You are on page 1of 38

Proteksi radiasi atau proteksi radiologi Pengukuran yang berhubungan dengan pembatasan pengaruh merusak akibat radiasi pengion

pada manusia, misalnya pembatasan paparan eksternal radiasi, pembatasan penyatuan radionuklida, juga pembatasan penyakit akibat cedera karena hal di atas http://ansn.bapeten.go.id/download.php?fid=&filename=65.pdf&down=1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perananan radiology dalam kedokteran? Sinar X : Definisi , sifat, proses terjadinya ? Prosedur kerja kamar gelap ? Syarat foto thorax layak baca ; indikasi foto thorax ; yg dinilai pd foto thorax? Media kontras beserta kadarnya ? Cholecystografi : Definisi , macam, bahan kontrasnya, prosedurnya ? Prinsip USG ? BNO-IVP : prinsip , prosedur , bahan kontras (dosis), Persiapan, penggunaan/penanggulangan ? 9. Posisi occipital ? 10. Posisi for-opticum 11. Posisi Mastoid 12. Posisi sinus paranasal 13. Posisi cervical 14. Kapan HSG dilakukan pada siklus mens ? mengapa ? 15. Prinsip kerja CT-Scan 16. Persiapan OMP 17. HSG : kontras , indikasi , KI , kenapa di lakukan hari ke-9/10 Jawab : 1. Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yg menggunakan energi ion /non ion, yg dapat di gunakan sebagai sarana diagnosis (normal/sakit) dan therapy (radiasi,fisiotherapy,dll).

efek

samping,

2. Definisi Sinar-X Pancaran gel. Elektromagnetik yg sejenis dgn gel. Radiasi, Panas, cahaya dan sinar UV, tetapi dgn panjang gel yg sangat pendek yaitu 1/10.000 pjg gel cahaya tempat proses terjadinya Sifat Sinar-X : Daya tembus sgt besar Pjg gel sgt pendek (1/10.000) dr pjg gel chy tampak. Dpt mengionisasi zat. Dpt menghitamkan plat film (photographic effect) Fluoresensi Biologic effect menimbulkan perubahan biologis pd jaringan. Penyerapan mkn kepadatan (berat atomnya) , >> penyerapannya.

Proses terjadinya Sinar-X : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Katoda dipanaskan ( > 20.000 c )sampai menyala dgn mengalirkan listrik yg berasal dari transformator. Karena panas, elektron2 dr katoda terlepas. Waktu dihubungkan dengan transformator teg tinggi, elektron2 dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat. Filamen dibuat relative negative thd sasaran (target) dgn memilih potensial tinggi. Awan2 elektron mendadak dihentikan pd sasaran shg terbentuk panas ( 99 % ) dan sinar X (1 %) Pelindung ( perisai ) timah akan mencegah keluarnya SinarX dr tabung, shg sinar X yg terbentuk hanya dpt keluar melalui jendela. Panas yg tinggi pd sasaran akibat benturan electron ditiadakan dgn radiator pendingin. 3. Syarat kamar gelap : Ukuran memadai & proporsional dgn kapasitas dan beban kerja Terlindung dr radiasi, sinar matahari dan bhn kimia lain, selain lar u/ pengolahan foto. Sirkulasi & suhu udara baik ( 16 21 c) Air yg bersih Dinding & lantai yg thn keropos Kelengkapan alat2 kmr gelap yg ememadai Lampu kamar gelap yg aman & tidak bocor

4. Syarat foto thorax yg baik : Simetris jrk clavicula-sternum ka-ki sinus costofrenicus sama tinggi dalam diafragma. Tidak terpotong Tidak kabur/goyang Tidak ada artefak Scapula hrs terbuka Densitasnya baik tlihat vertebra 1-4 dgn jelas ( selebinya gak jelas )

Ada label Ada marker Inspirasi dalam & optimal tlihat costa 6 ( depan ), costa 1-9 (blkng) dgn jelas.

Indikasi foto thorax : Medical check up Persiapan operasi Trauma thorax emfisema subkutis, hemato thorax, pneumonia Batuk kronis >> 2 mggu Nyeri dada Kelainan jtg Sesak Mencari metastasis ca Aspirasi RSD ( respiration syndrome distress ) kelainan jt congenital , Aspirasi mekonium.

Yg dinilai pd foto thorax: 5. Media kontras zat yg dapat membedakan antara jaringan dan tulang pada foto R.

Macam Media Kontras : 1. Mk positif (BA tinggi ) padat / cair Co/ Yodium, Barium 2. Mk negative (BA rendah) gas Co/ Udara, O2, Co2. Guna media kontras : melihat f/ organ yg diperiksa melihat bentuk & anatomi organ

Cara masuk kontras : Oral oesophagography, analisa jtng, duodenum, cholesystograpy oral. IV BNO-IVP , CT-Scan , Cholesysthography IV, Arteriography.

Intra anal colon inloop Intra vaginal HSP ( Hystero Salphyngo Graphy ) Intra uretra urethrocystography Intra ductus Sialography Intra dural Myelography.

Media kontras & kadar : Oesofagus BaSo4 kental (oral) --- 1 : 2 Lambung /Duodenum BaSo4 encer (oral) --- 1 : 3

Colon BaS04 enema (>> encer ) --- 1 : 8 / 1 : 10 HSG Urografin 60%, Lipiodol ultrafluid , Hipaque 5%, Endografin BNO IVP Urografin 76%, Telebrix 300mg/1amp (sesuai buku), Omniopaque 300 mg. RPG/APG urografin 76% , Telebrix 350 mg amp CT-Scan Iopamiro 350 mg, Ultravist 350-370 mg

Cholesistography :

- Oral Biloptin /Telepaque 3 gr. - IV Iodipamide ( Iodine 50 % ).

Bronkhografi KI MK :

anak2 lansia ggn jtg

astma alergi seafood, obat hypertensi anxietas tanpa sebab

Reaksi yg timbul ok MK : 1. 2. 3. 4. khemotoksitosis Osmotoksisitas Toksisitas Ion Dosis >> Efek samping :

RINGAN : mual muntah rasa panas bersin menguap tenggorok mengelitik & batuk th/ : tenangkan ps miringkan kepala beri o2 gelisa kasih valium 5-10 mg IV pelan2

SEDANG ( rx kulit/sejenis alergi): kemerahan local di tempat suntikan urtikaria dgn/ gatal bengkak urtikaria

th/ : antihistamin IV kortikosteroid IV

BERAT : kemerahan di muka & seluruh tubuh rasa takut, cemas, gelisah utrikaria selurh tbh + gatal mengigil & skt punggung muntah + hilang kesadaran th/: stop kontras baringkan tungkai lbh tinggi dr kepala adrenalin 1 mg/1ml IM infuse bila adrenalin respon - , beri O2 / masker endotracheal

tambahan : Konsul sito : hub IRD / anestesi / ICU 6. Cholesistografi : Macam : Oral dan IV kortikosteroid IV ( hidrokortison/dexametason) 2- 6 mg / kgBB. Antihistamin IV ( prometasin /difenhidramin ) 0,5 1 mg /kgBB Bronchodilator aerosol bila ada spasme / semprot lewat masker / aminofilin IV 10 menit dgn infuse.

Bhn kontras :

Sodiumopodate (biloptin) telepaque calsiumopodate (Solubiloptin)

dosis = 3 gr. Indikasi : Ggn fungsi empedu Batu Radang Tumor Paska cholesistekomi Kolesterosis Cholelitiosis Kel. Congenital

Kontra indikasi : Alergi kontras Tirotoksikosis Kel. Jtng berat KU yg buruk.

Prosedur : Oral : makanan siang adl makanan terakhir yg mengandung lemak ( sehari sebelum pemeriksaan dilakukan) Stl makan malam yg tidak mengandung lemak, diberikan 3 gran telepaque at biloptin oral Foto polos abdomen dibuat sebelum pemberian kontras 12-14 jam stl pemberian kontras.

