Professional Documents
Culture Documents
Kulit adalah organ tubuh manusia yang terletak di luar dan hanya sedikit saja yang membatasi bagian dalam tubuh Kulit mempunyai fungsi utama sebagai pelindung alami tubuh manusia, seperti dinding bata pada rumah yang menjaga bagian penting yang ada di dalam serta menahan pengaruh buruk dari luar.
Pelindung (Proteksi)
Penunjang penampilan
Penerima rangsang
Fungsi Integumen
Penyimpanan
Pengeluaran (ekskresi)
1. PELINDUNG (PROTEKSI)
Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil). Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
2. PENERIMA RANGSANG
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papilla dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
4. PENGELUARAN (EKSKRESI)
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
5. PENYIMPANAN.
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpan air, selain itu terdapat jaringan adipose di bawah kulit yang merupakan tempat penyimpanan lemak utama bagi tubuh.
6. PENUNJANG PENAMPILAN
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
PENGERTIAN LUKA
Sjamsuhidajat (1997) mendefinisikan luka sebagai hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Sedangkan Mansjoer (2002) mendefinisikan luka sebagai keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan.
Klasifikasi Luka
KLASIFIKASI LUKA
Menurut mekanismenya Luka mekanik, diantaranya : luka insisi, memar, lecet, tusuk, robek, gigitan. Luka Non Mekanik, yaitu luka bakar. Menurut Kontaminasi Luka Luka Bersih Luka Bersih Terkontaminasi Luka Terkontaminasi Luka Kotor Menurut kedalaman dan luas luka Luka superfisial Luka partial thickness Luka full thickness Luka mengenai otot, tendon dan tulang.
Fase Inflamasi
Fase Proliferasi
FASE INFLAMASI
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka.
FASE PROLIFERASI
Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira kira akhir minggu ketiga. Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis.