You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN Pembahasan pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia memiliki sasaran pembelajaran berupa hal-hal

yang menyangkut tentang peranan masyarakat, bangsa dan negara di dalam suatu negara Indonesia. Globalisasi tampaknya telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi. Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi. Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif. Ada pula dampak negatifnya. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman. Justru sebaliknya, kita harus tetap menjadi manusia yang berjiwa manusiawi. Untuk kesuksesan dan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia. Saat ini, warga negara dihadapkan kepada perkembangan jaman yang berjalan sangat cepat. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini, yang menyentuh berbagai bidang kehidupan bangsa (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya) telah membawa dampak yang sangat dalam terhadap berbagai level kehidupan, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam konteks globalisasi tersebut, warga negara memainkan peranan penting atau strategis terutama berkaitan dengan upaya memanfaatkan kemajuan pesat tersebut untuk kepentingan aktualisasi segala kompetensi yang dimiliki warga negara. Di samping itu, kemampuan warga negara sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai masalah global atau isu-isu global yang muncul dalam eskalasi yang tinggi. Ketergantungan global yang semakin tinggi dan intens yang melibatkan antarbangsa di seluruh dunia ini, menghendaki keterlibatan warga negara di seluruh dunia untuk secara aktif mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi bersama.

BAB II PEMBAHASAN A. 1. Pengertian dan Proses Globalisasi. Pengertian Globalisasi Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan. Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung sesuatu yang terjadi di negara lain. Pengertian sesuatu tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan. Sedangkan menurut Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan global village yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari kesuksesan system komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan antarnegara yang lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak jarang para petinggi negara mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melalui teleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan atau situasi dalam negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya. Demikian pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan globalisasi (globalization). Secara etimologis, globalisasi berasal dari kata globe yang berarti bola dunia, sedangkan akhiran sasi mengandung makna sebuah proses atau keadaan yang sedang berjalan atau terjadi saat ini. Jadi, secara etimologis, globalisasi mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini menyangkut berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar. 2. Proses Globalisaasi Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh batas-batas geografis sebuah negara. Hal ini berimplikasi kepada keterbukaan antar negara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan secara berkesinambungan melalui teknologi komunikasi dan informasi (information technology), seperti internet atau media elektronik lainnya. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya, teknologi komunikasi, teknologi informasi, teknologi kendali, perdagangan internasional, pendidikan, dan organisasi internasional. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya. B. Tantangan Nasionalisme Indonesia di Era Global Nasionalisme berasal dari akar kata nation (Inggris), dalam khasanah bahasa Indonesia dikenal dengan bangsa. Hobsbawn (dalam Landrawan, 2005), memberikan pengertian bahwa secara orisinal bangsa/nation menggambarkan sebuah kesatuan kelompok etnik atau kesatuan orang berdasarkan hubungan dan kesamaan etnik, kultur, agama. Namun, dalam pengertian modern nation pada dasarnya memiliki arti politis, yaitu menyangkut gagasan mengenai kesatuan dan kemerdekaan politik, kelompok manusia yang kedaulatan politiknya membentuk suatu negara yang merupakan ekspresi politik mereka, sehingga nasionalisme adalah paham di mana kesetiaan seseorang diabdikan langsung kepada bangsanya. Munculnya nasionalisme ini secara historis dapat menjadi alat perjuangan bersama untuk melawan suatu tantangan. Nasionalisme sering dikaitkan dengan perjuangan bangsa melawan penjajah dengan harga hidup atau mati seseorang. Namun, yang diperlukan dalam era demokrasi sekarang ini, untuk menyelamatkan nasionalisme haruslah dengan kesediaan untuk hidup. Nasionalisme itu tidak seperti jaman sebelum merdeka, tapi nasionalisme yang dibutuhkan anak muda sekarang adalah harus bersedia untuk hidup. Harus bisa bertahan dalam era globalisasi. Untuk dapat mencapainya maka haruslah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi perubahan zaman. Nasionalisme adalah sebagai kebebasan yang bertanggung jawab dan mengusahakan keadilan dan kesejahteraan untuk rakyat. Nasionalisme juga membawa tantangan dan jawaban atas tantangan tersebut. Tantangan untuk dapat mewujudkan dan mewariskan nasionalisme kepada kaum muda yang identik dengan pengorbanan Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,

kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. C. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi. Globalisasi merupakan sebuah proses mendunianya sebuah kebudayaan, baik disengaja maupun tidak, yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama tersedianya fasiliras media komunikasi dan informasi serta transportasi, yang dapat memperpendek atau memperdekat jarakjarak batas territorial antaregara di belahan dunia ini. Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi. Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat manusia menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat. Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa serta tidak terjebak pada pengaruhpengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar melihat dunia dari perspektif yang

berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada. Dalam era ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak negara di belahan dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara berkembang. Krisis berat itu ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah utama yang terjadi, yaitu (a) kemiskinan, (b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan (violence) dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara yang dituntut untuk mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya keterlibatan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah atau krisis itu. D. Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi bagian dari sistem nilai dunia. Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan kelompokkelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi secara multilateral. Globalisasi yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dalam level nasional, regional, maupun internasional, dipastikan akan membawa sejumlah dampak atau akibat yang terjadi. Intensitas dampak dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini disangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak globalisasi tersebut. Secara politis, era globalisasi dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara. Pada masa reformasi, demokrasi telah membawa perubahan-perubahan yang besar diantaranya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Aspek negatif globalisasi dapat dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan dengan kekuatan global negara-negara dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola produksinya dan sulit meningkatkan taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang akan terperangkap dengan hutang-hutangnya yang semakin lama semakin menggelembung. Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang terjadi di kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi ini karena penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya mementingkan kepentingan diri, keluarga, dan kelompok. Sebagai bangsa Indonesia, dimana setiap warga masyarakat harus meningkatkan kemampuannya secara produktif agar dapat bersaing dalam era globalisasi itu. Juga, pemerintah harus lebih meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain yang saling menguntungkan satu sama lainnya. Hal ini sejalan dengan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 yaitu .dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan melakukan hal demikian, maka daya saing bangsa dalam merespon arus globalisasi yang sangat deras benar-benar dapat direalisasikan, sehingga dalam kancah internasional posisi tawar (bargaining position) Indonesia diperhitungkan keberadaannya oleh negara-negara lainnya. Sebuah negara dari negara-negara di dunia, tidak dapat menghindarkan diri dalam pergaulan internasional. Bagaimanapun juga, globalisasi merupakan sesuatu yang tak dapat dihindarkan, sebab ia merupakan proses yang berjalan secara mengglobal. Yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan mempersiapkan diri baik pengetahuan, maupun keterampilan sebagai warga negara sehingga tidak terkena dampak negatif dari globalisasi tersebut. Dampak globalisasi secara garis besar dapat meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya, serta bidang-bidang lainnya. Hak atas kekayaan intelektual menjadi isu yang semakin menarik perannya yang semakin menentukan terhadap laju percepatan pembangunan nasional, terutama dalam era globalisasi. Dalam hubungan ini era globalisasi dapat dianalisis dari dua karakteristik dominan. Pertama, era globalisasi ditandai dengan terbukanya secara luas hubungan antar bangsa dan antar negara yang didukung dengan transparansi dalam informasi. Dalam kondisi transparansi informasi yang sedemikian itu, maka kejadian atau penemuan di suatu belahan dunia akan dengan mudah diketahui dan segera tersebar ke belahan dunia lainnya. Hal ini membawa implikasi, bahwa pada saatnya segala bentuk upaya penjiplakan, pembajakan, dan sejenisnya tidak lagi mendapatkan tempat dan tergusur dari fenomena kehidupan bangsa-bangsa. Kedua, era globalisasi membuka peluang semua bangsa dan negara di dunia untuk dapat mengetahui potensi, kemampuan, dan kebutuhan masing-masing. Kendatipun tendensi yang mungkin terjadi dalam hubungan antar negara didasarkan pada upaya pemenuhan kepentingan secara timbal balik, namun justru negara yang memiliki kemampuan lebih akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Salah satu kemampuan penting suatu negara adalah kemampuan dalam penguasaan teknologi. Mengacu pada dua hal tersebut, upaya perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual sudah saatnya menjadi perhatian, kepentingan, dan kepedulian semua pihak agar tercipta kondisi yang kondusif bagi tumbuh berkembangnya kegiatan inovatif dan kreatif yang menjadi syarat batas dalam menumbuhkan kemampuan penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme 1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan

1.

2.

3.

4.

5.

bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka seharihari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan

1. 2. 3. 4. 5.

keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme? Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu : Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil- adilnya. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

BAB III KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa globalisasi dapat berdampak negative dan sekaligus berdampak negative bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk menanggulangi dampak negative dapat dikalukan dengan memperkuat jiwa ideology Negara pada masing masing warga Negara. Kemudian dapat disimpulkan pula sebuah pertanyaan, apakah kita adalah warga Negara yang baik?

Daftar Pustaka Borba, Michele. 2001. Building Moral Intelligence. San Fransisco : Jossey Bass Heru Nugroho. 2001. Menumbuhkan Ide-Ide Kritis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press. Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact. http://firmanharjuanjaya.com/seo/1646/makalah-globalisasi.xhtml http://adisanjaya24.blogspot.com/2011/03/negara-warga-negara-dan-nasionalismedi.html

You might also like