You are on page 1of 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.

1 Gambaran Umum Proses Pemesinan Definisi Proses Pemesinan Proses pemesinan merupakan suatu proses pemotongan logam dengan menggunakan mesin perkakas, yang memanfaatkan gerak relatif antara pahat dengan benda kerja sehingga menghasilkan suatu produk sesuai dengan spesifikasi geometri yang diinginkan, dan menghasilkan chips removal atau sisa hasil pemotongan. 2.1.2 Klasifikasi Mesin yang digunakan Klasifikasi dari mesin dapat kita bagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Mesin Konvensional b. Mesin CNC

A. Mesin Konvensional Mesin konvensional merupakan meisn yang digunkaan untuk membuat suatu produk dengan menggunakan pahat (cutter) dalam proses pemotongan logam dan non logam. Seperti : proses bubut, freis, gurdi, sekrap, dll. Proses konvensional diklasifikasikan menjadi empat, antara lain : 1. Berdasarkan Gerak Relatif Pahat Gerak relatif merupakan gerak terhadap titik acuan, gerak relatif pahat terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan permukaan baru sesuai dengan bentuk yang diinginkan setelah dilakukan proses pemesinan. Berdasarkan gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : - Gerak potong (cutting movement) - Gerak makan (feeding movement).

Tinjauan Pustaka

2.

Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang digunakan Pada proses pemesinan setiap mesin pekakas yang kita gunakan memiliki

jumlah mata pahat yang berbeda-beda. Jenis pahat yang digunakan sesuaikan dengan bentuk permukaan akhir dari produk. 3. Berdasarkan Orientasi Permukaan Dilihat dari segi orientasi permukaan, proses pemesinan dapat

diklasifikasikan menjadi dua proses yaitu: - Permukaan berbentuk silindrik atau konis - Permukaan berbentuk rata/lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja. 4. Berdasarkan Mesin yang Digunakan Dalam proses pemesinan jika kita ingin melakukan suatu pekerjaan, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu dengan mesin apa kita gunakan sehingga produk yang kita buat sesuai dengan yang diinginkan. Dalam satu jenis mesin perkakas kita dapat melakukan beberapa proses pemesinan, Misalnya; pada mesin bubut selain membubut dapat pula digunakan untuk menggurdi, memotong, dan melebarkan lubang (boring) dengan cara mengganti pahat dengan yang sesuai.

B. Mesin CNC Mesin CNC merupakan mesin yang pergerakannya di lakukan berdasarkan program yang telah di buat sebelumnya. Jadi mesin ini bekerja secara otomatis setelah program yang di masukan pada mesin tersebut berjalan. Contoh dari mesin CNC adalah : Turning , Milling

Gambar 2.1 CNC Turning Dan Milling


Tommy Aprinaldo (0910912071)
5

Tinjauan Pustaka

Proses pemesinan berdasarkan mesin konvensional dan CNC Tabel 2.1 proses pemesinan berdasarkan mesin konvensional dan CNC No. 1 2 konvensional Mesin Bubut Mesin Freis CNC Turning Milling

2.1.3

Elemen Dasar Proses Pemesinan Ada lima elemen dasar proses permesinan, yaitu :

1. Kecepatan potong (cutting speed) : Vc (mm/min) 2. Kecepatan makan (feeding speed) : Vf (mm/min) 3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm) 4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min), dan 5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3/min) Elemen proses pemesinan (Vc, Vf, a, tc dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan pahat, serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas diatur ada bermacam-macam tergantung pada jenis mesin perkakas. Oleh sebab itu, rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan dapat berlainan.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

Tinjauan Pustaka

2.2 13 Elemen Penting Proses Pemesinan CNC 13 elemen penting dalam CNC machining shop dapat di lihat dari bagan berikut :

operator mesin SOP fixture Safety tools Cutting tool CNC Machining shop Process sheet material

Command media Drawing and specification NCOD Common tool

Measuring tool

Gambar 2.2 Skema 13 elemen mesin CNC

Tommy Aprinaldo (0910912071)

Tinjauan Pustaka

Dalam Proses Machining di CNC shop,setidaknya ada 13 elemen penting yang harus ada,yaitu sebagai berikut : 1. Operator Operator adalah orang yang berfungsi untuk mengoperasikan suatu mesin. Syarat-syarat Pokok menjadi operator : Knowledge Knowledge merupakan pengetahuan dari operator dalam mengoperasikan mesin yang akan di gunakan. Pengetahuan tersebut harus di dimiliki oleh setiap operator, tidak hanya dalam mengoperasikannya tetapi juga mengetahui

permasalahan yang terjadi apabila terdapat kesalahan pada mesin. Skill Skill adalah keahlian yang di miliki oleh setiap operator dalam mengoperasikan mesin yang akan digunakan. Skill tersebut di dapatkan dari training sebelum menjadi operator pada mesin tersebut. Know How Operator harus mengtahui bagaimana mesin tersebut bekerja,cara

menggunakan mesin tersebut. Persyaratan pokok tersebut di dapatkan oleh operator dari pelatihan (training) yang di lakukan sebelumnya. 2. Mesin a. Model Mesin Plano Suatu mesin yang materialnya pembuatan partnya tidak terlalu besar.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.3 Model mesin jenis plano

b. Gantry Mesin yang seolah olah separti gawang bergerak

Gambar 2.4 Model mesin jenis gantry Mesin CNC

CNC adalah kependekan dari Computer Numerical Control. Mesin Milling CNC adalah mesin milling dimana pergerakan meja mesin (sumbu X dan Y) serta spindle (rumah cutter) dikendalikan oleh suatu program. Untuk NC programnya dibuat oleh programmer dengan referensi dari drawing 2D diubah menjadi 3D dengan software CATIA 3D. Program tersebut berisi langkah-langkah perintah yang harus dijalankan oleh mesin CNC. Program tersebut bisa dibuat langsung pada mesin CNC (huruf per huruf, angka per angka), yang hasil programnya disebut dengan program NC, atau dibuat menggunakan PC plus software khusus
Tommy Aprinaldo (0910912071)
9

Tinjauan Pustaka

untuk membuat program NC. Program seperti ini disebut dengan CAM. Kelemahan pembuatan program NC dengan cara manual pada mesin CNC adalah waktu yang dibutuhkan sangat lama, akurasi tidak terjamin, mesin tidak bisa digunakan pada saat pembuatan program NC berlangsung, dan banyak lagi. CNC Machine merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan-bentukan yang lebih komplek. Semua control menggunakan system electronik yang kompleks. - CNC Controller CNC Controller adalah perangkat controller yang komplek, lihat gambar berikut ini.

Gambar 2.5 CNC Controller

Gambar di atas menunjukkan seperangkat controller untuk control X,Y,Z axis dan Spindle beserta dengan PMC input-output module. belum termasuk CPU CNC controller. pada sesi berikutnya saya jelaskan lebih detail lagi tentang kontroller yang satu ini. Mesin dapat di bedakan menjadi mesin vertikal dan horizontal. - Mesin vertikal merupakan mesin yang arah pergerakan spindel nya vertikal terhadap benda kerja. kelebihan dari mesin ini di bandingkan dengan mesin horizontal adalah memiliki rotary table untuk 5 axis,yakni meja mesin yang dapat
Tommy Aprinaldo (0910912071)
10

