You are on page 1of 14

Business Plan

PELUANG AGRIBISNIS MELALUI USAHA PENETASAN TELUR AYAM KAMPUNG


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agribisnis Ternak Unggas Dosen Pembimbing : Pak Budi Utomo

Nama NPM

: M. Ihwanuddin : 01.04.001.0002

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2013

Pendahuluan
Bisnis penetasan telur ayam kampung dipilih karena kebutuhan pasar akan daging ayam kampung cukup tinggi dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Jakarta tahun 2005 kebutuhan daging ayam kampung rata-rata 3000 ekor per bulan dan ada kenaikan permintaan 2500 ekor tiap tahunnya. Mengingat bahwa ayam kampung tidak hanya dikonsumsi dagingnya saja tetapi juga telurnya, maka untuk memenuhi permintaan pasar yang sedemikian besar tidak akan mampu jika mengandalkan penetasan alami. Kesulitan yang dialami dalam bisnis ini adalah ayam kampung tidak bisa diternakkan atau dikandangkan untuk hanya menghasilkan telur. Kesulitan yang lain adalah harus bisa mencari pemasok telur ayam kampung, biasanya juga berebut dengan para pencari telur ayam kampung untuk keperluan usaha jamu. Hal terpenting dalam bisnis ini adalah mengerti dengan baik mengenai telur yang mampu tetas atau tidak. Telur yang mampu tetas adalah telur yang dibuahi dan ini terjadi alami. Telur yang tidak mampu tetas biasanya dihasilkan oleh ayam petelur dan tidak mengalami pembuahan, hanya dirangsang untuk bertelur melalui pakan dan minuman ayam. Terdapat hal unik dalam usaha penetasan telur ayam ini. Ayam cenderung mengerami telur hingga menetas menjadi anak ayam dan mengasuh anak ayam hingga cukup dewasa. Hal ini menyebabkan induk ayam membutuhkan waktu yang lama untuk bertelur kembali. Jika ayam bertelur dan kemudian telur diambil untuk ditetaskan dengan mesin tetas, maka induk ayam akan membutuhkan waktu yang jauh lebih cepat untuk bertelur lagi karena tidak perlu mengerami telur dan tidak perlu mengasuh anak ayam. Bisnis penetasan telur ini menggunakan mesin tetas sederhana. Mengingat butuh cukup banyak pengalaman dan jam terbang untuk bisa memaksimalkan hasil tetas dari mesin tetas yang dipakai. Saat ini mesin tetas sudah banyak dikenal dan beberapa diantaranya sudah canggih. Prinsip utama dari mesin tetas adalah mesin mampu menjaga panas dan kelembaban di dalam mesin selama proses pengeraman dengan mesin tetas berlangsung. Lama waktu pengeraman adalah 21 hari dan beberapa hari berikutnya untuk proses menetasnya telur, biasanya 3-5 hari. Jadi total waktunya adalah 21-26 hari. Pada awalnya mesin tetas menggunakan pemanas dari api lampu tempel yang panasnya dilewatkan pada pipa besi. Pipa ini yang kemudian seolah-olah menjadi pemanas karena pipa ini masuk ke mesin dan melewati mesin. Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan listrik untuk sumber pemanas. Listrik dihubungkan dengan bola lampu pijar. Bola lampu pijar dipilih karena panas dari bola lampu cukup tinggi dibanding

dengan lampu jenis lain yang lebih terang, lebih murah dan banyak tersedia. Panas dari bola lampu pijar ini yang menjadi sumber pemanas mesin tetas saat ini. Kelembaban di dalam mesin tetas juga harus dijaga untuk mendapatkan hasil maksimal telur yang menetas dengan bantuan mesin tetas ini. Kelembaban diatur secara sederhana dengan meletakkan nampan berisi air yang nantinya air akan menguap dan menjaga kelembaban di dalam mesin. Kelembaban juga dijaga dengan menyemprot telur dengan air saat telur dianginanginkan pada waktu-waktu tertentu. Hal yang lain mengenai kelembaban adalah adanya perubahan posisi telur pada mesin tetas. Telur perlu dibalik atau diputar pada waktu-waktu tertentu. Pembalikan telur dapat dilakukan manual atau otomatis, karena saat ini sudah tersedia mesin dengan kapasitas tetas besar dan mampu membalik telur secara otomatis. Inilah beberapa hal umum mengenai penetasan telur ayam kampung dengan bantuan mesin tetas. Bisnis ini dapat berjalan lancar jika pasokan telur lancar dan pengalaman menetaskan telur dengan media mesin tetas cukup baik. Cara yang dilakukan di awal bisnis ini adalah mencari pemasok telur ayam kampung. Pemasok dicari lebih dari satu orang, paling tidak tiga pemasok. Salah satu pemasok sebagai pemasok utama dan yang lain sebagai pemasok cadangan. Dengan tiga pemasok yang bekerja sama, pada saat telur ayam sulit dicari, bisnis ini masih bisa mengandalkan pasokan tiga pemasok ini walaupun kuantitasnya jelas menurun. Jika bisnis ini ditingkatkan maka jumlah pemasok juga ditingkatkan. Pengalaman dapat dibangun seiring berjalannya bisnis ini. Sambil berbisnis, uji coba penetasan bisa dilakukan. Prioritas pertama bisnis ini adalah mendapat presentase penetasan yang tinggi 75%-90%. Pengalaman bisa didapat dari belajar dari pengusaha lain, dari literatur, dan dari pengalaman pribadi.

ORGANIZATIONAL PLAN
Bentuk Badan Hukum Bentuk Badan Hukum yang dipilih untuk awalan menjalankan bisnis ini adalah Usaha Dagang (UD). Bisnis penetasan telur ayam kampung ini adalah bisnis yang sebaiknya dilakukan dari nol. Mengingat pengalaman tentang pemilihan telur dan penetasan telur adalah faktor mutlak yang harus dimiliki oleh operator mesin tetas. Bisnis ini menguntungkan jika persentase keberhasilan penetasan oleh mesin tetas mencapai lebih dari 60%. Dengan badan hukum berupa UD,

kelegalan bisnis lebih mudah didapat. Perusahaan menjadi tanggung jawab penuh dari pemilik perusahaan. Bisnis ini dimulai dari nol sehingga pada awalnya pemilik perusahaan yang menjalankan perusahaan sendirian, ada kemungkinan membutuhkan bantuan 1-2 orang untuk menangani masalah pemasokan telur dan penjualan anak ayam. Bisnis ini mampu dikelola perorangan karena pengalaman orang tersebut sangat berpengaruh dalam bisnis ini untuk tetap eksis dan makin berkembang. Bisnis ini akan dikelola secara perorangan oleh pemilik usaha untuk modal awal pengalaman bagi pemilik usaha. Bagi pengusaha baru di bidang ini, hal yang terjadi di awal bisnis ini adalah keberhasilan yang kecil atau mungkin malah gagal 100%, tetapi itu adalah bagian dari pengalaman berbisnis bidang ini. Struktur Organisasi Struktur function organization dipilih karena mudahnya komunikasi antara atasan dan bawahan. Bisnis ini bisa dimulai dengan tanpa memiliki anak buah, tetapi bisa juga bisnis ini dimulai dengan anak buah yang tidak terikat atau bisa dibilang rekan kerja. Misal antara pemilik usaha dengan pengumpul telur ayam kampung atau pemilik usaha dengan pengusaha ternak. Masingmasing divisi fokus pada tugas masing-masing. Dengan cara ini seolah-olah pemilik usaha penetasan telur sebagai atasan dan pengumpul telur ayam serta peternak ayam kampung sebagai bawahan. Job Description Job Description pada bisnis penetasan telur yang dikelola secara mandiri oleh pemilik usaha penetasan telur ayam kampung dengan media mesin tetas. Semuanya dilakukan oleh pemilik usaha sebagai operator tunggal. Mulai dari persiapan hingga penjualan. Performa bisnis sangat tergantung dari performa kerja pemilik bisnis. Membeli atau membuat mesin tetas Operator mesin tetas Memperbaiki atau memodifikasi mesin tetas Memilih telur yang mampu tetas Mengatur waktu penggunaan mesin tetas Mengatur pembelian telur ayam kampung

