You are on page 1of 32

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Materi pertama untuk mata kuliah GVE ini membahas tentang Working Methode yang dipresentasikan oleh Retna Pratiwi, Rizal Afyudin dan Afifudin. Working methode sendiri adalah sebuah metode yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan tujuan mencapai keberhasilan. Metode yang dipakai kali ini yaitu 6-Step Model. Metode ini tentunya membuat kita dapat bekerja dengan teratur dan terorganisir, sehingga kita tidak hanya dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut, melainkan kita dapat mencapai keberhasilan yang maksimal dengan pengeluaran waktu, tenaga, dan biaya yang seefisien mungkin. Metode ini tentunya membuat kita dapat bekerja dengan teratur dan terorganisir, sehingga kita tidak hanya dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut, melainkan kita dapat mencapai keberhasilan yang maksimal dengan pengeluaran waktu, tenaga, dan biaya yang seefisien mungkin. Dalam laporan ini kami menjelaskan dengan detail tentang penerapan 6-step model dalam project Gear Box. Tahap demi tahap kami tuturkan dengan jelas. B. Tujuan Adapun tujuan penulis membuat laporan ini adalah untuk. 1. menjelaskan dengan detail tentang penerapan 6-step model dalam project Gear Box, 2. menerangkan tujuan dari penggunaan 6-step model, dan 3. menambah pengetahuan pembaca dalam bidang 6-step model dan proses pembuatan dalam project gear box.

C. Metode Penyusunan Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. bertanya kepada senior dan dosen ataupun pembimbing yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai pembuatan laporan dan proses pengerjaan gearbox, 2. mengumpulkan semua informasi di atas, dan 3. menyusunnya menjadi sebuah laporan.

BAB II PEMBAHASAN

A. 6-Step Model 6-step model merupakan metode pengerjaan suatu job yang memiliki tahaptahap tertentu dengan tujuan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan tesebut baik dari segi efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta keefektifan kerja.

6-step step model membantu kita dalam hal sebagai berikut: 1. 2. 3. Memperkirakan kesulitan yang mungkin terjadi sebelum memulai pekejaan. Tidak hanya mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan, tetapi mengerti apa yang dilakukan. Menjadi seorang yang kritis. Keseluruhan dari 6-step model adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk menyadari keberhasilan yang ingin dicapai, atau permasalahan yang mungkin tejadi atau mengenai produk yang akan dihasilkan. Merencanakan secara perorangan atau kelompok tentang keberhasilan yang ingin dicapai. Mengambil keputusan secara peorangan atau kelompok Mengeksekusi pekerjaan secara perseorangan atau kelompok. Mengecek kualitas pekerjaan. Mengevaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan.

B.

Penerapan 6-Step Model Kami akan mengambil contoh penerapan 6-stepmodel ini pada project Gear

Box. Pada project Gear Box kali ini, kami tidak melakukan petimbangan mengenai biaya yang harus kami keluarkan, karena semua alat dan matrerial sudah tersedia. Namun demikian kami juga harus mempertimbangkan keefektifan dan keefisiensian waktu dan tenaga yang kami miliki. Project Gear box ini merupakan Training Mechanical Machining lanjutan, karena sebelumnya kami telah melakukan training tersebut secara perorangan dan kemudian kami mendapat kesempatan melakukan training lanjutan ini secara kelompok, yaitu pada project ini. Kami merupakan kelompok ke-3 dari 4 kelompok project Gear Box ini. Pembentuka kelompok ini sudah ditentukan sebelumnya oleh Pak Agus. Dan kami membuat Gear Box dengan spesifikasi yang sama dengan semua kelompok. Spesifikasi Gear Box yang harus kami buat adalah sebagai berikut:

Spesifikasi Gear Box


Spesifikasi Gear Box yang diminta pada projek Gear Box ini, yaitu sebagai berikut: Fabrication of Gear Box Input Drive-Moment Output Drive-Moment Lubrication Mounting-Height of Motor-shaft Mounting-Height of Trasmission-shaft Certified : : : : : : : 1 : 20 15 Nm 2,2 kW 1400 rpm 300 Nm 2.2 kW 70 rpm Oil 150 mm 170 mm ISO-9000-2 (Quality-Management)

Target kami untuk projek gear box ini tentunya adalah dapat menyelesaikan gear box ini dengan tepat waktu dan dengan material yang tidak banyak terbuang serta penggunaan tenaga seefisien mungkin, dan tentunya menghasilkan Gear box dengan performa yang maksimal. Langkah langkah dalam 6-step model adalah sebagai berikut: 1. Informasi Tahap informasi ini sangat penting dalam suatu project termasuk project gear box ini. Kelengkapan informasi yang diperoleh sangat membantu untuk memberikan gambaran mengenai project yang harus dikerjakan serta mempermudah dalam membuat perencanaan dan memprediksi kesulitankesulitan yang mungkin terjadi. Informasi ini juga memberikan gambaran tentang pengalaman dan keahlian apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project tersebut. Terutama bagi kami, yaitu bahwa project gear box ini merupakan project pertama kami, sehingga masih agak membingungkan tentang apa yang harus kami lakukan. Informasi yang kami dapatkan mengenai gear box ini yaitu sebagai berikut: a. Berasal dari Kak Arifin Informasi tentang Gear Box ini pertama kali kami peroleh dari Kak Arifin. Kak Arifin menjelaskan sebagai berikut: Gear box adalah suatu alat yang merupakan serangkaian gear dalam sebuah box yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah sistem kerja yang berfungsi untuk meningkatkan torsi dengan cara mereduce kecepatan. Hal ini mengingat hubungan antara kecepatan dan torsi adalah berbanding terbalik.
T 1 N

