You are on page 1of 10

BAB IV CABANG CABANG ILMU HADIS Dari ilmu habis riwayat dan ilmu habis riwayat ini ,pada

perkembanganya berikutnya muncullah cabang cabang ilmu habis lainnya, seperti ilmu rijal hadis, ilmu al jarh wa at tadil, ilmu tarikh ar ruwah, ilmu illal al hadis, ilmu an nasikh wa al mansukh, ilmu asbab wurud al hadis, dan ilmu mukhtalif al hadis. Secara singkat cabang cabang tersebut akan diuraikan berikut ini. 1. Ilmu Rijal Al Hadis Ilmu rijal al hadis ialah

.
Artinya ; Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitas mereka sebagai perawi hadis. Ilmu ini sangat penting kedudukannya dalam lapangan ilmu hadis. Hal ini karena objek kajian hadis pada dasarnya terletak pada dua hai, yaitu matan dan sanad. Apabila dilihat lebih lanjut, ilmu ini mencakup dua cabang ilmu hadis lainnya, yaitu ilmu al jarh wa at tadil dan ilmu tarikh ar ruwah 2. Ilmu Al Jarh Wa Tadil Ilmu al jarh, yang dari segi bahasa berarti luka atau cacat adalah ilmuyang mempelajari kecacatan para perawi, seperti pada keadilan dan kedabitannya. Para ahli had is mendefinisikan al jarh dengan;

Artinya; Kecacatan pada perawi hadis karena sesuatu yang dapat merusak keadilan atau kedabitannya. Adapun at tadil, yang dari segi bahasa berarti at tasywiyah (menyamakan),menurut istilah berarti

.
Lawan dari al jarh, yaitu pembersihan atau penyucian perawi dan

Artinya ketetapan bahwa ia adil atau dabit.

Artinya

Ulama lain mendefinisikan al jarh dan at tadil dalam satu definisi, yaitu;

Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis dari segi yang dapat menunjukan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan atau membersihkan mereka, dengan ungkapan atau lafal tertentu . Contoh ungkapan tertentu untuk mengetahui para perawi, antara lain

,(fulan orang yang paling dipercaya) ,(fulan kuat hapalannya ) (dan (fulan hujjah ,(fulan orang yang paling berdusta) ,(ia tertudu dusta) (fulan bukan hujan)

Adapun contoh Untuk mengetahui kecacatan para perawi, antara lain:

3. Ilmu Tarikh Ar-Ruwah Ilmu tarikh ar-ruwah, iyalah:

Artinya:

Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis yang berkaitan dengan usaha periwayatan mereka terhadap hadis. Ilmu ini mempelajari keadaan dan identitas para perawi,seperti kelahirannya, wafatnya,guru-gurunya, orang yang meriwayatkan hadis darinya, tempat tinggal mereka, tempat mereka mengadakan lawatan. Dan lain-lain sebagai bagian dari ilmu rijal al-hadis, ilmu ini mengkhususkan pembahasannya secara mendalam pada sudut kesejarahan dari orang-orang yang terlibat dalam priwayatan. Adapun berkenaan dengan hubungan ilmu ini dengan ilmu tabaqah arruwah,terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama .ada ulama yang membedakannya secara khusus, tetapi ada juga yang mempersamakannya. Menurut As-Suyuti,hubungan antara ilmu tabaqah ar-ruwah dan ilmu tarikh ruwah adalah umum dan khusus.keduanya bersatu dalam pengertian yang berkaitan para perawi, tetapi ilmu tarikh ar-ruwah menyendiri dalam hubungannya dengan kejadian-kejadan yang baru.Menurut As-Sakhawi,para ulama mutakhirin membedakan antara kedua disiplin ilmu tersebut .menurut mereka, ilmu tarikh ar-ruwah melalui eksistensinya berpungsi untuk memperhatikan kelahiran dan wafat para perawi dan melalui sifatnya,berpungsi untuk mem-perhatikan hal ihwal para perawi adapun ilmu tabaqah arruwah,melalui eksistensinya, berpungsi untukk meperhatikan hal ihwal perawi dan melalui sifatnya,berpungsi untuk memperhatikan kelahiran dan wafat mereka. 4. Ilmu Ilal Al-Hadis Kata ilal adalah bentuk jamak darikata Al Ilah, yang menurut bahasaberarti al-marad (penyakit atau sakit). Ulama Muhaddisin, istilah Illah

berarti sebab yang tersembunyi atau samara-samar yang dapat mencemarkan hadis, sehingga pada hadis tersebut tidak terlihat kecacatan. Adapun yang dimaksud dengan Ilmu Ilal Al-Hadis, menurut ulama Muhaddisin adalah:


Artinya: Ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi yang dapat mencacatkan kesahihan hadis, misalnya mengatakan muttasil terhadap hadis yang munqati, menyebut marfu terhadap hadis mauquf, memasukkan hadis ke dalam hadis lain, dan hal-hal yang seperti itu. Abu Abdullah Al-Hakim An Nasution dalam kitabnya marifah ulum alhadis menyebutkan bahwa ilmu ilal al-hadis ialah ilmu yang berdiri sendiri, selain dari ilmu sahih dan dhaif, jarh, dan tadil. Ia menerangkan, illat hadis tidak termasuk dalam bahasa jarh sebab hadis yang majrub adalah hadis yanggugur dantidak dipakai. Illat hadis yang banyak terdapat pada hadisyang diriwayatkan oleh orang-orang mengandung illat tesembunyi. Karena illat tersebut, maka hadisnya disebut hadis malul. Lebih jauh lagi, Al-Hakim menyebutkan bahwa dasar penetapan illat hadis adalah hapalan yang sempurna, pemahaman yang mendalam, dan pengetahuan yang cukup. 5. Ilmu An-Nasikh Wa Al-Mansukh Yang dimaksud dengan ilmu an nasikh wa al mansukh di sini terbatas sekitar nasikh dan mansukh pada hadis Kata an nasakh menurut bahasa mempunyai dua pengertian, al izalah (menghilangkan ),seperti

(matahari menghilangkan bayangan) dan an naql (menyalin), seperti (saya menyalin kitab) yang berarti saya dipindahkan pada kitab

menyalin isi suatu kitab untuk

Pengetian An Nasakh menurut bahasa, dapat dijumpai dalam Al quran, antara

;lain dalam firman Allah SWT. Surat Al Baqarah ayat 106


{ : }
Artinya Ayat mana saja yang kami nasakhkan atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding denganya. Tidaklah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqarah ;106) Adapun An Nasakh menurut istilah, sebagaimana pendapat ulama ushul adalah;

.
Atinya Syari mengangkat (membatalkan) suatu hukum syara dengan menggunakan dalil syari yang datang kemudian. Konsekuensi dari pengertian ini adalah bahwa menerangkan nash yang mujmal, menakhsiskan yang am, dan men taqyid kan yang mutlak tidaklah dikatakan nasakh. Adapun yang dimaksud dengan ilmu nasikh wa al mansukh dalam hadis adalah;

Artinya

Ilmu yang membahas tentang hadis hadis yang berlawanan yang tidak dapat dipertemukan dengan ketetapan bahwa yang datang terdahulu disebut mansukh dan yang datang kemudian dinamakan nasikh. 6. Ilmu Asbab Wurud Al-Hadia Kata asbab adalah bentuk jamak dari sabab.menurut uhli bahasa,asbab diartikan dengan diartikan dengan al-habi (tali),yang manurut lisan al-arab berarti saluran, yang artinya adalah segala sesuatu yang menghubungkan satu benda dengan benda lainnya.

Adapun arti asbab menurut istilah adalah;


Artinya Segala sesuatu yang mengantar pada tujuan. Ada juga yang mendefinisikan dengan, jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa adanya pengaruh apapun dalam hukum itu. Kata wurud (sampai, muncul) berarti;


Artinya : Air yang memancar atau yang mengalir.

Dalam pengertian yang lebih luas, As Suyuti merupakan pengertian asbab wurud al hadis dengan,Sesuatu yang membatasi arti suatu hadis, baik berkaitan, dengan arti umum atau khusus, mutlak atau muqqayyad, dinasakhkan, dan seterusnya, atau suatu arti yang dimaksud oleh sebuah hadis saat kemunculannya. Dari pengertian asbab wurud al hadis seperti diatas, dapat dibawa pada pengertian ilmu asbab wurud al hadis, yakni suatu ilmu yang membicarakan sebab sebab nabi Muhammad SWT. Menurut sabdanya dan saat beliau menuturkannya, seperti sabda rasulullah SWT. Tentang suci dan menyucikan air laut, yaitu laut itu suci airnya dan halal bangkainya. Hadis ini dituturkan oleh rasulullah SWT. Ketika seorang sahabat yang sedang berada di tengah laut mendapatkan kesulitan untuk berwudhu. Contoh lain adalah hadis tentang niat yang dituturkan berkenaan dengan peristiwa hijrahnya rasul SWT. Ke madinah. Salah seorang yang ikut hijrah karena ingin menikahi wanita yang bernama Ummu Qais. Urgensi asbab wurud terhadap hadis sebagai salah satu jalan untuk memahami kandungan hadis, sama halnya dengan urgensi asbab nuzul Al Quran terhadap al quran. Ini terlihat dari beberapa faedahnya, antara lain dapat men taksis arti yang umum, membatasi arti yang mutlak, menunjukan perincian terhadap yang mujmal, menjelaskan kemusykilan, dan menunjukan illat suatu hukum. Maka dengan memahami asbab wurud al hadis ini, makna yang dimaksud atau dikandung oleh suatu hadis dapat dipahami dengan mudah. Namun demikian, tidak semua hadis mempunyai asbab al wurud, seperti halnya tidak semua ayat Al Quran memiliki asbab an nuzul nya. 7. Gharib Al Hadis Menurut ibnu shalah, yang dimaksud dengan gharib al hadis ialah;

