You are on page 1of 4

MANFAAT DAN KANDUNGAN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)

September 8, 2010 in Obat Tradisional | Tags: arabitol, asam lemak esensial, diabetes mellitus, glutamat, jamur tiram, kalium, kanker prostat, katarak, kayu glondongan, kepikunan, kholesterol, limbah organik, linoleat, lovastatin, mineral, oksidan, penyakit degeneratif, pleurotus ostreatus, protein, saptophytic, serbuk gergaji, trigliserida, vitamin 1.Pendahuluan Jamur tiram bahasa Inggrisnya oyster mushroom adalah tanaman saprofitik (saprophytic) yaitu bisa tumbuh di bahan organik yang mati. Oleh karena itu bisa tumbuh di hampir semua limbah organik. Jamur tiram bisa tumbuh di kaju glondongan, serbuk kayu gergaji, jerami, katun bekas, juga bisa tumbuh di limbah industri makanan dan industri pertanian. Jamur tiram dapat mengubah dari limbah menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi, melebihi tanaman lainnya bahkan binatang sekalipun, L Pathmashini 2008 (1). Di negara berkembang dimana protein hewani sangat mahal dan tidak terjangkau orang kebanyakan, maka jamur tiram yang kaya protein dan lezat ini bisa merupakan alternatif selain kedele. Ahir-ahir ini budi daya jamur tiram mendapat banyak perhatian masyarakat. Pelatihan untuk membudidayakan jamur tiram jadualnya penuh sampai antre (UGM). Ada juga pelatihan on line, ada beberapa alamat web yang berisi informasi tentang cara menanam jamur tiram. Ada beberapa tahapan untuk menanam jamur hitam, sebelum panen, namun dalam tulisan ini tidak akan dibahas, akan merupakan topik sendiri. Secara singkat tahapannya adalah : F0 (PDA=potatoes dextrose agar), F1 (biji-bijian), F2 (biji-bijian + serbuk gergaji), F3 (media tanam/baglog), kadang ada juga yang menyebut tahapannya F1 sampai F4 (baglog) (2,3,4,5). 2.Manfaat jamur tiram 2.1.Bernilai gizi tinggi Jamur tiram kering mengandung, karbohidrat (20-33%), lemak (2-6%), dan protein (26-32%). Dalam lemak tersebut, banyak didapatkan asam linoleat (18:2) sekitar 44-50%, yang merupakan asam lemak esensial (dibutuhkan dari luar, karena tubuh tidak bisa membuat), M.M. Rashad 2009 (6). Asam linoleat ini diperlukan untuk membuat fosfolipid, sehingga bisa mencegah perlemakan liver, juga diperlukan dalam proses pembuangan kholesterol (7). Protein yang didapatkan dalam Jamur tiram kaya akan asam amino Glutamat, yang mana dapat meningkatkan cita rasa masakan. Jamur tiram mengandung vitamin A, vit. B1 (tiamin), vit. B2 (riboflavin), vit. B3 (niacin), vit. B7 (biotin), vi.t C (askorbat) dan vitamin D. Kandungan mineral dalam jamur tiram diantaranya, kalsium (Ca++), Natrium (Na+), Kalium (K+), zat besi (Fe++), magnesium (Mg++), Mangan (Mn++), Tembaga (Cu), Zeng (Zn), dan Fosfor (P). Kandungan mineral tertinggi dalam jamur tiram adalah natrium atau kalium, tergantung media tanam (8,9,10). 2.2.Dapat menurunkan kholesterol darah Jamur tiram merupakan sumber lovastatin yang alami, diperkirakan 100 gr jamur tiram (kering) mengandung 2.8% lovastatin (8,11). Lovastatin dapat menghambat sintesis

(pembentukan) kholesterol dalam tubuh kita, dengan jalan menghambat enzim (suatu protein) HMG-KoA reduktase (7). Untuk orang Indonesia yang makanan pokoknya dari tumbuhtumbuhan (nasi) yang tidak mengandung kholesterol, maka obat ini lebih berhasil menurunkan kholesterol darah bila dibandingkan dengan obat golongan lainnya. Karena makanan kita sedikit sekali yang berasal dari hewan, maka obat yang menghambat penyerapan kholesterol kurang berhasil (7). 2.3.Dapat menurunkan kadar glukosa darah dan triglisrida Khatun K, 2006, meneliti 30 orang (L=13 W=17) yang makanannya ditambah jamur secara bergantian (cross over design) menunjukkan bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida pada penderita diabetes meliitus. Chorvathova V, 1993 meneliti dengan memakai tikus percobaan yang dibuat diabetes mellitus dan kholesterolnya tinggi. Setelah pemberian makanan yang mengandung jamur tiram 4% dari berat makanannya selama dua bulan, kadar glukosa darah dan kholesterolnya turun (12). 2.4.Dapat memperlambat timbulnya beberapa macam penyakit degeneratif Penelitian yang dilakukan oleh Jayakumar T, 2010 menunjukkan bahwa ekstrak dari jamur tiram yang diberikan secara intra-peritonial pada tikus, dapat meningkatkan ekspresi gene Catalase, suatu enzim, yang dapat menghilangkan H2O2 (13). Dengan demikian jamur tiram dapat mengurangi akibat negatif yang disebabkan oleh oksidan. Oksidan dan radikal bebas dapat menyebabkan lebih dari 50 macam penyakit degeneratif, seperti kepikunan, katarak, penyakit jantung dan pembuluh darah, kencing manis, rematik, menurunnya daya tahan tubuh, dan bermacam-macam kanker. (Radikal bebas, oksidan dan anti oksidan dalam ref. 7). 2.5.Berpotensi untuk mengobati kanker prostat tertentu dan kanker usus besar Percobaan in vitro (pada benda mati dalam tabung reaksi) jamur tiram mengandung suatu karbohidrat (polysakarida) yang potensial untuk kanker prostat yang bukan disebabkan oleh hormon androgen (androgen independent prostat cancer) (12). Percobaan in vitro oleh Wu J.Y. 2010, menunjukkan suatu protein yang diperoleh dari jamur tiram dapat mempercepat kematian sel kanker yang berasal dari usus besar (13) 2.6.Mengurangi efek negatif dari suatu polusi dengan menyerap metal tertentu yang berpotensi toksik Selain untuk makanan yang bernilai gizi cukup tinggi, dan pengobatan alternatif, jamur tiram bisa digunakan untuk menyerap polusi metal chrom (Cr). Polusi ini sering terjadi akibat pembuangan/limbah dari pabrik kaleng; A. Javaid, 2007 (14). 3.Efek samping jamur tiram Jamur tiram mengandung arabitol, yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan bagi orang yang sensitif, sedangkan bagi orang lain pada umumnya tidak akan menimbulkan gejala apapun, bahkan jamur mengandung serat yang baik untuk membantu pencernaan (8). Untuk melihat foto Jamur Tiram bisa di click di bawah ini

