You are on page 1of 29

Kerabat Kerja Produksi

Proses produksi memerlukan waktu yang lama dan berliku-liku. Untuk mengantisipasi masalah ini diperlukan pengorganisasian yang tepat, mengingat pengaruh media ' massa televisi, tidak dapat disangkal lagi, baik positif maupun negatifnya. Kerabat kerja produksi dibagi dua bagian, Staf produksi dan Kerabat kerja produksi. Staf produksi mempunyai tanggung jawab utama isi serta pengembangan program siaran dan terdiri dari, produser, pengarah acara, penulis naskah serta asisten produksi. Sedang anggota kerabat kerja produksi terdiri dari mereka yang mengoperasikan perangkat keras, seperti "pengarah teknik, penata suara, penata cahaya dan pengarah lapangan. 1. Staf Produksi Produser Produser adalah orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi program siaran televisi, tugasnya melaporkan kepada produser eksekutif, yang bertanggung jawab pada pelaksanaan produksi. Sementara produser eksekutif itu sendiri adalah pimpinan tertinggi yang mempunyai kewenangan mengelola suatu produksi, sering disebut sebagai orang yang selalu mengusahakan uang, ia bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi. Pengarah Acara/Sutradara Pengarah Acara/Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab pada produser dan bertugas menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup, dan mengarahkan talent serta kerabat kerja dalam semua kegiatan, dari sejak pemahaman naskah hingga pascaproduksi. Penulis Naskah Penulis naskah adalah orang yang bertanggung jawab pada produser, dan bertugas menerjemahkan segala keinginan produser, menjadi bentuk naskah, dalam hubungannya dengan perencanaan program siaran.
12 1
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Asisten Pengarah Acara/Sutradara Asisten Pengarah Acara/Sutradara bertugas membantu Pengarah Acara /Sutradara, dalam hal menyiapkan talent, kamera dan que pada video tape, agar kerabat kerja menyiapkan diri. Demikian pula dengan teliti mencatat waktu setiap segmennya serta waktu keseluruhan, agar program siaran yang diproduksi sesuai dengan waktu yang seharusnya.

Asisten Produksi Tugas seorang asisten produksi sering berpindah dari program siaran satu ke program siaran lain, umumnya membantu tugas produser dan pengarah acara serta kerabat kerja lain. Biasanya asisten produksi bekerja di ruang kontrol, membantu produser, membantu pengarah acara dalam mencatat naskah saat produksi berlangsung. Demikian pula ia bertanggung jawab atas pendistribusian naskah kepada kerabat kerja serta bahan visual lain yang dirperlukan. Sering pula melaksanakan tugas sebagai pengarah lapangan, serta mengatur telepromter yang akan digunakan oleh talent.

2. Kerabat Kerja Produksi Pengarah Teknik (Technical Director) Pengarah teknik duduknya di samping pengarah acara di depan meja kontrol dan bertindak sebagai switcher dan atas komando dari pengarah acara dalam perpindahan setiap gambar. Di samping itu pengarah teknik juga bertanggung jawab atas aktivitas kerabat kerja teknik. Teknisi Audio ` Teknisi audio bertanggung jawab atas kebaikan suara program siaran yang diproduksi dan selama produksi berlangsung duduknya di sebelah kiri pengarah acara di meja kontrol audio. Tanggung jawab teknisi audio tadi harus dapat menghasilkan suara vang bercita rasa seni (Audio performance arts).
12 2

Penata cahaya
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Penata cahaya merencanakan setting penataan cahaya program siaran yang akan diproduksi, dan harus selalu berkonsultasi dengan pengarah acara serta mengoordinasikan kerabat kerjanya. Scenis Dessigner Scenis director disebut juga penata artistik atau juga perekayasa dekorasi, tugasnya bertanggung jawab atas terciptanya set program siaran yang akan diproduksi dan selalu bekerja sama dengan penata cahaya serta berkonsultasi dengan pengara acara. Pengarah lapangan Pengarah lapangan sering disebut sebagai stage manager, bertanggung jawab atas operasional di dalam studio,sejak pengarah acara mulai kegiatan produksi, di mana pengarah acara selalu berhubungan dengannya melalui intercom. Pengarah lapangam juga bertanggung jawab atas kegiatan studio, memberikan tanda-tanda kepada talent atas petunjuk pengarah acara. Kamerawan (Camera operator) Kamerawan mengoperasikan kamera selama produksi berlangsung, ia mengambil gambar atas permintaan pengarah acara dan bertanggung jawab atas hasil gambar yang baik dari segi komposisi serta ukurannya. Teknisi video Teknisi video bertanggung jawab atas kualitas gambar yang dihasilkan kamera, di mana setiap kamera dinkontrol oleh Camera Control Unit (CCU), sebab kualitas gaambar yang baik, besar andilnya terhadap sebuah karya produksi. Jumlah anggota kerabat kerja produksi, masih banyak lagi yang belum disebutkan, karena banyak yang bekerja di belakang layar, seperti penata grafis, penata rias, penata rambut, pemeliharaan dan perawatan alat teknik (Maintenance) darl masih banyak lagi. Empat Tahapan Pelaksanaan Produksi (SOP)
12 3
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Untuk pelaksanaan operasionalnya, saat akan memproduksi program siarannya, memiliki prosedur kerja sendiri. Preproduction planning 1. Pengembangan konsep 2. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi 3. Penulisan naskah 4. Planning meeting semua anggota inti Rehearsal 1. Dry rehearsal Proses membicarakan Projek proposal 2. Camera blocking Project prop 3. Run through 4, Dress rehearsal Post Production " Production Siaran langsung Siaran berlangsung sesuai dengan programa siaran 1. Menghentikan kegiatan studio 2. Editing video . 1. Live on tape 2. Recording in segment 3. Single camera and single VTR 4. Multiple camera and multiple VTR Prosedur kerja (Standard Operation Procedure) yang terdiri dari 4 (empat tahapan kerja: 1. Pre Production Planning. 2. Set up & Rehearsal. 3. Production. 4. Post Production.
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Setup & Rehearsal Setup I. Penataan dekorasi 2. Penataan cahava 3. Penataan suara 4, Penataan video tape dan Film play back