Gear box yang kami buat pada project kali ini memiliki perbandingan, sebagai berikut : Perbandingan Torsi (T) Perbandingan Putaran (N) T1 = Torsi Input T2 = Torsi Output N1 = Putaran Input N2 = Putaran Output Perbandingan ini didapatkan dari jumlah gigi dari gear yang dibuat dan pasangan gear tranmisinya. Z1 = 16 Z2 = 64 Z3 = 15 Z4 = 75 Z1 berpasanagn dengan Z2 dan Z3 berpasangan dengan Z4, dan Z2 dan Z3 seporos Z1-Z2 Z3-Z4 => T1 : T2 = 1 : 20 => N1 : N2 = 20 : 1

Perbandingan pereduce-an putaran yang dihasilkan, yaitu:


1 1 1 = = ( Z 2 Z 1 ) ( Z 4 Z 3 ) (64 16) (75 15) 20

Z1

Z3

Z2 Z4

Gear
D = Z m
D f = D 2H f 7 D f = Zm 2 m 6 14 D f = (Z )m 6

Da = D + H a Da = Zm + 2m Da = ( Z + 2)m
H = Ha +H f

b = 6 sampai dengan 10 m (lebar roda gigi) P = Pitch (jarak gigi ke gigi) Keterangan: D Da Df Ha Hf = Diameter gear yang besinggungan = Diameter luar gear = Diameter dalam gear = Ketinggian antara diameter yang bersinggungan dengan diameter luar gear = Ketinggian antara dameter gear yang bersinggungan dengan diameter dalam gear Perhitungan dalam pembuatan gear (perhitungan pada deviding head): 8

Pada deviding-head terdapat piringan yang terdiri dari lubang-lubang, yang dipakai dalam projek ini yaitu yang 15 lubang dan yang 16 lubang. Perhitungannya sebagai berikut: Gear Z1 = 16
40 40 8 = =2 Z 1 16 16

Gear Z2 = 64
40 40 10 = = Z2 64 16

Gear Z3 = 15
40 40 10 = =2 Z 3 15 15

Gear Z4 = 75
40 40 8 = = Z 4 75 15

b. Berasal dari Pak Sugeng dalam mata kuliah Fabrikasi

Pak Sugeng hanya menjelaskan ulang informasi yang telah diberikan oleh Kak Arifin. c. Dari Module : Mechanical Machining Advance yang kami dapatkan dari Pak Agus pada hari sebelum project dilakukan. Pak Agus memberikan informasi dalam bentuk module. Kami melampirkannya pada halaman terakhir. d. Pada hari pertama project, yaitu tanggal 5 Mei 2008 Sebelum memulai mengerjakan project ini, Pak Sugeng memberikan sedikit informasi mengenai gear box ini, yaitu sebagai berikut: Seperti yang telah dijelaskan Kak Arifin bahwa gear box ini berfungsi untuk meningkatkan torsi dengan cara mengurangi kecepatannya karena hubungan torsi dan kecepatan adalah berbanding terbalik. Hal ini dapat terlihat dari rumus dibawah ini:
P P 60 2 n

T =

=>

T =

Kemudian, Pak Sugeng memberi tahu kami mengenai diameter untuk membuat gear dengan melihat dari jumlah giginya. D=(Z+2)xm 10

m = modul (modul yang digunakan pada project ini yaitu 2) Misalnya, pada shaft Part-Nr 11 dibuat gear dengan z=16, maka diamete yang harus di buat adalah: D11 = ( 16 + 2 ) x 2 = 34 mm Pada project ini ada 4 gear yang kita buat. 2 buah pada shaft dan 2 buah pada flange. Kalkulasi diameter yang dibuat adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 Modul 2 2 2 2 Z 16 64 15 75 Diameter 36 mm 132 mm 34 mm 154 mm

e. Berasal dari teman-teman yang telah menyelesaikan project ini sebelumnya Informasi mengenai Gear Box ini juga kami dapatkan dari hasil sharing dengan teman-teman yang telah menyelesaikan project ini. Mereka dengan senang hati menjelaskan kepada kami tentang kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka menyelesaikkannya dan apa yang yang harus kami lakukan agar tidak mengalami kesulitan yang mereka alami. Dengan demikian kami dapat belajar dari pengalaman mereka.

2.

