You are on page 1of 18

BAB IV ANALISIS HASIL

4.1. Jumlah Pencapaian Kunjungan Neonatus 1 (Kn1) di Desa Kleteran Berdasarkan Buku Rekap KIA Puskesmas Grabag 1 Cakupan kunjungan neonatus 1 (Kn1) merupakan perbandingan antara jumlah kunjungan neonatus 1 (Kn1) dengan sasaran bayi per periode Januari-juni 2011 di Desa Kleteran dikalikan 100% .

Rumus : Jumlah kunjungan neonatus cakupan kunjungan (Kn1) neonatus 1 (Kn1) = Sasaran bayi per tahun Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Kleteran tahun 2011 (berdasarkan angka riil jumlah bayi tahun 2010 Desa Kleteran) yaitu = 43 Bayi Lahir hidup Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Kleteran pada bulan berjalan (januari-april 2011) yaitu : 6/12 X 43 bayi = 21,5 bayi lahir hidup (target jumlah kunjungan neonatus selama 6 bulan berjalan) Jumlah bayi di Desa Kleteran periode januari-april 2011 (berdasarkan data buku rekap KIA koordinator bidan di puskesmas grabag 1) yaitu = 17 bayi Persentase cakupan Kunjungan Neonatus 6 bulan berjalan (Januari-juni 2011) sebesar = 17/21x100% =80.9 % x 100%

19

Target Pencapaian Kunjungan Neonatus 1 selama 1 tahun (Target DINKES Kab. Magelang) = 100%

Besar pencapian bulan berjalan = 64,3%/100% X 100% = 64,3 % Dari hasil didapatkan skor pencapaian cakupan kunjungan neonatus 1 (Kn1) Desa Kleteran periode Januari 2011 - juni 2011 lebih rendah dari target Dinkes 2011 yaitu hanya sebesar 80, 9%.

4.2. Jumlah Pencapaian Kunjungan Neonatus 1 (Kn1) di Desa Kleteran Berdasarkan Buku Kohort Bidan Desa Jumlah Cakupan kunjungan neonatus 1 (Kn1) di Desa Kleteran adalah: Rumus : Jumlah kunjungan neonatus cakupan kunjungan (Kn1) neonatus 1 (Kn1) = Sasaran bayi per tahun Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Kleteran tahun 2011 (berdasarkan angka riil jumlah bayi tahun 2010 Desa Kleteran) yaitu = 43 Bayi Lahir hidup Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Kleteran pada bulan berjalan (januari-april 2011) yaitu : 4/12 X 43 bayi = 14,33 bayi lahir hidup (target jumlah kunjungan neonatus selama 4 bulan berjalan) Jumlah bayi di Desa Kleteran periode januari-april 2011 (berdasarkan data buku Kohort bidan desa Kleteran) yaitu = 6 bayi Persentase cakupan Kunjungan Neonatus 1 bulan berjalan (Januari-April 2011)sebesar=6/14x100%= 42,8 % x 100%

20

Target Pencapaian Kunjungan Neonatus 1 selama 1 tahun (Target DINKES Kab. Magelang) = 100%

Besar pencapian bulan berjalan = 42,8%/100% X 100% = 42,8 % Dari hasil didapatkan skor pencapaian cakupan kunjungan neonatus 1 (Kn1) Desa Kleteran periode Januari 2011 - April 2011 lebih rendah dari target Dinkes 2011 yaitu hanya sebesar 42,8%. Dari hasil perhitungan, terjadi perbedaan dikarenakan data yang terdapat di Buku Rekap KIA dengan data yang terdapat di Buku Kohort Bidan Desa Kleteran.

4.3. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan kepada bidan desa, kader dan 9 ibu yang memiliki bayi. Dari hasil wawancara yang diisi oleh bidan desa didapatkan data bahwa kunjungan neonatus 1 (Kn1) dilaksanakan pada hari 3-7 setelah ibu melahirkan. Pemberitahuan mengenai waktu kunjungan ini dilakukan oleh bidan kepada ibu bersalin. Pelaksanaan kunjungan neonatus 1 (Kn1) hanya dilakukan oleh bidan desa. Pada kunjungan neonatus 1 (Kn1) di Desa Kleteran, bentuk pelayanan yang dilakukan adalah menanyakan kepada ibu apakah bayi dalam keadaan sehat atau sakit setelah itu melakukan pemeriksaan fisik kepada bayi meliputi ada atau tidaknya diare, ikterus, masalah pemberian ASI dan melihat tali puser bayi, serta pemeriksaan keluhan lain yang mungkin terjadi pada bayi, pemeriksaan kesehatan ibu dan tindakan yang diberitahukan kepada ibu untuk perawatan bayi dan ibu (terapi/konseling/rujukan). Dari hasil wawancara yang dengan kader 21

didapatkan data bahwa tidak semua kader aktif dalam melaksanakan tugas, dari 3-5 kader per dusun hanya 15 yang aktif. Dari hasil wawancara dengan ibu-ibu yang memiliki bayi didapatkan data bahwa bidan desa selalu melakukan kunjungan neonatus pertama. 4.4. Kerangka pikir pemecahan masalah Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan dengan kenyataan, yang menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya. Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain. a. Identifikasi/inventarisasi masalah Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja, misalnya SPM. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Kemudian membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan. b. Penentuan penyebab masalah Penentuan penyebab masalah dilihat berdasarkan data atau kepustakaaan dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya jangan menyimpang dari masalah tersebut. c. Memilih penyebab yang paling mungkin