Buat foto berdiri u/ melihat gbr batu yg berlapis2 ( msh tersembunyi ) atau foto lateral dekubitus. Ps diberikan makanan yg mengandung lemak tdr dr : roti yg diolesi mentega, telur mata sapi & 4 gelas susu. 10 15 mnt kemudian dibuat foto BNO u/ melihat kontraksi kandung empedu. Dpt pula di buat foto 30 mnt & 1 jam.

IV : kontras lodopomide ( bilegrafin ) 20 ml bhn kontras disuntikan plahan 15-30 mnt dgn infuse permeriksaan dlakukan pd saat pasien uasa foto polos abdomen dibuat 15 mnt stlh infuse dimulai, jika duktus sdh tampak dibuat tomogram. Foto brikutnya 2 jam stlh infuse. 7.Prinsip USG : Definisi prmx dgn mgunakan gel suara dgn frekwensi tinggi (1-10 Mhz)

Prinsip gel frek dihasilkan dari kristal yg tdp dlm alat yg disbt transducer, perubahan bentuk akibat gaya mekanis pd kristal akan menimbulkan tegangan listrik(fenomena efek piezoelectric).

Indikasi USG : 8. BNO yg dinilai kandung kemih & ginjal : distribusi udara dlm usus rata / contour ginjal N / batu : radiopak , radiolusent ( tampak pd BNO dgn ivp t lihat). menemukan / menentukan kelainan adanya suatu masa dalam rongga abdomen dan pelvis membedakan kista dan masa solid mempelajari gerak organ , dan juga dapat mengetahui gerak janin dan jantungnya. Membantu biopsy jarum terpimpin Mengukur/menentukan volume organ

Psoas line simetris / Tlg vertebra, tlg pelvis scoliosis, spur IVP :

Persiapan : informed consent dgn materai tes alergi thd kntras 2 hr sblm px ps hrs makan bubur kecap puasa 12 jam ( 8 10 jam sblmnya diberi laxan dan ps disuruh bergerak agar usus kosong dari feces dan gas)

Kontras : urografin 60% at 76% dosis 20, 40, 60 cc ( 1 amp 20 cc ). Neonatus / bayi 1 cc / kgBB, minimal 8 cc

Indikasi : kelainan congenital infeksi menahun ginjal tumor ginjal urolith trauma abdomen low back pain yg lama

Kontra indikasi : alergi kontras f/ ginjal yg buruk ,ureum > 60 % , cratinin > 2 mg % decomp cordis peny. Hepar yg berat

MM Infeksi akut tr. Urinarius Rx. Cairan yg berlebihan.

Prosedur/teknik : kontras disuntikan IV perlahan koreksi dgn bola tennis, sedikit dibawah crista illiaca foto dibuat pd menit ke 10,, 20, 40, . 24 jam.

Efek samping : plgn ringan : nausea, vomit nyeri setempat sesak krn laryng edema vertigo shock th/ : antihistamin, epinefrin , oxygen , perbaiki KU. Prinsip Ct-Scan (Hounsfield) : computer u/ menggantikan peranan film kaset, kamar gelap tabung bisi sinar x bhadapan dgn detector bergerak 360 , tabung menyinari ps , detector menangkap sisa2 sinar x yg menembus pasien data dikirim ke comp dan di olah hasil berupa scan.

Prosedure: Mula2 dibuat topogram /scanogram u/ memprogram potonganmana yg akan dibuat.

Keuntungan :

bisa melihat lesi otak kecil yg terdeteksi oleh plain fot lokasi lesi otak bisa ditentukan dgn pasti daya radiasi tidak terlalu disbanding plan fot

Kerugian : mahal dpt di pakai pd pasien yg non kooperatif perlu waktu lebih lama. HSG

dilakukan pd hari ke 9 10 sesudah haid dimulai, krm saat itu haid biasanya sdh terhenti dan selaput lender uterus sifatnya tenang, jika masih ada perdarahan HSG boleh dilakukan krn takut kontras masuk ke pembuluh dara balik.

Kontras : lipiodol ultrafluid urografin 60 % endografin solpix ( sodium acetrizoat + polyvinylpirolidone)

Indikasi : Melihat potensi tuba & dpt menilai cervix Jg dpt menilai : peradangan, anomaly , infertilitas, tumor, translokasi IUD.

Kontra indikasi : inflamasi akut pd abdomen perdarahan pervaginam yg berat infeksi vagina

hamil muda

Komplikasi : nyeri preshock hypersensitive intravasasi ke vena eksasertasi infeksi fundus ? Abdomen 3 posisi : Anak2: 1. 2. 3. Dewasa : 1. 2. 3. AP supine sinar vertical AP supine sinar horizontal PA supine ------------------Supine sinar vertical ; proyeksi AP.

Duduk/ duduk / berdiri AP horizontal LLD PA horizontal

Ukuran Normal Organ: Usus halus : P= 6,5 cm L=8,5 cm Sigmoid : l = 2,5 cm Colon : p 91 125 cm Appendix : p 2.5 22.5 cm Rektum dimulai setinggi S3

Fraktur Macam : krn trauma berat spontan / patologik

stress /fatique

Type fraktur : transverses dolik ovulsi kompresi komunitif greenstick epifisis dgn separasi impresi

www.geocities.com/koskap3sakti/pretestradiof.html Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Penemuan Sinar-X Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui. Selanjutnya... | 18329 bytes lagi | Beri komentar? Radiasi : JENIS RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/22 2:31:28 (4250 reads) Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi Pengion Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha,

partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Selanjutnya... | 4451 bytes lagi | 2 komentar Radiasi : SIFAT RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/22 1:17:38 (3484 reads) Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut : Selanjutnya... | 964 bytes lagi | Beri komentar? Radiasi : SUMBER RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/21 23:25:12 (4191 reads) Radiasi berada di mana-mana, karena sumber radiasi tersebar di mana saja di alam semesta, baik yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam) maupun yang terjadi karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan). Sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang. Sedangkan sumber radiasi buatan baru diproduksi di abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan kepada manusia. Selanjutnya... | 7751 bytes lagi | Beri komentar? Radiasi : INTERAKSI RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/21 19:47:07 (6222 reads) Apa yang akan terjadi apabila radiasi berinteraksi dengan suatu materi ? Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi dan juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang ditumbuknya. Selanjutnya... | 13724 bytes lagi | Beri komentar? Radiasi : SATUAN RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/17 21:05:52 (3708 reads) Apakah radiasi mempunyai besaran satuan? Sama halnya dengan besaran fisis lainnya, seperti panjang yang mempunyai satuan (ukuran) meter, inchi, feet; satuan berat (kilogram, ton, pound); satuan volume (liter, meter kubik); maka radiasi pun mempunyai satuan atau ukuran untuk menunjukkan besarnya paparan atau pancaran radiasi dari suatu sumber radiasi maupun banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima oleh suatu medium yang terkena radiasi. Mengapa radiasi nuklir mempunyai satuan tidak lain karena radiasi nuklir, seperti halnya panas dan cahaya yang dipancarkan dari matahari, membawa (mentransfer) energi yang diteruskan ke bumi dan atmosfir. Jadi radiasi nuklir juga membawa atau mentransfer energi dari sumber radiasi yang diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari zat radioaktif, pesawat sinar-X, dan lainnya. Selanjutnya... | 8264 bytes lagi | 1 komentar Radiasi : EFEK BIOLOGI Diposting oleh yudhi on 2008/1/17 20:32:04 (5779 reads) INTERAKSI DENGAN MATERI BIOLOGIK Bagaimana terjadinya interaksi radiasi dengan materi biologik? Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi

metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik. Selanjutnya... | 12393 bytes lagi | Beri komentar? Radiasi : PROTEKSI RADIASI Diposting oleh yudhi on 2008/1/17 19:45:14 (4128 reads) Apakah ada prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan? Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus dipatuhi untuk mencegah penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang. Ada 3 prinsip yang telah direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP) untuk dipatuhi, yaitu : Apakah ada prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan? Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus dipatuhi untuk mencegah penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang. Ada 3 prinsip yang telah direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP) untuk dipatuhi, yaitu : Justifikasi Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan. Limitasi Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Optimasi Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya. Dengan demikian, sistem pembatasan dosis ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada suatu kasus tertentu, ada kalanya ketiga prinsip di atas tidak dapat dipenuhi seluruhnya. Misalnya dalam penggunaan radiasi untuk kesehatan, tidak mungkin menerapkan batas dosis radiasi terhadap pasien. Pada pemeriksaan sinar-X, seseorang menerima dosis beberapa kali melebihi batas yang ditentukan bagi masyarakat, dan dalam radioterapi (penyembuhan penyakit dengan radiasi) batas dosisnya seratus kali melebihi batas yang ditentukan untuk para pekerja radiasi. Pemikirannya adalah bahwa manfaat yang diperoleh dari pengobatan ini lebih besar daripada bahaya yang diakibatkan oleh dosis yang diberikan, walaupun dosis yang diberikan tinggi. Tanpa radioterapi dan tanpa menerima dosis radiasi, pengaruh penyakitnya (misalnya kanker) akan tetap fatal

bagi penderitanya. Untuk mengurangi dampak dari penggunaan radiasi dosis tinggi maka faktor keselamatan dan keamanan harus tetap diperhatikan, antara lain: peralatan yang digunakan harus beroperasi dengan baik memenuhi standarisasi dan kalibarasi, operator yang terlatih, mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. Batas Dosis Bagaimana pembatasan dosis radiasi pada manusia baik untuk pekerja radiasi maupun masyarakat umum ? Pembatasan dosis radiasi terhadap manusia tujuannya adalah untuk melindungi manusia dan lingkungan dari resiko radiasi yang dapt mengganggu kesehatan. Pembatasan dosis radiasi baru dikenal pada tahun 1928 yaitu sejak dibentuknya organisasi internasional untuk proteksi radiasi (International Commission on Radiological Protection/ICRP). Pelopor proteksi radiasi yang terkenal adalah seorang ilmuwan dari Swedia bernama Rolf Sievert. Ia lahir pada tahun 1896 ketika Henri Becquerel menemukan zat radioaktif alam. Sievert kemudian diabadikan sebagai satuan dosis paparan radiasi dalam sistem Satuan Internasional (SI). 1 Sievert (Sv) menunjukkan berapa besar dosis paparan radiasi dari sumber radioaktif yang diserap oleh tubuh per satuan massa (berat), yang mengakibatkan kerusakan secara biologis pada sel/jaringan. Menurut rekomendasi ICRP, pekerja radiasi yang di tempat kerjanya terkena radiasi tidak boleh menerima dosis radiasi lebih dari 50 mSv per tahun dan rata-rata pertahun selama 5 tahun tidak boleh lebih dari 20 mSv. Nilai maksimum ini disebut Nilai Batas Dosis (NBD). Jika wanita hamil yang di tempat kerjanya terkena radiasi, diterapkan batas radiasi yang lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama kehamilan adalah 2 mSv. Masyarakat umum dilindungi terhadap radiasi dengan menetapkan tidak ada satu kegiatanpun yang boleh mengenai masyarakat dengan dosis melebihi rata-rata 1 mSv per tahun dan tidak boleh ada satupun kejadian yang boleh mengakibatkan masyarakat menerima lebih dari 5 mSv. Khusus untuk daerah di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), ditetapkan batas-batas yang bahkan lebih ketat. Dosis tertinggi yang diizinkan diterima oleh masyarakat yang tinggal di sekitar PLTN adalah 0,1 mSv pertahun. Pada kenyataannya kebanyakan PLTN hanya melepaskan sangat sedikit zat radioaktif ke lingkungan, yaitu antara 0,001 sampai 0,01 pertahun. Prinsip Dasar Bagaimana caranya melakukan pencegahan terhadap paparan radiasi dari suatu sumber radiasi? Pengamanan tehadap pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan sekitar terhadap radiasi harus diupayakan seceermat mungkin untuk mencegah terjadinya paparan yang berlebihan. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : Menggunakan pelindung Laju dosis dapat dikurangi dengan memasang penahan radiasi diantara sumber radiasi dan orang yang bekerja. Dengan teknik ini maka seseorang dimungkinkan bekerja pada jarak yang tidak terlalu jauh dari sumber radiasi, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik dan pekerja tidak menerima paparand osis yang berlebihan. Jenis penahan radiasi yang digunakan bergantung pada jenis dan energi radiasi. Radiasi Alfa Partikel alfa memiliki jangkauan yang pendek di udara dan dapat dihentikan dengan selembar kertas. Radiasi Beta.

Dalam interaksi partikel beta berenergi tinggi dengan bahan dapat menimbulkan pancaran sinar-x yang dikenal sebagai radiasi brehmstrahlung. Oleh karena itu, untuk partikel beta dibutuhkan penahan radiasi bernomor atom rendah (untuk memindahkan produksi bremstrahlung) dan dilapisi bahan bernomor atom tinggi (untuk mengatenuasi intensitas bremstrahlunbg yang terjadi). Bahan yang direkomendasikan untuk menahan radiasi beta energi tinggi adalah perspeks yang dikelilingi timbal. Radiasi Gamma. Apabila sinar gamma berinteraksi dengan bahan, radiasi tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bahan. Sebaliknya radiasi tersebut akan mengalami atenuasi atau pengurangan intensitas. Bahan yang paling baik untuk digunakan sebagai penahan radiasi gamma adalah bahan yang bernomor atom tinggi, seperti timbal, beton dan uranium susut kadar. Neutron. Terserapnya neutron oleh penahan adalah karena perlambatan energi neutron melalui tumbukan dan kemudian terjadi tangkapan neutron. Untuk dua kejadian ini, bahan penahan yang sesuai adalah kombinasi bahan yang kandungan hidrogennya tinggi (air, lilin paraffin, polietilen dan beton) untuk memperlambat neutron. Boron digunakan untuk menangkap neutron lambat. Lilin paraffin yang mengandung boron digunakan sebagai penahan ukuran kecil. Reaksi tangkapan dengan boron-10 : 10B (n, ?)7Li menyatakan bahwa inti ataom boron-10 menyerap neutron, mengemisikan partikel alfa dan terbentuk inti lithium-7. Partikel alfa mudah diserap oleh bahan sekelilingnya. Menjaga jarak. Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumer radiasi maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar. Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari sumber radiasi.

Membatasi waktu. Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat sumber radiasi untuk mencegah terjadinya paparan radiasi yang besar. Untuk itu kepada pekerja radiasi diberlakukan pengaturan waktu bekerja di daerah radiasi. Untuk masyarakat umum pencegahan terhadap paparan radiasi yang berasal dari instalasi nuklir dilakukan dengan mengatur jarak antara instalasi nuklir dengan lokasi tempat tinggal masyarakat di sekitarnya pada jarak tertentu. Selain itu juga dibuat pagar pembatas area untuk mencegah masyarakat tidak melakukan aktivitas di dekat instalasi tersebut, kecuali dengan izin khusus dari penguasa instalasi. Untuk penanganan terhadap jenis-jenis radiasi yang berasal dari sumber alam tidak diatur secara khusus karena paparan radiasinya sangat rendah dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan. 2. http://www.infonuklir.com/modules/news/article.php?storyid=21 SIFAT-SIFAT SINAR-X

Sinar-X ialah satu jenis gelombang elektromagnet yang mempunyai panjang gelombang yang pendek (dalam tertib 10-9 -10-11 m).

