You are on page 1of 13

TEORI EKONOMI MAKRO

Dosen Pembimbing : Pak Coki

2006 B

Novy Eka Sulistiowati ( 106401280 ) Vivit Irmaningrum ( 10640 Lisa Rahmayanti ( 106401477 ) Sry Hazzayani Br Bangun ( 106401596 ) Timotius Bonnet ( 106401598 ) Andrio Satria Wijaya ( 106401609 ) Juliana Stefany Tamonob ( 106401629 )
2006 B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM 2007/2008

1. KURVA PHILIPS JANGKA PANJANG

Dalam jangka panjang, kurva Philips berbentuk tegak lurus. Maksud dari jangka panjang adalah suatu periode yang memungkinkan ekspektasi mengenai inflasi menyesuaikan sepenuhnya dengan inflasi yang sedang berlaku.

Tingkat inflasi (%) 6

LRPC

4 B C (III)

A 2

(II)

(I)

0 2 4 UN 6 8

Tingkat pengangguran (%)

Pada gambar ditunjukkan bahwa kurva LRPC tegak lurus pada sumbu datar di titik UN. Titik UN menunjukkan tingkat pengangguran alamiah ( nature rate of unemployment ) yang terdiri dari pengangguran normal dan pengangguran struktural. Maka tingkat pengangguran alamiah merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran normal dan structural dengan jumlah angkatan kerja. Dalam LRPC terdapat tiga SRPC yaitu kurva I, II, III. Kurva SRPC I memotong kurva LRPC di titik A berarti pengangguran adalah 5 % dan tingkat inflasi 2%. Misalkan pemerintah ingin mengusahakan agar tingkat pengangguran lebih rendah lagi, maka yang akan dijalankan adalah kebijakan fiscal dan moneter. Pengeluaran agregat bertambah dan mendorong perusahaan untuk menambah produksi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Lebih banyak pekerja yang digunakan, pengangguran turun namun inflasi meningkat. Keadaan ini ditentukan oleh titik B. Kenaikan inflasi menuntut kenaikan upah. Keuntungan perusahaan merosot dan ada yang mengalami kerugian sehingga penguaha mengurangi jumlah pekerja dan pengangguran pun meningkat dan mencapai UN kembali. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik C pada SRPC II. Keadaan di atas berlangsung kembali sehingga meningkatkan inflasi, hal ini ditunjukkan oleh titik D. inflasi yang tinggi akan meningkatkan jumlah pengangguran dan akhirnya mencapai tingkat pengangguran alamiah. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik E pada SRPC III.

Kesimpulannya :

Apabila pengangguran telah mencapai tingkat pengangguran alamiah, usaha usaha pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran ( kebijakan fiscal dan moneter ) pada akhirnya bukan mengurangi tingkat pengangguran tetapi mengakibatkan kenaikan harga harga. Dalam jangka panjang Kurva Philips berbentuk tegak lurus ( vertical ), pengangguran akan tetap sebesar UN berapa tinggipun tingkat inflasi.

2.

Analisis Keseimbangan Pendapatan Menggunakan Model AD - AS

Nasional

dengan

Kurva Agregat Demand adalah kurva yang menggambarkan permintaan keseluruhan yg akan wujud dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Maka kurva AD menggambarkan keadaan kurva AE. Kurva AE menggambarkan jumlah permintaan/perbelanjaan dalam keseluruhan perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional dalam keadaan harga dan tingkat bunga yang tidak mengalami perubahan. Kurva Agregat Supply adalah kurva yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang dan jasa) yang akan diproduksikan sector perusahaan pada berbagai tingkat harga. Bentuk dan Penentu Kurva AD tetapi dengan

Analisis dilakukan dengan menggunakan model IS-LM mempertimbangkan wujudnya perubahan dalam berbagai tingkat harga.

Membentuk Kurva AD

Dalam grafik 8.11 ditunjukkan cara untuk menciptakan kurva AD dari grafik IS-LM. Dalam model IS-LM, keseimbangan awal dicapai di E 0 yaitu pada perpotongan kurva LM (M0,P0) dan IS. Kurva LM (M 0,P0) menggambarkan bahwa penawaran uang adalah M 0 dan tingkat harga adalah P0, serta pendapatan nasional adalah Y0 dimana tingkat bunga r0.

