You are on page 1of 8

KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI) -DEPO PROVERAPosted on March 20, 2009 by farmakoterapi-info

KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI) -DEPO PROVERAMARET 2009 Vincentia Octavianna (06-8114-115) Paulina Berliani ( 06-8114-120)

DEFINISI
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).

CARA KERJA KB SUNTIK


a. Menghalangi ovulasi (masa subur) b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

CONTOH OBAT INJEKSI BESERTA DOSISNYA


Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu ) Noristeran ( 200 mCg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu ) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.

DEPO PROVERA ??

Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini

termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi. MANAJEMEN TERAPI HOW MUCH : 150 mg HOW OFTEN: 3 bulan sekali (i.m.) HOW LONG: bergantung pada keinginan pasien TUJUAN TERAPI : mencegah kehamilan REVERSIBILITAS : 3-18 bulan T : 50 hari CARA KERJA Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan perintangan ovulasi serta pengentalan lender servik.

INTERAKSI OBAT : Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone. CARA PENYIMPANAN : disimpan dalam suhu 20-25C CARA PEMBERIAN a. Waktu Pemberian Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi) Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid b. Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus Daerah bokong/pantat Daerah otot lengan atas EFEKTIVITAS : Keberhasilannya praktis 99.7 %. INDIKASI Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik. KONTRAINDIKASI Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini. EFEK SAMPING Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual. Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita. KEUNTUNGAN Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem. KERUGIAN a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali. b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat. SUMBER: http://butterflystillfly.wordpress.com/ http://www.nextbio.com/b/home/home.nb?q=depo-progestin http://www.medicinenet.com/medroxyprogesterone/article.htm http://www.pubmedcentral.nih.gov/pagerender.fcgi?artid=1374922&pageindex=5#page PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/ Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta

askeb- AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM


Posted on Maret 30, 2009 by ayurai

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I AKSEPTOR KB SUNTIK CYCLOFEM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997). Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan kepada para akseptor KB antara lain suntikan, alamiah, AKDR, implant, kontrasepsi mantab (MOP dan MOW) dan pil KB. Dari semua kunjungan akseptor KB. KB suntik kombinasi memiliki kontrasepsi sekitar pada 1 bulan terakhir ini. Oleh karena itu akan ditulis asuhan kebidanan pada Ny. I akseptor KB suntik kombinasi. 1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney. 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.2.1 Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi. 1.2.2.2 Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian. 1.2.2.3 Dapat menetapkan tindakan segera. 1.2.2.4 Dapat menetapkan diagnosa potensial. 1.2.2.5 Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi. 1.2.2.6 Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun. 1.2.2.7 Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan. 1.3 PELAKSANAAN Asuhan kebidanan ini disusun pada saat prektik klinik di BPS .. Surabaya pada tanggal .. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Laporan studi kasus ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Pelaksanaan 1.4 Sistematika Penulisan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KB 2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik kombinasi BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian

3.2 Diagnosa dan Masalah 3.3 Diagnosa Potensial 3.4 Tindakan Segera 3.5 Planning 3.6 Implementasi 3.7 Evaluasi BAB 4 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KB 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997). 2.1.2 Tujuan KB 2.1.2.1 Tujuan Demografis Yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu target demografi berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990. 2.1.2.2 Tujuan Normatif Yaitu dapat dihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia (Mochtar, 1998). 2.1.3 Sasaran KB 2.1.3.1 Sasaran Langsung Yaitu pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga berencana lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas. 2.1.3.2 Sasaran Tidak Langsung Yaitu organisasi-organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintahan maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (Wanita dan Pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses pembentukan sistem keluarga kecil bahagia sejahtera (Mochtar, 1998). 2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi 2.1.4.1 Faktor-faktor Motivasi dan Rehabilitasi 1. Umur 2. Gaya hidup 3. Frekuensi senggama 4. Jumlah keluarga yang diinginkan 5. Pengalaman kontrasepsi yang lalu 6. Sikap kewanitaan dan kepriaan 2.1.4.2 Faktor kesehatan, kontraindikasi, absolut dan relatif 1. Riwayat haid 2. Efek samping minor 3. Komplikasi-komplikasi yang potensial 4. Pemeriksaan flek dan panggul 2.1.4.3 Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan 1. Efektivitas 2. Efek samping minor 3. Komplikasi-komplikasi yang potensial 4. Kerugian 5. Biaya 2.1.5 Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik 2.1.5.1 Aman dan tidak berbahaya 2.1.5.2 Dapat diandalkan 2.1.5.3 Sederhana 2.1.5.4 Murah 2.1.5.5 Dapat diterima orang banyak 2.1.5.6 Pemakaian jangka panjang (Hartono, 1994) 2.1.6 Macam-Macam Metode Kontrasepsi 2.1.6.1 Metode Sederhana Terdiri dari 2 macam yaitu dengan alat seperti kondom pria, kondum wanita, diafragma, servical cap, dan tanpa alat seperti metode alami, coitus interuptus. 2.1.6.2 Metode Modern Terdiri atas kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, KB suntik, implant, AKDR/IUD, kontrasepsi mantab, seperti MOW dan MOP. 2.1.7 KB Suntik Kombinasi 2.1.7.1 Pengertian Adalah 25 mg deponaroxi progesteron acetat dan 1 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebutan seklai (cyclofem) dan 50 mg nereticinicon enafat dan 5 mg estradiol valenat yang diberikan injeksi 1 M sebutan sekali (Saifuddin, 2003). 2.1.7.2 Efektivitas Sangat efektif (0.1 0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin, 2003). 2.1.7.3 Mekanisme 1. Menekan ovulasi 2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu. 3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu. 4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2003). 2.1.7.4 Keuntungan 1. Risiko terhadap kesehatan kecil 2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri 3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam 4. Jangka panjang 5. Efek samping sangat kecil 6. Klien tidak menyimpan obat suntik 7. Mengurangi jumlah perdarahan 8. Mengurangi nyeri pada saat haid 9. Mencegah anemia (Saifuddin, 2003) 2.1.7.5 Kerugian 1. Terjadi perubahan pada haid 2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga. 3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan. 4. Penambahan berat badan. 5. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian (Saifuddin, 2003) 2.1.7.6 Indikasi 1. Usia reproduksi 2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak 3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi 4. Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui 6. Anemia 7. Nyeri haid hebat 8. Haid teratur 9. Riwayat kehamilan ektopik 10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi 2.1.7.7 Kontraindikasi 1. Hamil atau diduga hamil 2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan 3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 4. Penyakit haid akut (virus hepatitis) 5. Usia > 35 tahun yang merokok 6. Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg) 7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun 8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain 9. Keganasan payudaya. (Saifuddin, 2003) 2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI 2.2.1 Pengkajian 2.2.1.1 Subyektif 1. Identitas Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp. 2. Keluhan Utama Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB. 3. Riwayat KB Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut. 4. Riwayat Obstetri Lalu Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. 5. Riwayat Menstruasi Lalu Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak. 6. Riwayat Kesehatan dan Riwayat Klien Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan TBC. 7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara. 8. Pola Kehidupan Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari. 2.2.1.2 Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran. 2. Pemeriksaan Khusus Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya bendungan vena jugularis. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene. Ekstrimitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstrimitas bawah. 2.2.2 Diagnosa dan Masalah 2.2.2.1 Diagnosa Akseptor KB suntik 1 bulan. 2.2.2.2 Masalah Amerorhea Spotting Meningkat/menurunnya BB 2.2.2.3 Diagnosa Potensial Tidak ada 2.2.2.4 Tindakan Segera Tidak ada 2.2.3 Planning 2.2.3.1 Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien Rasional : Klien mengetahui keadaan dan kondisinya. 2.2.3.2 Siapkan alat (spuit, kontrasepsi suntik kombinasi, jarum suntik, kapas alkohol). Rasional : Alat tersebut diperlukan pada saat injeksi KB suntik kombinasi. 2.2.3.3 Siapkan klien (anjurkan klien tidur miring) Rasional : Klien merasa nyaman waktu diinjeksi. 2.2.3.4 Siapkan petugas (cuci tangan) Rasional : Mencegah terjadinya infeksi 2.2.3.5 Berikan injeksi pada daerah gluteal secara 1 M dalam yang sebelumnya dibersihkan dengan kapas alkohol 70%. Rasional : Didaerah gluteal terdapat muskulus yaitu muskulus maximus. 2.2.3.6 Anjurkan pada klien untuk tidak memijat daerah yang disuntik. Rasional : Apabila dilakukan pemijatan pada daerah yang disuntik obat akan terlalu cepat diserab. 2.2.3.7 Buang jarum dan spuit dalam kotak/tempat tahan tusuk Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi. 2.2.3.8 Anjurkan pada klien untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi. Rasional : KB suntik kombinasi diberikan dengan interval dengan waktu 1 bulan. 2.2.3.9 Cuci tangan setelah melakukan injeksi Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi. 2.2.3.10 Berikan konseling tentang masalah/keluhan klien Rasional : Klien mendapatkan penjelasan atas masalahnya dan klien merasa tenang. 2.2.4 Implementasi Melakukan rencana asuhan kebidanan yang disusun sesuai rencana dan melakukan follow up. 2.2.5 Evaluasi BAB 3 TINJUAUAN KASUS 3.1 PENGKAJIAN Pada tanggal : Pukul : 16.30 WIB 3.1.1 Data Subyektif 3.1.1.1 Identitas Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun Agama : Islam Agama : Islam Suku : Jawa Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pendidikan : STM

Pekerjaan : Pekerjaan : Swasta Penghasilan : Penghasilan : Alamat : . Surabaya 3.1.1.2 Keluhan Utama Tidak ada keluhan. 3.1.1.3 Riwayat KB Klien mengatakan sebelum menggunakan KB suntik ia tidak menggunakan KB lain. 3.1.1.4 Riwayat Menstruasi Menarche : 12 tahun Warna : merah Siklus : 28 hari Sifat : encer Lama : 5 hari Dysmenorea : tidak Flour albus : tidak 3.1.1.5 Riwayat Obstetri No. Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket Suami Usia Kehamilan Penyu lit Peno long Jenis Penyu lit Seks BB/PB H M Laktasi 1. 1 9 bln Bidan Spontan N Laki-laki 3100/50 1,5th 6 bln Suntik 1 bln 3.1.1.6 Riwayat Kesehatan dan Penyakit Klien Klien mengatakan ia tidak menderita penyakit sistemik seperti hipertensi, hepatitis, asma, jantung, ginjal, TBC, maupun kanker payudara. 3.1.1.7 Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit sistemik seperti, hipertensi, hepatitis, asma, jantung, ginjal, TBC, maupun kanker payudara. 3.1.1.8 Pola Kehidupan Sehari-hari 1. Pola Eliminasi Klien mengatakan BAB 1 x sehari dan BAK 6 x/hari, dan tidak ada gangguan. 2. Pola Nutrisi Klien mengatakan makan 3 x/hari dengan menu sepiring nasi, ikan dan sayur, kadang-kadang makan buah. 3. Pola Istirahat Klien istirahat 10 jam/hari, tidur siang 2 jam dan tidur malam 8 jam. 4. Pola Aktivitas Klien mengatakan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. 5. Pola Aktivitas Seksual Klien mengatakan melakukan hubungan seksual 2 3 x/minggu 6. Personal Hygiene Klien mengatakan mandi 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari. 7. Kebiasaan Sehari-hari Klien mengatakan ia tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum jamu. 3.1.2 Data Obyektif 3.1.2.1 Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis BB : 56 kg TTV : TD : 120/70 mmHg TB : 155 cm N : 88 x/menit S : 36oC RR : 24 x/menit 3.1.2.2 Pemeriksaan Khusus Wajah : tidak oedem, conjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada chloasma. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Dada : bentuk payudara simetris, tidak ada massa Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus Genetalia : tidak ada condilomalata, tidak ada condiloma aquminata, tidak ada infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene, anus tidak ada hemoroid. Ekstrimitas : tidak oedem pada ekstrimitas atas maupun bawah serta tidak ada varices pada ekstrimitas bawah. 3.2 DIAGNOSA DAN MASALAH 3.2.1 Diagnosa Akseptor KB suntuk 1 bulan 3.2.2 Masalah Tidak ada 3.3 DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada 3.4 TINDAKAN SEGERA Tidak ada 3.5 PLANNING 1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien 2. Siapkan alat (spuit, jarum suntik, kontrasepsi 1 bulan, kapas alkohol). 3. Siapkan klien, sarankan untuk tidur miring/tengkurap. 4. Siapkan petugas (cuci tangan), lalu mendesinfeksi bagian yang akan disuntik 5. Berikan injeksi pada bagian/daerah gluteal secara I M, dan melakukan aspirasi terlebih dahulu. 6. Anjurkan pada klien agar tidak memijat bagian yang diinjeksi 7. Spool spuit dengan larutan closin 0.5%, kemudian buang jarum dan spuit 8. Cuci tangan setelah melakukan injeksi 9. Anurkan klien untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 19 April 2005. 3.6 IMPLEMENTASI Tgl/Jam Keterangan Paraf 22-03-06 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien 2. Menyiapkan alat (spuit, jarum, kapas alkohol, kontrasepsi suntik 1 bulan). 3. Menyiapkan klien 4. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

