You are on page 1of 6

Psikologi Kognitif

Bab 1 PENGANTAR
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan apakah psikologi kognitif itu: Apa yang dipelajari? Bagaimana psikologi kognitif menjelaskan struktur dan proses kognisi manusia? Apa saja cakupannya? Bagaimana sejarahnya?

Psikologi kognitif menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan yang menunjuk pada cakupan psikologi kognitif : (a) Bagaimana kita memperoleh, mentransformasikan, merepresentasikan, menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu pengetahuan/informasi, (b) Bagaimana pengetahuan/informasi tersebut merebut perhatian kita, (c) Bagaimana kita merespon pengetahuan/informasi yang kita terima. Kognisi merupakan proses internal yang tidak nampak. Pengetahuan (teori-teori/ model-model) yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dibangun atas dasar asumsi-asumsi tertentu. Tabel 1. Asumsi-asumsi dan Topik-topik dalam Psikologi Kognitif ASUMSI Kemampuan untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus penginderaan (sensory). Kecenderungan untuk memusatkan pada stimulus penginderaan tertentu dan mengabaikan stimulus lainnya. Pengetahuan yang mendetail tentang karakteristik fisik dari lingkungan. Kemampuan untuk mengabstraksi bagianbagian dari suatu peristiwa dan mengintegrasikan bagian-bagian tersebut ke dalam skema yang terstruktur dengan baik, yang memberikan arti/ makna bagi keseluruhan episode. Kemampuan untuk memeras arti (memetik inti sari) dari tulisan dan katakata. Kapasitas untuk menyimpan peristiwaperistiwa yang baru saja terjadi dan mengintegrasikannya kedalam rangkaian yang berkesinambungan. TOPIK DALAM PSI.KOGNITIF Deteksi sinyal-sinyal penginderaan dan neuro-science. Perhatian (attention).

Pengetahuan (knowledge). Pengenalan pola (pattern recognition).

Membaca dan pemrosesan informasi.

Short term memory.

M.M.Nilam Widyarini

Psikologi Kognitif

ASUMSI Kemampuan untuk mengimajinasi suatu peta kognitif (cognitive map). Memahami keduukan seseorang/ sesuatu dalam peran orang/ objek lain. Kemampuan untuk menggunakan triktrik memori dalam membantu mengingat informasi. Kecenderungan untuk menyimpan informasi bahasa ke dalam bentuk umum. Kemampuan untuk memecahkan masalah. Kemampuan umum untuk bertindak dengan cara yang bermakna Menarik kesimpulan bahwa suatu petunjuk/ arahan dapat diterjemahkan secara akurat ke dalam bentuk respon motorik yang kompleks. Pengetahuan bahwa objek-objek mempunyai suatu nama khusus Ketidakmampuan menampilkan ingatan secara sempurna.

TOPIK DALAM PSI.KOGNITIF Mental Imagery Thinking Mnemonics dan memori

Mengabstraksi ide-ide linguistic Problem solving Human intelligence Language/ motor behavior

Memori semantic Lupa dan gangguan memori

MODEL-MODEL DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF Konsep-konsep ilmiah merupakan metafora yang dihasilkan oleh manusia untuk membantu komprehensi terhadap realitas. Para ahli psikologi menghasilkan model-model konseptual di dalam psikologi kognitif dengan tujuan untuk mengembangkan suatu sistem yang mencerminkan sifat-sifat persepsi manusia, berpikir, dan pemahaman terhadap dunia sekeliling. Seperti telah disebutkan di atas, model-model kognitif dibangun atas dasar asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi tersebut merupakan hasil observasi terhadap prosesproses kognisi manusia. Asumsi-asumsi yang tertulis dalam tabel di atas diintegrasikan ke dalam suatu sistem besar, yang disebut model kognitif. Pembuatan model-model tersebut dapat membuat observasi selanjutnya menjadi lebih komprehensif. Model yang paling umum digunakan untuk menjelaskan psikologi kognitif adalah model pemrosesan informasi (information-processing model). Model pemrosesan informasi telah mendominasi psikologi kognitif, tetapi model-model yang lain, yang berkembang di dalam ilmu komputer dan neuroscience (ilmu tentang syaraf), telah dikombinasikan dengan psikologi kognitif, membentuk ilmu kognitif.