Tinjauan Pustaka

berputar. Kekurangan dari mesin ini adalah setiap penggantian pengerjaan part, operator harus memulai program awal lagi. - Mesin horizontal merupakan mesin yang pergerakan spindelnya horizontal terhadap benda kerja. Kelebihan mesin horizontal ini adalah memiliki pallet lebih dari 2. Serta saat part 1 bekerja dan operator dapat memasang material untuk pengerjaan part 2 tanpa menggangu program, jadi mesin dapat bekerja berkelanjutan . Kekurangan pada mesin horizontal adalah harga mesin yang lebih mahal di banding mesin vertikal. Berdasarkan arahnya,mesin dapat di bedakan menjadi mesin 3 axis, 4 axis dan 5 axis. - 3 axis yakni mesin yang arah axisnya x,y,z. - 4 axis adalah mesin yang arah axisnya x,y,z,b. - 5 axis adalah mesin yang arah pergerakan axisnya x,y,z,a,b. Di PT. Dirgantara Indonesia memiliki mesin dengan 3, 4, dan 5 axis. mesin yang kami amati saat ini adalah mesin 3 axis yaitu mesin QUASER MV 184. Salah satu contoh mesin dengan 4 axis yang di ada di PT. Dirgantara adalah mesin MILLAC 6H, sedangkan mesin 5 axis mesin DECKEL MAHO.

(a )mesin 5 axis

(b) mesin 4 axis

Gambar 2.6 (a)mesin 5 axis, (b)mesin 4 axis

Tommy Aprinaldo (0910912071)

11

Tinjauan Pustaka

Linear Axis Linear axis adalah sumbu yang bergerak secara linear. Umumnya mesin CNC machining center mempunyai 3 sumbu linear, yaitu X,Y dan Z axis. Pergerakan dari 3 sumbu tersebut adalah orthogonal.

Gambar 2.7 Linear Axis

Magazine tool

Magazine adalah tempat penyimpanan cutting tool yang berada di mesin. Semua cutting tool yang di gunakan dalam proses di simpan dalam magazine ini.

Gambar 2.8 Magazine tool

Spindle Spindle adalah alat pemegang cutting tool untuk melakukan proses.

Spindle dapat di putar sesuai dengan yang di inginkan, namun kecepatan putarnya maksimal sesuai dengan spesifikasi dari motor spindle yang di gunakan.
Tommy Aprinaldo (0910912071)
12

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.9 Spindle

Spesifikasi mesin Quaser MV 184 CNC Table size Travel X Y Z : Mitsubishi M720 : 1200 x 600 (mm) : 1060 mm 610 mm 610 mm

Distance spindle nose to table s : 100 710 (mm) Table load cap. Rapid Feed Spindle RPM Tape and tool shank Pullstud : 500 kg : 32 m/min (X, Y) 24 m/min (Z) : 0 10000 mm/min : 10000 RPM, 15kW : BT40 : see picture

Tommy Aprinaldo (0910912071)

13

Tinjauan Pustaka

ATC Coolant tank T-slot table

: 30 pots : 300 L : 18 mm, 5 T-slot lines, 100mm pitch

Space:

Tommy Aprinaldo (0910912071)

14

Tinjauan Pustaka

G-codes

: standard G-codes G90/G91, G01/G02/G03/G00, G04, G20/G21, G40/G41/G42, G43/G44/G49, G53, G80/G81/G82/G83/G85,

M-codes : will be informed later for complete M-codes The standard M-codes as follows: M00: machine stop M01: optional stop M03: spindle CW M04: spindle CCW M05: spindle stop M06: Auto tool change
Tommy Aprinaldo (0910912071)
15

Tinjauan Pustaka

M08: coolant ON M09: coolant OFF M02: end of program M30: end of program

Total power required

: 30 kVA 380VAC, 50Hz, 3 ph.

Gambar 2.10 Mesin QUASER MILLING MV 184 SERIES

3.

