman bagi anak didiknya untuk melangkah kedepan, baik itu berupa materi pelajaran diruang kelas, maupun ucapan yang berkenaan dengan perkataan-perkataan moral berupa petuah-petuah diluar kelas. Guru dalam kesehariannya harus mampu berkata benar, memiliki pengetahuan luas, dapat

membangkitkan semangat dan dorongan kepada anak didiknya, memberi arahan yang benar, serta membawa anak didiknya kearah kebenaran dan kebaikan masa depan anak didik. Berdasarkan pada harapan ini maka guru wajib menigkatkan pengetahuan akademiknya, mengikuti perkembangan dibang keahliannya, mengikuti perkembangan masyarakat terutama dikalangan remaja dan mampu mengaplikasikannya ke dalam pekerjaannya sehari-hari sehingga kinerja guru di sekolah dan masyarakat tidak ketinggalan.

B. Sikap Profesional Keguruan Pada saat ini, Pemerintah sering melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru. Upaya ini merupakan salah satu bentuk wujud untuk menciptakan guru yang profesional demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Peningkatan kualitas ini sering dilakukan melalui seminar, pelatihan, loka karya dan melalui pendidikan formal bahkan dengan menyekolahkan guru pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ada beberapa sikap profesional keguruan yaitu : 1) Sikap profesional keguruan ditinjau dari segi perundang-undangan

Pada butir Sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan (PGRI, 1973). Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang merupakan kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi antara lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan kegiatan karang taruna, dan lain-lain.Guru merupakan aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru dituntut untuk tunduk dan taat terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Peraturan yang dimaksud tercantum dalam perundang-undangan dan kode etik guru Indonesia. Dalam hal ini guru harus melaksanakan segala kebijakan pemerintah untuk bidang pendidikan, termasuk dalam melaksanakan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini. Tentu saja hal ini kita ketahui bahwa akhirakhir ini pemerintah telah melakukan pergantian kembali kurikulum yang diberlakukan di Indonesia. Pemerintah melakukan ini sebagai upaya untuk memajukan mutu dan kualitas dari pendidikan yang ada di Indonesia. Hal ini tentu saja hal yang sah-sah saja tapi membutuhkan sikap keprofesionalan dari guru. Guru dalam hal ini diharapkan mampu mengembangkan diri serta dituntut untuk mengikuti seminar-seminar atau pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah untuk meningkatkan sikap keprofesionalannya itu.

2) Sikap profesional keguruan terhadap organisasi profesi Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa guru harus memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pasal 41.3 menyebutkan Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi Ini berarti setiap guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Di Indonesia organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sebagaimana kita ketahui bahwa selain sebagai pengajar dan pendidik guru juga harus mampu membina relasi dengan organisasi profesi. Hal ini merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagaimana tuntutan yang telah ditentukan, dimana setiap guru wajib menjadi anggota organisasi profesi serta mempunyai kewenangan mengatur hal hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Melalui organisasi profesi ini diharapkan akan membawa dampak yaitu sebagai alat pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas serta dapat meningkatkan kemampuan profesional dari anggotanya. Dari hal ini, tentu saja membutuhkan kerjasama seluruh anggota profesi untuk memelihara, meningkatkan mutu serta bertanggung jawab terhadap organisasi profesi itu.

3) Sikap profesional keguruan terhadap teman sejawat Sebagai guru yang profesional diharapkan untuk mampu menjalin hubungan yang harmonis antara sesama baik didalam maupun diluar sekolah. Ini merupakan hal yang mesti dilakukan oleh seorang guru karena pada dasarnya sebuah instansi sekolah terdiri dari berbagai komponen yang saling mendukung tujuan pendidikan itu. Komponen itu terdiri dari kepala sekolah, sesama guru, pegawai, komite sekolah dan juga orang tua siswa. Jadi disini guru harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan semua komponen itu. Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar kerjanya. Hubungan sesama anggota seprofesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.

Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa.

a.

Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja

Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mutlak adanya hubungan yang baik dan harmonis di antara sesama personel yaitu hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan kepala sekolah ataupun guru dengan semua personel sekolah lainnya. Semua personel sekolah harus dapat menciptakan hubungan baik dengan anak didik di sekolahnya. Sikap professional lain yang perlu dibutuhkan oleh guru adalah siap ingin bekerja sama, saling harga menghargai, saling pengertian, dan rasa tanggung jawab, maka akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta menyadari akan pentingnya kebersamaan, tidak mementingkan kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan orang lain.

b.

Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan

Sebagai saudara wajib membantu dalam kesukaran, saling mendorong kemajuan dalam bidang profesinya, dan saling menghormati hasil-hasil karyanya. Serta saling memberitahukan penemuan-penemuan baru untuk meningkatkan profesinya. Sebagai saudara guru juga berkewajiban saling mengoreksi dan saling menegur, jika terdapat kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dapat merugikan profesinya. Dalam hal ini kita harus mengakui dengan jujur bahwa sejauh ini profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan, bagi kita masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dengan teman sejawatnya berlangsung seperti halnya saudara kandung.

4) Sikap profesional keguruan terhadap anak didik Dalam kode etik guru Indonesia dengan jelas di tuliskan bahwa: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni; tujuan pendidikan nasional, prinsip

membimbing, dan prinsip pembentuk manusia Indonesia seutuhnya. Guru juga harus mencintai dan menyayangi anak didiknya agar mempermudah untuk membimbing dan mengarahkan anak didiknya. Dalam pelaksanaan tugasnya, guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa ke hal-hal yang baik. Karena pada dasarnya guru berperan untuk membentuk manusia yang berjiwa pancasila. Hal ini memang bukan pekerjaan yang mudah karena setiap manusia/peserta didik memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dari sifat dan karakter yang berbeda-beda itulah diharapkan kemampuan guru untuk memahami serta

mengembangkan peserta didik sehingga akan menghasilkan manusia yang utuh dan mempunyai akhlak yang mulia.

5) Sikap profesional keguruan terhadap tempat kerja Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan suasana kerja yang baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam kode etik dituliskan: Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. Oleh sebab itu guru harus aktif mengusahakan suasana baik itudengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan yang lainnya yang diperlukan. Keberhasilan dunia pendidikan membutuhkan peran dari guru, orang tua dan masyarakat. Hal ini merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Guru dalam hal ini harus mampu menjalin hubungan yang baik antara orang tua siswa dan masyarakat disekitar lingkungan tempat kerja (sekolah). Hal ini dimaksudkan untuk membina peran serta rasa tanggung jawab untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan hal ini, akan menciptakan suasana yang harmonis disekolah sehingga akan menghadirkan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. 6) Sikap profesional keguruan terhadap pemimpin Sikap saling patuh dan kerjasama dirasa perlu dibina dan dikembangkan didalam diri seorang guru. Dalam hal ini, guru dituntut untuk taat dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan oleh pemimpin (kepala sekolah) dan demikian juga sebaliknya pemimpin dituntut

untuk menjalin kerjasama yang baik dengan memberikan arahan dan petunjuk yang baik kepada bawahan/sesama guru. Dalam hal ini guru harus membina hubungan yang harmonis dengan pemimpin sehingga dapat bekerja sama dalam menyukseskan program dan tugas yang telah disepakati, baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah. 7) Sikap profesional keguruan terhadap pekerjaan Profesi guru berhubungan dengan anak didik, yang secara alami mempunyai perbedaan dan persamaan. Tugas melayani orang yang beragam sangat memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan dengan peserta didik yang masih kecil. Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh pekembangan IPTEK. Oleh karenanya, guru selalu dituntut untuk secara terus-menerus meningkatkan dan mengembangankan pengetahuan, keterampilan dan mutu layanannya. Keharusan meningkatkan dan