Planning Planning atau perencanaan adalah langkah kerja yang berisi

kemungkinan yang berbeda untuk melakukan pekerjaan. Dalam langkah perencanan kami juga memperkirakan tentang kualitas dari pekerjaan

11

misalnya waktu, material dan kualitas dihasilkan.

komponen-komponen yang

Komponen-komponen yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Part-List
PartNr Quantity 1
2 3 11 12 13 14 15 1 1 4 1 1 1 1 1

Name
Front-plate Motorside Back-plate drive-out Bottom-/Top-/Sideplate Drive-gear z=16 Transmission-gear z=15 Transmission-gear z=64 Drive-out shaft Gear z=75 Brass-bushing open Brass-bushing closed Brass-bushing closed Brass-bushing open Brass-bushing closed d=22 d=16 d=22 d=35 d=35

Material
St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2

Dimension
280x300x15 280x60x15

Notes

240x60x10
40x153 40x88 140x20 46x177 160x20

21 22/24 23 25 26

1 2 1 1 1

Brass Brass Brass Brass Brass

50x28 46x22 50x8 55x30 48x22 For d=22 For d=24 For d=40 For d=35

31 32 33 34

1 1 1 1

Key for shaft 11 Key for shaft 12 and gear 13 Key for shaft 14 and gear 15 Key for shaft 14 and gear 15

St 37-2 St 37-2 St 37-2 St 37-2

6x6x40 8x7x20 12x8x20 10x8x60

35 36 37 38 39 40 41

28 28 56 1 1 2 2

Socket head cape screw Nut Washer Oil-retention-seal Oil-retention-seal Spacer ring Spacer ring

Rubber Rubber St 37-2 St 37-2

M8x100 M8 M8 35x48x8 22x35x7 16x25x1 22x27x1

12

42 43 44

2 2 4

Spacer ring Flat gasket Cente-pins

St 37-2 Oiled paper

35x45x1 271x25x1 5x20

Dan untuk planning kami lakukan pada hari Sabtu, 3 Mei 2008, dan hasilnya kami jelaskan pada tabel di halaman berikutnya.

Planning Untuk Proyek Gear Box


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Job Membuat Front- and back- plate Membuat Bottom-/top-/side-plate Membuat Shaft Membuat Flange Membuat Bushing Membuat Key Membuat Gear Membuat Spacer ing Membuat Flat Gasket Assembling Time 2 minggu pertama 1 minggu pertama 1 minggu pertama 1 minggu pertama 2 minggu terakhir Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Hari terakhir Method Milled Milled Turned Turned Turned Milled Milled Turned By Cutter Responsible Andri Siska Afif Rizal Rizal dan Afif Siska Andri dan Siska Rizal Afif Bersama

3.

Decision Decision merupakan tahap dimana terjadi pengambilan keputusan secara bersama-sama dengan pembimbing dan menentukan solusi yang akan digunakan pada realisasi project.

13

Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah bersama seluruh anggota kelompok. Dan hasilnya dijelaskan pada tabel yang merupakan satu kesatuan dengan planning. Hal ini berarti semua planning yang kami lakukan, kami putuskan untuk direalisasi project ini. Pengambilan keputusan juga kadang diambil pada saat realisasi project, karena pada tahap ini kadang terjadi banyak masalah yang tidak pernah terpikir sebelumnya dan kami harus menentukan penyelesaian masalah tersebut. Pengambilan keputusan ini juga kami ambil dengan cara bermusyawarah seruruh anggota kelompok, juga bersama pembimbing kami. Misalnya pada saat terjadi masalah yang kami anggap sebagai masalah yang sangat besar mengancam keberhasilan project kami, yaitu ketik pembuatan lubang 40-H7 untuk bushing terlalu besar, maka kami bermusyawarah menentukan apa yang harus kami lakukan. Karena untuk mengulang pembuatan cover dibutuhkan banyak waktu, maka kami memutuskan untuk tetap menggunakannya dan membuat bushing yang sesuai dengan ukuran lubang yang telah kami buat 4. Realization Realization merupakan tahap mewujudkan pekerjaan berdasarkan perencanaan dan keputusan yang telah diambil sebelumnya dan mendokumentasikan setiap langkahnya. Tentunya realisasi ini diupayakan sesuai dengan planning yang telah dibuat guna keteraturan jalannya pengerjaan job, dan tujuan pencapaian hasil yang diinginkan. Tetapi adakalanya realisasi juga tidak sesuai dengan planning, hal ini dikarenakan banyak masalah-masalah yang terjadi dan juga pengembangan metode untuk tujuan pencapaian ynag lebih baik. Ditengah tahap realisasi ini kami juga mendapat banyak tambahan informasi, sehingga kadang kami mengubah planning yang sudah diputuskan untuk dilakukan dan mengambil keputusan baru.

14

Untuk realisasi yang kami lakukan, kami rangkum dalam tabel dihalaman berikutnya.

Realisasi Proyek Gear Box


No 1 Hari/Tanggal Senin, 5 Mei 2008 Nama Semua Andri Afif Rizal Siska 2 Selasa, 6 Mei 2008 Andri Aktivitas Mendapat pengarahan dari Bapak Sugeng Mempersiapkan material untuk membuat Front- dan Back-side Mempersiapkan material untuk membuat shaft Tidak masuk karena sakit Membantu Andri Mengerjakan Pemukaan frontplate Membuat permukaan shaft, membantu pak Agus memotong material untuk back-side, dan meratakan permukaan depan flange Masih tidak masuk karena sakit Membuat Shaft (Part-Nr. 11) untuk transmission-gear z=16 Meneruskan mengejakan pemukaan front-plate, selanjutnya mengerjakan pemukaan back plate dan mentack weld keduanya Membuat shaft (Part-Nr. 11) untuk transmission-gear z=16, membuat shaft (Part-Nr.14) untuk Drive-out shaft Meneruskan pekerjaan Afif membuat flange untuk gear z=64 Membuat bottom-/top-/sideplate Memakan bagian sisi front- dan back plate Melanjutkan membuat shaft (Part-Nr.14) untuk Drive-out shaft Keterangan Inforrmasi C F F C

Afif

Rizal Siska

Gagal

Rabu, 7 Mei 2008

Andri

Afif

Part-Nr.11 gagal

Rizal Siska 4 Jum'at, 9 Mei 2008 Andri

F C C

Afif

15

Rizal Siska Senin, 12 Mei 2008 5 Andri

Afif Rizal

Siska

Selasa, 13 Mei 2008

Andri

Afif Rizal Siska 7 Rabu, 14 Mei 2008 Andri Afif

Rizal

Meratakan permukaan flange untuk gear z=75 Meneruskan membuat bottom-/top-/side-plate Meneruskan memakan bagian sisi lainnya dari front- dan back-plate Melanjutkan membuat shaft (Part-Nr.14) untuk Drive-out shaft Menyiapkan material untuk sahft Part-Nr. 11) untuk transmission-gear z=16 ( karena harus mengulang) Membuat key (Part-Nr. 31, 32, 33, dan 34) Meneruskan memakan bagian sisi lainnya dari front- dan back-plate, dan kemudian setelah selesai, membicarakan perhitungan untuk proses pengeboran. Membuat Shaft (Part-Nr. 11) untuk transmission-gear z=16 Membuat bushing (Part-Nr. 21), yaitu Brass-Bushing d=22 open Meneruskan membuat key (Part-Nr. 31, 32, 33, dan 34) Melakukan pengeboran lubanglubang baut Membuat shaft Part-Nr. 12 untuk transmission-gear z=15 Membuat bushing (Part-Nr. 25), yaitu Brass-Bushing D=35 open Membuat lubang oli pada topplate (dibantu Afif) Meneruskan untuk membuat lubang baut, setelah itu melanjutkan untuk membuat lubang bushing pertama Mengerjakan bushing (Part-Nr. 22), yaitu Brass-Bushing closed D=16

F F C

C F

F F F C F

Siska 8 Jum'at, 16 Mei 2008 Andri

F F

Afif

16

Rizal

Siska 9 Senin, 19 Mei 2008 Andri

Afif

Rizal

Siska Selasa, 20 Mei 2008

Mengerjakan bushing (Part-Nr. 22), yaitu Brass-Bushing closed D=16, membantu Afif Membuat key-way pada semua shaft Meneruskan lubang ke-2 yang telah dibuat pada hari Sabtu, kemudian melanjutkan untuk Membuat lubang bushing ke-3 Mengerjakan bushing (Part-Nr. 23), yaitu Brass-Bushing closed D=22 Mengulang membuat bushing (Part-Nr. 25), yaitu Brassbushing d=35 open Membantu Andri membuat lubang terakhir pada front- dan back-plate "Hari Kebangkitan Nasional" "Hari Kebangkitan Nasional" "Hari Kebangkitan Nasional" "Hari Kebangkitan Nasional" Menyelesaikan lubang bushing ke-3, dan men-chamber dan meng-counter sunk lubanglubang pada front- dan backplate, melanjutkan membuat gear z=16 Mengerjakan bushing (Part-Nr. 25), yaitu Brass-Bushing D=35 open Mengerjakan bushing (Part-Nr. 24), yaitu Brass-Bushing closed D=16 Menyelesaikan cover, menchamper lubang dan sisi-sisinya (bersama Andri), dan persiapan membuat gear Membuat gear 16 Membuat diameter flang d=132 (untuk gear z=64) dan flang diameter d=154 (untuk gear z=75) Mengerjakan bushing (Part-Nr. 26), yaitu Brass-bushing d=35

F F

F Karena Andri salah membuat lubang C

10

Andri Afif Rizal Siska

11

Rabu, 21 Mei 2008

Andri

Afif

Rizal Siska Jum'at, 23 Mei 2008

12

Andri

Gagal

Afif Rizal

F F

17

closed Siska 13 Senin, 26 Mei 2008 Andri Membuat gear z=16 Membuat gear z=16 dan z=15 Me-welding bottom-/top-/ dan side plate menjadi satu dengan sebelumnya digrinda terlebh dahulu Membantu Afif Membuat gear z=16 dan z=15 Meneruskan membuat gear z=15 dan membuat gear z=64 Assembling bushing ke frontdan back-side Membuat spacer ring (Part-Nr. 40, 41, 42) Meneruskan membuat gear z=15 dan membuat gear z=64 Membuat gear z=75 Mengamplas bushing agar tepat di lubang front- dan back-side Membuat gear z=75 Me-champer gear yang sudah jadi Assembling semua komponen menjadi satu kesatuan (Gear Box) Assembling semua komponen menjadi satu kesatuan (Gear Box) Assembling semua komponen menjadi satu kesatuan (Gear Box) Assembling semua komponen menjadi satu kesatuan (Gear Box) Gagal F(gear z=16) dan C (gear z=15)