Turunkan berat badan. Jamur mengandung sekitar 80-90 persen air dengan kandungan kalori rendah. Selain itu, jamur juga mengandung sangat sedikit sodium dan lemak, dan 8-10 persen dari komponen kering jamur adalah serat. Karena itu, makanan satu ini sangat ideal bagi Anda yang sedang mengikuti program pengontrolan berat badan atau diet untuk mengontrol hipertensi. Sumber kalium. Jamur kaya kalium, mineral yang membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke. Satu jamur portabella ukuran sedang dinyatakan mengandung lebih banyak kalium dibandingkan sebuah pisang atau segelas jus jeruk. Satu takar jamur juga menyediakan 20-40 persen ajuran tembaga harian Anda. Tembaga merupakan mineral yang mengandung komponen pelindung jantung. Lawan radikal bebas. Jamur kaya akan riboflamin, niacin, dan selenium. Selenium merupakan antioksidan yang bekerja dengan vitamin E untuk melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Kurangi risiko kanker prostat. Selain melawan radikal bebas, kandungan selenium dalam jamur juga membantu mencegah kanker prostat. Baltimore study yang mempelajari penuaan menemukan, mereka yang mengonsumsi selenium dengan dosis dua kali lipat dari anjuran harian berisiko 65 persen lebih rendah mengalami kanker prostat. Laki-laki dengan kadar selenium terendah berisiko empat hingga lima kali lebih besar mengalami kanker prostat dibandingkan mereka yang memiliki kadar selenium tertinggi dalam darah. Cegah kanker payudara. Jamur kancing mengandung komponen yang berfungsi menghambat aktivitas aromatase (enzim yang terlibat dalam produksi estrogen) dan 5-alphareductase (enzim yang berfungsi mengubah testosteron menjadi DHT). Temuan terbaru menunjukkan bahwa jamur kancing bisa mengurangi risiko kanker payudara dan kanker prostat. Ekstrak jamur kancing mengurangi perbanyakan sel dan memperkecil ukuran tumor. Efek kemoterapi ini bisa dilihat dengan asupan sekitar 100 gram jamur per hari. Atasi flu. Di China dan Jepang, jamur shiitake telah digunakan selama berabad-abad untuk mengatasi demam dan flu. Lentinan, yang diisolasi dari batang jamur shiitake, dinyatakan menstimulasi sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi, dan menunjukkan aktivitas antitumor. Jenis jamur yang biasa ditemukan dan dikonsumsi dikenal dengan sebutan jamur pangan diantaranya adalah jamur kancing, tiram, merang, shiitake, kuping, enokitake, maitake, matsutake, truffle, dan Jamur Ling zhi. Jamur liar di alam bebas dilarang keras untuk dimakan kalau tidak bisa membedakan ciri-ciri jamur beracun dengan jamur liar yang bisa dikonsumsi. Untuk membedakan mana jamur yang aman dikonsumsi dan mana jamur yang beracun, Dr Ety Sumiaty, peneliti jamur, yang pernah bekerja di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang, Bandung memberkan tips mengenai cara mengenali jamur beracun atau tidak. Berikut kiatnya: 1. Ambil jamur yang masih meragukan apakah beracun atau tidak tersebut. 2. Agar aman, usahakan jangan memegangnya secara langsung. Kita bisa menggunakan sarung tangan atau penjepit saat memegangnya. 3. Belah jamur tersebut menggunakan pisau stainless steel yang steril.

4. Perhatikan pisau tempat mengiris jamur tersebut. Lihat apakah pisau di tempat mengiris jamur tersebut ada perubahan warna atau tidak. 5. Apabila pada pisau bekas mengiris jamur tersebut berubah warna, berarti jamur itu mengandung racun dan tidak boleh dimakan.

You might also like