You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Selama ini, sampah identik dengan masalah dan masalah.

Sampah selalu saja dianggap sebagai barang yang tidak berguna, bahkan ada yang menganggap sampah adalah barang yang menjijikan. Sampah bila dibiarkan terus suatu saat akan menumpuk dan akan menimbulkan masalah besar bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Masalah yang ditimbulkannya dapat meliputi berbagai hal, terutama kesehatan dan sosial ekonomi. Namun demikian, makalah ini berjudul Daur Ulang Sampah ini mengajak para masyarakat untuk melihat bahwa sampah tidak selalu menjadi masalah, apabila dikelola secara tepat, maka sampah bisa menjadi berkah. Tidak mudah memang menjelaskan sebuah gagasan baru dan mengubah paradigma masyarakat umum yang terlanjur menganggap bahwa sampah adalah barang yang tidak berguna, sehingga tidak terlalu dipikirkan. Namun, dengan makalah ini saya berupaya berbagi pengetahuan dalam mendaur ulang sampah dilengkapi dengan kajian dari berbagai pihak yang telah berusaha dan akan terus berusaha mencari cara yang tepat untuk mengelolah sampah yang ada, sehingga bisa memiliki nilai positif. Dimulai dari wacana dan pandangan tentang problematika sampah dan dampak yang ditimbulkan apabila sampah dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang benar. Dalam hal ini, sampah meliputi; sampah dari keluarga/rumah tangga, yang dari sisi kuantitas/jumlah biasanya menempati posisi tertinggi; sampah rumah sakit dan industri yang sangat berbahaya (hazardus waste), juga sampah dari tempattempat umum misalnya terminal, pasar, tempat hiburan, kantor, dan lain-lain. Menampilkan karakteristik sampah dan jenis-jenisnya serta upaya meminimalisasi jumlah sampah dari sumbernya serta optinalisasi potensi sampah bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Dalam tulisan ini, pembahasan lebih difokuskan pada pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang. Mengupas tentang sampah dengan model swakelola sampah secara mandiri, produktif, integrative, berwawasan lingkungan serta berbasis masyarakat. Menampilkan berbagai metode untuk mengubah pandangan masyarakat sehingga tumbuh kesadarannya untuk mengelola sampah, sebagai salah satu potensi alam minimal sampahnya sendiri. Selain itu, disertai juga berbagai cara teknis mendaur ulang sampah sehingga menjadi sebuah renungan bagi kita semua berkenaan dengan masalah sampah. Disamping itu saya harapkan agar semua pihak, baik itu masyarakat kecil, pelajar, mahasiswa, pejabat,maupun konglomerat, agar mau bersama-sama menyayangi dan memperlakukan sampah dengan baik.

1.2.Perumusan masalah Apa itu sampah? Apa saja karakteristik sampah? Apa saja jenis-jenis sampah? Dampak sampah bagi kesehatan manusia, lingkungan, sosial ekonomi? Apa itu daur ulang? Jenis sampah apa saja yang dapat didaur ulang? Faktor-faktor apa saja yang mendukung kesuksesan daur ulang? Bagaimana cara mendaur ulang sampah? 1.3.Tujuan Makalah ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendaur ulang sampah tentang teknik atau cara

BAB II PEMBAHASAN 2.1.Hakekat Sampah Sampah, siapa pun pasti mengetahuinya. Ketika masih dibutuhkan, barang sangat dijaga dan diperlakukan dengan baik. Namun, ketika tidak terpakai, barang dibuang begitu saja tanpa dipedulikan. Padahal, tidak semua sampah adalah musuh yang harus dimusnahkan. Melalui pengelolaan secara terpadu, sebagian besar sampah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kawan. Sudradjat (2006) mengatakan bahwa sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di dalam proses-proses alam tidak dikenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk-produk tidak bergerak. Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian relative berbeda dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa saja menjadi harta berharga. Hal ini cukup wajar mengingat setiap orang memiliki standar hidup dan kebutuhan tidak sama. Pengertian sampah menurut Basriyanta (2006) menjelaskan bahwa:

Sampah, sebuah kata yang sering kita dengar. Sampah, sesuatu yang bisa kita lihat kapan dan di mana pun kita berada.
Namun, apakah arti sebenarnya dari sampah itu? Ada banyak pengertian tentang sampah yang dilontarkan oleh para ahli dan pakar. Namun, yang pasti, hingga saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnyasampah merupakan mutiara terpendam yang akan memancarkan kilaunya kalau dikelola secara tepat. Inilah definisi atau arti dari sampah menurut para ahli. 1. Kamus Lingkungan (1994), sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan. 2. Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink (1996), sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. 3. Tanjung, Dr. M.Sc., sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. 4. Radyastuti, W. Prof. Ir. (1996), sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai. 5. Basriyanta, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampah barang bekas pakai yang masih dapat dimanfaatkan. 2.2.Karakteristik Sampah Berdasarkan krakteristiknya, sampah berikut. 1. Sampah Organik dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui prose salami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. 2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, aik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar sampah anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas platik, dan kaleng 2.3. Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan sumbernya, sampah berikut. 1. Sampah Rumah Tangga dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai

Keluarga atau rumah tangga sampai saat ini merupakan penghasil sampah terbesar. Lebih dari 60% sampah yang dikirim ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) merupkan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sebetulnya, hampir setiap orang sudah mengetahui akan adanya dampak yang diakibatkan jika sampah tidak dikelola secara benar. Namun, pada kenyataannya, masih sangat banyak rumah tangga/keluarga yang tidak menghiraukannya. Mereka masih saja membuang sampah rumah tangganya secara sembarangan, tanpa memerhatikan kebersihan lingkungannya. Biasanya, semakin tinggi tingkat ekonomi dan status sosial sebuah rumah tangga, semakin kompleks jenis sampah yang di hasilkannya.

2.

Sampah Non-Rumah Tangga

Sampah non-rumah tangga, seperti sampah/limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit; industri; dan tempat-tempat umum seperti kantor, sekolah, terminal, dan pasar, biasanya sangat kompleks jenisnya dan cukup banyak jumlahnya. Ditinjau dari dampaknya, sampah jenis ini ada yang tidak berbahaya, ada yang berbahaya, dan ada yang sangat berbahaya. Sampah-sampah ini pengelolaannya menjadi tanggung jawab komunitas yang bersangkutan (misalnya sampah pasar menjadi tanggung jawab dinas pasar bekerja sama dengan dinas kebersihan) bersama-sama dengan pemerintah dan instansi terkait. Adapun pengelolaan sampah jenis ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara tergantung pada jenis sampah dan dampak yang mungkin ditimbulkannya. Misalnya sampah/limbah pada rumah sakit yang sangat berbahaya, biasanya dibakar dalam insenerator dengan suhu yang tinggi di atas 1.000C, sehingga semuanya hancur terbakar, dan yang tersisa hanyalah abunya saja. Sementara, sampah pasar, kantor, dan sejenisya, kebanyakan secara langsung dibuang ke TPA begitu saja tanpa dipilah dan dipilih sebelumnya. 1. 3. Dampak bagi Kesehatan Manusia Sampah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diare, tifus, muntaber, demam berdarah, dan sebagainya yang dapat menyebar dengan sangat cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Sampah mengandung merkuri atau raksa yang dibuang ke laut atau sungai, akan dapat mengontaminasi makhluk hidup yang tinggal di perairan tersebut, missal ikan. Dengan demikian, apabila nantinya ikan itu dikonsumsi manusia, maka merkuri atau raksa yang terkandung dalam ikan itu pun juga akan mengontaminasi tubuh manusia. Selain itu, ada pula penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan, misalnya penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita. 1. 4. Dampak bagi Lingkungan Sampah cair atau cairan rembesan sampah yang masuk dalam aliran sungai atau aliran air tanah, dapat mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehigga beberapa spesies akan lenyap, mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. 1. 5. Dampak bagi Sosial Ekonomi Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap, dan pemandangan yang 5

buruk. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyumbat aliran air sehingga mengakibatkan banjir. Di samping itu, juga meningkatkan jumlah biaya/dana yang harus dikeluarkan untukpengolahan air. Pengelolaan sampah yang kurang baik juga akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan pariwisata. 1. 6. Daur Ulang Daur ulang sering disebut sebagai upaya merubah sesuatu yang tidak terpakai lagi menjadi barang baru dan dapat dimanfaat kembai walaupun dalam bentuk lain dari bentuk aslinya. Pernyataan tersebut di atas didukung oleh Apriadji (2005) menyatakan bahwa daur ulang adalah mengelolah barang yang tidak terpakai menjadi barang baru. Pengertian daur ulang dapat pula disebut sebagai suatu hasil aktivitas yang sudah tidak dipakai lagi atau dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomi menjadi sesuatu yang punya nilai ekonomi lagi.(Afifudin, 2003:78) Sedangkan daur ulang menurut kamus besar Bahasa Indonesia Fis system keadaan (fase) yang keadaannya sekarang dapat berulang pada suatu saat di masa mendatang. Dari pendapat di atas, maka hal penting yang dapat dijadikan acuan dasar yakni: barang yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak memiliki nilai ekonomi lagi karena diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.