Perubahan Kurva AD

Yang mempengaruhi perubahan kurva AD adalah perubahan dalam investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, pajak, dan perubahan dalam penawaran uang. Investasi pengeluaran pemerintah, dan pajak akan mempengaruhi kurva IS. Pertambahan investasi dan pengeluaran pemerintah akan memindahkan kurva IS ke kanan, sedangkan kurva LM tetap. Maka kurva AD akan bergeser ke sebelah kanan.

Kenaikan pajak menurunkan konsumsi sehingga terjadi kemerosotan perbelanjaan agregat dan perpindahan kurva IS dan AD ke kiri. Berarti tingkat bunga dan pendapatan nasional akan menurun. Penawaran uang akan mempengaruhi kurva LM. Pertambahan penawaran uang akan menggeser kurva LM (M0,P0) menjadi LM (M1,P0). Tetapi kurva IS tetap. Pengurangan penawaran uang akan mengakibatkan tingkat bungan yang bertambah tinggi , pendapatan nasional merosot dan kurva AD bergeser ke kiri.

Bentuk dan Penentu Kurva AS

Kekurangan perhatian dalam menganalisis kegiatan perekonomian dari segi penawaran disebabkan oleh keyakinan Keynes dan penyokong-penyokongnya yang berpendapat bahwa tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh perbelanjaan agregat. Keadaan inflasi yang pesat dan pengangguran yang tinggi akan menimbulkan masalah stagflasi yaitu masalah kemunduran ekonomi (stagnansi) dan inflasi yang secara serentak dihadapi. Membentuk Kurva AS

Pandangan Keynes mengenai ciri-ciri dari penawaran agregat akan digambarkan dalam bagian a, sedangkan pandangan ahli-ahli ekonomik klasik digambarkan dalam bagian b. Ahli-ahli ekonomi pada masa ini berpendapat bahwa bentuk kurva penawaran agregat adalah seperti ditujukkan dalam bagian c.

Hubungan antara harga dan pendapatan nasional disebabkan oleh 3 faktor: 1. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi kapasitas memproduksi berbagai perusahaan. Apabila tingkat kapasitas optimum sudah dilewati, setiap kenaikan produksi akan menaikkan biaya produksi. Kenaikan ini akan menyebabkan kenaikan harga. 2. Peningkatan penggunaan tenaga kerja akan menurunkan pengangguran. Pengagguran yang semakin merosot serta tenaga kerja yang semakin susah di dapat akan menaikkan upah. Kenaikkan upah akan menambah biaya produksi dan akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga. 3. Apabila tingkat kegiatan ekonomi semakin mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja, perusahaan-perusahaan tidak mempunyai masalah dalam menjual barang dan jasa yang dihasilkannya dan seringkali tidak dapat dengan cepat melayani permintaan langganannya.Hal ini akanmendorong pengusaha menaikkan margin keuntungan mereka sehingga harga-harga akan meningkat.

Perubahan Kurva AS

Kejutan penawaran atau supplies shocks adalah perpindahan-perpindahan kurva AS ke kiri atau ke kanan. Hal-hal yang mempengaruhi kurva AS: 1. Kenaikan harga-harga input Kurva AS akan bergeser ke kiri apabila harga-harga input meningkat. 2. Kenaikan produktivitas kegiatan memproduksi Kenaikan produktivitas barang-barang modal biasanya berlaku sebagai akibat kemajuan teknologi Kenaikan produktivitas tenaga kerja biasanya berlaku sebagai akibat kemajuan teknologi dan perbaikan kualitas pekerja (pendidikan), manajemen yang lebih baik, insentif kerja yang lebih baik dan suasana kerja yang lebih menyenangkan.