Sinar-X mempunyai kuasa pengionan yang rendah, ia boleh mengionkan molekul-molekul udara. Sinar-X mempunyai kuasa penembusan yang tinggi. Sinar-X yang mempunyai kuasa penembusan yang sangat tinggi dipanggil sinar-X keras. Ia mempunyai panjang gelombang yang pendek. Ia biasanya digunakan dalam perindustrian. Sinar-X yang mempunyai kuasa penembusan yang kurang tinggi dipanggil sinar-X lembut. Ia mempunyai panjang gelombang yang lebih panjang. Ia biasanya digunakan dalam bidang perubatan.

Sinar-X boleh dibelaukan oleh satu hablur. Oleh kerana pemisahan atom dalam hablur adalah dalam tertib pajang gelombang sinar-X (10-10m), maka hablur boleh digunakan sebagai satu parutan belauan untuk sinar-X.

http://www.fortunecity.com/tattooine/swampthing/221/sinar_x_sifat2.html Terjadinya sinar-X Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya electron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetic partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan. Andaikata mulamula ada seberkas electron bergerak masuk kedalam bahan dengan energi kinetic sama, electron mungkin saja berinteraksi dengan atom bahan itu pada saat dean tempat yang berbeda-beda. Karena itu berkas electron selanjutnya biasanya terdiri dari electron yang memiliki energi kinetic berbeda-beda. Ketika pada suatu saat terjadi perlambatan dan menimbulkan sinar-X, sinar-X yang terjadi umumnya memiliki energi yang berbeda-beda sesuai dengan energi kinetik elektron pada saat terbentuknya sinar-X dan juga bergantung pada arah pancarannya. Berkas sinar-X yang terbentuk ada yang berenergi rendah sekali sesuai dengan energi elektron pada saat menimbulkan sinar-X itu, tetapi ada yang berenergi hampir sama dengan energi kinetik elektron pada saat elektron masuk kedalam bahan. Dikatakan berkas sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai spektrum energi nirfarik. Sinar-X dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik. Sinar-X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi yang berkaitan. Karena energi ini khas untuk setiap jenis atom, sinar yang terbentuk dalam proses ini disebut sinar-X karakteristik, kelompok sinar-X demikian mempunyai energi farik. sinar-X karakteristik yang timbul oleh berpindahnyaelektron dari suatu tingkat energi menuju ke lintasan k, disebut sinar-X garis K, sedangkan yang menuju ke lintasan l, dan seterusnya. Sinar-X bremsstrahlung dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-X atau pemercepat partikel. Rangkaian dasar pesawat sinar-X terlihat pada gambar di atas.pada dasarnya

pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur.bagian pesawat sinar-X yang menjadi sumber radiasi adalah tabung sinar-X. Didalam tabung pesawat sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di panasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen If, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan waktu. Elekitron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere. Spektrum energi sinar-X pada pesawat sinar-X jenis ortho terlihat pada gambar dibawah. Spektrum garis yang biasanya muncul menunjukkan adanya sinar-X karakteristik. Pesawat sinar-X yang tidak dinyalakan atau tidak diberikan tegangan tinggi tidak memancarkan sinar-X. Dari uraian diatas kita ketahui bahwa bidang target dalam tabung sinar-X itulah sumber radiasi yang sebenarnya. Bidang ini disebut bidang fokus. Pada proses bremsstrahlung sinar-X mempunyai kemungkinan dipancarkan kesegala arah. Namun demikian bagian dalam tabung atau di sekitar tabung, misalnya logam penghantar anode gelas tabung dan juga rumah tabung yang biasanya terbuat dari logam berat menyerap sebagian besar sinar-X yang dipancarkan sehingga sinar-X yang keluar dari rumah tabung, kecuali yang mengarah ke jendela tabung sudah sangat sedikit. Sinar-X yang dimanfaatkan adalah berkas yang mengarah ke jendela bagian yang tipis dari tabung. Pesawat sinarX energi tinggi (s/d tingkat MV) biasanya lebih dikenal dengan nama pemercepat partikel. Dalam pesawat ini percepatan elektron dilaksanakan bertingkat-tingkat sehingga pada waktu mencapai target mempunyai energi sangat tinggi, misalnya ada yang sampai setinggi 20 MV atau lebih. Energi sinar-X yang dipancarkan sudah tentu juga sangat tinggi. Sinar-X yang dipancarkan dari pesawat pemercepat partikel memiliki energi yang lebih seragam dibandingkan dengan yang dipancarkan melalui pesawat sinar-X energi rendah. Sasaran pada pesawat pemercepat partikel biasanya sangat tipis, karena ketika mencapai target elektron mempunyai energi yang sama, energi sinar-X yang dipancarkan juga hampir sama. Selain itu arah berkas sinar-X hampir seluruhnya kedepan. http://radiografer.wordpress.com/2008/06/30/terjadinya-sinar-x/ MENGUKUR KUALITAS RADIASI KELUARAN PESAWAT SINAR-X Suyati dan Mukhlis Akhadi Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi - BATAN Jl. Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL Jakarta 12070 PENDAHULUAN Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang

sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut [1]. Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X [2]. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen. Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu, sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar-X. Sejak saat itu para ahli fisika telah mengetahui bahwa sinar-X dapat dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom [3]. Tergiur oleh penemuannya yang tidak sengaja itu, Roentgen memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dari penyelidikan itu beliau mendapatkan bahwa sinar-X dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia [1]. SinarX juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar tampak biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu, Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung sinar katoda dan layar [4]. Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan listrik

maupun medan magnet. Atas jasa-jasa Roentgen dalam menemukan dan mempelajari sinar-X ini, maka pada tahun 1901 beliau dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika yang untuk pertama kalinya diberikan dalam bidang ini. Penemuan Sinar-X ternyata mampu mengantarkan ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Dalam kegiatan medik, Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Untuk tujuan medik, tubuh manusia yang pada prinsipnya dapat dibedakan baik secara Page 2 8 Suyati dan Mukhlis Akhadi Buletin ALARA Vol. 2 No. 2, Desember 1998 anatomi maupun fisiologi, pada mulanya merupakan obyek yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata. Namun dengan ditemukannya sinar-X, tubuh manusia ternyata dapat diubah menjadi obyek yang transparan. Sinar-X mampu membedakan kerapatan dari berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya. Dengan penemuan sinar-X ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu melakukan operasi bedah. Masyarakat mulai percaya pada kemampuan sinar-X ketika Roentgen mempertontonkan gambar foto telapak tangan dan jari-jari istrinya yang memakai cincin yang dibuat menggunakan sinar-X [5]. Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-X dapat dilakukan pada permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar-X yang mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagian sinar-X oleh bagain tubuh manusia. Daya serap tubuh terhadap sinar-X sangat bergantung pada kandungan unsur-unsur yang ada di dalam organ. Tulang manusia yang didominasi oleh unsur Ca mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi terhadap sinar-X. Karena penyerapan itu maka sinar-X yang melewati tulang akan memberikan bayangan gambar pada film yang berbeda dibandingkan bayangan gambar dari organ tubuh yang hanya berisi udara seperti paru-paru, atau air seperti jaringan lunak pada umumnya. PROSES TERBENTUKNYA SINAR-X

