You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan pentingdalam auditing.

Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai.Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadahi atasstruktur pengendalain intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat,dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.Oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain meliputi prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Adapun struktur pengendalian interndigunakan auditor untuk : 1.Mengidentifikasi salah saji potensial, 2.Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material, 3. Merancang pengujian substantif.Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: 1.Menjaga kekayaan dan catatan organisasi 2.Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3.Mendorong efisiensi. 4.Mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen.Melihat pentingnya melakukan pemahaman terhadap struktur pengendalian bagi auiditor,maka melalui makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai pemahaman terhadapstruktur pengendalian intern

BAB II STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN A.DEFINISI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan pentingdalam auditing. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa: Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadaitentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankanentitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama: a.Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas b.Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan c.Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh entitas ada beberapa yang benar benar relevan dengan audit atas laporan keuangan. Relevansi kebijakan dan prosedur terhadap audit atas laporan keuangan misalnya adalah kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi yangtermuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan seperti kebijakan dan prosedur mengenaiefektivitas proses pengambilan keputusan manajemen tertentu, misal tentang penentuan harga produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain lain. Hal tersebut memang penting bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas laporan keuangan, sehinggatidak perlu dipertimbangkan.Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan panduan tentang pengimplementasian standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu: Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya struktur pengendalian intern dan komponen komponen yang ada dalam suatu entitas. Auditor berkepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian intern klien. Hal inidisebabkan karena struktur pengendalian intern merupakan salah satu tipe bukti audit.

B.PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan: a.Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harusmengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif. b.Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadapkelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.

c.Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapatmengurangi biaya ataupun fee audit.Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Auditor berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atasstruktur pengendalian intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran resiko pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan. Setelah memperoleh pemahaman dan menaksir resiko pengendalian, auditor dapat mencari pengurangan lebih lanjut tingkat resiko pengendalian taksiranuntuk asersi tertentu.

C. KANDUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Struktur pengendalian intern entitas (satuan usaha) mempunyai kandungan yang terdiri darikebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuantertentu suatu entitas akan tercapai. Sasaran perusahaan dapat berupa sasaran finansial maupun nonfinansial. Sasaran finansial yang umum dapat berupa keakuratan dan ketepatan pelaporan keuangankepada pemegang saham atau BAPEPAM. Sasaran finansial yang khusus dapat berupa perbaikanaliran kas masuk, dan pendapatan per lembar saham. Sasaran non finansial antara lain meliputi pengendalian kualitas, pengembangan produk, penelitian pasar, dan sebagainya.Struktur pengendalian intern mempunyai kaitan erat dengan auditor. Auditor mempunyaikepentingan dengan kebijakan dan prosedur sasaran finansial. Kebijakan dan prosedur yang relevan dengan audit adalah kebijakan dan prosedur mengenai kemampuan entitas dalam mengolah datatransaksi menjadi informasi laporan keuangan, dan kebijakan serta prosedur lainnya yangmenyangkut data yang dipakai auditor dalam menerapkan prosedur audit misalnya data statistik penjualan untuk yang dipakai dalam prosedur analitik.Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut: a.Menjaga kekayaan dan catatan organisasi b.Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c.Mendorong efisiensid.

Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemenTujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik. Tujuanketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administratif yang baik. 1. Pengendalian Administratif

Yaitu pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan menjagadiikutinya kebijakan perusahaan. Pengendalian administratif dapat berupa rencana organisasiserta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membawakepada tindakan pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang terhadaptransaksi-transaksi. 2. Pengendalian Akuntansi Meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pengamanan hartakekayaan perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan sehingga dalam pengendalian inidilakukan penyusunan sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa: a)Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus. b)Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain yang sesuai dengantujuan ikhtisar tersebut serta menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan. c)Penguasaan atas harta perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan dan wewenang pimpinan. d)Jumlah aktiva / harta perusahaan seperti yang tercantum dalam catatan perusahaandicocokkan dengan aktiva / harta yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yangsewajarnya diambil jika terjadi perbedaan

D.KONSEP DASAR Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar tersebut meliputi: 1. Pertanggungjawaban Manajemen Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalianintern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya; keanekaragaman dan kompleksitasoperasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi. 2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian internmanajemen mencari tingkat yang wajar. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa

sasaranstruktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata wajar dan bukantingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah: a)Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap pengambilan keputusan ekonomi. b)Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensidna profitabilitas perusahaan. 3. Keterbatasan Bawaan Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh: a)Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapatdiminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi. b)Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapatditerapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lainsebaginya. 4. Metode Pengolahan Data Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan datamanual maupun terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya dipakai dalam perusahaankecil. Sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam bisnis pemanufakturan internasional dan perusahaan multi nasional dan atau mengglobal.6

E.PERKEMBANGAN KONSEP PENGENDALIAN INTERN Mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan komisaris,manajemen dan personel perusahaan, yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang dapatdipercaya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang digolongkan menjadi: a.Dapat dipercayainya pelaporan keuangan b.Kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku c.Efisiensi dan efektivitas operasiBerdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan beberapa konsep dasar pengendalian intern: a.Pengendalian Intern adalah suatu proses b.Pengendalian Intern berfungsi efektif karena manusia

c.Pengendalian Intern tidak dimaksudkan untuk memberi jaminan yang mutlak tetapi memberikan jaminan yang memadaid. Pengendalian Intern diharapkan mencapai tujuan yang meliputi pelaporan keuangan, kepatuhan,dan operasionalSistem pengendalian intern yang diciptakan di dalam suatu entitas memiliki kelemahan inheren.Kelemahan inheren tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a.Kesalahan di dalam judgment. Manajemen atau personel yang lain memberikan judgement yangsalah dalam mengambil keputusan atau dalam menyusun tugas-tugas rutin. Kegagalan ini dapatdiakibatkan oleh kurangnya informasi, terbatasnya waktu atau tekanan-tekanan yang lain. b.Kegagalan. Kegagalan masih mungkin dialami meskipun pengendalian sudah dilakukan.Kegagalan ini dapat diakibatkan karena kesalahpahaman antar personel atau karenakesembronoan dan ketidakhati-hatian di dalam menjalankan tugas. c.Kolusi. Fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi yang seharusnya tidak boleh dipegang olehsatu individu diserahlan pada satu individu atau bagian. d.Pelanggaran Manajemen. Manajemen dapat melanggar kebijakan yang telah ditentukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merekayasa kondisi keuangan. e.Cost VS Benefit. Biaya untuk sistem pengendalian intern hendaknya jangan melebihi benefityang diharapkan akan diperoleh. Permasalahannya sangat sulit untuk mengukur secara pasti besarnya biaya dan benefitnya

F.KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO) Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semuakomponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalianmenyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalamlingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harusmemperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap,kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris

terhadap lingkungan pengendalianintern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secarakolektif. b. Penaksiran Risiko Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harusdikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, danmanajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuaidengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporankeuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dankeadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhikemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangankonsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubahkarena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sisteminformasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru. c. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakanyang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi.Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkansebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahaninformasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.

a)Pengendalian Pemrosesan Informasi -pengendalian umum -pengendalian aplikasi -otorisasi yang tepat -pencatatan dan dokumentasI -pemeriksaan independen b)Pemisahan tugas c)Pengendalian fisik d)Telaah kinerja d.Informasi Dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaraninformasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistemakuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa,mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dankewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harusmemperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporankeuangan untuk memahami :

a)Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan b)Bagaimana transaksi tersebut dimulaic)

Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yangtercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksid)

Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengandimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi 9 e.Pemantauan / Monitoring Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjangwaktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsungsecara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikankontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respondari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yangmemerlukan perbaikan.Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponentersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasientitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, danmengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan. G.IDENTIFIKASI SASARAN PENGENDALIAN Struktur pengendalian intern suatu perusahaan, pada umumnya dirancang untuk :

1.menjamin dapat dipercayainya catatan keuangan yang dihasilkan system akuntansi, 2.menjaga keamanan aktiva yang dimilikiCatatan keuangan menyediakan dasar untuk menyusun laporan keuangan baik untuk internmaupun ekstern. Auditor dalam mengaudit atas laporan keuangan, sangat berkepentingan dengan pengendalian terutama yang berkaitan dengan laporan untuk pihak ekstern.Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran berikut : 1.Validitas (Validity) Transaksi yang dicatat harus mrupakan transaksi yang valid. Diharapkan transaksi yang dicatattidak ada transaksi yang merupakan transaksi fiktif. 2. Kelengkapan (Completeness Seluruh transaksi dicatat mewakili seluruh kejadian yang terjadi dan tidak ada satu transaksi punyang terlewatkan. Ini berarti bahwa semua transaksi yang valid telah tercatat. 10 3. Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety) Transaksi yang rinci telah dimasukkan dalam pencatatan secara akurat sesuai sumber dokumen.Transaksi yang telah dinilai, dievaluasi, diklasifikasi, dicatat, dan diposting secara tepat waktudan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. 4. Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding) Aktiva dan dokumen dapat dijaga / diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang sesuai denganotorisasi manajemen. Tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat melakukan akses terhadapaktiva dan dokumen. 5. Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability) Saldo tercatat atas setiap aktiva dan hutang dibandingkan dengan wujud yang nyata sari setiapaktiva dan hutang. Pembandingan tersebut harus dilakukan pada setiap selang waktu tertentu.Selain itu, menurut Arens, sasaran / tujuan rinci dari suatu struktur pengendalian intern yangharus dicapai untuk mencegah kesalahan pada pencatatan akuntansi ada tujuh, yaitu : 1.Transaksi yang dicatat adalah sah / valid (validity)2. Transaksi telah mendapat otorisasi (authorization)3. Transaksi yang sah telah dicatat (completeness)4. Transaksi telah dinilai dengan memdai (valuation)5. Transaksi telah diklasifikasikan dengan beat (classification)6. Transaksi telah dicatat pada waktunya (timing)7. Transaksi telah dicatat di buku pembantu dan diringkas dengan benar (posting andsummarization)

H. PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN PEMAHAMAN

Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yaitu: a.Menelaah Pengalaman Sebelumnya Dengan Klien Auditor dapat memulai audit dengan informasi yang sangat memadai mengenai elemen struktur pengendalian intern klien. Sistem dan pengendalian pada umumnya jarang berubah. Oleh karenaitu informasi mengenai pemahaman struktur pengendalian klien tahun sebelumnya dapatdiperbaharui dan dipakai untuk audit tahun berjalan b.Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen, Pengawas, Dan Staf Personel Langkah awal yang logis bagi auditor untuk memperbaharui informasi mengenai pemahamanstruktur pengendalian intern klien adalah mengajukan pertanyaan kepada staf personel klienyang tepat. c. Menginspeksi Dokumen Dan Catatan Lingkungan pengendalian mempunyai sub elemen yang antara lain berupa detail sistemakuntansi dan penerapan prosedur pengendalian. Kedua sub elemen tersebut menghasilkan banyak dokumen dan catatan yang mengambarkan kebijakan dan prosedur pengendalian yangeksis. Oleh karena itu auditor dapat menginspeksi dokumen dan catatan untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Inspeksi juga mneghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagiaman mestinya. d.Mengamati Kegiatan Dan Operasi Entitas Sebagai tambahan yang mendukung atas inspeksi auditor dapat mengamati staf atas karyawanklien dalam menjalankan kegiatan dan operasi pengendalian. Prosedur ini dapat menghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagaimana mestinya.Auditor dapat melaksanakan observasi, inspeksi, dan pengujian pertanyaan secara bersamaandengan efektif. e.Mempelajari Buku Mnaula Prosedur Dan Kebijakan Pengendalian Klien Auditor dapat mempelajari buku manual tersebut, dan mendiskusikan dengan staf perusahaanuntuk memastikan bahwa buku manual tersebut telah diinterpretasikan dan dipahami dengantepat.

I.PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa auditor harus memperoleh pemahamanyang memadai atas struktur pengendalian intern untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Penghimpunan pemahaman meliputi rancangankebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan elemen struktur pengendalian intern, dan apakahkebijakan dan prosedur etrsebut telah dilaksanakan dalam operasional atau praktiknya.Pemahaman struktur pengendalian intern klien digunakan auditor untuk: a.Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Salah Saji Yang Potensial Dengan memahami struktur pengendalian intern klien, auditor dapat menilai auditabilitas ataudapat tidaknya dilaksanakan audit terhadap laporan keuangan klien. Pemahaman atas struktur pengendalian intern klien, dapat

mendukung auditor untuk mengidentifikasi jenis kekeliruandan ketidakberesan potensial yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan. b.Mempertimbangkan Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Salah Saji Material Pemahaman stuktur pengendalian intern klien juga dapat digunakan untuk menetapkan risiko bahwa kekeliruan dan ketidakberesan mungkin terjadi dalam jumlah yang material terhadaplaporan keuangan. c. Merancang Pengujian Substantive Informasi mengenai struktur pengendalian intern klien dapat digunakan untuk menentukanrisiko pengendalian untuk setiap tujuan pengendalian dan secara tidak langsung mempengaruhirisiko deteksi. Auditor dapat merancang pengujian yang efektif terhadap saldo akun.Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian inter tergantung judgement auditor yangdipengaruhi: a.Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun sebelumnya b.Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan c.Pemahaman terhadap industri klien d.Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem akuntansi klien\Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian intern yangharus diperoleh meliputi: a.Pemahaman Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yangmenggambarkan keseluruhan sikap dari top manajemen, direktur, dan pemilik entitas mengenai pengendalian intern dan pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Subkomponen dalamlingkungan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a)Integritas dan nilai etika (integrity and ethical values)Merupakan entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku serta bagaimana merekamegkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik. Termasuk di dalamnya adalahtindakan manajemen untuk mengurangi atau mengganti insentif dan gangguan yangmemungkinkan terjadinya ketidakjujuran, tindakan ilegal, atau tidak etis. b)Komitmen terhadap kompeten(commitment to competence)Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi termasuk kesadaran manajemen terjadi dapat segera dideteksi dan diatasi. Identifikasi dan penganalisaan risiko merupakan proses terus menerus dan komponen kritis pada pengendalian intern. Auditor berkepentinganuntuk memahami mengenai pengetahuan tentang penilaian risiko yang dilakukan olehmanajemen, seperti pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasiankemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan dilakukan. c.Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya empat komponen yang memberi jaminan atas tindakan untuk mencapai tujuan organisasi dan mencegah risiko yaitu pemisahantugas, pemrosesan informasi, pengendalian fisik, penelaahan kinerja. Pengembangan atasaktivitas pengendalian berkaitan dengan kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam limaaktivitas pengendalian berikut : a)Pemisahan tugas b)Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas c)Pendokumentasian dan pencatatan d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan e)Pengecekan secara independen atas kinerja d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa, mencatat dan melaporkantransaksi yang berguna untuk mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan. Auditor memahami mengenai lingkup informasi dan komunikasi dengan melihat : klasifikasi transaksiutama perusahaan, bagaimana transaksi tersebut terjadi, catatan akuntansi apa yang digunakandan sifat alaminya, bagaimana transaksi diproses termasuk pemakaian komputer, sifat danrincian proses pelaporan keuangan yang dilakukan. e.Pemahaman Atas Monitoring Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan terus menerus untuk memantau kinerja pengendalian internal oleh manajemen untuk menjelaskan operasi sudahdilaksanakan dengan benar dan diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Auditor perlumemahami mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas pemantauan seperti apakah yangdigunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.

J. PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN Pendokumentasian pehamaman SPI merupakan satu hal yang disyaratkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik. Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit.Bentuk dan lingkup dokumentasi dipengaruhi baik oleh lingkup dan kerumitan suatu usaha, maupunsifat dari struktur pengendalian internnya. Ada tiga dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakanuntuk itu, yaitu : a.Kuisioner Pengendalian Intern Kuisioner pengendalian intern berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai operasi kebijakan dan prosedur pengendalian intern. Kuisioner merupakan cara yang banyak dipakai auditor untuk mendokumentasikan pemahaman atas SPI klien.Keuntungan utama penggunaan kuisioner adalah kemampuannya untuk mendokumentasikan pemahaman secara lengkap. Disamping itu, kuisioner dapat disiapkan dengan cepat

pada permulaan penugasan audit. Kelemahan utama kuisioner adalah bahwa pemeriksaan bagianindividual sistem klien, dilaksanakan tanpa menghasilkan pandangan menyeluruh. b..Bagan Alir Bagan alir pengendalian intern merupakan representasi simbolik dalam bentuk diagram yangmenjelaskan mengenai dokumen-dokumen klien, dan alur dokumen tersebut dalam organisasi.Penggunaan bagan alir ini memungkinkan auditor untuk melakukan penilaian secara tepatmengenai efektifitas SPI. Disamping itu, auditor dapat menghindari penelaahan secara rinciterhadap uraian tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuisioner pengendalian intern.Kelemahan cara ini adalah biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengancara lain. c. Narrative Memoranda Atau Deskripsi Naratif Yang Berisi Komentar Tertulis Tentang Pertimbangan Auditor Tentang SPI Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis yang berisi komentar tentang pertimbangan atau penilaian auditor mengenai SPI. Kebijakan cara ini adalah bahwa penggunaan deskripsi naratif merupakan hal yang umum karena mudah dan sederhana untuk dilaksanakan. Kelemahannyaadalah kesulitan mendeskripsikan rincian SPI ke dalam kata-kata yang sederhana dan jelas.Deskripsi dalam kata-kata yang jelas dan sederhana akan membuatnya lebih mudah untuk dipahami, dan menghasilkan informasi yang memadai untuk menganalisis pengendalian secaraefektif, dan menetapkan risiko pengendalian.

BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang diharapkan untuk memberikeyakinan memadahi bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. SPI harus dipahami melalui prosedur audit oleh para auditor didalam melaksanakan auditnya.SPI dirancang dengan tujuan pokok Menjaga kekayaan dan catatan organisasi (1) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, (2) Mendorong efisiensi, (3) Mendorong dipatuhnyakebijakan manajemen.Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut: (1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penaksiran Risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) informasi dankomunikasi, dan (5) pemantauan. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,mempengaruhi kesadaran pengendalian orangorangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Penaksiran risikoadalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Aktivitas pengendalianadalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangirisiko dalam pencapaian tujuan entitas. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orangmelaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuanganyang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan,menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas assetdan kewajiban. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internsepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secaraterus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran, yaitu: (1) Validitas (Validity), (2)Kelengkapan (Completeness), (3) Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety), (4) Penjagaan /Pengamanan (Safeguarding), (5) Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability

You might also like