Afif

F F F(gear z=16) dan C (gear z=15) F F F F F F F F

Rizal Siska 14 Selasa, 27 Mei 2008 Andri Afif Rizal Siska Andri Afif Rizal Siska Jum'at, 30 Mei 2008

15

Rabu, 28 Mei 2008

16

Andri

Afif

Rizal

Siska

18

5.

Quality Control Quality control ini merupakan tahap dimana kami memeriksa hasil dari pekerjaan, apakah sesuai dengan perencanaan, mendokumentasikan dan menulisnya, sehingga kami dapat mengetahui kesalahan dan membenarkannya dengan segera sebelum seluruh pekerjaan selesai. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal yang fatal yang menyebabkan kegagalan dalam project. Quality contol ini kami lakukan dengan cara saling mengecek pekerjaan anggota satu oleh anggota yang lainnya.

19

Quality control yang kami lakukan adalah: a. Rizal dan Afif kompak dalam melakukan Quality control dalam pembuatan shaft dan bushing serta flange untuk gear. b. Siska dan Andri fokus quality control untuk cover (front-/backplat, bottom-/top-/side-plate), dan key. c. Siska, Rizal dan Andri melakukan Quality control untuk pembuatan gear. d. Siska, Afif dan Rizal melakukan Quality control untuk pembuatan lubang oli pada top-plate dan key way pada shaft. Parameter yang kami gunakan dalam qulity control ini terutama fokus pada pengukuran (ukuran serta kesuaiannya). Kami melakukan Quality control dengan melakukan pengukuran berulang-ulang sampai kami yakin dengan hasil pengukuran tersebut. Selain itu juga kami lihat pada kehalusan permukaan benda kerja. Jika dirasa permukaannya kurang baik, maka kami berusaha mencari penyebabnya, misalnya dalam pembuatan shaft. Kadang kehalusan pemukaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka masalahnya biasanya pada ketajaman pahat atau kecepatan pemakanan. Begitu juga halnya dalam pembuatan cover. Jika dirasa permukaan yang dihasilkan kurang baik, maka kami mengganti pisaunya.

Kami juga sudah merangkum tahap Quality control ini pada sebuah tabel, yaitu sebagai berikut:

Quality Control
Item
Cover

Parameter Cara mengecekan


Ukuran dan kesuaian Kehalusan permukaan Mengukur seteliti mungkin Dilihat dari penampakan dan diraba Mengukur seteliti mungkin

Permasalahan
Ukuran tidak sesuai Pisau kurang tajam atau kecepatan pemakanan tidak sesuai Ukuran tidak sesuai

Solusi
Melakukan pemakanan lagi atau mengulang Mengganti pahat atau merubah kecepatan

Shaft

Ukuran dan kesuaian

Melakukan pemakanan lagi atau mengulang

20

Kehalusan permukaan Ke-centre-an Ukuran dan kesuaian Kehalusan permukaan

Dilihat dari penampakan dan diraba Mengukur semua bagian Mengukur seteliti mungkin Dilihat dari penampakan dan diraba Mengukur semua bagian Mengecek sebelum pemakanan Dilihat dari penampakan dan diraba Mengukur seteliti mungkin Mengukur seteliti mungkin Mengukur semua bagian Mengukur seteliti mungkin Dilihat dari penampakan dan diraba Mengukur seteliti mungkin

Pisau kurang tajam atau kecepatan pemakanan tidak sesuai Posisi headstock tidak centre Ukuran tidak sesuai Pisau kurang tajam atau kecepatan pemakanan tidak sesuai Posisi headstock tidak centre Jarak antar gigi ada yang tidak sama Pisau kurang tajam atau kecepatan pemakanan tidak sesuai Ukuran tidak sesuai Ukuran tidak sesuai Posisi headstock tidak centre Ukuran tidak sesuai Pisau kurang tajam atau kecepatan pemakanan tidak sesuai Ukuran tidak sesuai

Mengganti pahat atau merubah kecepatan Reposisi headstock Melakukan pemakanan lagi Mengganti pahat atau merubah kecepatan

Bushing

Ke-centre-an

Gear

Jarak Kehalusan prmukaan

Mereposisikan headstock Reposisi lubang pembagi atau mengulang Mengganti pahat atau merubah kecepatan Melakukan pemakanan lagi atau mengulang Melakukan pemakanan lagi atau mengulang Reposisi headstock Melakukan pemakanan lagi atau mengulang Mengganti pahat atau merubah kecepatan Melakukan pemakanan lagi atau mengulang

Key Keyway

Ukuran Kedalaman Ke-centre-an

Flange

Ukuran Kehalusan permukaan Kedalaman & lebar hub

6.

