You are on page 1of 28

MAKALAH SISTEM RECIPPING PEMBERSIH PIPA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat kelulusan Mata Kuliah PENGANTAR KONVERSI ENERGI

Disusun Oleh : Nama : ADE IRWAN Jurusan : Teknik Mesin NIM : 11102016

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO KARAWANG

2011

PIPA VENT ( PIPA UDARA ) A. Latar Belakang Pada suatu bangunan diperlukan adanya suatu sistem pendukung pemipaan. Perlunya sistempendukung pemipaan dimaksudkan agar pengaliran air dalam pipa dapat beroperasi denganbaik, selain itu sistem ini juga berfungsi membantu dalam proses pemeliharaan. Beberapa sistempendukung pemipaan antara lain adalah sebagai berikut :1. Lubang Pembersih dan Bak Kontrol2. Sistem Vent (yang akan dibahas)3. Sistem Perangkap4. Sistem Penangkap B. Sistem Vent 1. Pengertian Sistem Vent Pipa vent adalah pipa yang digunakan untuk dalam suatu bangunan untuk mengatur aliranudara atau pipa yang digunakan dalam sistem vent. Sistem vent merupakan sistem instalasiuntuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan. 2. Fungsi Dan Tujuan Sistem Vent Karena fungsi utama dari sistem vent adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekatair, maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat airtersebut. Kedalaman minimum sekat air adalah 50 mm. Pipa pembuangan dan ven harusdirancang dan dipasang

agar mampu menjaga kedalaman tersebut.Adapun tujuan dari sistem Vent adalah sebagai berikut :1. menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan2. menjaga aliran yang lancar dari pipa pembuangan3. mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan 3. Hilangnya Sekat Air Dan Perlunya Vent Adapun faktor faktor hilangnya sekat air sehingga diperlukannya sistem vent adalahsebagai berikut : 1. Efek Sifon-Sendiri. Timbul apabila seluruh perangkap dan pipa pengering alat plambingterisi penuh dengan air buangan pada akhir proses pembuangan, sehingga air perangkap jugaakan ikut mengalir ke dalam pipa pengering.2. Efek Hisapan Terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang dekat denganpipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup besaryang masuk dari cabang mendatar dibawahnya. Akibatnya, dalam perangkap alat plambingdapat timbul tekanan vakum yang akan menghisap air dalam perangkap.3. Efek Tiupan Keluar (Blow-Out), terjadi pada air perangkap alat plambing yangdipasang dekat dengan pipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran airbuangan yang cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di atasnya. Akibatnya, dalamperangkap alat plambing dapat

timbul tekanan positif yang akan mendorong air dalamperangkap bahkan keluar dari alat plambing.4. Efek Kapiler, terjadi kalau ada rambut atau benang yang tersangkut dalam perangkapdan menjurai ke dalam pipa pengering alat plambing. Akibatnya air perangkap lamakelamaan akan habis terbuang.5. Penguapan, terjadi kalau alat plambing tidak dipergunakan untuk waktu yang cukuplama, apalagi kalau alat plambing tersebut berada dalam ruangan yang agak kering udaranya.Lubang pembuangan lantai yang sekarang ini banyak digunakan, mempunyai kedalamansekat air yang kurang dari 50 mm, dan sering terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lamasudah banyak airnya yang menguap, sehingga air sebagai sekat tidak cukup lagi
Sumber : blog.its.ac.id Gambar 2. Sistem Vent Tunggal 2. Vent lup Dalam sistem ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plambing (sebanyakbanyaknya 8)dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada ven pipa tegak.Pipa ven tersebut dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai ukuran tetap di depan alat plambing yang paling jauh dari pipa tegak air buangan Sumber : SNI 03 6481 2000 Gambar 3.Vent Lup

Gambar 2. Sistem Vent Tunggal 2. Vent lup Dalam sistem ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plambing (sebanyakbanyaknya 8)dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada ven pipa tegak.Pipa ven tersebut dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai ukuran tetap di depan alat plambing yang paling jauh dari pipa tegak air buangan Sumber : SNI 03

3. Vent Tegak Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipaair buangan tertinggi. Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipategak saja dan tidak dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambingdisambung langsung kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipategak tunggal atau sistem pipa pembuangan tunggal. Dan sistem ini juga dapat diterapkanpada gedung dimana pipa tegak air buangan dapat dipasang dekat alat-alat plambing, sepertipada gedung rumah susun.Sumber : blog.its.ac.id Gambar 4. Vent Pipa Tegak 4.

Vent bersama Pipa vent ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari 2 alat plambing yangdipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat dimana kedua pipapengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.

Vent Tegak Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipaair buangan tertinggi. Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipategak saja dan tidak dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambingdisambung langsung kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipategak tunggal atau sistem pipa pembuangan tunggal. Dan sistem ini juga dapat diterapkanpada gedung dimana pipa tegak air buangan dapat dipasang dekat alat-alat plambing, sepertipada gedung rumah susun (apartment).Sumber : blog.its.ac.id Gambar 4. Vent Pipa Tegak 4. Vent bersama Pipa vent ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari 2 alat plambing yangdipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat dimana kedua pipapengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.

