You are on page 1of 8

MAKALAH

PERMASALAHA PENDIDIKAN DI INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH LANDASAN KEPENDIDIKAN Pengampu: Dr. Khomsun Nurhalim, M.Pd

Disusun Oleh: Nama : FALIDAN AHMAD NIM : 0103512062

PENDIDIKAN DASAR (PENDAS) KONSENTRASI PGSD PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah sistem, ketika salah satu komponen sistem tersebut memiliki permasalahan, maka berdampak pada fungsi dan sistem kerja komponen maupun kemajuan pendidikan di Indonesia. Untuk mengetahui kompleksitas permasalahan, diperlukan pembahasan secara mendasar permasalahan yang terjadi pada komponen- komponen pendidikan. Dengan pembahasan mendasar tersebut, diketahui secara jelas tentang hakikat, bentuk dan esensi permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Pokok pembahasan makalah ini adalah permasalahan pendidikan di Indonesia yang dikelompokkan menjadi beberapa permasalahan urgen, diantaranya: kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, elitisme pendidikan, sistem manajemen pendidikan, kesenjangan pendidikan, manajemen anggaran pendidikan dan permasalahan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pembahasan permasalahan pendidikan sangat diperlukan oleh pendidik karena pendidik merupakan pelaksana utama proses pendidikan. Permasalahan tersebut akan selalu berkembang dan memerlukan penanganan yang sistematis, terstruktur dan berkesinambungan oleh semua pihak. Setelah guru membahas tentang permasalahan pendidikan di Indoesia, diharapkan guru lebih mengerti secara mendasar penyebab permasalahan, untuk selanjutnya membantu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya. B. Perumusan Masalah Masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Apa sajakah permasalahan dalam pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan Masalah Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah: 1) Mengetahui permasalahan pendidikan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

Saling keterkaitan antar komponen sistem pendidikan menyebabkan permasalahan yang muncul mempengaruhi komponen- komponen pendidikan yang lain (Munib: 2009). Secara garis besar permasalahan pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi beberapa kajian, diantaranya adalah: 1) Kualitas Pendidikan Kualitas pendidikan di Indonesia masih dikategorikan rendah jika dibandingkan negara berkembang lain di ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Filipina. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari peringkat Humand Development Indeks (HDI) Indonesia yang masih berada di urutan ke 111 dari 185 negara (Depdiknas: 2009). Indikator rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tersebut terlihat dari rendahnya kualitas komponen- komponen pendidikan, yaitu: a) Rendahnya Mutu Pendidik/ Guru (kompetensi, kinerja maupun profesionalisme) Program sertifikasi yang telah berjalan belum berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme. Sertifikasi sudah berpengaruh terhadap kesejahteraan guru, namun belum meningkatkan profesionalisme guru. Kualitas standarisasi kualifikasi akademik pendidik juga belum berhasil karena banyak guru yang belum sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam undang- undang. b) Kualitas Lulusan / Output Pendidikan yang masih rendah. Siswa sebagai Input maupun Output pendidikan belum mampu memperoleh standar nilai murni minimal yang ditetapkan pada Ujian Nasional pada jenjang sekolah dasar, tingkat menengah maupun tingkat atas . Kemampuan kompetensi sikap, karakter dan keterampilan/ vokasi (soft and hard skill) belum dijadikan sebagai standar kelulusan, karena standar kelulusan masih berorientasi pada kompetensi akademik kurikulum. c) Belum diterapkan 8 Standar Nasional Pendidikan pada semua jenjang pendidikan. Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar pendidik, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian belum diterapkan oleh semua sekolah.

d) Masih terdapat sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai dan rusak. Sekolah di daerah terpencil dengan letak geografis yang sulit, akan mengalami kendala yang lebih besar dalam penyediaan sarana prasarana pendidikan. e) Kelengkapan media belajar dan sumber informasi berbasis teknologi yang masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah sekolah di Indonesia. Akses informasi dan teknologi masih dinikmati di perkotaan, belum terjadi pemerataan. Selain itu, masih banyak guru yang belum bisa mengoptimalkan teknologi dalam pendidikan.