Artinya: Ilmu untuk mengetahui dan menerang kan makna yang terdapat pada lafallafal hadis dan jauh yang aulit dipahami karena(lafal-lafal tersebut)jarang digunakan. Ilmu ini muncul ats para ulama setelah Rasulullah SAW. Wapat ketika banyaknya bangsa bangsa yang bukan arab memeluk islam serta banyaknya orang yang kurang memahami istila atau lafal lafal tertentu yang gharib atau sukar dipahami. Para ulama berusaha menjelaskan apa yang dikandung oleh kata kata yang gharib itu dengan mensyarahkannya. Bahkan, ada mensyarahkan secara khusus hadis hadis yang mengandung kata kata gharib. Di antara para ulama yang pertama kali menyusun hadis hadis yang gharib ialah abu ubaidah mamar bin masnat at tarmimi Al-bisri (wafat 210 H).dan abu Al-Hasan bin ismail Al-Madini An-Nahawi (wafat 204 H).salah satu kitab terbaik yang ada sekarang ini adalah kitab Nihayah gharib Al-hadis, karya ibnu Al-Asir. 8. Ilmu At-Tashif Wa At-Tahrif Ilmu at-tashif wa at-tahrif adalah ilmu yang berusaha menerangkan hadishadis yang sudah diubah titik atau syakalnya (musahaf) dan bentuk nya (muharraf) Al-Hafizh ibnu hajar membagi ilmu ini menjadi dua bagian, yaitu Ilmu at tashif dan ilmu at tahrif. Sebaliknya ibnu shalah dan pengikutnya menggabungkan kedua ilmu ini menjada satu ilmu. Menurutnya, ilmu ini merupakan satu disiplin ilmu bernilai tinggi yang dapat membangkitkan semangat para ahli hapalan (huffaj). Hal ini karena dalam hapalan para ulama terkadang terjadi kesalahan bacaan dan pendengarannya yang diterima dari orang lain. Contohnya dalam suatu riwayat disebutkan bahwa salah seorang dari bani sulaimah yang meriwayatkan hadis sari nabi Muhammad SAW.adalah utbah ibn Al-Bazr, padahal yang sebenarnya adalah utbah bin An-Nazr. Dalam hadis ini

terjadi perubahan sebutan An-Nazr menjadi Al-Bazr. 9. Ilmu Mukhtalif Al-Hadis Ilmu mukhtalif al-hadis ialah:

.
Artinya : Ilmu yang membahas tentang hadus-hadis yang menurut lahirnya saling bertentangan atau berlawanan agar pertentangan tersebut dapat dihilangan atau atau dikompromikan antara keduanya sebagaymana membahas hadis-hadis yang sulit dipahani isi atau kandungnnya, dengan menghilangkan kemusykilan atau kesulitannya serta menjelaskan hakikatnya.6) Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa dengan menguasai ilmu mukhtalif al-hadis, maka hadis-hadis yang tampaknya bertentangan itu sendiri . begitu juga kemusykilan yang terlihat dalam suatu hadis dapat dihilangkan dan ditemukan hakikat dari kandungan hadis tersebut: Definisi lain menyebutkan sebagai berikut:

Artinya:

.
Ilmu yang membahas tentang hadis-hadis yang menurut lahirnya saling

bertentangan karena adanya kemungkinan dapat dikompromikan, baik dengan cara men-taqyid terhadap hadis yang mutlak atau man-taksis terhadap yang umum atau dengan cara membawanya pada beberapa kejadian yang relepan dengan haddis, dan lain-lain

Sebagian ulama manyamakan istilah ilmu mukhtalif al-hadis, dengan ilmu musykil al-hadis, ilmu takwil al-hadis, ilmu talfiq al-hadis, dan ilmu ikhtilaf alhadis. Akan tetapi, yang dimaksudkan oleh istilah-istilah di atas memiliki arti yang sama.

You might also like