3. TINGKAT INFLASI
Adalah persentase kecepatan kenaikan harga harga dalam satu tahun tertentu. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN INFLASI INFLASI TARIKAN PERMINTAAN Inflasi tarikan permintaan terjadi apabila sector perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pasaran. Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikan harga-harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat. Dalam periode seperti ini permintaan masyarakat bertambah dengan pesat dan perusahaan-perusahaan pada umumnya akan beroperasi pada kapasitasnya yang maksimal. Kelebihan-kelebihan permintaan yang masih wujud akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Gambar 9.2 akan menjelaskan berlakunya inflasi tarikan permintaan . Kurva AS adalah kurva penawaran agregat; yang berbentuk horizontal sampai pada pendapatan nasional Y1, menaik ke atas di antara pendapatan nasional Y 1 dan YF dan vertical pada YF. Bentuk kurva AS yang sedemikian berarti: (i) sehingga ke pendapatan nasional Y1 penawaran barang dalam perekonomian dapat ditambah tanpa meningkatkan harga, yaitu ia tetap sebanyak P1; (ii) di antara pendapatan nasional Y1 dan YF penawaran hanya dapat ditambah pada harga yang lebih tinggi; dan (iii) pada pendapatan nasional Y F perekonomian tidak mampu lagi menambah penawaran barang.

Kurva AD0 hingga AD4 adalah kurva permintaan agregat, yang berbentuk menurun dari kiriatas ke kanan-bawah. Bentuk kurva AD yang seperti itu berarti semakin rendah tingkat harga semakin banyak perbelanjaan masyarakat. Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila AD=AS. Berdasarkan kepada syarat keseimbangan ini, pendapatan nasional Y 0 apabila permintaan agregat adalah AD0. Tingkat harga adalah P1. Pertumbuhan ekonomi akan menambah pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan ini akan memindahkan permintaan agregat dari AD0 ke AD1. Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah Y1. Tingkat harga

AS P4 P3 P2 P1 ADQ AD1 AD4 AD3 AD2

0 Y Y1 Pendapatan nasional Riil Tingkat harga masih tetap P1 karena perusahaan belum beroperasi pada kapasitasnya yang maksimal dan permintaan yang wujud dapat dengan mudah dipenuhi. Apabila pertumbuhan ekonomi selanjutnya meningkatkan lagi permintaan agregat, yaitu menjadi AD2, perusahaanperusahaan telah mencapai kapasitas penuh dan sukar menaikkan produksi. Ini mendorong mereka untuk menaikkan harga-harga. Maka pada pendapatan nasional Y2 harga telah naik menjadi P2. Pertambahan permintaan agregat selanjutnya, yaitu menjadi AD 3 dan AD4 akan Y2 YF

menimbulkan kenaikan harga-harga yang lebih cepat. Permintaan agregat AD3 mengakibatkan perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh. Kenaikan permintaan agregat menjadi AD4 tidak menambah pendapatan nasional, yaitu tetap sebesar Y F, tetapi harga meningkat dengan lebih cepat dan menjadi P4. Disamping dalam masa pertumbuhan yang pesat dan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi, inflasi tarikan permintaan dapat pula berlaku di dalam masa perang atau ketidakstabilan politik. Dalam periode seperti itu biasanya pemerintah berbelanja jauh melebihi pendapatannya yang didapat dari pajak atau sumber lain. Oleh sebab itu pemerintah harus mencetak uang dan meminjam dari bank-bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tsb akan meningkatkan permintaan agregat dengan cepat. Apabila perusahaan-perusahaan tidak dapat melayani pertambahan permintaan tsb inflasi tarikan permintaan akan berlaku.

AKIBAT-AKIBAT BURUK INFLASI Bagi Perekonomian Indonesia Inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi petumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tidak secepatnya diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan menggalakkan investasi di masa datang dan ini akan mewujudkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi apabila inflasi menjadi lebih serius keadannya, perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan. Pengalaman beberapa negara yang telah pernah mengalami inflasi hiper menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik,dan tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Terlebih dahulu ekonomi harus distabilkan, dan ini termasuk usaha menstabilkan harga-harga, sebelum pertumbuhan ekonomi yang teguh dapat diwujudkan. Yang mempengaruhi rendahnya pertumbuhan ekonomi adalah:

Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif.

Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga ke atas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sector-sektor yang produktif.

Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa depan. Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bertambah lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih banyak daripada yang masuk ke dalam negeri. Berbagai keadaan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, deficit neraca pembayaran yang serius mungkin terjadi.

You might also like