2) Relevansi Pendidikan Relevansi pendidikan yang dimaksud adalah kesesuaian hasil pendidikan (output) dengan kebutuhan dunia kerja. Relevansi pendidikan di Indonesia masih mengalami permasalahan karena lulusan pendidikan yang dihasilkan pendidikan hanya dipersiapkan untuk memiliki bekal kemampuan akademik, sedangkan yang dibutuhkan di dunia kerja adalah lulusan relevan yang memiliki keterampilan/ skill (Umar: 2010). Indikator permasalahan relevansi pendidikan tersebut adalah: a) Kurikulum belum disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Perbandingan antara supply yang memadai terhadap demand dunia kerja masih timpang. Di satu sisi terdapat kekosongan peluang kerja dan menunggu hasil pendidikan (output), disisi lain terjadi kelebihan kapasitas (overloaded) menghasilkan pengangguran terdidik . b) Kurikulum yang belum relevan dengan pengembangan potensi daerah. Standar pelaksanaan pendidikan di Indonesia, hanya berpusat pada standar isi kurikulum, sedangkan keadaan dan kebutuhan potensi antar suatu daerah tidaklah sama, akibatnya banyak potensi daerah yang belum dikembangkan oleh hasil lulusan pendidikan. c) Sekolah kejuruan/ vokasi masih berorientasi pada keterampilan reparasi konsumsi. Banyak sekolah kejuruan yang belum diarahkan untuk mengembangkan atau menciptakan produk yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Sedangkan sekolah kejuruan di luar negeri sudah dipersiapkan untuk menciptakan produk teknologi Selain itu,rasio jumlah sekolah kejuruan yang ada di Indonesia masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan jumlah sekolah reguler/ umum maupun keagamaan. Permasalahan yang muncul dalam pendidikan vokasi adalah relevansi dasar pendidikan yang telah dimiliki sering tidak sesuai dengan pengembangan vokasi yang diperoleh.

3) Elitisme Pendidikan Elitisme pendidikan adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan yang menguntungkan terhadap suatu kelompok. Dalam praktik di lapangan, elitisme pendidikan dapat dilihat dari kastanisasi pendidikan (Nugroho: 2010). Sekolah sebagai lembaga pendidikan bersifat inklusif, hanya dapat diakses dan diperuntukkan bagi golongan masyarakat tertentu. Contoh bentuk elitisme pendidikan adalah: a) Muncul sekolah berlabel standar nasional dan internasional. b) Munculnya sekolah inklusif seperti home schooling c) Sekolah yayasan/ golongan tertentu yang hanya diperuntukkan satu golongan d) Biaya masuk pendidikan tinggi yang masih tinggi e) Sudah mulai muncul sekolah kalangan ekomoni kelas atas

4) Sistem Manajemen Pendidikan yang belum diterapkan dengan baik Yang dimaksud dengan sistem manajemen pendidikan adalah sistem tata kelola pendidikan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan secara sistematis, taat azaz dan konsisten (Nurdin: 2007). Pendidikan di Indonesia belum dikelola dengan baik sehingga berdampak pada proses pendidikan secara keseluruhan. Permasalahan yang terjadi dalam sistem manajemen penddikan di Indonesia antara lain: a) Perencanaan kebijakan awal yang belum tepat. b) Pelaksanaan sistem pendidikan yang belum maksimal c) Pengawasan pelaksanaan pendidikan yang tidak berjalan baik d) Pemberian reward dan punishment yang masih subyektif e) Kurangnya model keteladanan/ karakter pemangku kebijakan pendidikan f) Sosialisasi peraturan, dasar hukum dan kebijakan yang belum diterapkan dengan baik

5) Kesenjangan Pendidikan Kesenjangan pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pemerataan akses dan perolehan pendidikan skala nasional. Dalam kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) dijelaskan bahwa semua anak usia belajar wajib memperoleh pendidikan pada tahun 2020 (Budimansyah: 2009). Kesenjangan pendidikan masih terjadi karena ketimpangan tingkat kemajuan daerah. Indikator kesenjangan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari:

a) Masih tingginya disparitas Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat pendidikan dasar di daerah tertinggal, terpencil dan terdalam (NTT, NTB dan Papua). Prosentase pendidikan di provinsi tersebut masih dibawah angka 50%, sementara rata- rata APK nasional 75% dari jumlah wajib belajar. b) Masih tingginya proporsi buta acara/ melek huruf penduduk usia belajar (15 tahun keatas) pada tahun 2009 masih sebesar 5,97 % dari penduduk Indonesia. Meskipun program pemberantasan buta aksara sudah dilaksanakan, namun secara nasional hanya mampu turun sebesar 1,05% pada tahun 2010. c) Wajib belajar pendidikan dasar yang belum diperoleh semua lapisan masyarakat.