proses

Rekaman

3. Memperbaiki kualitas audio 4. Evaluasi program bersama Sample khalayak

Prosedur kerja saat melaksanakan produksi, tidak bersifat kaku, mengingat bahwa pelaksanaan produksi kompleksitasnya tidak sama. Sehingga empat tahapan tadi tidak semuanya dilalui. Mengingat produksi dapat dilaksanakan dengan produksi rekaman atau produksi siaran langsung, produksi rekaman tentu semua tahapan dilaksanakan, sebaliknya produksi siaran langsung ada tahapan yang tidak diperlukan, yaitu tahapan Post Production. Dengan adanya tahapan kegiatan produksi, semua anggota kerabat kerja produksi, akan melakukan aktivitas di setiap tahapan yang berbeda, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini bisa dilihat di bawah ini. PRODUSER PRA PRODI'KSI I. Mengembangkan konsep gagasan 2. Membuat rencana biaya produkssi 3. Menunjuk Pengarah acara 4. Mengadakan pembicaraan dengan Penulis naskah 5. Menyetujui berbagai saran dari Pengarah acara, Penata lampu, dan Perekayasa dekorasi 6. Memimpin dan mengoordinasi seluruh rencana produksi SET UP AND Menyetujui perubahan akibat pengembangan REHEARSAL PRODUKSI

1. Melakukan koordinasi dengan stasiun penyiar PASCAPRODUKSI an untuk promo on air 2. Menyetujui hasil akhir sesuai yang ditentukan

PRODUSER PELAKSANA

12

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

PRA PRODUKSI

Membantu produser setiap kegiatan perencanaan dan mencatat semua keperluan pelaksanaan produksi

SET UP AND 1. Mengawasi kegiatan secara menyeluruh REHEARSAL 2. Memerhatikan set up dan latihan serta membuat catatan yang diperlukan sebagai bahan pengembangan yang tanpa penambahan biaya , 3. Menyetujui jadwal waktu akibat pengembangan 4. Membuat laporan perubahan kepada Produser PRODUKSI 1. Mengawasi jalannya latihan 2. Dalam siaran langsung bila diperlukan membantu pengarah acara, sedang dalam rekaman bekerja sama dengan pengarah acara guna memastikan pelaksanaan produksi PASCAPRODUKSI 1. Membuat laporan kegiatan produksi dan pertanggunganjawaban pelaksanaan tugas 2. Menyerahkan hasil (master) akhir sesuai dengan jadwal kepada produser

PENGARAH ACARA PRA PRODUKSI 1. Mengikuti dan mencatat hasil pertemuan produksi 2. Melakukan pendekatan produksi dan mendiskusikan dengan produser 3. Bekerja sama dengan produser dan penulis naskah kalau terjadi pengembangan naskah 4. Bekerja sarna dengan produser dalam menentukan talent 5. Mendiskusikan hasil pendekatan produksi (teknik dan artistik) dengan kerabat kerja produksi
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

perencanaan

6. Merencanakan peralatan tambahan (pemanfaatan efek khusus) dengan pengarah teknik 7. Merencanakan bentuk pengambilan gambar dan gerakan kamera dalam bentuk recording plan SET UP AND 1. Memimpin pertemuan produksi dan latihan REHEARSAL dengan dibantu asisten pengarah acara/pengarah lapangan 2. Mengarahkan dan melatih pengisi acara 3. Mengarahkan dan melatih pengambilan gambar (camera blocking) 4. Mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi ke dalam suatu tontonan yang terkendali PRODUKSI Memimpin rangkaian kegiatan produksi dibantu asisten pengarah acara /pengarah lapangan PASCAPRODUKSI 1. Sebeium pelaksanaan editing terlebih dahulu melakukan editing image 2. Memimpin pelaksanaan penyuntingan (dengan menggunakan editing & mixing list) 3. Menentukan pemakaian ilustrasi musik dan jenis huruf dalam pelaksanaan mixing

PENULIS NASKAH PRA PRODUKSI 1. Bekerja sama dengan produser dan pengarah acara dalam mengembangkan naskah 2. Melakukan revisi naskah sesuai dengan kebutuhan hingga ada kesepakatan SET UP AND Apabila diperlukan revisi naskah harus segera REHEARSAL takukan PRODUKSI -PASCAPRODUKSI -12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

ASISTEN PENGARAH ACARA PRA PRODUKSI Membantu pengarah acara dalam melakukan pendekatan produksi SET UP AND 1. Membantu pengarah acara dalam melatih meng REHEARSAL arahkan baik di dalam maupun di luar studio 2. Membuat kamera shot dan tanda-tanda lainnya selama latihan PRODUKSI 1. Membantu pengarah acara dalam pengambilan gambar dan gerakan kamera serta memberikan tanda-tanda lainnya 2. Berpatokan pada waktu yang tersedia 3. Membuat catatan untuk setiap segmen film atau video tape PASCAPRODUKSI PENGARAH TEKNIK PRA PRODUK5I Membicarakan fasilitas teknik yang diperlukan dengan pengarah acara dan atau produser SET UP AND 1. Bertanggung jawab terhadap kualitas teknik REHEARSAL PRODUKSI PASCAPRODUKSI PENATASUARA PRA PRODUKSI 1.Membicarakan kepada pengarah acara dan tim inti tentang pendekatan produksi dan fasilitas studio 2. Menyiapkan pita suara yang diperlukan SET UP AND 1. Memimpin kerabat kepa audio dan control room REHEARSAL
12

Membantu pengarah acara saat melaksanakan editing

2. Bertindak sebagai switcher pada saat latihan di studio Mengoperasikan peralatan di switching board Mengoperasikan switching board saat Pascaproduksi

2. Mempersiapkan audio di studio control 3. Menchek


Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

seluruh mic dana audio balance PRODUKSI PASCAPRODUKSI Melakukan studio mixing Mengoperasikan audio control saat Pascaproduksi

PENATA CAHAYA PRA PRODUKSI 1. Membicarakan dengan pengarah acara dan perekayasa dekorasi tentang letak dekor 2. Membuat keseimbangan keseluruhan peralatan sehingga cahaya yang dihasilkan baik 3. Dapat melakukan perubahan jika diperlukan serta menyelesaikan masalah yang timbul SET UP AND REHEARSAL 1. Mengawasi tata letak dan fokus peralatan tata cahava 2. Membuat keseimbangan keseluruhan peralatan sehingga cahaya yang dihasilkan baik 3. Dapat melakukan perubahan jika diperlukan serta menyelesaikan masalah vang timbul pada saat atihan di studio PRODUKSI 1. Mengoordinasikan seluruh tanda pencahayaan 2. Mengoperasikan pencahayaan yang digunakan dari dimmer PASCAPRODUKSI

PEREKAYASA DEKORASI PRA PRODUKSi


12

1.Membicarakan dengan pengarah acara, produser


Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

dan penata cahaya tentang keseluruhan tata dekorasi 2. Mengembangkan pendekatan set design dan setting SET UP AND REHEARSAL 1. Mengawasi pembuatan konstruksi set 2. Mengawasi keseluruhan aktivitas perekayasaan tata panggung dan mendirikan set di studio 3. Membuat beberapa perubahan jika diperlukan pada saat latihan di studio PRODUKSI PASCAPRODUKSI PENGARAH LAPANGAN PRA PRODUKSI SET UP AND REHEARSAL 1. Bertanggung jawab seluruh kegiatan di studio 2. Bertindak selaku pengarah acara "melihat dan mendengar" apa yang terjadi di lantai studio saat latihan maupun produksi 3. Melanjutkan aba-aba ke pengisi acara yang datangnva dari pengarah acara 4. Bertanggung jawab terhadap property dan kostum selama latihan PRODUKSI PASCA PRODUKSI Melanjutkan seluruh aba-aba kepada pengis acara

KAMERAWAN PRA PRODUKSI SET UP AND 1. Mempersiapkan kamera untuk pelaksanaan pro REHEARSAL duksi 2. Mengoperasikan kamera selama latihan kamera
12 10
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

PRODUKSI PASCAPRODUKSI TEKNISI VIDEO PRA PRODUKSI

Mengoperasikan kamera selama produksi berlangsung

SET UP AND I. Menyiapkan dan menset kamera agar dapat meng REHEARSAL hasilkan gambar yang baik 2. Menjaga Camera Control Unit agar ketajamannya t idak berubah meskipun terjadi perubahan/variasi situasi 3. Membantu pengarah acara untuk memperoleh visual effect yang diperlukan 4. Membicarakan dengan penata cahaya apabila cahaya asin yang mengganggu PRODUKSI PASCAPRODUKSI timbul

EDITOR PRA PRODUKSI SET UP AND 1. Menyiapkan pita audio/video sebanyak yang di REHEARSAL butuhkan 2. Mengoperasikan peralatan VTR bila diperlukan 3. Melakukan perekaman gambar bila diperlukan PRODURSI I . Mengoperasikan peralatan VTR 2. Melakukan perekaman gambar

12

11

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

PASCAPRODUKSI

1. Membantu produser pelaksana dalam mengoordinasikan seluruh kegiatan 2. Melakukan penyuntingan berdasarkan editing list dan naskah dari pengarah acara

UNIT MANAGER PRA PRODUKSI 1. Membantu produser pelaksana dalam mengoordinasikan seluruh kegiatan 2. Mempersiapkan transportasi, konsumsi dan akomodasi pengisi acara/kerabat kerja SET UP AND 1. Memerhatikan clan membuat catatan kegiatan se REHEARSAL bagai bahan pengembangan tanpa penambahan biaya 2. Mempersiapkan transportasi. konsumsi dan ako modasi pengisi acara/kerabat kerja PRODUKSI 1. Mendata semua rangkaian kegiatan produksi 2. Mempersiapkan konsumsi (makan, minum) selama proses produksi berlangsung sesuai jadwal 3. Mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan perizinan, pemakaian lokasi, listrik dan fasilitas lain yang diperlukan 4. Bertugas membayar honorarium pengisi acara dan kerabat kerja khususnya tenaga honor/lepas PASCAPRODUKSI Membuat laporan kegiatan produksi

Meskipun telah diuraikan pembagian tugas setiap anggota kerabat kerja di setiap tahapan, kita belum memperoleh gambaran kegiatan apa yang dilakukan di setiap tahapan, di bawah ini diuraikan di setiap kegiatan.

12

12

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Pre Production Planning Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi program siaran, termasuk program siaran pendidikan, karena itu tahapan ini merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berpijak dari ide atau gagasan ini, produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan, untuk bahan pengembangan ide atau gagasan tersebut. Akhirnya produser yang bersangkutan bekerja sama dengan pengarah acara/sutradara serta penulis naskah. Bahan-bahan yang terkumpul kemudian dirangkai oleh penulis naskah menjadi suatu naskah, sesuai dengan format program yang telah ditentukan. Kegiatan produser dilakukan jauh hari, dari tanggal penyiarannya, karena memerlukan ketelitian agar hasil produksinya nanti dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Selanjutnya produser menyiapkan project proposal program siaran. Apabila project proposal telah disetujui,selanjutnya produser menyelenggarakan planning meeting, bersama tujuh anggota inti, yang terdiri 1. Pengarah acara/ sutradara, 2. Penulis naskah, 3. Pengarah teknik, 4. Perekayasa dekorasi, 5. Teknisi audio, 6. penata cahaya 7. Kamerawan. Tujuan planning meeting yang dipimpin produser, mendiskusikan rencana produksinya, karena itu setelah produser menginformasikan rencana serta keinginannya, terjadi diskusi kecil yang semuanya mengarah ke satu pendapat, meskipun terjadi perubahan dari rencana semula, tetapi tidak akan mengubah isi naskahnya. Dari diskusi kecil tadi akhirnya dapat menghasilkan rencana yang telah disepakati bersama, artinya, semua menjadi tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan produksinya. Hasil dari planning meeting ini yang berupa naskah serta proposal, selanjutnya diserahkan kepada semua anggota inti tersebut, di mana semua anggota inti tadi pada tahapan berikutnya mulai merencanakan tugas sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya project proposal yang telah diperbaiki dibagikan kepada seluruh anggota inti, untuk ditindaklanjuti sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