Dalam perkembangan berikutnya, sinar-X dibangkitkan dengan jalan menembaki target logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda [6]. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen dipercepat gerakannya menggunakan tegangan listrik berorde 10 - 10 6Volt. Elektron yang bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda. Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka sinar-X akan terpancar dari permukaan logam tersebut, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1: Proses terbentuknya sinar-X Elektron sebagai partikel bermuatan listrik yang bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila melintas dekat ke inti suatu atom, maka gaya tarik elektrostatik inti atom yang kuat akan menyebabkan elektron membelok dengan tajam. Peristiwa itu menyebabkan elektron kehilangan energinya dengan memancarkan radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai sinar-X bremsstrahlung [7]. Total bremsstrahlung per atom kira-kira berbanding lurus dengan (Z/m) 2 , dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap dan m adalah massa partikel bermuatan. Karena bergantung dengan faktor (1/m) 2 , maka jumlah bremsstrahlung dapat diabaikan keberadaannya untuk semua partikel kecuali elektron, karena harga m untuk elektron yang sangat rendah sehingga nilai (1/m) 2 sangat tinggi. Untuk berkas elektron yang datang menuju target tipis, fraksi dari energi elektron yang diubah menjadi sinar-X bremsstrahlung (f) adalah [7] : f 7 x 10 -4 ZE k (1) dengan : Z adalah nomor atom bahan penyerap dan E k adalah energi berkas dalam MeV. Berdasarkan persamaan (1), 1 MeV berkas elektron akan kehilangan sekitar 6 % energinya menjadi Page 3 Mengukur kualitas radiasi keluaran pesawat sinar-X 9 Buletin ALARA Vol. 2 No. 2, Desember 1998

sinar-X jika berkas tersebut diserap oleh timbal (Z = 82). Fraksi bremsstrahlung yang terbentuk menjadi kecil apabila berkas elektron diserap oleh bahan bernomor atom rendah. Fraksi energi elektron yang berubah menjadi bremsstrahlung hanya 0,4 % jika diserap oleh aluminium (Z = 13). Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah [1,2,6]. Adanya tingkat-tingkat energi dalam atom dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum sinar-X dari suatu atom. Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut. Karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda, maka sinar-X yang terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik. Sinar-X karakteristik terjadi karena elektron atom yang berada pada kulit K terionisasi. Kekosongan kulit K ini segera diisi oleh elektron dari kulit di atasnya. Jika kekosongan pada kulit K diisi oleh elektron dari kulit L, maka akan dipancarkan sinar-X karakteristik K . Jika kekosongan itu diisi oleh elektron dari kulit M, maka akan dipancarkan sinar-X karakteristik K . Jadi sinar-X karakteristik timbul karena adanya transisi elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Sinar-X bremsstrahlung mempunyai spektrum energi kontinyu yang lebar, sementara spektrum energi dari sinar-X karakteristik adalah diskrit berupa dua buah garis tajam seperti ditunjukkan pada Gambar 3. ENERGI SINAR-X Kualitas ataupun energi sinar-X umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai tegangan yang digunakan dalam tabung pesawat. Semakin besar tegangan tabung akan semakin tinggi energi sinar-X yang dipancarkannya. Misalnya tabung yang dioperasikan pada tegangan puncak 100.000 Volt, biasanya dinyatakan dengan kVp = 100 kV. Energi maksimum sinar-X yang dihasilkan oleh pesawat tersebut adalah 100 keV. Namun hanya sebagian kecil keluaran sinar-X yang mencapai energi tersebut, sedang sebagian besarnya memiliki energi

yang lebih rendah [6,7]. Tabung sinar-X merupakan contoh paling sederhana tentang jenis pemercepat partikel tunggal. Dalam tabung ini elektron yang dipancarkan oleh filamen panas dipercepat melalui tabung hampa menuju target tungsten atau wolfram (W) yang diberi beda potensial positif tinggi terhadap sumber elektron. Gambar 2 : Proses terbentuknya sinar-X karakteristik Gambar 3 : Spektrum energi Sinar-X Pada saat berkas elektron menabrak target, sebagian besar energi elektron hilang dalam bentuk panas, sebagian energi lainnya hilang untuk Page 4 10 Suyati dan Mukhlis Akhadi Buletin ALARA Vol. 2 No. 2, Desember 1998 memproduksi sinar-X, namun ada pula kemungkinannya semua energi kinetik elektron tersebut diubah menjadi foton sinar-X [1,2]. Besar energi elektron (E) yang dipercepat dengan beda potensial V dirumuskan dengan : E=Ve (2) dengan e adalah muatan elementer elektron (1,6 x 10 -19 C). Untuk keperluan medis, energi efektif sinarX sering kali cukup disetarakan dengan nilai tebal paro atau half value layers (HVL) [8], yaitu tebal filter untuk mengurangi intensitas sinar-X menjadi setengah dari intensitas mula-mula. Nilai HVL ditentukan oleh koefisien pelemahan linier () yang nilainya berbeda untuk energi yang berbeda [9]. Oleh sebab itu, nilai tersebut dapat dipakai untuk mengidentifikasi energi atau paling tidak memperkirakan kualitas radiasi jenis foton. Nilai dapat dihitung melalui penurunan persamaan dasar pengurangan intensitas radiasi sebagai berikut [10] : I t =I 0 exp (- t) atau = (1/t) ln (I 0

/I t ) (3) Dengan I t adalah intensitas radiasi setelah melalui bahan penyerap dengan ketebalan t, dan I 0 adalah intensitas radiasi mula-mula. Untuk t = 1 HVL, maka I t =I 0 , sehingga diperoleh persamaan baru : HVL = 0,693 / (4) PENGUKURAN KUALITAS SINAR-X Kebergantungan kualitas radiasi terhadap kVp biasanya dinyatakan dengan kebergantungannya terhadap nilai HVL aluminium (Al) atau tembaga (Cu) [11]. Oleh sebab itu, untuk mengukur kualitas radiasi keluaran pesawat sinar-X dapat dilakukan melalui pengukuran HVL dari bahan filter. Aluminium digunakan untuk sinar-X dengan kVp hingga 100 kV, sedang tembaga digunakan untuk kVp di atas 100 kV. Kemurnian filter Al tidak boleh kurang dari 99,99 % untuk HVL < 0,2 mmAl dan 99,8 % jika HVLnya 0,2 mm. Ketebalan filter tidak boleh lebih dari 5 m atau 1 %. Metode paling sederhana untuk pengukuran HVL adalah melalui pengukuran nilai paparan sinar-X pada posisi tertentu menggunakan dosimeter saku (pocket dosimeter). Dosimeter pengionan gas dalam bentuk dosimeter saku umumnya tersedia pada setiap instalasi yang mengoperasikan sumber radiasi. Dosimeter saku biasanya dipakai secara rutin sebagai pelengkap terhadap dosimeter perorangan untuk pemantauan dosis pekerja radiasi/operator pesawat sinar-X [12,13]. Oleh sebab itu, dosimeter ini diharapkan ada pada setiap rumah sakit yang memiliki pesawat sinar-X. Dengan tambahan filter aluminium yang cukup mudah didapatkan dan dapat dipakai untuk selama-lamanya tanpa memerlukan perawatan khusus, dosimeter saku dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan energi efektif keluaran pesawat sinar-X dengan metode yang cukup sederhana. Pengukuran nilai paparan dilakukan melalui penyinaran langsung dosimeter saku yang dipasang

pada jarak tertentu dari focal spot pesawat sinar-X. Data hasil pengukuran ini setara dengan intensitas mula-mula (I 0 ) keluaran pesawat, nilainya dapat dibaca langsung pada dosimeter. Pengukuran paparan sinar-X yang sama dilakukan di belakang filter yang ketebalannya diketahui. Pengukuran dilakukan pada posisi yang sama dengan pengukuran pertama begitu juga dengan lama penyinaran dan kVp. Data nilai paparan yang diperoleh dari pengukuran ini setara dengan intensitas keluaran pesawat setelah melalui filter (I t ). Kombinasi data I 0 dan I t dapat dipakai untuk menghitung nilai filter untuk sinar-X dari pesawat dengan kVp tertentu menggunakan persamaan (3). Sedang nilai HVL-nya dihitung menggunakan persamaan (4). Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Persamaan (1) dan (2) untuk menghitung nilai dan HVL, adalah Persamaan (1) tidak menyertakan faktor koreksi pertumbuhan, sehingga hasil perhitungan semakin kecil dengan bertambah tebalnya filter [7]. Perubahan dalam bentuk penurunan harga ini akan mengakibatkan pula perubahan dalam bentuk peningkatan harga HVL. Oleh sebab itu, dalam pengukuran kualitas Page 5 Mengukur kualitas radiasi keluaran pesawat sinar-X 11 Buletin ALARA Vol. 2 No. 2, Desember 1998 radiasi sebaiknya digunakan filter yang faktor koreksi pertumbuhannya paling rendah. Jadi pengukuran HVL akan lebih tepat jika digunakan filter tipis yang faktor koreksi pertumbuhan radiasinya dapat diabaikan. Tidak semua energi elektron ditransfer menjadi energi sinar-X, sehingga energi efektif sinar-X selalu lebih kecil dari beda potensial yang dikalikan dengan muatan elementer (Ve). Oleh sebab itu, dalam kaitannya dengan penentuan energi sinar-X, kita tidak bisa semata-mata hanya mengandalkan pada penunjukan skala kVp tabung sinar-X. Di samping itu, nilai kV yang ditunjukkan

oleh pesawat belum tentu sama dengan kV dalam tabung sinar-X. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh usia komponen elektronik maupun cacat pada target [13]. Karena itu diperlukan adanya pengecekan rutin maupun penelitian khusus untuk mengukur kualitas keluaran pesawat sinar-X. Kelayakan kualitas radiasi keluaran suatu pesawat sinar-X dapat dievaluasi dengan cara membandingkan HVL bahan filter yang diperoleh dari pengukuran dan HVL standar untuk jenis bahan dan kVp yang sama. Beberapa Institusi Internasional telah mengeluarkan publikasi tentang HVL standar untuk berbagai nilai kVp. Sebagai contoh, dalam International Standard ISO 4037 mencantumkan bahwa sinar-X dari tabung dengan kVp : 80 kV, kualitas radiasinya setara dengan HVL : 0,59 mmCu [14]. Dalam hal ditemukan perbedaan jenis filter, maka suatu jenis bahan filter dapat disetarakan dengan bahan filter lainnya melalui perbandingan kerapatan (). Misal bahan A dan bahan B dengan kerapatan masing-masing A dan B , maka HVL bahan A dapat disetarakan dengan HVL bahan B menggunakan persamaan sebagai berikut : HVL A = ( B / A ) HVL B (5) Dengan menggunakan persamaan (5), nilai HVL dalam mmCu dapat dikonversikan menjadi HVL dalam mmAl. Karena Cu dan Al adalah 8,9 gr/cm 3 dan 2,7 gr/cm 3 , maka HVL 0,59 mmCu setara dengan HVL : (8,9/2,7) x 0,59 mmAl atau 1,945 mmAl. Pada Tabel 1 disajikan nilai HVL dalam

mmCu untuk kualitas sinar-X pada berbagai nilai kVp yang diambil dari International Standard ISO 4037 [14]. Disajikan pula HVL dalam mmAl yang dihitung menggunakan persamaan (5). Tabel 1 : Nilai HVL untuk berbagai kVp sinar-X Sebagai acuan untuk mengevaluasi kelayakan kualitas radiasi keluaran pesawat sinarX, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) membagi pesawat sinar-X untuk keperluan diagnostik menjadi sinar-X berenergi rendah dan menengah [11]. Tegangan puncak untuk sinar-X berenergi rendah adalah antara 10 hingga 100 keV, dengan kualitas radiasinya berkisar antara : 0,03 mmAl < HVL 2 mmAl. Sedang untuk sinar-X berenergi menengah, kVp-nya berkisar antara 100 hingga 300 keV, dengan kualitas radiasinya berkisar antara 2 mmAl < HVL 3 mmCu. PENUTUP Selama dioperasikan, tabung sinar-X akan mengalami perubahan focal spot. Perubahan ini dapat dipakai sebagai sumber informasi mengenai kondisi filamen dan permukaan target [13]. Di samping itu, keluaran pesawat sinar-X tidak pernah stabil walaupun kondisi operasinya dipertahankan stabil [11]. Meskipun hasil bacaan penunjukan kV meter maupun stelan kV-nya tidak berubah, tidak bisa diharapkan bahwa tegangan di dalam tabung sinar-X tidak berfluktuasi. Oleh sebab itu, nilai HVL pada tegangan terendah hingga tertinggi harus selalu diperiksa pada interval tidak lebih dari 6 bulan, atau kapan saja jika tegangan pembangkit sinar-X di rubah atau terjadi penggantian tabung sinar-X [13]. Page 6 12 Suyati dan Mukhlis Akhadi Buletin ALARA Vol. 2 No. 2, Desember 1998 Metode pengukuran kualitas radiasi keluaran pesawat sinar-X seperti diuraikan di atas dapat dilakukan dengan peralatan dan metode yang cukup sederhana. Namun untuk pengecekan kualitas radiasi, metode tersebut dapat memberikan hasil pengukuran yang cukup baik. Data HVL yang diperoleh dapat dipakai untuk menguji kondisi keluaran pesawat, sehingga dapat dipakai sebagai parameter untuk menilai kelayakan operasi suatu pesawat sinar-X. Untuk menghindari munculnya faktor koreksi pertumbuhan radiasi, maka

pengukuran HVL/kualitas radiasi sebaiknya dilakukan menggunakan filter dengan ketebalan tidak lebih dari 1 mm http://www.batan.go.id/ptkmr/Alara/Alara/01%20Buletin%20Alara%20P3KRBiN/BulAlara%20Vol %202_2%20Des%2098/BAlara1998_02212_007.pdf INTERAKSI DENGAN MATERI BIOLOGIK Bagaimana terjadinya interaksi radiasi dengan materi biologik? Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik. Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung. A. Radiasi dengan Molekul Air (Radiolisis Air) Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan menghasilkan radikal bebas (H* dan OH*) yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul dengan sebuah electron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital. Radikal bebas yang terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul biologic peroksida yang lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul ini dapat berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya sehingga lebih besar peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan biokimiawi pada molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami proses perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia yang terjadi yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting tersebut selanjutnya akan menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan kematian sel. Perubahan fungsi atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya. B. Radiasi dengan DNA.. Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.

C. Radiasi dengan Kromosom. Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama lain dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic. Kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi. Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah (1) fragmen asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak mengandung sentromer, (2) kromosom cincin, (3) kromosom disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua sentromer dan (4) translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari dua atau lebih kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi sehingga jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat diamati pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Frekuensi terjadinya kelainan pada kromosom bergantung pada dosis, energi dan jenis radiasi, laju dosis, dan lainnya. D. Radiasi dengan Sel. Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bias kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang paling sensitive terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/ kematangan sel) rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel dengan tingkat differensiasi yang tinggi. EFEK TERHADAP MANUSIA Bagaimana pengaruh radiasi terhadap manusia? Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker. Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik

dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. n Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%. n Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu. Apa yang dimaksud dengan radiasi interna dan eksterna? Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi eksterna. Partikel a, b, sinar g, sinarX dan neutron adalah jenis radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel a memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel b memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel a. Daya tembus partikel b dipengaruhi besar energi. Partikel b berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel b memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar g adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel a mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi a mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber radioaktif. Partikel b mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih rendah dari a. Karena jangkauan partikel b didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel a di dalam tubuh, maka energi b akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar g memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan a dan b, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.