Material Material adalah bahan yang akan diproses di mesin untuk menjadi sesuai

dengan yang diinginkan. Material dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu material logam dan non logam. 1. Material non logam seperti: flexiglass (aklerik), teflon. 2. Material logam merupakan material dengan unsur paduan atau Alloy seperti : titanium, alumunium, steel ,stainless steel, tembaga,dll.
Tommy Aprinaldo (0910912071)
16

Tinjauan Pustaka

Di PT. Dirgantara material yang banyak di pakai untuk pembuatan part adalah alumunium (Al). Raw material yang tersedia terdapat dalam beberapa bentuk yakni : block, plate, sheet, rod, pipe, extrude hexagon, forging. Sedangkan untuk Quaser Milling Mv 184 Series yang kami amati,material yang dikerjakan adalah alumunium (Al) dan pengerjaannya hanya berupa plate dan blok saja. Material untuk membuat part spart bracket pada Pesawat Airbus 321 yang kami amati adalah padauan aluminium 7050-T7651-ABM3-1029. Dengan dimensi 50x290x300mm. Perlu diketahui bahwa setiap paduan diberi nomor empat digit,dimana digit pertama menunjukkan elemen paduan utama. Seri 1000 adalah aluminium alloy dengan kandungan aluminum 99% Seri 2000 adalah aluminum paduan dengan tembaga ,untuk industry kedirgantara,tetapi rentan terhadap korosi dan digantikan oleh seri 7000 dalam desain baru. Seri 3000 yaitu seri paduan dengan mangan Seri 4000 yaitu paduan dengan silicon.Biasanya dikenal dengan nama silumin. Seri 5000 yaitu paduan dengan magnesium. Seri 6000 yaitu paduan dengan magnesium dan silicon,mudah untuk proses permesinan. Seri 7000 yaitu paduan dengan seng, memiliki kekuatan tertinggi dari paduan aluminium. Seri 8000 adalah kategori yang digunakan untuk paduan Lithium.

4.

Fixture ( Clamping) Fixture adalah alat untuk memegang / Positioning benda kerja pada saat

proses machining dilakukan. Tujuan Utama dari Fixture adalah untuk : Mengurangi biaya produksi Mempertahankan kualitas yang konsisten Memaksimalkan efisiensi Memungkinkan berbagai bagian yang akan dibuat untuk spesifikasi yang benar Mengurangi kesalahan Operator pada saat pemsangan benda kerja
Tommy Aprinaldo (0910912071)
17

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.11 Fixture

Material dari fixture ini di usahakan sesuai dengan material dari benda kerja yang akan di buat untuk menghindari terjadinya korosi. Design dari fixture adalah :

Repaetibility Repeatibility adalah fixture yang di design agar dapat di gunakan berulang kali pemakaian. Karena untuk sebuah part tidak hanya di buat untuk sekali pemakaian fixture tetapi berulang kali. Selain itu juga dapat mengurangi ongkos produksi. Di PT. Dirgantara Indonesia memiliki 3 jenis fixture yang di gunakan dalam proses pembuatan part. Fixture tersebut adalah : Universal fixture Universal fixture merupakan fixture yang paling umum dipakai dalam pembuatan part dan pada Fixture ini kita dapat membuat berbagai jenis part. Jarak antara hold down nya adalah kelipatannya sama. General fixture Di gunakan hanya untuk memegang dan tidak memiliki koordinat system. Pada general fixture hanya di gunakan untuk 1 media atau 1x pencekaman saja.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

18

Tinjauan Pustaka

Individual fixture Individual fixture adalah Fixture khusus hanya untuk satu part saja.

Terdapat 2 jenis individual fixture yang ada pada PT. Dirgantara Indonesia yaitu : Block Type ini hanya di gunakan untuk DPM (Detail forging Part Manufacturing) tersendiri. Forging Type ini di gunakan untuk benda kerja yang hampir menyerupai benda jadi. Pada pembuatan part yang kami amati jenis fixture yang di gunakan adalah universal fixture.