mengembangkan mutu ini merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru Indonesia yang berbunyi: Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dalam butir keenam ini dituntut kepada guru, baik secara pribadi maupun secara kelompok, untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri, guru dapat melakukannya secara formal maupun informal. Secara formal, artinya guru mengikuti berbagai lanjutan atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas, keinginan, waktu dan kemampuannya. Secara informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui massa media seperti televisi, radio, majalah ilmiah, koran dan sebagainya, ataupun membaca buku teks dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya. Profesi guru dituntut untuk memiliki idealisme dan rasa cinta terhadap profesinya. Dengan idealisme dan rasa cinta akan menjadikan profesi guru sebagai sebuah pekerjaan yang menyenangkan dan dilakukan dengan sepenuh hati karena profesi guru merupakan tugas mulia, yang dikerjakan bukan dengan setengah-setengah atau asal-asalan tetapi membutuhkan keseriusan dan ketulusan berhubung tugas profesi guru berkaitan dengan pembentukan manusia yang utuh dan berjiwa pancasila.

C. Aplikasi Sikap Profesional Pendidikan

Seorang guru harus mampu menerapkan sikap profesionalnya terhadap pemimpin dalam kehidupanya sehari-hari berikut adalah beberapa contoh-contoh penerapan sikap seorang guru terhadap pemimpinya:

1. Contoh kepada pemimpin (kepala sekolah) Dalam sebuah sekolah seorang kepala sekolah memiliki beberapa program kerja yang melibatkan guru-guru sekolah tersebut. Isi proker itu adalah mendidik anak supaya mahir dalam ilmu IPTEK dan dibarengi dengan kecakapan IPTEK. Maka ketika seorang guru memiliki sikap profesional terhadap pemimpinya, ia harus mampu membantu dalam menjalankan program kerja kepala sekolah dan akan memberikan saran-saran dan kritikan yang membangun sehingga akan tercapainya tujuan dari kepala sekolah yang ingin membangun untuk menjadi lebih baik.

2. Contoh kepada pemimpin (ketua organisasi) Organisasi disini adalah organisasi PGRI yang merupakan wadah perkumpulan guru seleruh indonesia. Dalam organisasi yang memiliki seorang pemimpin yang menginginkan seluruh anggotanya mampu mencerdaskan bangsa. Seorang guru yang memiliki sikap profesional terhadap pemimpin maka ia akan merasa tertuntut untuk memenuhi perintah pemimpinnya, dengan memulai dengan totalitas dengan profesinya sebagai seorang guru yang profesional dalam menyampaikan pelajaran demi tercapainya perintah pemimpin tersebut.

3. Contoh kepada pemimpin (pemerintah) Dalam hal ini pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin pusat atau Departemen pendidikan yang di ketuai oleh Mendiknas. Masalah yang sekarang berkembang adalah mengenai UN yang ditetapkan menuai banyak kritikan dari banyak kalangan guru, seharusnya sebagai guru yang memiliki sikap profesional terhadap pemimpin guru dituntut untuk menjalankan UN sebagaimana mestinya bukan dengan mencoreng nama baik pendidikan Indonesia dengan membuat contekan untuk peserta didiknya.

D. Pengembangan Sikap Profesional Seperti telah diungkapkan, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan, baik selagi di dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

1. Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, keterampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar. Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan khusus yang direncanakan, sebagaiman halnya mempelajari Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila (P4).

2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiaannya sebagi guru. Seperti telah disebut, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal ataupun secara informal. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan. Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru selalu mengadakan pembaharuan dengan tuntutan tugasnya.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

M. Pd, Wau, Yasaratodo, Dr. 2013. PROFESI KEPENDIDIKAN. Medan: Unimed Press Soetjipto, Prof; M.Sc, Kosasi, Raflis, Drs. 2009. PROFESI KEGURUAN. Jakarta: Rineka Cipta Crispy's News for everyone Profesi Keguruan. Sikap Profesional Keguruan.html http :// Pendidikan Makalah profesi kependidikan.html

You might also like