Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Brosur ini digunakan dengan maksud membantu para Petani dalam
mengelola Usahatani Pala. Brosur ini disusun oleh Dinas Perkebunan
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya dan penulis menggunakan sebagai
bahan sumber untuk kelengkapannya dalam pelatihan petani pala sebagai
informasi bagaimana peningkatan pascapanen buah pala dan cara
pengolahan pala.
Semoga Brosur yang sederhana ini dapat digunakan sebagai pegangan dan
dapat menambah khasanah tulisan mengenai Pala.
Akhirnya diucapkan terima kasih kami sampaikan pada Dinas Perkebunan
Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya atas bantuannya. Bagian Proyek
Informasi Pertanian Irian Jaya.
Daftar Isi
Hal
I. PENDAHULUAN ……………………………..……………………….. 1
II. MENGENAL TANAMAN PALA……………………..…………. ……. 3
III. SYARAT-SYARAT TUMBUH……………………………..……….…. 7
IV. PERBANYAKAN TANAMAN PALA……………………………..…… 11
V. CARA MENANAM………………………………………………...…… 15
- Persiapan lahan ………………………………………………………. 15
- Lubang dan jarak tanam ………………………………………..…… 15
- Bibit ………………………………..…………………………………... 16
- Pemeliharaan ……………………………………………………….... 16
- Hama dan penyakit ………………………………………………..…. 17
VI. PANEN …………………………………………………………………... 23
VII. PENGOLAHAN……………………………………………………….…. 25
PENDAHULUAN
nomis lainnya.
Menurut pendapat para ahli, pala adalah tanaman asli Indonesia yang
minyak etheris dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala
(fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yang
membungkus biji).
Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, biji
sebagainya. Sementara itu permintaan pasar dunia akan pala setiap tahun
Dalam rangka ikut serta meningkatkan devisa negara melalui export non
Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia, karena mempunyai beberapa
atas, dengan bahagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan
meskipun terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda. Berumah dua, yang
memiliki perbedaan yang jelas antara pohon betina dan pohon jantan.
batangnya.
Keterangan:
masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara 3 -9 cm, daging
buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai bulat,
panjangnya berkisar antara 1,5 - 4,5 cm dengan lebar 1- 2,5 cm. Kulit biji
berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna
Para petani pala kebanyakan menyebutnya sebagai pala asli, jenis ini
merata ini disebabkan karena pala yang dihasilkan baik dalam bentuk biji
maupun fuli, memiliki mutu yang tinggi, karenanya jenis inilah yang paling
Dari jenis ini dikenal pula jenis- jenis pala daerah antara lain:
langka.
–Pala Bui, bentuk bijinya bulat panjang, berasal dari pohon campuran.
–Pala Pencuri, kulit biji tidak rata dan fulinya tidak menutup buah.
–Pala Holland, dikenal pula dengan nama pala putih karena warna fulinya
putih. Fuli ini akan berubah warnanya menjadi kuning setelah di jemur.
Jenis pala ini banyak dijumpai di Irian Jaya, tinggi pohonnya mencapai 15 m
dan dapat tumbuh pada ketinggian daerah 700 m di atas permukaan laut.
Selain Irian Jaya, pala jenis ini juga terdapat di Seram dan beberapa daerah
di sekitarnya.
Fuli dari jenis ini disebut fuli liar, karena kualitasnya yang berbeda
serta aroma kurang halus dibandingkan dengan pala jenis Myristica fragrans
Houtt. Kandungan minyak etheris dari fulinya hanya 6,5%. Pala jenis ini
terutama dihasilkan menjadi NUT MEG BUTTER. Pala jenis ini termasuk
Jenis pala ini di Maluku disebut pala jantan atau pala utan, di Pulau Jawa
diusahakan.
Pala jenis ini sering pula disebut pala Halmahera, tergolong pala eksport.
Pala jenis ini berasal dari Malabar, bijinya lonjong, tidak memiliki aroma,
SYARAT-SYARAT TUMBUH
Tinggi Tempat
Tanaman pala, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 - 700 meter di atas
permukaan laut.
Tanah
- Drainasenya baik.
Tanaman pala juga akan tumbuh baik pada tanah yang berstruktur
pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organik tinggi. Pada tanah-
tanah yang miskin, tanaman Pala juga dapat tumbuh baik apabila di imbangi
Iklim
a. Suhu
sama, yakni berkisar antara 18º C -34º C. Tanaman pala akan berkembang
dengan baik di daerah tropis, dengan suhu optimum untuk pertumbuhan dan
b. Curah hujan
hujan yang tinggi, tanpa adanya masa kering yang nyata. Pada daerah-
daerah yang mempunyai kemiringan tajam dan curah hujan tinggi, perlu
mm/tahun.
c. Angin
diusahakan pada areal yang terbuka tanpa tanaman pelindung. Angin yang
Ketersediaan Air
Tanaman pala peka terhadap genangan air, oleh karena itu sebaiknya pada
areal pertanaman pala dibuat saluran pembuangan air yang baik. Walaupun
cukup, untuk itu tanah harus mempunyai ketersediaan air (water holding
bahkan tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar yang dapat
memusnahkan tanaman.