13

Set up & Rehearsal Set up Pengarah acara setelah mendapatkan berbagai informasi dari produser, segera mempelajari proposal yang diterimanya, khususnya mulai mempelajari naskah serta berbagai elemen visual yang sekiranya diperlukan. Selanjutnya pengarah acara memberikan informasi tentang rencana produksinya saat pengarah acara menyelenggarakan production meeting, bersama anggota inti ditambah kerabat kerja yang dipersiapkan pengarah teknik. Persiapan yang dilakukan oleh kerabat kerja teknik maupun kerabat kerja lainnya, seperti, kerabat kerja fasilitas produksi. Apabila produksi dilakukan di dalam studio, anggota inti bersama anggotanya rnempersiapkan yang bersifat teknis, sejak dari subkontrol sampai peralatan di studio, merencanakan denah dekorasi, setting lampu dan tata suara. Sebaliknya apabila produksi dilaksanakan di luar studio, mungkin akan digunakan OB van, tetapi dapat juga hanya menggunakan single kamera. Karena itu, perlu dipersiapkan kelengkapan lainnya, seperti reflector untuk membantu pencahayaan, mikropon, video rekorder dan sebagainya. Pelaksanaan persiapan dikoordinasikan oleh pengarah teknik dan pengarah acara. Semua perencanaan dituangkan ke dalam gambar, sehingga semiua anggota kerabat kerja mudah untuk memahami. Setelah rencana denah disetujui tentu akan segera ditindaklanjuti untuk direalisasikan dan akhir dari persiapan ini adalah dibuatnya rencana produksi oleh pengarah acara yang dituangkan ke dalam production book dan production book ini akan digunakan untuk panduan saat latihan dan setelah disempurnakan sebagai pedoman pelaksanaan produksi nantinya. Rehearsal Latihan diperlukan bukan saja untuk kepentingan artis atau performer, melainkan juga untuk kepentingan kerabat kerja. Latihan dipimpin oleh pengarah acara dan selama latihan pengarah acara akan memberikan petunjuk/mengarahkan, hal-hal yang berhubungan dengan cara membawakan acara, membawakan peran, teknik vocal, teknik akting serta blocking, demikian pula akan menginformasikan tata
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

14

dekorasi yang akan digunakan. Di samping itu yang lebih penting lagi adalah, pengarah acara akan berkonsultasi dengan performer, tentang treatment program siaran sepanjang masa, yang digunakan sebagai pedoman produksi. Tahapan-tahapan latihan seperti di bawah ini: 1). Read through. Merupakan latihan awal, yaitu latihan membaca naskah secara lengkap, selama latihan pengarah acara bertugas memberikan petunjuk yang diperlukan, seperti tanda baca, vocal acting dan penafsiran naskahnya. 2). Walk through. Tahap ini artis tidak menggunakan naskah lagi, dan dituntut telah mampu menghayati naskahnya. 3). Blocking. Saat latihan pada tahap ini telah menggunakan tata dekorasi, meskipun bersifat tiruan. Pengarah mulai memberikan pengarahan, dalam hubungannya dengan tuntutan media massa televisi, di samping itu pengarah acara bersama dengan kamerawan mulai merencanakan pengambilan gambar dan anggota kerabat kerja lainnya turut mengamati jalannya latihan, dengan tujuan kemungkinan adanya perubahan rencana yang telah dibuat, seperti tata suara, tata cahaya. 4). Dry Rehearsal. Latihan ini sering disebut sebagai latihan kering, di mana selama latihan para talent belum menggunakan tata pakaian seharusnya, termasuk tata rias dan sebagainya, tetapi telah dituntut untuk melakukan semua yang telah diarahkan. 5). Camera Blocking/Rehearsal. Tahap latihan ini lebih ditekankan kepada tata gerak kamera, meskipun demikian tidak berarti talent terus seenaknya sendiri, tetapi tetap dituntut untuk menunjukkan kesiapannya. Saat latihan berlangsung pengarah acara duduk di ruang kontrol, sedang di studio diatur oleh pengarah lapangan, hanya kalau ada yang perlu didiskusikan, baru pengarah acara masuk kembali ke dalam studio. Saat latihan kamerawan berpedoman kepada shot list yang telah dibuat, meski demikian kalau terjadi perubahan-perubahan pengambilan gambarnya, akan selalu dikonsultasikan kepada pengarah acara. Kalau kita perhatikan tahapan latihan itu, tidak semuanya diperlukan untuk acara siaran pendidikan, mengingat bahwa komunikator acara siaran pendidikan, dilakukan oleh performer bukan artis, karena naskahnya bergaya tutur, sehingga
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

15

para performer hanya memerlukan latihan tahap pertama saja. Mengenai perbedaan artis dan performer akan diuraikan kemudian. Production Pada tahapan ke-3 merupakan tahapan pelaksanaan produksi dan pengarah acara akan bertugas sebagai penanggung jawab pelaksanaannya, di samping sebagai koordinator pelaksanaannya. Pelaksanaan produksi selalu berpedoman pada production book yang telah disusun dan disesuaikan saat latihan. Post ProductionlPascaproduksi Tahapan terakhir adalah pascaproduksi, dimaksudkan sebagai tahap penyelesaian akhir atau penyempurnaan dari suatu produksi. Tahap penyelesaian meliputi: (1). Melaksanakan editing baik video maupun audio. (2). Pengisian grafis pemangku gelar. (3). Pengisian narasi. (4). Pembuatan efek khusus. (5) Melakukan evaluasi hasil akhir dari produksi. Sebagai gambaran pelaksanaan mekanisme kerja produksi yang telah diuraikan secara singkat tadi, dapat dipelajari/diamati pada ilustrasi gambar pada halaman berikut. Pada tahapan pascaproduksi harus dikerjakan seteliti mungkin, sebab sudah kita maklumi bahwa televisi sebagai media massa pengaruhnya sangat besar, baik positif ataupun pengaruh negatifnya. Karena itulah memproduksi acara siaran pendidikan dituntut untuk bekerja lebih cermat, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi. Hal ini terlihat saat dilakukan evaluasi, bukan hanya dihadiri dari kalangan stasiun penyiaran sendiri, yang mewakili penonton diikutsertakan, demikian pula dari departemen / badan terkait. Kepentingan penonton di sini untuk melihat apakah masalah yang disampaikan melalui bentuk audio visual, sudah cukup jelas, kalau belum pada bagian mana dan apa saran-sarannya. Dari beberapa saran yang disampaikan perlu dikaji oleh pengarah acara beserta kerabat kerja, termasuk tentu saja produser, sehingga bisa terjadi dilakukan editing ulang. 4. Performer dan Artis
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