Mencari modal Mengawasi proses pengeraman dengan mesin tetas Mencari tempat usaha Menangani akomodasi dan distribusi telur ataupun anak ayam Mengatur keuangan Mencari pemasok telur ayam kampung Mencari peternak ayam kampung Membeli telur ayam kampung Membersihkan mesin tetas setelah dipakai Membersihkan kandang anak ayam Memberi pakan anak ayam Memenuhi kebutuhan yang terkait bisnis Menangani masalah akibat dampak bisnis ( contoh pembuatan surat ijin gangguan) Job Spesification Pemilik Usaha harus memiliki kriteria tertentu untuk menjalankan bisnis secara maksimal. Walaupun beberapa diantaranya membutuhkan proses pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Hal-hal yang terkait pengalaman memang harus dipelajari secara mendalam mengingat bisnis ini adalah proses rekayasa dengan teknologi. Mengerti tentang mesin tetas dan cara penetasan dengan mesin tetas Mengerti tentang pemilihan telur untuk penetasan Mampu menerawang telur Mampu membedakan anak ayam jantan atau betina Memiliki relasi dengan pemasok telur dan pembeli anak ayam Memiliki modal Mampu mengatur kekayaan organisasi Memiliki SIM, minimal SIM C Selalu berupaya untuk belajar dan menambah pengalaman

Pantang menyerah dan tidak mudah putus asa Jujur Cekatan Rajin Selalu menjaga kebersihan Hati-hati dalam bekerja

MARKETING PLAN
Bisnis ini menghasilkan produk berupa anak ayam kampung. Ayam kampung yang dijual adalah ayam kampung umur 3 minggu. Pada umur ini ayam sudah bisa mendapatkan vaksin dan memiliki daya tahan yang cukup kuat, sehingga untuk proses bisnis, ayam ini tidak mudah mati.Bisnis ini tidak memiliki regulasi yang cukup ketat karena proses bisnis ini melakukan rekayasa teknologi yaitu menggantikan fungsi induk ayam dengan menggunakan mesin. Perlindungan konsumen terhadap produk ini cukup baik. Terutama jika kesehatan dan kebersihan area kerja dan kandang ayam selalu terjaga. Tetapi untuk beberapa hal terutama untuk bau dan kotoran ayam, maka bisnis ini menggunakan area yang sediikit jauh dari area perumahan agar tidak mengganggu warga lain dan mudah pengawasannya. Teknologi rekayasa bisnis ini masih terus mengalami pengembangan. Baik

pengembangan dalam jumlah kuantitas daya tampung mesin ataupun dalam hal otomatisasi sistem kerja dari mesin itu sendiri (misal telur bisa membalik otomatis). Bisnis ini membutuhkan sumber daya alam hewani yaitu telur ayam kampung. Kesulitan dari mendapatkan telur ayam kampung adalah karena ayam kampung bukanlah jenis ayam yang diternakkan di kandang namun di lepas. Hal ini yang membuat peternak ayam kampung untuk petelur memiliki presentase yang lebih sedikit dibanding peternak ayam jenis yang lain. Pesaing bisnis ini adalah pengusaha penetasan yang lain. Pengusaha besar biasanya mencari pemasok telur ayam hingga ke luar daerah tempat bisnis mereka. Pengusaha ini yang biasanya menjadi saingan dalam mendapatkan telur ayam kampung. Pesaing dalam hal menjual anak ayam tergolong tidak terlalu banyak karena pembeli anak ayam masih cukup banyak, hanya