Pohon Pelindung
Dalam pengusahaan tanaman pala, tanaman pelindung angin harus
melindungi tanaman dari sinar matahari yang berlebihan, terutama pada saat
tahun, tanaman pala sudah memerlukan sinar matahari yang banyak untuk
dilakukan, hal ini juga penting untuk mencegah pertumbuhan yang tidak
dalam menyerap unsur hara diantara tanaman pala dan tanaman pelindung.
Pohon pelindung yang baik adalah pohon yang daunnya tidak terlalu rimbun
serta tahan terhadap hempasan angin seperti pohon kelapa, duku, rambutan
Umumnya tanaman pala dapat diperbanyak dengan mudah melalui tiga cara:
baru yang dihasilkan jarang memiliki sifat-sifat persis sama dengan induknya.
betina 55% , jantan 40% dan campuran 5%. Komposisi seperti ini jelas tidak
Apabila terpaksa memperbanyak tanaman pala dengan biji, biji-biji pala yang
akan dipergunakan sebagai benih harus berasal dari pohon induk yang baik,
dari buah yang telah masak penuh dan segera setelah pemetikan (selambat
besar dari sekumpulan buah yang telah dipanen untuk dijadikan bibit, diambil
dari pohon induk yang letaknya berdekatan dengan pohon yang berbunga
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih cabang yang akan
dicangkok
- Harus berasal dari pohon induk yang pertumbuhannya baik, rimbun, bebas
- Cabang harus yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua atau muda.
Mencangkok sebaiknya dilakukan pada musim hujan, akan tetapi musim
bekas yang diberi lubang halus, kemudian diisi air dan diikat/digantungkan
Akar hasil cangkokan akan muncul setelah satu bulan, mula-mula berwarna
putih kemudian akan berubah warna menjadi coklat tua pertanda akarnya
ke kebun.
Perbanyakan cara ini bukan saja akan mempercepat masa produksi, tetapi
dapat pula mengurangi persentase pohon jantan yang muncul. Untuk batang
bawah digunakan jenis pala Myristica sucedona BL, sedangkan untuk cabang
entrys (mata tunas) diambil dari cabang pohon yang berproduksi tinggi
Syarat-syarat okulasi:
– Besar calon batang atas dan batang bawah (under stump) jangan jauh
berbeda.
- Mata tunas (entrys) diambil dari cabang yang lurus, dari pohon yang telah
berproduksi.
Cara Menanam
dan sisa-sisa tanaman. Untuk areal yang miring, harus dibuat teras-terus
banyak, ukuran lubang tanam boleh dibuat lebih besar lagi misal 1 X 1 meter.
Dalam menggali lubang, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan
dimasukkan terlebih dahulu, baru kemudian lapisan tanah bagian atas yang
Bibit
Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 1 - 2 tahun (bila bibit dari
biji/okulasi), bibit yang berasal dari cangkokan segera bisa ditanam setelah
Untuk mencapai hasil yang maksimal dari tanaman yang diusahakan, maka
sinar matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman, perlu
segera diganti.
- 3 bulan setelah penanaman, pucuk dan daun-daun baru telah mulai tumbuh
mutlak diperlukan. Hal ini untuk menjamin agar tanaman tumbuh dengan baik
dan berproduksi tinggi. Pupuk yang diberikan bisa pupuk organic (kompos,
pupuk kandang) dan atau pupuk anorganik (urea, ZA, TSP, KCL, NPK dll).
herbisida (jenis dan dosisnya) di setiap daerah mungkin berbeda, maka untuk
a. Hama-Hama
dengan diameter 1,5 - 2,0 cm, dari lubang ini keluar serbuk-serbuk kayu.
Berukuran kecil menyerang buah pala yang telah jatuh, imago menggerek
3. Rayap
terserang. Tanda khusus yang dapat dilihat, adalah terjadinya bercak hitam
pada permukaan batang. Bila bercak hitam itu dikupas, maka akan kelihatan
sarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Serangan rayap ini,
banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan
tanggul-tanggul pohon.
b. Penyakit
Penyakit pecah buah atau terbelah putih, penyakit ini disebabkan oleh
pertumbuhan fuli dan biji, yang akhirnya akan jatuh sebelum tua.