16

Pada televisi kita mengenal istilah "Talent" yang digunakan menunjukkan seseorang yang muncul di depan kamera, dan talent dapat dibagi menjadi dua golongan. 4.1. Performer Performer adalah orang yang muncul di depan kamera atas nama dia sendiri, biasanya muncul dalam situasi yang tidak bersifat khayalan dan sering langsung berbicara dengan khalayak penonton, seperti misalnya pembaca berita, penyaji berita, penyiar, pewawancara, pakar. 4.2. Aktor/Aktris Di lain pihak, aktor/aktris menggambarkan peran khayalan di dalam pemunculannya di depan kamera dan di samping itu juga mencoba untuk mengkreasikan di dalam tokoh peran yang dibebankan kepadanya, tentu saja hal ini hanya akan terjadi dalam acara-acara drama, tetapi meskipun demikian mereka dapat pula muncul di dalam acara variety musik, acara-acara panggung gembira anak-anak dan juga pada acara komersil. Meskipun ada pengelompokan yang berbeda, tetapi pada dasarnya teknis pemunculan di depan kamera sama saja, demikian pula tugas yang dibebankan kepada mereka, yaitu untuk mengomunikasikan pesan, gagasan atau membangkitkan emosi khalayak penonton. Ada perbedaan yang mendasar antara keduanya di dalam melaksanakan tugasnya. Performer dalam melaksanakan tugasnya, sering hanya menggunakan sebagian naskah saja dan latihannya tidak mendetail, hal tersebut dikarenakan kesanggupannya untuk berimprovisasi, meskipun demikian seorang performer juga dituntut menyesuaikan dengan waktu serta cepat tanggap dengan kode yang diberikan pengarah acara melalui pengarah lapangan. Sementara itu bagi aktor/aktris dalam penampilannya di layar televisi, selalu didasarkan atas naskah lengkap yang diperoleh jauh sebelumnya dan berdasarkan naskah tadi mereka melakukan latihan-latihan, dengan maksud agar dapat memenuhi tuntutan naskahnya sesuai dengan peran yang dibebankan. Karena itu mengingat bahwa televisi sebagai media audio visual, maka masalah pemilihan serta penentuan aktor/aktris lebih kompleks apabila dibandingkan dengan pemilihan seorang performer. Bagi seorang performer maupun aktor/aktris yang baik, di samping harus
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

17

menguasai apa yang akan disampaikan, sedikit banyak harus pula mengetahui masalah teknis operasional media televisi, demikian pula harus mengetahui bagaimana seharusnya menghadapi kamera televisi, dengan demikian mereka harus mengenal tiga ruang lingkup media ini, yaitu masalah karakteristik media, teknis produksi yang digunakan serta metode penampilan di depan kamera. Masalah penampilan di layar televisi akan sangat membantu atau bahkan ikut menentukan keberhasilannya dalam berkomunikasi dengan khalayak, sebab bagaimanapun performer maupun aktor/aktris akan bertindak sebagai seorang komunikator, baik komunikator yang bersifat perorangan maupun dalam kelompok, tetapi meskipun demikian harus tidak dilupakan masalah suara, sebab masalah suara akan ikut menentukan keberhasilannya,sebab kedua-duanya erat sekali dengan masalah audio dan video space, sehingga akhirnya dapat menciptakan hubungan keakraban dengan khalayak penonton. Di atas telah disinggung bahwa pemilihan serta penentuan bagi seorang performer maupun aktor/aktris merupakan tugas yang tidak mudah, hal ini seperti disampaikan oleh Alan Wurtzel sebagai berikut. "Selecting talent for production is always an importance job, and this applies to nondramatic as well as to dramatic role. Casting even as deceplively simple a part as the narrator or on camera "teacher" in an astructional production must be done with care. The talent an screen will have to cary much of the show contributes enormously to a program's succes or failure. Good television talent is not always easy to find. The performer must be comfortable in the role, be able to work on a studio set with all its distractions, and still relate well to the viewing audience. Many variables enter into casting dicisions: the availability of talent, the cost of their salaries, and whether they look and sound "right" for the show. The director will usually assist the producer during casting since her or she must ultimately work closely with the talent during rehearsal and production". (Wurtzel, 487, 1985). Pemilihan talent untuk suatu produksi merupakan pekerjaan yang amat penting, dan dalam pelaksanaannya sama pentingnya untuk peran nondramatik maupun peran dramatik. Pemilihan pemain kelihatannya mudah dan sederhana, seperti halnya seorang narator atau "guru" pada acara instruksional yang harus dikerjakan secara teliti dan hati-hati. Penampilan talent pada layar televisi amat berpengaruh dalam suatu acara dan merupakan penentu terhadap sukses atau tidaknya suatu
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