Evaluation Pada tahap evaluasi ini, kami meninjau apakah tahap realisasi project sesuai dengan perencanaan dan keputusan yang diambil atau banyak terjadi perubahan. Selain itu juga, kami seluruh anggota menilai apakah target pencapaian keberhasilan tercapai, sebaik apa hasil yang diperoleh dan hal apa saja ynag harus diperbaiki guna perbaikan yang akan dilakukan untuk project selanjutnya.

21

Sinkronisasi planning dan realisasi, kami laporkan dalam bentuk tabel berikut ini:

Evaluasi Untuk Proyek Gear Box


No
1

Job
Persiapan material

Time
Hari pertama

Method
By Cutter

Responsibl e
Bersama

Realizatio n X

Note
Material untuk back-plate habis, kami mempersiapkannya pada hari ke-2 Kami menyelesaikannya selama 2 minggu lebih 3 hari (ada trouble pada saat pembuatan salah satu lubang bushing Diselesaikan tepat waktu, dikerjakan hari Rabu dan Jum'at Tidak tepat waktu, dapat diselesaikan setelah 1 minggu lebih 3 hari Walaupun Rizal tidak masuk pada 2 hari pertama, pekerjaan selesai tepat waktu Jadwal pembuatan bushing maju, dikerjakan di minggu ke-2 selama 2 minggu Dikerjakan diminggu ke-2

Membuat Front- and back- plate

2 minggu pertama

Milled

Andri

Membuat Bottom-/top-/ side-plate Membuat Shaft

1 minggu pertama

Milled

Siska

1 minggu pertama

Turned

Afif

Membuat Flang

1 minggu pertama

Turned

Rizal

Membuat Bushing Membuat Key

2 minggu terakhir Minggu ke-3

Turned

Rizal dan Afif

X X Realizatio n X

Milled

Siska

No

Job
Membuat Gear Membuat Spacer ing Membuat Flat Gasket Assembling

Time
Minggu ke-4 Minggu ke-4 Minggu ke-4 Hari terakhir

Method

Responsibl e
Andri dan Siska

Note
Waktu pengerjaannya maju satu hari, yaitu hari terakhir diminggu ke-3 Dikerjakan sesuai jadwal Dikerjakan sesuai jadwal Dikerjakan sesuai jadwal

Milled

9 10 11

Turned By Cutter -

Rizal Afif Bersama

22

Dari sinkronisasi planning dengan realisasinya memang terdapat banyak realisasi yang tidak sesuai dengan planningnya, terutama dari segi waktu. Namun demikian semua kegiatan realisasi dapat berlangsung dengan baik dan lancar, walaupun terdapat permasalahn-permasalahan yang terjadi, namun hal tersebut dapat diatasi dengan baik. Target yang ingin dicapai pada project kali ini yaitu menghasilkan Gear Box dengan performa yang baik dan maksimal dan menyelesaikannya tepat waktu serta penggunaan tenaga yang seefisien serta seefektif mungkin. Pencapaian target ini dapat dilihat dari pertimbangn pertimbangan sebagai berikut: 1. Dilihat dari performa kerja Gear Box yang dihasilkan, menunjukkan perfoma yang memuaskan dengan suara yang cukup halus dan ketahan kerja yang cukup baik. Hal ini tentunya terbentuk karena komponenkomponen dibuat sesuai dengan apa yang telah ditentukan dan hasilnya bagus. 2. Dilihat dari segi waktu, penyelesaian project ini tepat pada waktunya. Mungkin jika tidak terjadi masalah-masalah fatal seperti lubang bushing yang dibuat terlalu besar, maka kami dapat menyelesaikannya sebelum waktu yang diberikan habis. Kami pun tidak melakukan banyak overtime. 3. Dari segi tenaga, kami berusaha menggunakan tenaga seefisien dan seefektif mungkin. Karena beberapa masalah tentunya ada tenaga dan waktu lebih yang harus kami keluarkan. Namun demikian tidak terlalu banyak tenaga yang sia-sia kami pakai dalam project ini. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kami cukup puas dengan pencapaian kerja yang kami raih pada project Gear Box ini, tetapi

23

kami juga tidak menutup mata terhadap hal-hal yang masih kurang dan harus diperbaiki pada project selanjutnya. C. Permasalahan dan Solusinya Permasalahan tentunya bukan suatu hal yang kita inginkan hadir dalam hidup kita, tetapi ketika kita melakukan sesuatu terkadang masalah tersebut terjadi dan yang harus kita lakukan adalah mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam 6-step model ini juga, kita dituntut untuk dapat memprediksikan permasalahan-permasalan yang mungkin terjadi di tengan project yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu, pada tahap planning, kita juga harus mempertimbangkan dan memikirkan tentang permasalahan yang mungkin timbul selama realisasi project dan bagaimana cara penyelesaiannya. Namun terkadang banyak permasalahan yang timbl tidak sesuai dengan apa yang telah diprediksikan atau permasalahan yang tidak terduga sebelumnya. Oleh karena itu, kita juga dituntut untuk dapat menjadi seorang yang kreatif dan cepat tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi, sehingga tidak terjadi hal-hal fatal yang mengancam proses pengerjaan project yang sedang kita lakukan.