6) Manajemen Anggaran Pendidikan yang belum tepat sasaran Permasalahan pendidikan yang saat ini menjadi perhatian masyarakat adalah permasalahan penggunaan dan wujud anggaran pendidikan. Alokasi anggaran biaya pendidikan sebesar 20% dari APBN apabila dikelola dengan baik dan terencana, akan berdampak pada peningkatan kemajuan pendidikan di Indonesia (Sutomo: 2009). Indikasi permasalahan manajemen anggaran pendidikan terlihat dari: a) Pemenuhan standar minimal sarana dan prasarana sekolah yang belum terwujud b) Masih terdapat sekolah yang rusak c) Rasio sumber belajar dengan siswa belum proporsional d) Proyek pengembangan sekolah masih belum sesuai dengan perencanaan awal. e) Gaji guru non PNS yang masih jauh dari UMR f) Beasiswa peningkatan kualifikasi guru yang belum tepat g) Beasiswa bagi siswa yang kurang mampu belum tersalurkan dengan baik

7) Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat ternyata menyebabkan permasalahan terhadap pendidikan. Indikator ini terlihat dari: a) Tingginya angka kenakalan dan penyimpangan pelajar b) Sistem informasi berbasis internet dalam kebijakan maupun peraturan dari pemerintah belum diimbangi dengan sarana teknologi di lembaga pendidikan/ instansi c) Peran guru sebagai sumber belajar sudah diambil alih teknologi d) Akselerasi TIK belum dimasukkan/ dihubungkan dalam kebutuhan materi pendidikan.

BAB III PENUTUP


A. Simpulan Dari pembahasan permasalahan pendidikan di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa: 1) Permasalahan pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Ketika permasalahan pada salah satu komponen pendidikan belum dapat terselesaikan, akan mempengaruhi komponen pendidikan yang lain. 2) Secara garis besar, permasalahan pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi: kualitas pendiidkan, relevansi pendidikan, elitisme pendidikan, sistem manajemen pendidikan, kesenjangan pendidikan, manajemen anggran pendidikan dan permasalahan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 3) Solusi pemecahan permasalahan pendidikan harus dimulai dari identifikasi dan mengetahui akar penyebab permasalahan. Selain itu, diperlukan penanganan bertahap, sistematis dan berkesinambungan.

B. Saran Saran yang bisa diperoleh dari pembahasan adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi permasalahan pendidikan diperlukan untuk mengambil pemecahan permasalahan yang selama ini menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. 2) Pembahan permasalahan pendidikan harus diketahui oleh guru karena guru adalah pelaksana langsung proses pendidikan. Dengan mengetahui permasalahan tersebut, guru diharapkan ikut serta menyelesaikan permasalahan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya. 3) Kompleksitas permasalahan hendaknya tidak dipandang sebagai hambatan dalam meningkatakan kemajuan pendidikan, namun digunakan sebagai pendorong kinerja karena dengan permasalahan yang terjadi, akan memberikan pengalaman dalam pendidikan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, S. 2009. Arah Kebijakan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Kemendiknas. Chaniago, S. 2008. Menggagas Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Seputar Indonesia. Munib,A. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UNNES PRESS Kurnia, A.2010. Teropong Pendidkan, Nasionalmya Pendidikan Kita. Jakarta: Kemendiknas. Nugroho. E. 2011. Pendidkan dan Problematika. Derap Guru. Semarang: Lontar Media. Nurdin, D.2007. Manajemen Pendidikan. Jakarta: IMTIMA Sutomo. 2009. Manajemen Pendidikan. ROSDA. Bandung Umar, U.2010. Kualitas dan Kendala Pendidkan. Bermutu News.Jakarta: Kemendiknas.

You might also like