5. Memberikan injeksi pada gluteal secara IM dengan melakukan aspirasi terlebih dulu pada daerah yang telah didesinfeksi 6. Mengajurkan pada klien untuk tidak memijat bagian yang telah diinjeksi. 7. Spuit dispool dengan larutan klorin 0.5% dan membuang pada kotak yang tahan tusuk. 8. Mencuci tangan setelah melakukan injeksi 9. Menganjurkan pada klien untuk datang lagi tanggal 10. Memberikan penjelasan tentang efek samping KB suntik 1 bulan. 3.7 EVALUASI Tanggal : 22 Maret 2006 Jam : 17.00 WIB S : Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan. O : Klien dapat mengulang apa yang telah dijelaskan A : Akseptor KB 1 bulan P : Berikan injeksi ulang 1 bulan lagi. BAB 4 SIMPULAN Dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun hubungan saling percaya antara klien dengan bidan. Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah dan kebutuhan klien yang sesuai. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada kerjasama yang baik dengan klien. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada perencanaan tindakan yang disusun. Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa. DAFTAR PUSTAKA Hartantao, Hanafi, 1994. Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Jakarta. Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial Jilid II. Jakarta : EGC. Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga University Press.

Share this: Digg

Filed under: asuhan kebidanan

KONTRASEPSI SUNTIK
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya

yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama

dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

JENIS KB SUNTIK

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:

a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem

b. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston (Harnawati, 2008).

CARA KERJA

a. Menghalangi ovulasi (masa subur)

b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim

d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua

macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera.

Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap

menerima hasil pembuahan

Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH

menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di

hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-

estrogenik.

Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium

dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam

waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.

Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari

ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh

wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan

hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

KEUNTUNGAN

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali

Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.

Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga

paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan

dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak

menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun,

kecuali Cyclofem.

KERUGIAN DAN EFEK SAMPING

a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan

mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan

lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.

Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga

terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan

menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

INDIKASI

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini

juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang

menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

INDIKASI

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver),

kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam

persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini

CARA PEMBERIAN

a. Waktu Pemberian

- Setelah melahirkan : hari ke 3 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi

- Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)

- Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

b. Lokasi Penyuntikan

- Daerah bokong/pantat

- Daerah otot lengan atas .

You might also like