22

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih berdasarkan sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi. d. Menentukan alternatif pemecahan masalah Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah. e. Penetapan pemecahan masalah terpilih Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan masalah terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik. f. Penyusunan rencana penerapan Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau rencana kegiatan) g. Monitoring dan evaluasi Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.7

23

Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Rencana Penerapan Penetapan Pemecahan MasalahTerpilih Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

MASALAH

Penentuan Penyebab Masalah Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

Gambar 2. Alur pemecahan masalah 4.5. Analisis Penyebab Masalah Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatanpendekatan masalah. Dari pendekatan sistem dapat ditelusuri penyebab munculnya permasalahan di Desa Kletrean Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut8

24

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, yaitu hanya mencapai 64,3% dari target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input, lingkungan maupun proses.

Tabel 6. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem Kelebihan Man Di Desa Kleteran memiliki 1 bidan desa yang cukup terampil dan berpengalaman dalam bidang kesehatan. Kekurangan Kurangnya koordinasi dalam sistem pencatatan dan terjadi kesalah pahaman dalam mengisi data sehingga terjadi perbedaan data antara bidan desa dengan data koordinator bidan puskesmas Belum adanya tanggung jawab

25

bidan untuk lebih mengaktifkan kader dalam membantu pelaksanaan kunjungan rumah neonatus 1 (Kn1) kepada ibu bersalin. Money Alokasi dana sudah dimanfaatkan semaksimal mungkin. Methode Kunjungan rumah Dana yang tersedia masih sangat terbatas Kegiatan Kn1 jarang dilakukan diPosyandu Machine Buku kohort Pencatatan data tentang ibu bersalin dalam buku kohort tidak sesuai dengan data yang ada di bidan desa Material Adanya Posyandu Balita Belum lengkapnya peralatan kesehatan. P1 Jadwal kunjungan rumah oleh Bidan sudah disepakati oleh ibu bersalin yang akan dikunjungi Jadwal kunjungan rumah yang sudah di sepakati belum terlaksana dengan baik P2 Telah dilakukan kunjungan rumah untuk kegiatan Kn1 yang dilakukan oleh bidan Waktu kunjungan Bidan tidak sesuai dengan waktu kunjungan rumah

26

neonatus 1 (Kn1) yang sudah ditetapkan. P3 Adanya sistem pencatatan dan pelaporan dari bidan desa ke pihak puskesmas mengenai Kn1 Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan Kn1 antara koordinator bidan puskesmas dengan bidan desa Lingkungan Sudah tingginya tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran warga desa Kleteran tentang pelayanan kesehatan Kn1. Perasaan tidak enak karena rumah dukun letaknya berdekatan dengan rumah warga.

27

P3 PROSES Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan Kn1 antara koordinator bidan puskesmas dengan bidan desa P2 Waktu kunjungan Bidan tidak sesuai dengan waktu kunjungan rumah neonatus 1 (Kn1) yang sudah ditetapkan

28

P1 Jadwal kunjungan rumah yang sudah di sepakati belum terlaksana dengan baik

Kurangnya koordinasi dalam sistem pencatatan sehingga terjadi kesalahpahaman dalam mengisi data dan perbedaan data antara bidan desa dengan data koordinator bidan puskesmas. Dana yang tersedia masih terbatas.

Kegiatan Kn1 jarang dilakukan di Posyandu. LINGKUNGAN

Cakupan Kn 1 yang rendah di Desa Kleteran bulan Januari April 2011 (64,3%)

Belum lengkapnya peralatan kesehatan Belum adanya tanggung jawab bidan untuk lebih mengaktifkan kader dalam membantu pelaksanaan kunjungan rumah neonatus 1 (Kn1) kepada ibu bersalin

Perasaan tidak enak karena rumah dukun letaknya berdekatan dengan rumah warga

INPUT

Gambar 4. Diagram Fish Bone

28

4.6. Penyebab Masalah Paling Mungkin Setelah dikumpulkan berbagai penyebab masalah tersebut dan dilakukan konfirmasi dengan petugas terkait, maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin terjadi, yaitu: 1. Pencatatan data tentang ibu bersalin dalam buku kohort yang kurang lengkap sehingga jadwal kegiatan KnI tidak terlaksana dengan baik. 2. Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan antara bidan desa dengan bidan koordinator, sehingga terdapat perbedaan data. 3. Kurang aktifnya kader-kader desa Kleteran. 4.7. Alternatif Pemecahan Masalah Tabel 7. Alternatif Pemecahan Masalah Penyebab masalah paling mungkin Pencatatan data tentang ibu bersalin dalam buku kohort yang kurang lengkap sehingga jadwal kegiatan Kn1 tidak terlaksana dengan baik. Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan Alternatif pemecahan masalah Menentukan jadwal kunjungan rumah neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masing-masing. Mengadakan rapat koordinasi antara bidan desa dan bidan koordinator dan melakukan evaluasi ulang dan konfirmasi saat dilakukan pencatatan. Kurang aktifnya kader-kader desa Kleteran. Menghimbau kader agar aktif untuk melakukan pencatatan seluruh ibu bersalin di wilayahnya.