Gambar 2.11 Fixture

5. Cutting tools Cutting Tool Cutting tool adalah alat / perkakas yang di gunakan untuk membentuk proses machining. Yang masuk kategori cutting tool adalah :

Tommy Aprinaldo (0910912071)

19

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.12 Cutting Tool

1. Drill (mata bor) 2. Tap 3. Cutter 4. Milling 5. End Mill 6. dll. Cutter Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari cutter frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran cutter frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama. Jenis jenis material pahat : a. High Speed Steel (HSS) Baja paduan tinggi dengan Unsur paduan krom (Cr) dan Tungsten (W) Kecepatan potong sekitar 3x kec potong CTS b. Karbida Dibuat dengan proses powder metalurgy dengan cara sintering serbuk karbida (dengan bahan dasar Tungsten (W), Titanium (Ti) dan Tantalum (Ta)

Tommy Aprinaldo (0910912071)

20

Tinjauan Pustaka

dengan pengikat cobalt. Memiliki Hot hardness yang lebih baik dari pahat sebelumnya sehingga dapat dipakai pada kec potong tinggi. Fungsi dari cutting tool adalah untuk membentuk benda kerja sesuai requirement.Di PT.Dirgantara Indonesia,Kebutuhan cutting tool disuplai oleh bagian Tool Service. Sebagian besar cutting tool milik PT.Dirgantara Memiliki identitas sendiri yaitu dengan kode NTS-.Misalnya :

D1 NTS0001-D1XL1XL2 HSSCo L1 L2

= Diameter mata potong cutter = Panjang mata potong = Panjang cutter

Material = HSSCo Lae-sprilal

Berikut ini beberapa jenis cutter : A. Alat Potong Cutter 1. Berdasarkan fungsi dan bentuknya a. Cutter face cutting 1) End Mill Cutter Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya, End Mill dibuat dari diameter 0.5 50 mm dengan tipe tangkai yang bermacam macam, ada yang bertangkai lurus dan ada yang konus.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

21

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.13 End Mill Cutter

b. Cutter side cutting 1) Plain Mill Cutter Cutter ini digunakan untuk pengefraisan horisontal dari permukaan yang datar. Memiliki bentuk hampir sama dengan SEMC tetapi cutter ini hanya memiliki sisi potong spiral pada bagian meingkarnya, dan memiliki lubang berpasak untuk pemasangan pada arbor.

Gambar 2.14 Plain Mill Cutter

2) Disk Cutter Cutter ini memiliki bentuk pipih dan dapat digunakan pada pembuatan slot maupun slitting, sisi potong dari cutter jenis ini ada yang rata, dan ada juga yang zig-zag.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

22

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.15 Disk Cutter

c. Cutter profil 1) T-slot Cutter T-slot Cutter digunakan untuk membuat alur berbentuk T. memiliki sisi potong di bagian yang melingkar, dengan sudut helix yang saling berlawanan. Tslot Cutter ada 2 jenis, yaitu T-slot dengan shank rata dan T-slot dengan shank berulir.

Gambar 2.16 T-slot Cutter

2) Prisma Cutter Cutter yang digunakan untuk menghasilkan profil V pada benda kerja, dengan sudut potong 45o, 600 dan 90o

Tommy Aprinaldo (0910912071)

23

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.17 Prisma Cutter

2. Berdasarkan fungsi pengerjaannya a. Cutter roughing Cutter yang digunakan untuk proses roughing pada benda kerja, dimana proses pengerjaan dilakukan dengan depth of cut yang besar.

Gambar 2.18 Cutter roughing

b. Cutter finishing Cutter yang digunakan untuk proses finishing, dengan depth of cut yang lebih sedikit dibandingkan proses roughing, dan biasanya menghasilkan permukaan yang lebih halus

Gambar 2.19 Cutter finishing


Tommy Aprinaldo (0910912071)
24

Tinjauan Pustaka

B. Alat Potong Selain Cutter 1. Alat potong twist drill Alat potong yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja, tangkainya ada yang silindris dan ada yang konus.

Gambar 2.20 Twist drill

2. Alat potong reamer Alat potong yang digunakan untuk memperbesar sebuah lubang, dan biasanya lubang yang dihasilkan berukuran presisi (ISO).

