You are on page 1of 2

ANALISIS SWOT DALAM PENGGAMBARAN KONDISI PERKOPERASIAN DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2000-2010 (Oleh: Muh.

Mustakim Hasma/09.6051/3SE3) ABSTRAK Koperasi dalam menjalankan kegiatannya sangat dipengaruhi oleh faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta fakor eksternal (peluang dan ancaman). Dengan menggunakan Analisis SWOT, penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan koperasi di Provinsi Aceh, apa dan bagaimana peran Analisis SWOT dalam penentuan kebijakan terkait keunggulan dan kelemahan koperasi. Dan hasilnya adalah perkembangan jumlah koperasi di Aceh dalam periode tahun 2000 sampai 2010 tidak diikuti dengan kondisi manajerial keuangannya. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, maka perlu pengoptimalan faktor Kekuatan dan Peluang, serta mengurangi faktor Kelemahan dan Ancaman bagi koperasi melalui strategi yang tepat. (Keyword: koperasi, faktor internal dan eksternal, SWOT, strategi alternative)

Peranan Analisis Swot Dalam Penentuan Kebijakan Mengenai Perkoperasian ACEH Analisis SWOT ini menggunakan jenis Analisis Model Kualitatif (bukan kuantitatif) dikarenakan perbedaan jumlah subkomponen yang ada baik pada faktor internal (S dengan W) maupun faktor eksternal (O dengan T), sehingga model kualitatif ini tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian). Analisis SWOT memperhitungkan 4 komponen utama. Dalam penelitian ini, keempat komponen itu adalah: a. Potensial kekuatan (Strengths) Internal

Kepemilikan sumberdaya keuangan Idealisme, jiwa semangat, tenaga, dan ide-ide segar Kepemilikan nama (Koperasi) yang sudah dikenal Harga yang lebih murah Mengutamakan asas keadilan dan kesejahteraan anggota b. Potensial Kelemahan (Weakness) Internal Terbatasnya sumberdaya financial Kurangnya partisipasi anggota Pada tahun 2000, RAT sebesar 1000 unit (30,21%). RAT merupakan Rapat Anggota Tahunan. Sejak tahun 2000 sampai 2010, persentase RAT dibawah 30% yang menunjukkan masih kurangnya partisipasi anggota koperasi dan kemampuan anggota memperjuangkan hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya. Kelemahan ini menurut Yuli (2011), bisa disebabkan karena beberapa faktor: 1) kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha; dan 2)alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik serta mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara Pengurus, Badan Pemeriksa, dan Pelaksana Usaha (Manajer) masih belum berjalan dengan serasi dan saling mengisi

Kurangnya kemampuan dalam mengembangkan usaha Hal ini bisa terlihat dari jumlah Volume Usaha dan jumlah Sisa Hasil Usaha yang selama periode 2000 sampai 2010 tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Kualitas SDM yang masih kurang Kualitas SDM suatu daerah bisa tercermin dari AMH (Angka Melek Huruf). Menurut SP2010, Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 94,93%. c. Potensial Peluang (Opportunity)Eksternal

Pertumbuhan pasar yang terus meningkat Terbukanya pemasaran luar negeri Teknologi baru Faktor geografis

Aceh sebagai provinsi yang terletak paling barat Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis. Aceh berbatasan langsung dengan selat Malaka sebagai salah satu jalur perdagangan international yang padat dan ramai. Kondisi ini sangat bermanfaaat terutama dalam pengembangan pangsa pasar dan pemasaran produk koperasi sehingga dapat lebih menguntungkan koperasi.

Kepemilikan sumberdaya alam yang memadai Aceh memiliki tanah yang tergolong subur. Selain itu berbatasan langsung dengan laut sebagai sumber utama di bidang perikanan. Jumlah Penduduk Bertolak pada hasil SP2010, jumlah penduduk Provinsi Aceh adalah 4.494.410 jiwa. Ini merupakan salah satu faktor yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Median umur penduduk Provinsi Aceh tahun 2010 adalah 24,18 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Aceh termasuk kategori menengah. (Sumber: http://sp2010.bps.go.id)

Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan semakin bagus, dimana pada tahun 2011 mencapai 6.5 persen. d. Potensial Ancaman (Threats) Eksternal

Bencana alam Masuknya produk asing Ekonomi yang mengalami penurunan Stabilitas keamanan (konflik bersenjata)

Perkoperasian di Provinsi Aceh diharapkan mengalami kemajuan, tidak hanya dari segi jumlah koperasi yang ada, namun juga dalam hal permodalan, termasuk volume usaha dan SHU sebagai indikator kemajuan koperasi. Dengan adanya komponen positif dan negatif pada sisi internal dan eksternal, maka strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil sangat dibutuhkan. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, maka perlu memanfaatkan potensi Strength Internal pada koperasi dengan Opportunity Eksternal yang ada. Dengan pertumbuhan pasar yang semakin meningkat, terbukanya pemasaran luar negeri, teknologi yang semakin maju, sumberdaya yang mendukung, dan perekonomian yang relative stabil, maka pemanfaatan Opportunity sumberdaya keuangan harus seoptimal mungkin, menjaga agar idealisme dan semangat tetap bagus, harga yang lebih kompetitif, dan strategi pemasaran yang lebih dioptimalkan. Selain itu, peningkatan kemampuan mengembangkan usaha dan kesadaran anggota koperasi melalui pelatihan dan pendekatan sosial juga sangat diperlukan. Di samping Opportunity yang ada, perlu juga diperhatikan ancaman (Threats) yang bisa jadi memperburuk perkoperasian di Provinsi Aceh. Perekonomian yang mengalami penurunan serta membanjirnya produk luar yang kualitas dan harganya lebih kompetitif akan berdampak buruk pada koperasi di Aceh. Selain itu, bencana alam dan konflik bersenjata juga berdampak terhadap perekonomian dan berdampak tidak langsung terhadap kondisi koperasi di Aceh. Oleh karena itu, keuangan koperasi harus kuat, jiwa dan semangat koperasi harus tetap terjaga, dan tentunya produk harus lebih kompetitif baik harga maupun kualitas. Selain itu, keaktifan anggota koperasi harus ditingkatkan, dan kemampuan berwirausaha dan kualitas anggotanya juga harus ditingkatkan agar Threats dari luar tersebut tidak berakibat negatif bagi koperasi.

E. 1.

PENUTUP Kesimpulan

Adapun kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah: 1. 2. Perkembangan jumlah koperasi di Aceh selama periode 2000 sampai 2010 tidak diikuti dengan perkembangan manajerial dan usaha koperasi itu sendiri. Hal ini bisa terlihat dengan peningkatan jumlah koperasi setiap tahunnya yang tidak diikuti dengan kondisi keuangan koperasi. Analisis SWOT dalam koperasi adalah analisis beberapa faktor secara sistematis yang didasarkan pada logika yang memaksimumkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimumkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats) untuk merumuskan strategi koperasi sehingga mendorong kemajuan manajemen koperasi sendiri. 3. Dengan menggunakan analisis SWOT dalam melihat kondisi koperasi di Aceh, dapat dilakukan perbandingan antara faktor internal (Strength dan Weakness) dengan faktor eksternal (Opportunities dan Threats), sehingga diperoleh strategi alternative yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

You might also like