18

acara, karena itu tidak selalu mudah untuk menemukan talent untuk televisi, sebab performer dituntut harus enak dalam berperan, di samping harus mampu melaksanakan dalam studio dengan situasi yang membingungkan dan harus selalu mampu menjalin hubungan yang baik dengan khalayak penonton. Ada beberapa hal dalam menentukan pemilihan talent, yaitu terdapatnya bakat, honorarium serta mampu berpenampilan dan mempunyai suara yang baik, bagi suatu pertunjukan. Untuk itu sutradara atau pengarah acara tadi dalam hal melakukan kerja sama dengan mereka selama melakukan latihan sampai ke pelaksanaan produksi nanti. Selanjutnya Alan Wurtzel menyarankan, apabila akan melakukan pemilihan para talent dan dapat berhasil dengan baik, antara lain: "There are many number of ways to go casting, if you can pay for performers, contacting talent agertts is usually the best approach, since they handle a number of artist who might be suitable for you needs. Advertising open auditions will usually producea large of eager applicants, but you must be prepare a spend time of wading through countless try-out before you Will find performers who are right for you are unable to pay for talent, try some of the community theatergroups and University drama departement which often have a large pool of interested volunteers willing to trade their talent for television exposure." (Wurtzel.488.1986) Ada sejumlah cara untuk melakukan pemilihan talent, apabila Anda dapat membayar pelaku merupakan cara yang baik. Hubungi suatu agen untuk para talent, karena agent tadi memiliki sejumlah artis, yang besar kemungkinannya cocok dengan yang Anda butuhkan, atau memasang Man, biasanya akan banyak peminat yang melamar, karena menaruh minat yang besar terhadap iklan Anda. Tetapi dalam hal ini Anda harus bersiap-siap untuk menyediakan waktu yang cukup banyak, untuk menyelenggarakan seleksi, sebelum Anda dapat menemukan pelaku yang benar-benar sesuai dengan acara Anda. Sebaliknya apabila Anda hanya mempunyai dana yang terbatas dan tidak mampu membayar para talent, Anda dapat mencoba menggunakan kelompok-kelompok teater dan drama di unversitas, sebab universitas sering mempunyai anggota yang secara sukarela bersedia untuk menampilkan anggotanya 5. Production Meeting Atas dasar rencana kerja produksi yang telah disusun dan dituangkan menjadi konsep production book, pengarah acara segera mengadakan production meeting,
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

19

bersama kerabat kerjanya. Production meeting ini bertujuan untuk memberikan berbagai informasi, tindak lanjut dari proposal yang diterima saat planning meeting bersama 7(tujuh) anggota inti. Sehingga pelaksanaannya nanti tidak ada lagi hal-hal yang tumpang-tindih. Karena keberhasilan suatu produksi program siaran televisi, bukan ditentukan oleh seseorang, tetapi dilakukan secara kolektif, maka saat production meeting pengarah acara berusaha terjadi arus komunikasi dua arah, sehingga terjadi diskusi-diskusi kecil, yang hasilnya saling melengkapi. Hal-hal yang perlu diinformasikan adalah: (1). Rencana dekorasi dan tata suara dan tata cahaya. (2). Banyaknya performer/ aktor/ aktris pendukung. (3). Pelaksanaan produksinya. (4). Lokasi yang akan digunakan. (5). Peralatan yang diperlukan. (6). Rencana kerjanya. Dari diskusi-diskusi kecil akhirnya akan menghasilkan rencana kerja secara kolektif. Itu berarti sebagai Pengarah Acara mau menerima dan mendengarkan berbagai saran dari anggota kerabat kerjanya, hal itu akan membantu terbentuknya team kerja yang homogen. Karena pelaksanaan produksi bisa dilakukan di dalam atau di luar studio dan bahkan gabungan antara di dalam dan di luar studio, maka untuk melaksanakan produksi didalam studio, masalah floorplan beserta maket dekorasinya yang direncanakan oleh Art Designer, merupakan bahan diskusi yang menarik, sebab floorplan akan melibatkan kepentingan dari satuan kerja teknik, sehingga tidak mengherankan kalau sering terjadi perbedaan pendapat, sebagai akibat adanya tinjauan dari sudut kepentingan satuan kerjanya, karena itu dalam masalah demikian pengarah acara harus mampu mencari jalan keluar sebaik-baiknya, sehingga tidak akan mengganggu keutuhan team, bahkan diharapkan dengan perbedaan ini justru dapat menghasilkan perekayasaan yang lebih baik. Gambar sebuah floorplan beserta maketnya dapat dilihat berikut ini.

Apabila floorplan telah disepakati bersama, kerabat kerja mulai melakukan


12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

20

kegiatan, pembuatan elemen dekorasi, design tata suara, design tata cahaya dan kamera blockingnya. Design tata suara, tata cahaya dan kamera blocking digambarkan dalam floorplan berupa simbol-simbol yang mempunyai pengertian universal, seperti contoh gambar. Lain halnya kalau produksi akan dikerjakan di luar studio, pengarah acara beserta anggota inti, merencanakan hunting lokasi, tujuannya untuk mencari lokasi yang cocok dengan naskahnya. Beberapa pertimbangan untuk menentukan lokasi antara lain: 1. Apakah tempat yang dipilih sudah sesuai dengan tuntutan naskahnya. 2. Bagaimana untuk pergerakan performer/ Aktor/ aktrisnya. 3. Apakah memungkinkan peralatan yang digunakan mempunyai keleluasaan gerak. 4. Bagaimana keadaan iklim di daerah itu. 5. Bagaimana keamanan lingkungan. 6. Keadaan sekitar bagaimana, tenang, riuh. 7. Apakah tersedia tempat lain untuk menyimpan peralatan yang belum digunakan serta istirahat. Kalau sudah setuju dengan tempat/lokasinya, segera perlu dilakukan persiapan yang berkaitan dengan kepentingan produksi, seperti penambahan catu daya listrik, pembangunan set tambahan dan lain-lain, demikian pula masalah fenomena alam perlu diperhatikan, hujan, kabut dan angin. Kalau masalah fenomena alam itu diperlukan harus menciptakan fenomena tiruan. ,i :1 ' 1 . LN:nriUye + i pR 5~ ' Contoh sebuah maket (lihat gambaran pada TV pendidikan yang cetakan G3

12

21

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Setelah selesai production meeting pengarah acara bersama produser, konsultasi kembali ke performer, untuk memberitahukan rencana pengambilan gambar, beserta urut-urutannya sesuai hasil konsultasi pertama pada tahapan set up & rehearsal.