Gambar 2.21 Alat potong reamer

3. Alat potong thread ( Tap / Sney ) Alat potong yang digunakan untuk membuat ulir dalam / luar pada benda kerja. Ukurannya ada yang metric (mm) ada yang Whitworth (inchi)

Gambar 2.22 Alat potong thread ( Tap / Sney )

Tommy Aprinaldo (0910912071)

25

Tinjauan Pustaka

4. Alat potong flying cutter Alat potong yang digunakan untuk memperbesar lubang, atau membuat lubang khusus yang tidak bisa dikerjakan dengan Twist Drill ataupun Reamer.

Gambar 2.23 Alat potong flying cutter

Jika cutting tools sudah tumpul,maka cutter masih bias diasah lagi sampai diameternya berkurang 2 mm dari semula. Suatu cutter dikatakan sudah tumpul dan perlu disharpening lagi jika diameter berkurang/cacat sebesar 0,2 mm. Cuting tool yang sudah disharpening mempunyai tanda Khusus yang member Keterangan seberapa besar cutting tools sudah berkurang diameter. Kode warna itu yaitu : Putih Hijau = Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 0.2 mm = Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 0.5 mm

Kuning = Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 1.0 mm Biru Merah = Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 1.5 mm = Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 2.0 mm

Gambar 2.24 Cutting tools


Tommy Aprinaldo (0910912071)
26

Tinjauan Pustaka

Clamping Tools

Berdasrkan Fungsinya : Dril Chuck Arbor

Gambar 2.25 Drill Chuck Arbor

Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil dan memiliki bentuk tangkai silindris. Sleeve Arbor for Cutter

Gambar 2.26 Sleeve Arbor for Cutter

Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki bentuk tangkai taper atau konus. Sleeve Arbor for Twist Drill

Gambar 2.27 Sleeve Arbor for Twist Drill


Tommy Aprinaldo (0910912071)
27

Tinjauan Pustaka

Digunakan untuk mencekam twist drill yang memiliki bentuk tangkai taper atau konus. Holder

Gambar 2.28 holder

Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter dan beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring untuk membantu proses pencekaman. Side Lock Arbor

Gambar 2.29 Side Lock Arbor

Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencekam Cutter dengan tangkai silindris, dimana prinsip pencekamannya cukup sederhana dengan mengencangkan screw yang ada pada arbor, sehingga screw tersebut menekan cutter dan mengikatnya, untuk itu perlu ada bidang rata pada sisi tangkai cutter, agar bisa tercekam dengan baik.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

28

Tinjauan Pustaka

6. Common tools Common tools adalah alat bantu untuk mempermudah operator dalam proses pemesinan .Contohnya : crane, kunci L, kikir, baut, mur, lap, sapu. Perkakas Bantu Clamping Benda Kerja Clamp

Gambar 2.30 Clamp

Alat pencekam sederhana yang digunakan untuk mencekam material di meja milling, dimana clamp digunakan sebagai pencekam sedangkan T-slot Bolt sebagai pengencangnya.

Gambar 2.31 peralatan bantu

7.

NCOD ( Numerical Control Operator Document ) Adalah buku paduan yang dibuat oleh Programmer untuk memandu operator

pada saat melaksanakan setup/setting Fixture,benda kerja,cutter,cutting tool.


Tommy Aprinaldo (0910912071)
29

Tinjauan Pustaka

Gambar 2.32 NCOD

untuk setiap part yang akan di buat memiliki NCOD yang berbedabeda,jadi satu NCOD hanya untuk satu part,karena setiap part memiliki cara pembuatan yang berbeda-beda. Waktu yang di perlukan dalam pembuatan part juga terdapat di dalam NCOD ini,waktu tersebut di dapatkan dari perhitungan melalui program yang telah di buat oleh programmer. Halaman pertama berisi mengenai Machine Code Data Record, yang berisi nomor program, tanggal dan waktu, programmer, Machine Run Time, Tape Lenght, reference, Vericut. Halaman kedua berisi mengenai Toolong Hole and Hole Down Sketch. Halaman ini menjelaskan mengenai tooling hole yang di pakai dalam pembuatan part. Halaman ketiga berisi mengenai Set Up Sketch, halaman ini menjelaskan mengenai posisi dari benda kerja yang akan di letakan pada fixture. Halaman 4, 5, 6. Mengenai Machining operation, halaman ini menjelaskan mengenai operation description , rpm , feed, set lenght. Yang di pakai dalam pembuatan part. Halaman terakhir menjelaskan mengenai Cutter List. Halaman ini menjelaskan mengenai jenis dari holder dan cutting tool yang di gunakan dalam proses pembuatan part.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

30

Tinjauan Pustaka

8.