Untuk permasalahan-permasalahan yang terjadi beserta solusinya akan kami rangkum dan jelaskan per komponen, yaitu sebagai berikut: 1. Cover a. - Permasalahan Kesalahan dalam pembuatan salah satu lubang bushing 40-H7, yaitu lubang yang terbentuk terlalu besar, tidak sesuai toleransi, sehingga bushing yang telah dibuat tidak pas dengan lubangnya.

24

- Solusi Membuat lagi bushing yang ukurannya disesuaikan dengan diameter lubang bushing yang terbentuk. Cara lain adalah mengulang pembuatan cover (front-/ and back-plate), tetapi akan membuatuhkan waktu yang tidak lama yaitu lebih dari setengah waktu yang kami miliki, sehingga solusi ini tidak kami ambil. b. - Permasalahan Pada saat pembuatan lubang baut, tidak dimungkinkan melakukannya dengan posisi cover bersentuhan dengan meja milling, karena dapat menimbulkan kerusakan pada meja oleh mata bor. - Solusi Menggunakan ganjal pad posisi tertentu sehingga tidak mengganggu pada saaat proses pembuatan lubang (drilling).

c. Permasalahan Pada saat pemakanan bagian permukaan cover, dikhawatirkan tidak rata. Hal ini terjadi karena dimensi permukaan yang ada sekitar 300x280 mm dan face mill ynag digunakan hanya berdiameter 60 mm, sehingga tidak dapat dilakukan sekali pemakanan tetapi harus dilakukan secara bertahap. - Solusi Pemakanan dilakukan secara bertahap, dengan cara memakan tanpa menghiraukan kerataannya sampai mendekati ukuran yang diinginkan

25

(sisakan sekitar 0,5 mm), kemudian baru memakan habis pemukan secara bertahap. d. Permasalahan Lubang-lubang yang terdapat pada dua sisi antara front-plate dan backplate harus sejajar. - Solusi Dengan cara pengerjaan font-plate dan back-plate dilakukan bersamaan dengan men-tack weld nya terlebih dahulu. e. - Permasalahan Seperti halnya pada pengerjaan front-plate dan back-plate, pada pengerjaan top-/bottom-/and side-plate juga harus dilakukan secara bersamaan, sehingga harus di-teck weld terlebih dahulu. Tetapi pada saat pengerjaan bagian salah satu sisi yang terdapat bekas teck weld-nya, ketika bagian teck weld tersebut termakan, maka posisi plate terlepas dan sulit dikendalikan. - Solusi Mengerjakan plate-plate tersebut tidak sekaligus, tetapi 2 plate diselesaikan terlebih dahulu, baru kemudian 2 plate dikerjakan. lagi menyusul

2.

Shaft a. - Permasalahan Ketika hendak dilakukan pemakanan, putaran shaft yang ditempatkan pada posisi centre ke centre live tidak bagus. Penyebabnya yaitu dorongan yang berlebihan pada saat penempatan material (headstock terlalu didorong). - Solusi

26

Jangan terlalu memberikan dorongan yang besar pada headstock pada saat penempatan material untuk pembuatan shaft. Karena hal ini bukannya menyebabkan posisi material kencang, melainkan meusak lubang-lubang disisi kanan dan kiri material, sehingga menyebabkan putaran tidak bagus. b. -Permasalahan Pada Drive-out shaft (St 37-2) Bahan sebelum dibentuk 46x192 mm Shaft tirus (cone) sepanjang 119 mm. Jadi diameter depan pada shat (35,70) lebih lebar atau lebih besar dari pada belakang shaft (35,20) - Solusi Menyetel mesin pembentuk shaft nya (mesin bubut). Dilakukan oleh Mr. Martin. Dimaksudkan supaya ukuran antara depan shaft dengan belakang shaft sama, yaitu 35 dengan suaian f6.

c. -Permasalahan Pada Drive Gear Z= 16 (St 37-2) Bahan sebelum dibentuk 40x153 mm Ukuran diameter shaft bagian belakang terlalu besar (bukan tirus), karena kesalahan penghitungan dalam table. - Solusi

27

Memperkecil ukuran diameter dengan mengamplas menggunakan kertas amplas (Sand paper). Hal ini dimaksudkan untuk memperolah ukuran diameter yang dimaksudkan, yaitu 16-f7. d. -Permasalahan Transmission Gear Z=15 (St 37-2) Bahan sebelum dibentuk 40x88 mm Diameter pada bagian belakang belakang shaft terlalu kecil dari ukuran yang normal atau sesuai dengan petunjuk pembuatan. - Solusi Dengan memperbesar lubang pada bushing, tanpa merubah diameter luar pada bushing itu sendiri. 3. Flange a. -Permasalahan Pada saat pembuatan hub, tidak ada mesin khusu untuk pembuatan hub (key way pada flange). - Solusi Dikerjakan di mesin bubut dengan keadaan mesin tidak dinyalakan, dan benda kerja diposisikan sedemikian rupa, kemudian pahan ditempatkan pada toolpost dan kemudian pahat dibentur-benturkan pada benda kerja sehingga membentuk hub.