Floor Monitor Floor Stand t f ,L l' r I 0[ Mic CE Flood , ' ~ ~ C Boom Kecil ~ Boom Besar Pedestal Camera Lampu Spot S00 W. Stand Mic _ Lampu Spot 1KW 1 KW

"~JI^y`/v

Lampu Flood. Table Mic

i. K1Y ~. Lampu Efek kecil {-' ( f C C> ~ o Lampu Scoop (single) Profil Spot Besar Profil Spot Kecil Ground Row dengan beberapa iampu Lampu Efek besar

Lampu Scoop Dobel Speaker _LL _ U, L


12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

La...,7J lodine (single)r L Barn Door Filter

La-,,^v Iodine (dobel) ~

22

Contoh "Simbol Lampu dan Peralatan studio yang digunakan pada floorplan 5.1. Production Book Kalau proposal merupakan ungkapan ide atau gagasan seorang produser, menjadi sebuah perencanaan program siaran, kemudian ditindaklanjuti oleh pengarah acara, dengan membuat perencanaan produksinya. Diawali dengan mempelajari proposal serta berkonsultasi dengan pengarah teknik dan pernata artistik, pengarah acara membuat konsep perencanaan produksi, kemudian konsep itu dibicarakan bersama 7 anggota inti, saat pengarah acara melaksanakan production meeting. Dari penjelasan singkat tentang proses terjadinya suatu program siaran di atas, menunjukkan bahwa perencanaan merupakan unsur penting, seperti diungkapkan oleh DR. Yoichi Nishimoto dalam bukunya TV Video doftware in Education Application, Theory and Practice, sebagai berikut: "Ilzavealready mentioned the importance of plalztzltzg, another iznportance thing, not forgotten, is that video production is type of communication activity. Communication simply means that a certain message is transmitted from a certain sender A to a certain receiver B. A message written on piece of paper is a letter. In video the producer's message is recorded in a form of visual image on video tape. Therefore video plot production should be just a clear as letter writting" (Nishimooto, 1986, 36) Saya telah menyampaikan pentingnya perencanaan, suatu yang penting dan tidak dapat dilupakan adalah produksi video adalah jenis kegiatan komunikasi. Pengertian sederhana komunikasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator A kepada komunikan B. Suatu pesan yang ditulis dalam selembar kertas adalah sebuah surat. Dalam video, pesan produser adalah suatu bentuk visual dalam pita video, oleh karena itu bagian gambar dalam produksi video, harus jelas seperti dalam surat tadi. Penjelasan Nishimoto di atas, memberikan petunjuk kepada kita, pentingnya perencanaan yang matang, sehingga hasil produksinya sesuai dengan perencanaannya, bukan sebaliknya "lebih baik membaca naskahnya daripada melihat karya audio visualnya", kalau hal itu terjadi berarti suatu kegagalan dalam melaksanakan produksi.
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

23

Pernyataan di atas menegaskan bahwa pentingnya perencanaan yang matang, sebelum melangkah ke pelaksanaan produksinya, sebab dengan landasan perencanaan yang baik, sudah memberikan jaminan keberhasilan suatu produksi. Sehingga jangan sampai terjadi "lebih baik membaca naskahnya daripada menonton karya audio visualnya". Saat production meeting terjadi diskusi-diskusi kecil, membicarakan konsep rencana kerja, yang sifatnya saling melengkapi. Karena itu pengarah acara harus mampu memfasilitasinya, agar tidak merusak keutuhan tim kerja. Berbagai masukan dapat dibicarakan dengan sebaik-baiknya, yang akhirnya dapat menghasilkan rencana kerja produksi yang lebih baik dan menjadi tanggung jawab bersama. Dengan dasar itu pengarah acara segera menyusun production book, yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan produksi, isinya antara lain: 1). Pengantar Menguraikan rencana produksi yang akan dilaksanakan, jelaskan juga hal-hal yang spesifik, dengan tujuan karya produksinya berbeda dengan acara-acara lain yang sejenis, agar lebih menarik. 2). Technical treatment Susun daftar peralatan yang akan digunakan dan sebutkan pula apabila ada peralatan yang perlu disewa, karena tidak dipunyai. 3). Talent Tuliskan nama performer/aktor/aktris yang diperlukan sebagai pendukung produksi, termasuk pakar di bidang apa, karena akan bertindak sebagai nara sumber. 4). Kostum Kostum yang dipakai harus jelas, sebutkan pula warna pakaiannya, agar perekayasa dekorasi dan penata cahaya lebih mudah menyesuaikan. 5). Treatment Treatment perlu ditulis kembali, sebab mungkin saja terjadi penambahan, dari hasil konsultasi pengarah acara bersama produser dan penulis naskah dengan narasumber. 6). Production rundown Dibuat seperti program structure yang ditulis produser, tetapi ditambah kolom audio
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

24

yang berisi berbagai jenis mic yang digunakan. 7). Denah lokasi Dibuat denah lokasi shooting dalam bentuk floorplan, yang digambarkan tata letak dekorasi serta propertynya. 8). Tata dekorasi Tata dekorasi dibuat maket dan dalam bentuk perspektif serta penampang atasnya, serta diberi ukurannya, agar memudahkan untuk digabungkan dengan perencanaan tata cahaya, tata kamera. 9). Penempatan kamera Rencana penempatan kamera digambar pada gambar penampang atas tata dekorasinya, sehingga terlihat jelas, demikian pula simbol-simbol tata suara serta tata cahaya. 10). Storyboard Karena naskah yang digunakan sebagai pedomaan produksi, berupa sebuah treatment, story board dibuat khusus untuk pembuka dan penutup programnya. Lain halnya kalau naskahnya naskah lengkap, storyboard harus dibuat sebelum shooting script. 11). Shooting script Shooting script merupakan rencana pengambilan gambar dan dibuat secara menyeluruh, kalau naskah lengkap, tetapi kalau naskahnya berupa treatment cukup pembuka dan penutup programnya saja. 12). Breakdown sheet Breakdown sheet dibuat, kalau rencana produksinya tidak sesuai urutan naskahnya, sehingga perlu dikelompok-kelompokkan. 13). Rencana kerja produksi Rencana kerja produksi dibuat untuk panduan kegiatan dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu. 14). Shooting schedule Dibuat apabila pengambilan gambarnya sesuai dengan breakdown sheet. Setelah production book dibuat, kemudian dibagikan kepada seluruh 7 anggota inti, dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan produksi. Meskipun demikian dapat saja terjadi perubahan-perubahan, saat pelaksanaan nanti, karena kondisi alam, yang mengharuskan diambil kebijaksanaan tertentu.
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