masalah tempat saja yang mungkin menjadi kendala. Pembeli anak ayam sangat mungkin dari luar kota. Awal menjalani bisnis ini, sebaiknya penjualan dilakukan ke satu peternak saja. Hal ini dilakukan agar bisnis bisa bertahan dan perlahan-lahan mencari laba. Dalam menghadapi pesaing, baik pesaing bahan baku maupun pesaing pemasaran, hal yang harus dilkukan terlebih dahulu adalah mendapat kualitas maksimal mesin tetas. Kualitas dapat diperoleh dengan modifikasi pada mesin tetas. Dengan keberhasilan mencapai minimal 90%, pesaing tidaklah begitu menjadi masalah yang berat karena produktifitas yang tinggi dengan jumlah input yang sama tentu memiliki nilai keuntungan yang lebih besar. Rata-rata kemampuan tetas mesin tetas adalah 75%-85%, karena itu jika mampu mencapai kemampuan 90% bukankah keuntungan lebih bisa didapat. Segmentasi Pasar Bisnis ini memiliki 2 jalan keluar untuk masalah pemasaran. Jalan keluar pertama adalah anak ayam diternakkan sendiri baru kemudian dijual pada pemotongan ayam atau pada peternak ayam kampung. Jalan keluar kedua adalah anak ayam langsung dijual ke peternak ayam kampung. Kedua jalan keluar memiliki muara yang sama tetapi maksud dari bisnis ini dilakukan adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan pasar akan daging ayam kampung. Bisnis ini mengejar segmentasi pasar di area peternak ayam kampung di daerah Kabupaten Temanggung. Peternak ayam kampung yang dimaksud adalah peternak yang memelihara ayam kampung sebagai pemasok daging ayam kampung. Peternak yang ada di daerah Temanggung yang sudah cukup lama berbisnis ternak ayam adalah Dinas Peternakan Unggas Temanggung. Sedikit sulit untuk bisa langsung memasok ayam di tempat ini karena butuh persyaratan khusus, terutama yang terkait dengan kesehatan dan kebersihan unggas. Tetapi jika syarat tersebut dapat dipenuhi dengan baik, Dinas Peternakan Unggas bisa menerimanya. Suatu kali ada kemungkinan peternak yang mencari pemilik usaha ini. Baik untuk menjadi rekan bisnis ataupun hanya sekedar ingin membeli saja. Peternak yang ingin menjadi rekan bisnis biasanya sudah memiliki pengalaman beternak ayam kampung. Tetapi tidak jarang

juga sebagai pendatang baru. Dengan bermain pada segmentasi ini, bisnis penetasan memiliki peluang berkembang lebih cepat, tergantung kualitas ayam yang berhasil ditetaskan. Strategi Pemasaran Pemasaran dilakukan dengan cara mencari peternak ayam kampung di daerah Kabupaten Temanggung. Pengiriman bisa dilakukan oleh pihak pengusaha penetasan telur. Jumlah yang tergolong sedikit akan menyulitkan untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari pihak peternak ayam kampung. Namun, dengan rutinitas pengiriman dan penjagaan kualitas anak ayam, kepercayaan dapat diperoleh. Pemasaran awal dilkakukan terkonsentrasi ke satu tempat saja dan tidak terlalu jauh tempatnya. Jika ada permintaan langsung oleh peternak yang bukan rekan kerja, masih bisa dilayani. Hanya saja pengiriman pada rekan kerja harus terus berjalan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh rekan kerja yang lebih banyak dan mengembangkan kuantitas bisnis ini. Marketing tools Media yang dipakai adalah media pemasaran secara lisan dan berantai. Bisnis ini bukanlah bisnis yang dapat langsung menuju pasar umum sehingga media yang digunakan tidak ditujukan untuk umum. Penggunaan internet sebagai media pemasaran cukup menarik, tetapi untuk awal bisnis, area pemasaran masih dalam lingkup kabupaten. Bila ada peminat dari luar kabupaten maka anak ayam diambil peminat sendiri. Sarana yang digunakan untuk pemasaran hanyalah kendaraan untuk mengantar anak ayam yang dijual ke peternak ayam kampung. Sepeda motor sudah cukup sebagai media pemasaran.

PRODUCTION PLAN
Lokasi Bisnis dilakukan di rumah pemilik usaha. Penetasan telur membutuhkan pengawasan yang tidak begitu ketat tetapi frekuensinya tinggi, terutama untuk suhu dan kelembaban. Agar pengawasan mudah, bisnis bisa dilakukan di rumah. Setidaknya butuh kamar ukuran 2x2 untuk 1 mesin kapasitas 100 telur. Sisa ruang bisa untuk tempat menyimpan telur. Untuk anak ayam, bisa

menggunakan ruang di luar rumah yang cukup terlindung dari panas dan hujan secara langsung dan tertutup. Area untuk anak ayam sekitar 3x3 untuk maksimal 100 anak ayam. Operasi perusahaan Perusahaan beroperasi 24 jam x 26 hari (maks), waktu istirahat mesin dan perawatan mesin 3 hari. Mesin tetas dibuat sendiri untuk kepentingan pribadi perusahaan. Untuk operasi perusahaan di bidang pencarian telur ayam kampung dan penjualan ayam kampung dilakukan pada jam 09.00 17.00. pencarian telur ayam kampung dilakukan dengan cara pemesanan di pemasok telur ayam. Pengambilan telur ayam dilakukan 1 hari sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas untuk dibersihkan dari kotoran dan untuk persiapan mesin tetas. Penjualan anak ayam dilakukan minimal seminggu setelah anak ayam menetas dan maksimal 3 minggu setelah anak ayam menetas. Bahan Baku Bahan baku diperoleh dari pengumpul telur ayam kampung. Pemasok lebih dari satu, tergantung berapa jumlah telur yang dianggap mampu tetas dengan baik. Pengambilan bahan baku menunggu proses penetasan sebelumnya karena ada batas simpan telur maksimal untuk penetasan. Pemesanan pada pemasok dilakukan agar saat pengambilan telur, telur sudah siap dan bila tidak mencukupi kuota bisa menghubungi pemasok lainnya. Pengambilan dilakukan 1 hari sebelum telur dimasukkan ke mesin tetas. Peralatan Seluruh peralatan dibeli. Bahan baku mesin tetas dari kayu dibeli kemudian dikerjakan menjadi mesin tetas. Untuk beberapa alat bantu pengerjaan tidak dibeli, seperti palu, gergaji dan alat lainny. Hanya alat yang menjadi bahan baku yang dibeli. Ketrampilan Ketrampilan yang dibutuhkan dalam bisnis ini adalah memilih telur, menerawang telur, menyeting mesin. Seluruh ketrampilan ini dibutuhkan oleh pemilik perusahaan sebagai operator mesin tetas. Ketrampilan ini dikembangkan melalui informasi dari rekan bisnis dan dari pengalaman selama menjalani bisnis ini tentunya. Ruang Total ruang yang dibutuhkan adalah 6x6 m. 2x2 m untuk penyimpanan dan penetasan, 3x3 m untuk kandang anak ayam, 1x1 m untuk pakan anak ayam dan perlengkapannya.

LAMPIRAN

Gambar 1. Perbandingan bentuk, ukuran dan warna telur ayam (dari kiri telur ayam ras, telur bebek, telur ayam kampung)

Gambar 2. Telur ayam kampung

Gambar 3. Anak ayam kampung dan telur ayam kampung

Gambar 4. Anak ayam kampung

Gambar 5. Anak ayam kampung yang baru menetas

Gambar 6. Ayam Kampung

Gambar 7. Ayam Kampung

Gambar 8. Mesin tetas sederhana

Gambar 9. Bagian dalam mesin tetas

You might also like