Sumber : SNI 03 6481 2000 Gambar 5. Vent Pipa BersamaSistem vent dimana pipa ven bersama dipasang untuk melayani dua alat plambing yangdipasang bertolak belakang (misalnya bak cuci) pada kedua sisi dinding pemisah. Sistem inibanyak diterapkan pada rumah susun dan hotel 5. Vent basah Pipa ven basah adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambingselain kloset. Sistem dimana pipa pembuangan juga berfungsi sebagai pipa ven, oleh karenaitu beban air buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan dengan pipa pembuangansejenis dari ukuran yang sama.Sumber : SNI 03 6481 2000 Gambar 6. Vent Basah

Vent pelepas Pipa ven ini adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.Sumber : SNI 03 6481 2000 Gambar 7. Vent Pelepas 7. Vent balik bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampailebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang kemudian disambungkan kepadapipa tegak ven setelah dipasang mendatar dibawah lantai. Sistem vent balik diterapkan kalaupipa ven tunggal tidak dapat disambung ke pipa ven lainnya yang lebih tinggi ataupunlangsung dibuka keudara luar, sehingga harus dibelokkan kebawah lebih dahulu.

8. Vent yoke / vent penghubung Sistem ven yoke adalah Pipa tegak air kotor atau bekas yang melayani lebih dari 10 interval

cabang harus dilengkapi dengan pipa ven yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang lantai paling atas. Gambar 8. Vent Yoke / Vent Penghubung 5. Persyaratan Untuk Pipa VentA. Kemiringan Untuk Pipa Vent Pipa vent harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk atau air yangterbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan. B. Cabang Pada Pipa Vent Dalam membuat cabang, pipa vent harus diusahalan agar udara tidak akan terhalang olehmasuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa vent untuk cabang mendatar pipa air buanganharus disambungkan kepada pipa cabang mendatar tersebut pada bagian tertinggi daripenampang pipa cabang tersebut secara vertikal, hanya dalam keadaan terpaksa bolehdisambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45 terhadap vertikal.

8. Vent yoke / vent penghubung Sistem ven yoke adalah Pipa tegak air kotor atau bekas yang melayani lebih dari 10 interval

cabang harus dilengkapi dengan pipa ven yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang lantai paling atas. Gambar 8. Vent Yoke / Vent Penghubung 5. Persyaratan Untuk Pipa VentA. Kemiringan Untuk Pipa Vent Pipa vent harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk atau air yangterbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan. B. Cabang Pada Pipa Vent Dalam membuat cabang, pipa vent harus diusahalan agar udara tidak akan terhalang olehmasuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa vent untuk cabang mendatar pipa air buanganharus disambungkan kepada pipa cabang mendatar tersebut pada bagian tertinggi daripenampang pipa cabang tersebut secara vertikal, hanya dalam keadaan terpaksa bolehdisambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45 terhadap vertikal.

Gambar 8. Contoh rancangan pipa yang benar untuk sistem ventCara (a) Cara (b)Cara (c) Cara (d)Gambar 9. Contoh rancangan pipa yang salah untuk sistem vent

Gambar 8. Contoh rancangan pipa yang benar untuk sistem ventCara (a) Cara (b)Cara (c) Cara (d)Gambar 9. Contoh rancangan pipa yang salah untuk sistem vent

C. Jarak Maksimum Vent Terhadap Perangkap Alat Plambing Sambungan ven harus dipasang sedemikian rupa, sehingga panjang ukur saluranpembuangan alat plambing antara sambungan ven dan ambang perangkap alat plambing tidak melebihi jarak yang tercantum dalam tabel jarak maksimum vent dari perangkap alat plambing.Sumber : www.ftsl.itb.ac.id Gambar 2.44 Jarak Vent Terhadap Alat PlambingTabel 2.1 Jarak Maksimum Vent dari perangkap alat plambing Ukuran saluran pembuangan alatplambing (mm)Jarak maksimum ven terhadapperangkap a (cm)32 7540 10550 15080 180100 300 Sumber : www.ftsl.itb.ac.id

pipa vent tugas plumbing dala sistem pemipaan, dalam hal ini yang akan dibahas adalah mengenai pipa vent / pipa udara.

Daftar Pustaka Dalam Bahasa Indonesia

Arikunto, S. (2005). M Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. BNSP, (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Kelas V. Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Badan Penelitian Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti. Depdiknas. (2003). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP. Haryanto, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hollands Roy, (1983). Kamus Matematika Departement of Mathematics Dundee Colloge of Education. Jakarta: Erlangga Rahmat, et al. (2006). Belajar Matematika dengan Orientasi Penemuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Sarana Pancakarya. Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud Sinaga, M. et al. (2006). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga Suryabrata, S. (2002). Metodologi Penelitian Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Suherman, E. et al (2001). Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica UPI Surya, Y. (2006). Asyik 5A. PT. Arman Delta Selaras. Wijaya, C. dan Rusyan, T. (1992). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

You might also like