25

5.2. Rencana Kerja Produksi Perencanaan merupakan awal dari suatu kegiatan, dalam upaya pencapaian tujuan, demikian halnya perencanaan kerja produksi. Karena itu rencana kerja produksi merupakan panduan dalam menuju tujuan yang telah ditetapkan, di samping sebagai alat koordinasi dan pengawasan. Rencana kerja produksi disusun berdasarkan rencana produksi yang telah dibuat menjadi production book, karena kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan, ditentukan oleh: l. Tempat pelaksanaan produksi Produksi dapat dilakukan di berbagai tempat, di dalam studio, di luar studio dan gabungan di dalam dan di luar studio. Ketiga tempat pelaksanaan produksi tersebut, jenis kegiatan yang harus dilakoni saat melaksanakan produksinya berbeda. 2. Format produksi 2.1. Format produksi tanpa latihan Ada kalanya saat akan memproduksi program siaran, pengarah acara tidak melakukan latihan. Karena itu apabila menghadapi hal demikian, harus dicari pelaksanaan produksi program siaran sejenis, sehingga kegiatannya tinggal menyontek ca;a 2.2. Format produksi yang umum dipergunakan Format produksi yang umum dipergunakan, umumnya berupa program siaran informasi, seperti wawancara, diskusi panel, talk show, namun ada kalanya program siaran musik ringan, piano tunggal, gitar klasik. Untuk program siaran seperti tersebut di atas, pelaksanaan latihannya, sudah diketahui oleh seluruh kerabat kerja, sehingga pelaksanaan kegiatannya pun tinggal koordinasi saja, demikian pula apabila ada insert film atau video tape, sudah disiapkan lebih dahulu. 2.3. Format produksi yang kompleks Kalau akan memproduksi program siaran yang kompleks, pengarah acara harus bertindak hatihati, karena kegiatan yang akan dilalui cukup panjang. Karena itu seperti telah diuraikan di muka, semua kegiatan harus direncanakan secara tertulis dan dibicarakan dengan seluruh kerabat kerja, dengan tujuan agar setiap langkah yang akan dilakukan sudah menjadi kesepakatan bersama.
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

26

3. Kompleksitas naskah Telah diuraikan bahwa naskah berfungsi sebagai panduan produksi, menentukan status pengarah acara, dan sistem produksinya. Seperti diketahui kalau ditinjau dari gaya penulisannya, ada dua jenis naskah. 1. Naskah bergaya "Tutur" dan 2. Naskah bergaya "Cerita". Naskah bergaya tutur, pengarah acara akan bertindak sebagai seorang "Realisator", karena tugasnya cenderung merealisasikan naskah yang digunakan sebagai pedoman produksi, menjadi bentuk audio visual, dan sistem produksinya menggunakan sistem Adlib. Sedang untuk naskah bergaya cerita, pengarah acara akan bertindak sebagai seorang "Kreator", karena itu harus mempunyai daya reka dan daya cipta yang tinggi, untuk menciptakan gambar dan suara, dari hasil penafsiran naskahnya, dan sistem produksi menggunakan sistem Blocking. Dengan perbedaan status pengarah acara tadi, tentu saja kegiatan yang akan dilalui berbeda. Karena itu dalam menyusun rencana kerja produksi, disesuaikan dengan pelaksanaan produksinya. Agar lebih jelas di bawah ini disajikan langkah-langkah yang harus dilalui setiap akan melaksanakan produksi, baik ditinjau dari tempat produksinya. Sedang untuk sistem produksi yang akan digunakan, tinggal menyesuaikan langkah apa saja yang akan dilakukan, demikian pula kalau program siaran yang akan diproduksi disiarkan langsung.

3.1. Produksi yang dilaksanakan di studio Langkah-langkah yang harus dilalui: 1). Pre Production Planning 2). Set up and Rehearsal (1). Analisis naskah (2). Konsultasi dengan pengarah teknik dan art designer (3). Pembuatan konsep production book (4). Production meeting (5). Konsultasi dengan talent (6). Menyusun rencana kerja produksi
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

27

(7). Mengarahkan talent saat latihan (8). Pembuatan story board dan shooting script. 3). Produksi 4). Pascaproduksi. Produksi yang dilaksanakan di luar studio: 1. Pre Production Planning. 2. Set up and Rehearsal. (1). Analisis naskah (2). Konsultasi dengan pengarah teknik dan art designer (3). Konsultasi dengan talent (4). Penyusunan rencana kerja produksi (5) Hunting lokasi (6). Penyusunan production book (7). Production meeting (8). Penyusunan breakdown script (9). Setting peralatan dan fasilitas produksi (10). Mengarahkan artis saat latihan (11). Penyusunan shooting plan. 3. Production. 4. Pascaproduksi. Produksi gabungan (di dalam dan di luar studio). 1). Pre Production Planning 2). Set up and Rehearsal. (1). Analisis naskah (2). Konsultasi dengan pengarah teknik dan art designer. (3). Konsultasi dengan talent. (4). Penyusunan rencana kerja produksi (5). Penyusunan production book. (6). Prooduction meeting (7). Hunting lokasi (8). Mengarahkan talent (9). Penyusunan shooting plan
12
Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid
Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

28

(10). Shooting visualisasi. (11) Editing. Produksi studio dengan insert visualisasi Pascaproduksi Berbagai langkah kegiatan seperti contoh, kemudian disusun dalam bentuk metrik, dengan memperhitungkan waktu pelaksanaan setiap kegiatannya, sehingga pengarah acara dapat bekerja secara efektif.

Rencana Kerja Produksi di dalam Studio Bulan : Juli 2004/Tanggal: No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kegiatan 2 14 3 15 4 5 67 8 9 10 11 12 13

Planning meeting Analisis naskah Konsultasi dengan TD.Art Designer Penyusunan Breakdown Script Production meeting Konsultasi dengan artis pendukung Menyusun rencana kerja Pengarahan saat latihan Penyusunan shooting plan Produksi Pascaproduksi

12

29

Dasar-dasar Produksi dan Programming TV Drs. Joni Arman Hamid

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

You might also like