b. -Permasalahan Pada saat memposisikan pahat aga posisinya centre - Solusi Dengan memainkan baut-baut pada toolpost bdan memperkirakan apakah posisi pahat sudah sesuai dengan yang diinginkan. 4. Gear

28

a. - Permasalahan Pada saat hendak melanjutkan mengerjakan gear selanjutnya, posisi module cutter masih berada didalam alur yang telah terbentuk (sehabis pemakanan module cutter belum digeser secara benar). Hal ini mengakibatkan walaupun lubang pembagi telah diputar secara maksimal, tetapi benda kerjanya tidak berputar secara maksimal sesuai jarak yang seharusnya, hal ini terjadi karena benda kerja tertahan module cutter. - Solusi Memposisikan ulang module cutter juga benda kerjanya. 5. Key a. - Permasalahan Ukuran key yang terlalu kecil, sehingga sulit menjepitnya pada vice (ragum). - Solusi Menggunakan bantuan ganjal (menggunakan HSS) pada posisi tertentu, sehingga benda kerja dapt terjepi dan HSS tersebut tidak menggangu proses pemakanan.

6.

Key-way a. -Permasalahan Membuat kedalaman untuk key -Solusi Menentukan titik awal, kemudian memposisikan eretan pada posisi 0 dan kemudian gerakkan eretan naik sampai ukuran kedalama yang dinginkan.

29

7.

Spacer ring a. - Permasalahan Karena ukuran ketebalan yang lumayan tipis, yaitu hanya 1 mm, maka cukup sulit membuang sisa-sisa permesinan - Solusi Dengan cara mengikirnya

D.

Improvement Improvement disini mungkin dapat diartikan sebagai evalusi untuk hasil

yang lebih baik pada project selanjutnya. Hal-hal yang kami pelajari dari pelaksanaan project gear Box ini guna perbaikan atau pengembangn diproject selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Untuk project selanjutnya, dari segi informasi, kami harus mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih lengkap, sehingga kami mendapat gambaran secara utuh tentang project yang akan kami garap. Dan pencarian informasi tidak hanya terbatas di lingkungan pekerjaan, tetapi kami dapat menggunakan media lain seperti internet dan lain sebagainya. 2. Dari segi perencanaan, kami akan membuat perencanaan yang lebih matang dan terperinci dengan memikirkan banyak hal atau masalah yang mungkin terjadi serta mencari solusinya, shingga semua masalah yang terjadi pada tahap realisasi dapat diselesaikan dengan mudah. 3. Untuk pemutusan masalah tetap harus dilakukan secara bermuyawarah dan kemudian memutuskan dengan mempertimbangkan lebih banyak faktor dan kemudian mengtkomunikasikannya secara detail. 4. Untuk realisasi project, komunikasi antar anggota kelompok itu merupakan hal mutlak yang harus berjalan dengan baik dan lancar, sehingga setiap anggota kelompok dapat mengerjakan bagiannya dengan baik bahkan dapat saling membantu. Hal penting lainnya yaitu dibutuhkannya seorang dari

30

anggota kelompok untuk menjadi leader, sehingga pekerjaan akan lebih terkoordinasi dengan baik. 5. Untuk quality control sebaiknya dilakukan sesering mungkin, sehingga kemungkinan-kemungkinan permasalahan fatal tidak terjadi atau dapat diminimalisasikan. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama dan proses pengecekan dapat dilakukan oleh anggota kelompok terhadap pekerjaan anggota lain atau meminta bantuan dari attendent. 6. Setiap anggota klompok harus tanggap dan mempnyai respon cepat terhadap permasalahan yang terjadi serta mengingat dan mencatat semua hal penting yang terjadi, sehingga dapat melakukan evaluasi pekerjaan dengan baik dan memperoleh pelajaran untuk perbaikan atau improvement pada project selanjutnya.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa. 31

6-step model merupakan metode pengerjaan suatu job yang memiliki tahap-tahap tertentu dengan tujuan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan tesebut baik dari segi efisiensi waktu, tenaga dan biaya serta keefektifan kerja.

Keseluruhan dari 6-step model adalah sebagai berikut. 1. Untuk menyadari keberhasilan yang ingin dicapai, atau permasalahan yang mungkin tejadi atau mengenai produk yang akan dihasilkan. 2. Merencanakan secara perorangan atau kelompok tentang keberhasilan yang ingin dicapai. 3. Mengambil keputusan secara peorangan atau kelompok 4. Mengeksekusi pekerjaan secara perseorangan atau kelompok. 5. Mengecek kualitas pekerjaan. 6. Mengevaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan.

B.

Kritik dan Saran

Sebagai penutup dari laporan ini, penulis berharap dengan penerepan 6-step model, maka. Memperkirakan kesulitan yang akan dihadapi sebelum memulai pekerjaan, Tidak hanya bekerja sesuai dengan aturan yang kamu pelajari dengan hati tetapi juga mencoba untuk mengerti apa yang dilakukan, dan Dapat menjadi seseorang yang kritis.

32

You might also like