2.4.Mengolah sampah dengan / daur ulang (Recycle) Dalam pola pengelolaan sampah, ada lima tahap proses yang diterapkan. Pola ini mengupayakan agar sampah tidak sampai terbentuk dengan menerapkan upaya cegah (reduce) dan upaya pakai ulang (reuse). Upaya ini dilakukan pada tingkat terendah, yaitu pemakai barang. Jika terlanjur, hierarki pengelolaan daur ulang (recycle) menjadi solusi. Jenis sampah yang dapat didaur ulang, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Sampah plastik, khususnya plastik dari rafia bekas dan sejenisnya dapat didaur ulang kembali menjadi tali rafia; sedotan minum; mainan anak-anak; peralatan rumah tangga seperti ember, gayung, botol plastik, dan sebagainya. 2. Sampah logam, dapat diolah kembali oleh industri pengecoran logam. 3. Sampah kaca, bisa di-reuse sebagai bahan bangunan dengan cara dihancurkan dan dipasang sebagai hiasan di dinding atau sebagai pengaman yang dipasang pada pagar rumah.

4. Sampah kertas, bisa di daur ulang menjadi kertas yang antik yang digunakan untuk membuat undangan, kartu ucapan, amplop, kotak surat, dan sebagainya. Dalam pola pengelolaan sampah, ada lima tahap proses yang diterapkan. Pola ini mengupayakan agar sampah tidak sampai terbentuk dengan menerapkan upaya cegah (reduce) dan upaya pakai ulang (reuse). Upaya ini dilakukan pada tingkat terendah, yaitu pemakai barang. Jika terlanjur, hierarki pengelolaan daur ulang (recycle) menjadi solusi. Prinsip proses daur ulang sampah sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu contoh proses daur ulang sampah dari sampah kertas bekas diolah menjadi asbak rokok atau hiasan rumah tangga lainnya. Prosesnya sebagai berikut: Pertama-tama sampah dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah terkumpul lalu dipilih dan diorganisir menurut jenisnya. Setelah dipilahpilah menurut jenisnya, maka sampah tersebut lalu dicacah dan dilelehkan sehingga menjadi bubur kertas atau bubur pulp. Bubur kertas atau bubur pulp yang telah siap, dibentuk menjadi bentuk yang kita kehendaki seperti asbak rokok, atau hiasan rumah tangga lainnya. Demikian juga dengan sampah plastik yang diolah menjadi perhiasan rumah tangga. Materi plastik dicacah dan dilelehkan sehingga menjadi pelet . Pelet adalah bibit materi siap pakai dan dapat dicetak menjadi hiasan sesuai apa yang dikehendaki. Berikut ini faktor-faktor yang mendukung kesuksesan dalam upaya recycle/ daur ulang: 1. Kemudahan dalam memperoleh sampah daur ulang dengan kuantitas dan kualitas memadai. 2. Ketersediaan teknologi mulai dari pemilihan, pemisahan materi sasaran, dan pembuatan produk. 3. Kesadaran bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan

BAB KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan

III

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Sampah juga menjadi momok bagi manusia Menurut sumbernya sampah dapat dibagi menjadi sampah rumah tangga dan sampah Non Rumah tangga, sedangkan berdasarkan kakteristiknya maka sampah dapat digolongkan menjadi sampah organik dan sampah non-organik. Sampah bila tidak dikelolah dengan baik, maka dapat mengundang problem diantaranya dapat menjadi sumber penyakit, dapat mencemari air, dan dapat merusak lingkungan. Agar sampah dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, maka sampah dapat diolah dengan mendaur ulang. Salah satu contoh cara mendaur ulang sampah yakni sampah kertas bekas diolah/ didaur ulang menjadi bubur kertas, yang selanjutnya bubur kertas tersebut dapat dibentuk menjadi asbak rokok atau perhiasan rumah tangga sesuai dengan apa yang dikehendaki. 3.2. Saran-saran Pertama : Kepada pemerintah agar sampah baik sampah organik maupun nonorganik agar dapat dikelola dan diolah kembali/ didaur ulang sehingga dapat menjadi bernilai ekonomi dan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara/ daerah. Kedua : Kepada masyarakat, agar sampah yang bersumber dari masyarakat/ rumah tangga dapat dipilah-pilah sebelum dibuang. Sampah yang masih dapat didaur ulang agar dapat diolah sehingga dapat menjadi industri rumah tangga atau dapat menghemat belanja rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA Afifuddin, 2003, Sampah dan Pengelolaannya, Materi diklat TOT PKLH, Direktorat Dikdasmen, Jakarta. Anonim, 2007, Kalau Sulit Dilawan Jadikan Kawan, Jakarta: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Apriadji, Wied Harry, 2005 Memproses Sampah, Jakarta: Penebar Swadaya. Basriyanta, 2006. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Dalam Jurnal Riset Daerah, Bappeda Kabupaten Bantul , 2006. Sampah Sumber Energi Masa Depan. Dalam Makalah, Magister

Sistem Teknik, Universitas Gajah Mada, Yokyakarta.

Depdiknas. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka Sudradjat, 2006, Mengelola Sampah Kota, Jakarta: Penebar Swadaya.

You might also like