Process sheet Process sheet merupakan identitas dari benda kerja dan dibuat oleh Planner

yang berisikan : Material properties dan dimension Langkah kerja lengkap Process sheet hampir sama dengan NCOD,yaitu setiap satu process sheet hanya di gunakan untuk pembuatan satu part saja. Pada process terdapat nama part yang akan di buat,type part , serta part yang akan di buat akan di gunakan pada pesawat jenis apa. Process sheet menjelaskan lengkap mengenai identitas part yang akan di buat. Process sheet yang kami amati saat ini adalah mengenai pembuatan part spar bracket dengan Part tersebut di buat untuk pesawat jenis air bus 321-321 civil pax Ukuran dari material awalnya adalah 50x290x300 MM dan terbuat dari alumunium alloy

Gambar 2.33 process sheet

Tommy Aprinaldo (0910912071)

31

Tinjauan Pustaka

9.

Drawing dan Specification Drawing adalah gambar yang digunakan untuk mengetahui ukuran dimensi

dan toleransi yang diinginkan. Serta digunakan sebagai acuan Quality Control untuk benda jadi. Drawing merupakan gambar awal dalam bentuk 2D,gambar tersebut kemudian di kirim ke pre planning. Pada pre planning gambar akan di analisa terlebih dahulu. Drawing tersebut tidak hanya gambar namun memberikan keterangan lain seperti ukuran (specification) dari gambar yang di buat. Gambar akan di buat dalam bentuk process sheet di bagian plenner, Setelah dari planner drawing terebut kemudian di kirim ke NC program untuk di buat gambar dalam bentuk 3D. Gambar dalam 3D tersebut yang menjadi acuan dalam pembuatan NCOD. Selain ke NC program,gambar juga dikirim ke bagian fixture untuk pembuatan fixture yang cocok dalam proses pembuatannya. Berdasarkan gambar yang ada di buat juga process sheet yang memberikan keterangan mengenai material serta ukuran part yang akan di buat.

10.

Measuring tools Measuring equipment erat hubungannya dengan control kualitas apakah

Produk yang dihasilkan sesuai (Conformed) dengan spesifikasi dimensi yang tercantum dalam Part drawing. Measuring equipment dapat dibedakan dalam 2 kelompok menurut pemakainya. Kelompok pertama adalah workshop measuring equipment yang dipakai oleh Machining Shop (operator maupun leader) untuk mengecek kesesuaian dimensi komponen selama proses pemesinan masih berjala. Kelompok kedua adalah measuring equipment yang dipakai Quality Assurance Department dalam rangka : First acticle Check, bila betul maka pembuatan secara seri dilaksanakan. Acceptance test untuk komponen sebelum proses lebih lanjut, yang akhirnya komponen masuk assembly line. Measuaring equipment kelompok kedua ini

Tommy Aprinaldo (0910912071)

32

Tinjauan Pustaka

merupakan alat yang lebih presisi dengan oprator yang berkualifikasi memenuhi syarat untuk acceptance test function. Measuring equipment diadakan oleh tim untuk diserahkan kepada masingmasing departemen pemakai (users department)

Gambar 2.34 Jangka Sorong

Pada pembuatan part Air Bus 321-321 Civil Pax. Setelah part tersebut sudah selesai di buat,maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengecekan mengenai ketebalan part tersebut. Pengecekan ini menggunakan alat ultrasonic testing,cara kerjanya adalah part yang sudah selesai di buat di berikan sedikit pelumas pada beberapa bagian,lalu di lakukan pengecekan melalui ultrasonic testing di tempat yang sudah di berikan pelumas tadi.