PANEN
Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 tahun, dan pada umur 10 tahun
meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Hal ini
biasanya waktunya tidak sama. Umumnya buah pala dipanen setelah cukup
berbunga.
Cara pemetikannya bisa dengan galah yang ujungnya diberi keranjang, atau
langsung memanjat pohon untuk memungut dan memilih buah yang betul-
betul tua. Buah yang telah dipetik, segera diperlakukan sesuai keperluannya,
Dalam setiap tahun, panen pala dilakukan 2 periode, dimana setiap daerah
musim pemetikan yaitu musim barat, musim matahari (kemarau) dan musim
Timur.
a. Musim Barat : dimulai pada daerah pantai ( + bulan Oktober), dua bulan
pegunungan dimulai bulan Juni. Buah yang dipanen pada musim ini kwalitas
pala dan fulinya lebih rendah, dibandingkan yang di panen pada musim barat.
PENGOLAHAN
Agar diperoleh mutu hasil yang baik, maka perlu dipetik buah yang benar-
benar tua/telah membelah. Buah pala yang telah jatuh ke tanah atau bekas
dimakan burung, umumnya merupakan buah yang tua juga, tetapi hasil
- Kulit buah.
- Daging buah.
- Fuli (arillus).
- Biji.
2. Pelepasan fuli dari bijinya yang dilakukan dengan hati-hati, dari ujung ke
arah pangkal, agar diperoleh fuli yang utuh sehingga bermutu tinggi.
- Pengeringan biji tidak boleh melebihi suhu 45ºC, karena akan diperoleh biji
keriput dan berbentuk remah dan aroma biji akan banyak berkurang.
dilakukan terus menerus selama 10 - 15 hari sampai kadar air biji menjadi 8
-10%
melindungi dari hama dan penyakit). Cangkang ini dapat dipecah dengan
mesin pemecah pala atau dipukul dengan pemukul kayu, luka pada biji akan
menurunkan Kualitasnya.
5. Fumigasi (pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan gas
racun). Untuk biji pala dilakukan 2 kali, yaitu setelah biji dipisahkan dari
Untuk fuli juga difumigasi 2 kali, yaitu sebelum dilakukan sortasi dan
6. Sortasi.
Kualitas I terkenal dengan kualitas ABCD, berasal dari buah petik yang cukup
Kualitas II atau rimple atau SS, permukaan bijinya berkeriput karena berasal
dari buah yang belum cukup tua atau karena mengalami pemanasan lebih
dari 45º C.
Kualitas III atau BWP (Broken, Warmy, Punky) berasal dari buah yang kurang
tua yang dipungut dari tanah, buah yang kurang tua atau buah yang
dapat dipisahkan atas sub kualitas R/A dan R/E. Sedang kualitas BWP dapat
Sortasi biji pala ini dilakukan dengan tangan, dan untuk memperbaiki kualitas
lemak ini dapat diperoleh dengan cara menggiling dan memeras biji pala
penyulingan akan ikut tersuling dan akan sulit di pisahkan dari minyak
palanya.
dalam botol penampung yang digunakan untuk memisahkan air dari minyak,
rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 7-16 %. Minyak pala berupa
cairan yang hampir tidak berwarna/kuning muda, dengan bau khas pala,
apabila disimpan akan menyerap oksigen dan menjadi kental. Minyak pala ini
- Deskripsi : minyak pala adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan biji-
- Syarat mutu
Karakteristik Syarat
–Kelarutan dalam etanol 90% 1-1 jernih, seterusnya jernih. suhu 25º - 30º
- Zat-zat asing
Pengolahan pala destilasi sangat sederhana sekali, yakni buah pala yang
Cars lainnya adalah dikeringkan di atas tungku api (diasap) selama +2 hari.
Spesifikasi:
- Deskripsi : pala destilasi adalah biji pala yang berasal dari buah tanaman
- Jenis mutu : ada 2 jenis mutu yaitu, Mutu I (AZWI), buah pala tanpa batok
yang dikeringkan, umumnya berasal dari buah muda berumur 2 - 2,5 bulan.
Mutu II (ETEZ), buah pala yang dikeringkan, umumnya berasal dari buah
- Syarat mutu
Syarat Karakteristik
Mutu I Mutu II
– Kadar air, % (bobot/bobot) males. 14,0 14,0
– Kadar minyak atsiri, (bobot/bobot) min.% 7,5 4
– Kadar minyak non atsiri, (bobot/bobot) males.% 10 12
– Benda asing, % (bobot/bobot) maks. 0,5 0,5
DAFTAR PUSTAKA