29

a.

Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Tabel 8. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Penyebab masalah paling mungkin Pencatatan data tentang ibu bersalin dalam buku kohort yang kurang lengkap,sehingga jadwal kegiatan Kn1 tidak terlaksana dengan baik. Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem pencatatan dan pelaporan. Kurang aktifnya kader-kader desa Kleteran. 1. Menentukan jadwal kunjungan neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masingmasing. 2. Mengadakan rapat koordinasi antara bidan desa dan bidan koordinator dan melakukan evaluasi ulang dan konfirmasi saat dilakukan pencatatan. 3. Menghimbau kader agar aktif untuk melakukan pencatatan seluruh ibu bersalin di wilayahnya. Penggabungan alternatif pemecahan masalah

b.

Penentuan Pemecahan Masalah Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: 1. Menentukan jadwal kunjungan neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masing-masing setelah lahiran di rumah bidan desa.

30

2. Mengadakan rapat koordinasi antara bidan desa dan bidan koordinator dan melakukan evaluasi ulang dan konfirmasi saat dilakukan pencatatan. 3. Menghimbau kader agar aktif untuk melakukan pencatatan seluruh ibu bersalin di wilayahnya. 4.8. Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matrix Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria: Magnitude : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

Importancy : Pentingnya cara penyelesaian masalah Vulnerability : Sensitifitas cara penyelesaian masalah

Cost : Biaya (sumber daya) yang digunakan Dengan nilai 1 5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.

a. Pemecahan masalah berdasarkan Magnitude (M) Tabel 9. Pemecahan Masalah berdasarkan Magnitude (M)

31

1 1 2 3 Tot Ver Tot Hor Total 0 2 2

2 +

3 + +

Horizontal 2 1 0

1 1 2

2 0 2

b. Penentuan Pemecahan Masalah berdasarkan Importancy (I) Tabel 10. Penentuan Pemecahan Masalah dengan Importancy ( I ) 32

1 1 2 3 Tot Ver Tot Hor Total 0 1 1

2 -

3 + +

Horizontal 1 1 0

0 1 1

2 0 2

c. Penentuan Pemecahan Masalah dengan Vulnerability (V)

33

Tabel 11. Penentuan Pemecahan Masalah berdasar Vulnerability (V) 1 1 2 3 Tot Ver Tot Hor Total 0 0 0 0 1 1 1 0 1 2 3 + Horizontal 0 1 0

d. Penentuan Masalah berdasar cost (C) 1) Untuk kriteria cost (C), masing-masing cara penyelesaiaan masalah diberi nilai 1-5 2) Cara memberi nilai: nilai mendekati 1 bila biaya (sumber daya) yang digunakan makin kecil. Sebaliknya mendekati nilai 5 bila biaya (sumber daya) makin besar.

Tabel 12. Penentuan masalah berdasarkan cost (C)

34

Penyelesaian Masalah

Nilai criteria

1. Mengadakan rapat koordinasi antara bidan desa dan bidan koordinator dan melakukan evaluasi ulang dan konfirmasi saat dilakukan pencatatan. 2. Menentukan jadwal kunjungan neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masingmasing. 3. Menghimbau kader agar aktif untuk melakukan pencatatan seluruh ibu bersalin di wilayahnya. 3 1 2

a.

Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah Tabel 13. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah

Penyelesaian Masalah 1 2 3 M 2 2 2

Nilai Kriteria I 1 1 2 V 0 1 1 C 2 1 4

Hasil akhir Urutan (M x I x V) / C 0 2 1 III I II

Dari metode rumus M x I x V / C didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: 35

1. Menentukan jadwal kunjungan rumah neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masing-masing setelah lahiran di bidan desa. 2. Menghimbau kader agar aktif untuk melakukan pencatatan seluruh ibu bersalin di wilayahnya. 3. Mengadakan rapat koordinasi antara bidan desa dan bidan koordinator dan melakukan evaluasi ulang dan konfirmasi saat dilakukan pencatatan. Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang adanya kunjungan neonatus setelah persalinan oleh petugas kesehatan. Dengan demikian, alternatif pemecahan terpilih yang akan dibuat Plan of Action adalah menentukan jadwal kunjungan neonatus 1 (Kn1) yang tetap kepada ibu bersalin yang telah pulang ke rumah masing-masing. .

36

You might also like