M.M.Nilam Widyarini

Psikologi Kognitif

MODEL PEMROSESAN INFORMASI Model pemrosesan informasi adalah model kognitif yang berasumsi bahwa: 1. Informasi diproses melalui tahapan yang berurutan. Tahapan-tahapan tersebut misalnya: persepsi, pengkodean informasi, pemanggilan kembali informasi dari memori (mengingat), pembentukan konsep, keputusan, dan produksi bahasa). Seluruh komponen model pemrosesan informasi berhubungan dengan komponen-komponen yang lain, sehingga tidak mudah untuk mengidentifikasi tahap yang pertama. Namun demikian kita dapat berpikir bahwa proses tersebut diawali dengan datangnya stimulus. Stimulus tersebut tidak secara langsung direpresentasikan di dalam otak, tetapi ditransformasikan dalam struktur neurologis dan symbol-simbol yang bermakna, yang oleh beberapa psikolog kognitif disebut Internal Representations (representasi internal). Tiap-tiap tahap menunjukkan fungsi-fungsi yang unik. Tiap-tiap tahap menerima informasi dari tahap sebelumnya dan kemudian menampilkan fungsi uniknya.

2.

Dua pertanyaan yang muncul dari model pemrosesan informasi adalah : Tahapan-tahapan apa yang dilalui oleh informasi yang diproses ? Dalam bentuk apakah suatu pengetahuan direpresentasikan ? Dalam bab-bab berikutnya sesudah bab pengantar ini, kita akan berjumpa dengan model-model pemrosesan informasi yang banyak digunakan untuk menjelaskan struktur dan proses kognisi. CAKUPAN PSIKOLOGI KOGNITIF Psikologi kognitif menggunakan riset dan pendekatan-pendekatan teoritis dari wilayah utama psikologi yang yang mencakup : Persepsi Imajery Neuroscience Psikologi perkembangan Perhatian Berpikir dan pembentukan konsep Persepsi pola Intelligensi manusia Memori Intelligensi buatan Bahasa ASAL MULA PSIKOLOGI KOGNITIF MODERN Porsi terbesar psikologi kognitif adalah berkaitan dengan persoalan bagaimana pengetahuan direpresentasikan di dalam pikiran. Isu mengenai representasi pengetahuan (sering juga disebut representasi internal), dalam beberapa abad telah memicu sejumlah pertanyaan mendasar: bagaimana pengetahuan diperoleh, disimpan, ditransformasikan, dan digunakan? Apakah sifat-sifat persepsi dan memori itu? Apakah berpikir itu, dan bagaiman kemampuan tersebut berkembang? Berikut ini adalah penelusuran kesan-kesan dari berberpa aliran psikologi dalam menjawab pertanyaan mengenai bagaimana peristiwa-peristiwa di luar diri seseorang menimbulkan reaksi internal.

M.M.Nilam Widyarini

Psikologi Kognitif

Periode Awal Ketertarikan terhadap pengetahuan dapat dilacak dari Hiroglip Mesir Kuno. Tulisan tersebut menunjukkan bahwa penulisnya meyakini pengetahuan berpusat di dalam hati, merupakan pandangan yang juga disebarkan oleh filsuf Yunani, Aristoteles (384322 SM). Lain halnya Plato (427-347), ia berpandangan bahwa pikiran berpusat di otak. Isu mengenai representasi pengetahuan ini juga didiskusikan oleh para filsuf Yunani dengan konteks yang sekarang ini dikenal sebagai struktur dan proses. Namun kemudian terbengkalai hingga abad 17-an. Meskipun semula para para psikolog modern masih cenderung berdebat, masing-masing menekankan salah satu, struktur atau proses, namun akhirnya terdapat peningkatan kesadaran bahwa kedua hal tersebut saling berpelukan (merupakan sesuatu yang tak terpisahkan). o Struktur, yaitu organisasi system kognitif, sebagian besar bersifat metafora (pengumpamaan). Struktur yang dipostulatkan (dirumuskan sebagai dalil) ini merupakan representatif organisasi keberadaan mental, bukan merupakan suatu yang harafiah seperti yang digambarkan. Misalnya, struktur mengenai memori oleh para teoris dikonsepkan terdiri dari memori jangka pendek dan memori jangka panjang, direpresentasikan (digambarkan) dengan metafora kotak penyimpanan. o Istilah proses, menunjuk pada system operasi atau fungsi-fungsi kognisi seperti analisa, transformasi atau perubahan peristiwa-peristiwa mental. Misalnya, hal lupa, memory coding, perpikir, dll. Proses, bersifat aktif, sedangkan struktur bersifat pasif. Struktur dan proses bekerja bersama-sama dalam pemrosesan informasi. Periode Pertengahan Para filsuf dan teolog renaissance nampaknya cukup puas dengan pengetahuan yang berpusat di otak. Dan bahwa pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui panca indera, namun juga melalui penyelaman. o Abad 18 Empiris Inggris (Berkeley, Hume, James Mill dan anaknya John Steward Mill) mengusulkan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga tahap: (1) penginderaan secara langsung, (2) mengkopi hasil penginderaan, (3) transformasi dari pengkopian tersebut, berasosiasi dengan pikiran. o Abad 19 Para filsuf bergerak dari filsafat (yang bersifat spekulatif) ke bentuk disiplin yang berdasar hasil-hasil empirik (Fechner, Brentano, Helmholtz, Wundt, Muller, Kulpe, Ebbinghause, Galton, Titchener, dan James). Pada akhir pertengahan abad 19 teori-teori representasi pengetahuan terpisah secara tegas: a. Wundt (Jerman) dan Edward Titchener (AS) menekankan struktur representasi mental. b. Franz Brentano (Austria) menekankan proses representasi mental. c. William James (AS): baik struktur maupun mental sama-sama penting! Tidak seperti perdebatan para filsuf pada masa-masa awal, dalam periode ini para tokoh meguji adanya struktur atau proses tersebut secara eksperimental.

M.M.Nilam Widyarini

Psikologi Kognitif

Awal Abad 20 Psikologi kognitif yang dikonsepkan pada akhir abad 19 tiba-tiba tenggelam, digantikan dengan Behaviorisme yang menggunakan kerangka kerja psikologi stimulus-respons (S-R). Studi-studi mengenai operasi-operasi mental dan struktur internal __seperti perhatian, memori, dan berpikir__ beristirahat total selama 50 tahun. Bagi para behavioris, representasi internal merupakan variable pengantara (intervening variables) yang merupakan konstruk hipotetik yang diasumsikan mengantarai efek stimulus terhadap respon. Tokoh-tokoh behaviorisme pada masda itu, Woodworth, Hull, dan Tolman menikmati popularitas yang tinggi. Kemunculan Kembali Psikologi Kognitif Pada tahun 1950-an, minat mulai berfokus kembali pada persoalan perhatian, memori, rekognisi pola imaginasi, organisasi semantic, proses-proses bbahasa, berpikir, dan topik-topik psikologi kognitif lainnya. Jurnal-jurnal penelitian dan kelompokkelompok professional baru menandai bahwa para psikolog mulai beralih kembali kepada psikologi kognitif. Kemunculan kembali psikologi kognitif ini dipicu oleh: o Kegagalan Behaviorisme. Behaviorisme gagal memperhitungkan adanya perbedaan individual. Bagaimanapun juga nampak bahwa proses mental internal berhubungan erat dengan stimulus dan menentukan perilaku. o Kemunculan teori-teori komunikasi. Teori komunikasi menyumbang eksperimen dalam deteksi sinyal, perhatian, cybernetics, dan teori informasi yang sangat relevan dengan psikologi kognitif. o Linguistik modern. Cara pandang yang baru mengenai bahasa dan struktur gramatikal mempengaruhi sikap terhadap kognisi. o Riset-riset mengenai memori. o Ilmu komputer dan perkembangan teknologi. Ilmu komputer, khususnya sub-divisi Artificial Inteligence (AI) menyebabkan diuji kembali postulat dasar mengenai pemrosesan dan penyimpanan memori seperti halnya pemrosesan bahasa dan akuisisi (kemahiran). Penelitiaan-penelitian diperluas dengan menggunakan alat-alat eksperimen yang baru.

REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU KOGNITIF Pada tahun 1962 Thomas Khun (filsuf, ahli fisika, dan sejarawan dari Universitas Chicago) menulis buku The Structure of Scientific Revolution. Karena buku ini berisi pandangan baru mengenai perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, dapat menjadi cermin akan adanya revolusi dalam sejarah ilmu pengetahuan. Revolusi ilmu pengetahuan menurut Thomas Khun ditandai oleh pergantian paradigma yang berhubungan dengan penemuan monumental dan/atau peralihan sejumlah besar ilmuwan dari metode-metode dan konsep-konsep tradisional. Peralihan di dalam psikologi Amerika antara tahun 1950-1960, menunjukkan adanya pergantian paradigma yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai revolusi kognitif. Lebih tepatnya dapat dikatakan terjadi pada tahun 1956, yaitu saat dilaksanakannya symposium teori informasi di kampus MIT yang melibatkan pembicara seperti Naom Chomsky, Jerome Bruner, Allen Newell dan Herbert Simon, serta George Miller. Simposium tersebut telah memberikan efek pendekatan baru dalam psikologi:

M.M.Nilam Widyarini

Psikologi Kognitif

menerima proses-proses mental dan representasi pengetahuan sebagai komponen yang perlu dan syah (legitimate) untuk memahami psikologi manusia. Tema utama revolusi kognitif (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak putih/ white-box theory) adalah bahwa proses-proses internal merupakan pokok bahasan dalam psikologi. Hal ini berkebalikan dengan behaviorisme (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak hitam/ black-box theory) yang mengusulkan bahwa respon-respon atau perilaku merupakan pokok bahasan psikologi yang sebenarnya.

Sumber: Solso, Robert, L. 1991. Cognitive Psychology. Singapore: Allyn and Bacon.

M.M.Nilam Widyarini

You might also like