Gambar 2.35 ultrasonic testing

Ketelitian dari alat ini sampai dengan 1 micron sampai <4 mm. Untuk part yang di buat kali ini ketebalan yang di dapat sebesar 3 mm dengan toleransi 0,1 mm

Tommy Aprinaldo (0910912071)

33

Tinjauan Pustaka

11.

Common Media Fungsi dari common media adalah untuk menyampaikan permasalahan

yang terjadi di shop/bengkel kepada yang terkait. Bentuknya berupa format isian.

Gambar 2.36 request for maintenance form

Jenis common media yang ada di PT. Dirgantara adalah berupa format isisan yang terdiri dari berbagai jenis sesuai permasalahannya. Media pelaporan tersebut adalah : a) Request For Maintenance (RFM), format ini di gunakan ketika mesin ini mengalami kerusakan. b) Engineering Liaison Request (ELR), di gunakan ketika ada kesalahan pada gambar kerja. c) Numerical Control Trouble Report (NCTR), di gunakan ketika NC program error atau tidak bisa di jalankan. d) Pick up Form, digunakan ketika ada permasalahan atau kejadian apapun di Machining shop. e) Manufacturing Change Request (MCR), digunakan jika terdapat ketidaksesuaian dalam proses pembuatan produk. f) Corrective Action Form, digunakan apabila ada koreksi terhadap komponen machining shop g) Time Recording, digunakan untuk menghitung waktu proses pembuatan suatu part. h) Check Sheet Start Up Machine, digunakan untuk mengecek kondisi mesin sebelum digunakan.
Tommy Aprinaldo (0910912071)
34

Tinjauan Pustaka

i) Informasi antar shift Informasi ini sangat berguna sebagai contohnya apabila terjadi kesalahan program pada part 1 operator dapat menginformasikannya kepada operator lain di shift berikutnya agar tidak terjadi kesalahan. 12. Safety tools Safety tools yaitu peralatan keselamatan kerja yang harus dipakai operator saat bekerja, seperti safety shoes, wearpack, kaca mata pelindung, earplug, masker, sarung tangan dll. Apabila suatu perusahaan tidak melengkapi dengan safety tools,maka operator berhak serta dilindungi Undang-Undang untuk tidak bekerja.

Gambar 2.37 Masker Sebelum mempelajari tentang proses permesinan dengan mesin CNC, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindarkan hal-hal yang akan mengakibatkan kecelakaan kerja maupun kerusakan mesin.

Gunakan pakaian kerja yang pas dibadan, jangan terlalu longgar, buang atau rapikan bagian-bagian pakaian yang menjuntai

Gunakan selalu sepatu keselamatan (safety shoes) Gunakan kacamata pelindung ketika berhadapan dengan mesin yag sedang beroperasi

Jangan terlalu dekat dengan meja mesin di saat Pergantian Tool Otomatis (Auto Tool Change) berlangsung.

Jangan mengganti tool di magazine tool pada saat mesin beroperasi

Tommy Aprinaldo (0910912071)

35

Tinjauan Pustaka

Jangan membersihkan chip, terutama yang berada di meja mesin pada saat mesin beroperasi.

13.

SOP ( Standar Operating Procedure) SOP dirancang dan dibuat oleh perusahaan untuk memudahkan suatu

pekerjaan diproduksi yang harus di penuhi oleh setiap pekerja di lingkungan pekerjaan. SOP berisikan tata tertib dalam melaksanakan pekerjaaan sesuai dengan lingkungan dan jenis pekerjaan. SOP ini harus di pahami oleh setiap pekerja yang ada di lingkungan pekerjaan. Salah satu isi dari SOP ini adalah tata tertib mengenai pekerjaan yang harus di kerjakan oleh operator.

Tommy Aprinaldo (0910912071)

36

You might also like