Menurut American Cancer Society, sekitar 35,310 kasus baru kanker di rongga mulut dan oropharyngeal (neck and throat) telah didiagnosa di USA pada tahun 2008. Dan sekitar 7,590 orang akan meninggal oleh karena kanker ini dipenghujung tahun ini. Kanker di rongga mulut paling umum terjadi di lidah,dasar mulut, bibir dan kelenjar ludah minor. Terapi pilihan yang paling sering diberikan pada pasien dengan kanker ini adalah pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Seseorang yang menerima terapi radiasi pada daerah kepala dan leher, kemungkinan juga akan mendapatkan komplikasi atau efek samping yang mengikuti terapi kanker ini. Gejala ikutan antara lain dry mouth, gigi sensitif, pola kerusakan gigi yang cepat, dan kesulitan untuk mengunyah. Pola terbesar efek samping ikutan ini terdapat pada kemoterapi. untuk mencegah ini dan meminimalkan persoalan ini, hendaknya dokter gigi dan onkologist haruslah saling bekerja sama dengan baik, oleh karena penanganan kanker yang baik adalah bukanlah kehebatan seorang dokter tetapi kehebatan suatu team dokter . Perawatan selama terapi kanker ini meliputi flossing dengan teratur dan pembersihan gigi haruslah lebih optimal dan juga disarankan untuk pemakaian obat kumur, dan bila penderita mengalami dry mouth haruslah diresepkan saliva buatan atau obat obatan yang merangsang pengeluaran saliva. Kemudian aplikasi topikal fluoride juga disarankan untuk keadaan khusus seperti ini. http://drgdondy.blogspot.com/2008/12/efek-samping-terapi-radiasi-pada-pasien.html TEKNIK RADIOGRAFI Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material tak-merusak yang selama ini sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan. Teknik ini adalah pemeriksaan dengan menggunakan sumber radiasi (sinar-x atau sinar gamma) sebagai media pemeriksa dan film sebagai perekam gambar yang dihasilkan. Radiasi melewati benda uji dan terjadi atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akan diatenuasi tersebut akan direkam oleh film yang diletakkan pada bagian belakang dari benda uji. Setelah film tersebut diproses dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi. Bila terdapat cacad pada benda uji maka akan diamati pada film radiografi dengan melihat perbedaan kehitaman atau densitas. Pemilihan sumber radiasi berdasarkan pada ketebalan benda yang diperlukan karena daya tembus sinar gamma terhadap material berbeda. Pada sumber pemancar sinar gamma tergantung besar aktivitas sumber. Sedangkan pemilihan tipe film sangat mempengaruhi pemeriksaan kualitas material. Film digunakan untuk merekam gambar material yang diperiksa. Pemilihan tipe film yang benar akan menghasilkan kualitas hasil radiografi yang sangat baik. Pada umumnya kita mengenal dua macam jenis

film, yaitu film cepat dan film lambat. Pada film cepat butir-butirannya besar, kekontrasan dan definisinya kurang baik. Sedangkan pada film lambat butirbutirannya kecil, kekontrasan dan definisinya lebih http://www.batan.go.id/ptkmr/Alara/Alara/01%20Buletin%20Alara%20P3KRBiN/BulAlara%20Vol %203_1%20Ags%2099/BAlara1999_03108_029.pdf. Kesehatan gigi & mulut penting dalam radioterapi KNF Health News Tue, 04 Jan 2005 10:20:00 WIB Parahnya efek samping radioterapi yang dilakukan pada pasien kanker nasofaring (KNF) dalam kondisi gigi dan mulut (gilut) tidak higienis ternyata dapat memicu terjadinya osteoradionekrosis. Kanker nasofaring (KNF), jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan di belakang langit-langit rongga mulut, menduduki urutan keempat terbanyak di Indonesia sesudah kanker leher rahim, kanker payudara, dan kanker kulit. Salah satu cara penanganan kanker adalah melalui radioterapi, namun meski cara ini ampuh membunuh sel-sel kanker, ternyata juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel normal lainnya. Penyinaran yang dilakukan disekitar gilut menimbulkan efek samping kronis meliputi karies radiasi, gigi hipersensitif karena makanan dan minuman panas-dingin-asam-manis, serta trismus (keadaan sulit membuka mulut). Efek samping ini, jika tidak dicegah dan diwaspadai oleh dokter gigi, dapat memicu terjadinya osteoradionekrosis yakni kondisi tulang rahang yang mengalami kematian, serta sulit disembuhkan karena sel-sel sarafnya tidak berfungsi lagi. Fakta ini terungkap dalam kesimpulan disertasi Harum Sasanti, Sekretaris Bagian Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi UI, dengan judul Hubungan Higiene Mulut Dan Keparahan Efek Samping Kronis Akibat Radioterapi Kanker Nasofaring (Studi Pada Tiga Rumah Sakit di Jakarta), di FKGUI awal pekan lalu. Menurut Harum, selama ini, untuk kasus pasien yang pernah menjalani radioterapi, hampir setiap dokter gigi tidak bersedia melakukan pencabutan gigi, atau melakukan kegiatan apa pun yang dapat menyebabkan terjadinya luka di sekitar gilut pasien, karena jika terjadi infeksi akan sulit untuk pulih. Keengganan dokter gigi melakukan hal tersebut, meski pasien sangat membutuhkannya, karena terjadi kerusakan gigi pascaradioterapi mengingat gilut yang sel-selnya sudah rusak akan lamban dalam melakukan proses pemulihan. Luka yang timbul pada daerah ini akan sulit sembuh. Bahkan bisa terjadi luka itu tidak pernah tertutup mengingat proses pemulihan tubuh pascasakit tergantung daya tahan tubuh dan usia dari pasien Meski penelitian menunjukkan faktor utama penyebab keparahan efek samping kronik akibat radioterapi (eskart) adalah dosis total radioterapi yang diterima oleh pasien, dosis ini tidak bisa dihindari karena rata-rata pasien yang mengidap KNF sudah tahap stadium tinggi sehingga memang membutuhkan radioterapi dosis tinggi pula. Seringnya pasien berobat ke dokter setelah dalam keadaan KNF stadium tinggi, antara lain karena sulitnya dilakukan deteksi dini akibat sulit terjangkaunya lokasi lokasi KNF, yang berada di rongga belakang hidung, di belakang langit-langit rongga mulut, dan mudah menyebar ke mata, telinga, kelenjar leher dan otak. Kondisi KNF yang sudah stadium tinggi tersebut, memang membutuhkan dilakukan radiasi dengan segera. Hal inilah yang menyebabkan dokter gigi sering tidak diberi kesempatan untuk melakukan persiapan terhadap pasien. Radiotherapist cenderung akan mengabaikan kebutuhan akan kesehatan gigi, akibatnya pasien akan merasakan

efek samping akut dan kronis setelah radiasi karena dari awal memang tidak dipersiapkan. Dia juga menjelaskan memang ada literatur yang merekomendasikan menjalani metode Hiperbarik, yakni terapi yang dilakukan dengan cara masuk ke dalam ruangan khusus yang berisi oksigen murni selama beberapa jam, untuk mengembalikan kondisi rahang seperti sedia kala. Namun upaya ini akan sangat memberatkan pasien karena selain harganya cukup mahal, rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan kedokteran Hiperbarik masih terbatas. Saat ini pelayanan ini baru dijumpai pada RS TNI AL Dr. Mintohardjo, Jakarta. Menurut dia, cara yang paling efektif untuk menghindari masalah tersebut adalah dengan melakukan tindakan preventif, di mana peran dari dokter gigi lebih dioptimalkan pada masa sebelum, selama, dan pascaradioterapi untuk memantau dan melakukan pencegahan dini. Yang terbaik, sebelum pasien menjalani radioterapi, terlebih dulu diberikan penyuluhan dan konseling dari dokter gigi akan pen tingnya menjaga kualitas dan higienitas gilut, agar setelah radiasi dilakukan wilayah sekitar ini tetap prima dan tidak mudah rusak. Keterlibatan dokter gigi selama ini pada tahap praradioterapi hanya lebih banyak bersifat eliminasi sumber infeksi di mulut. Peran dokter gigi pun masih sedikit dibandingkan kebutuhan pelayanan kesehatan gilut pasien kanker nasofaring, terutama pascaradioterapi. (m03) Sumber: Majalah HealthToday http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed|0|0|5|2715 BERKAS SINAR-X DAN PARAMETER PEMBENTUKAN GAMBARAN Arif Jauhari Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-x sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja radiasi sinar-x diluar tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinar-x itu seperti cahaya tampak yang dalam penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut maka tabung sinar-x ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinar-x, hanya sinar-x yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-x yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central ray. Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung sinar-x agar dapat dihasilkan berkas sinar-x. Rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga kV-nya dapat diubah dalam rentang yang besar -biasanya 30 kV sampai 100 kV- atau lebih. Bila kV yang lebih rendah digunakan, maka sinar-x memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut sebagai soft x-ray. Harus dipahami bahwa berkas sinar-x itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih besar dan panjang gelombang yang lebih pendek. Penyerapan Sinar-X Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi hanya yang benarbenar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor: 1. Panjang gelombang sinar-X. 2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X. 3. Ketebalan dan kerapatan objek.

Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan (lihat pembahasan tentang pengaruh kilovolt). Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-x? Hal ini tergantung dari nomor atom unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang mempunyai nomor atom lebih rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya serap lebih rendah terhadap sinar-x dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan daerah yang sama. Timah hitam (nomor atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik sinar-x. Karena alasan inilah ia digunakan pada wadah tabung yang juga bertujuan untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding ruangan sinar-x dan pada sarung tangan khusus serta apron yang digunakan selama proses fluoroskopi. Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air. Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda. Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu, mA, jarak dan jenis film yang digunakan. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Gambaran 1.Pengaruh Milliampere (mA) Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan mengurangi intensitas. Sehingga semua intensitas sinar-x atau derajat terang/brightness akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-x di titik fokus. Oleh sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Perlu juga dipahami bahwa intensitas sinar-x yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang sama antara satu dengan yang lainnya. 2. Pengaruh Jarak Sekali lagi, intensitas sinar-x dari suatu pola bisa diatur menjadi sama dengan cara merubah semua hal, bukan dalam hal-hal yang menyangkut kelistrikan, tapi dengan menggerakkan tabung mendekati atau menjauhi objek. Dengan kata lain, jarak tabung ke objek mempengaruhi intensitas gambaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan demontrasi yang sederhana. Tanpa penerangan lain dalam ruangan, pindahkan lampu yang menyala mendekati kertas bercetak. Anda akan melihat bahwa semakin dekat cahaya ke buku, makin terang halaman itu terkena cahaya. Hal yang sama juga berlaku pada sinar-x: pada saat jarak objek ke sumber radiasi dikurangi, intensitas sinar-x pada objek meningkat; pada saat jaraknya ditambah intensitas radiasi pada objek berkurang. Semua ini merupakan kesimpulan dari faktor bahwa sinar-x dan cahaya merambat dalam pancaran garis lurus yang melebar. Perubahan jarak hampir sama dengan perubahan mA dalam hal efeknya terhadap semua intensitas gambaran. Terhadap banyaknya perubahan intensitas gambaran keseluruhan bila mA atau jarak diubah adalah merupakan suatu kaidah hitungan aritmetika sederhana. 3. Pengaruh Kilovolt (kV)

Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Pertama, perubahan kV menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar-x dan juga total intensitas berkas sinar-x akan berubah. Hal ini terjadi dengan tanpa perubahan pada arus tabung. Kesimpulan Intensitas keseluruhan dari satu gambaran dipengaruhi oleh tiga faktor, mA, jarak dan kV. Bila mA atau jarak digunakan sebagai faktor pengontrol intensitas maka perubahan kontras subyek (bahan) tidak terjadi. Tetapi bila kV digunakan sebagai faktor pengontrol intensitas maka terjadinya perubahan kontras subyek selalu muncul dalam hubungannya dengan perubahan intensitas.(C) http://puskaradim.blogspot.com/2008/01/berkas-sinar-x-dan-pembentukan-gambar.html Pendahuluan Radiologi merupakan salah satu unit penunjang medis yang berfungsi sebagai alat penegak diagnosis berbagai jenis penyakit, termasuk gigi geligi yang dapat ditinjau melalui pemeriksaan radiografi dental. Pada pemeriksaan radiografi gigi geligi peran pasien sangat berpengaruh terhadap hasil gambaran yang akan didapat, karena pasien diminta untuk memegang film dental dan menekannya sehingga posisi film dental menempel pada gigi dan gusi yang akan diperiksa. Dengan teknik pemeriksaan seperti ini akan terjadi kemungkinan untuk bergesernya posisi film dental dan mengakibatkan hasil gambaran yang tidak dapat dipakai sebagai alat penunjang diagnosis, sehingga terjadilah pengulangan. Selain itu juga ada beberapa kendala yang dapat menambah resiko pengulangan, seperti pada pasien yang hipersensitif, radang pada gusi (ginggivitis) atau pada pasien yang bentuk anatomi giginya abnormal. Oleh sebab itu radiografer dituntut untuk menambah bersikap inovatif dalam memilih teknik yang dapat memudahkan pemeriksaan dan pasienpun menjadi nyaman saat dilakukannya pemeriksaan. Pada umumnya pemeriksaan dental, khususnya insisivus atas dilakukan dengan teknik pasien memegang dan menekan salah satu sisi film dental disekitar gigi dan gusi insisivus yang akan diperiksa dengan bantuan ibu jari pasien. Penulis melakukan inovasi dengan cara meletakkan film dental diselipkan diantara insisivus atas dan bawah atau dengan kata lain film digigit, sehingga pasien tidak perlu untuk memegang dan menekan film dental dengan ibu jarinya. 2. Metode Untuk mendapatkan hasil penelitian ini diperlukan dengan beberapa kriteia, yaitu: a. Alat dan Bahan - Film dental ukuran 3 x 4 cm. - Larutan develover dan fixer dalam wadah yang berukuran kecil - Pesawat radiografi gigi. b. Cara Kerja Pelaksanaan yang pertama dengan teknik pasien menekan film dental pada daerah gigi dan gusi yang akan diperiksa, dan yang kedua dengan cara menyelipkan fim dental diantara gigi insisivus atas dan bawah atau film digigit.

Pertama, pasien diposisikan duduk di kursi pemeriksaan dengan kepala menghadap tabung sinar-x, kepala pasien diatur sedikit fleksi sehingga garis khayal yang ditarik dari achantion ke MAE sejajar dengan lantai, film dental dimasukan ke dalam mulut pasien dengan sisi non timbal menghadap tube. Setelah itu dilakukan cara yaitu peletakan film diselipkan diantara gigi insisivus atas dan bawah atau film digigit pasien dan kemudian cara kedua yaitu peletakkan film dental menempel pada daerah gigi dan gusi dengan bantuan ibu jari pasien. Center ray (pusat sinar) diarahkan vertical angulasi, center point (titik sinar) nya sama yaitu 600 caudali pada tip of nose, dengan faktor eksposi 50 kV ; 7,7 mA ; 1 secon. Setelah selesai pemeriksaan, kedua film dibawa ke kamar gelap untuk diproses.

c. Penilaian Dilakukan survey gambar hasil kepada dua puluh dokter gigi terhadap delapan foto hasil gambaran dari dua teknik peletakkan film yang berbeda. Parameter numerik penilaian yaitu apabila kriterianya mencakup baik mendapat nilai 75, cukup akan dinilai 50 dan apabila kurang mendapat 25. sebagai evaluasi kriteria penilaian adalah kriteria evaluasi radiografi gigi yaitu corona, corpus, radiks dan pulpa dentis pada dental insisivus atas. 3. Pembahasan Dari hasil kuisioner pada 20 orang dokter gigi terhadap masing-masing 8 buah hasil foto dental. Pada film digigit menghasilkan nilai 68,44% dan pada film ditempel menghasilkan nilai 69,70%. Sehingga evalusi pada aspek daerah corona didapatkan hasil sedikit lebih bagus dengan cara film ditempel. Pada evaluasi daerah corpus, pada film digigit menghasilkan nilai 65,31% dan pada film ditempel menghasilkan nilai 61,89%, sehingga hasil corpus yang didapatkan lebih bagus dengan cara film digigit. Tentang daerah evaluasi radix didapatkan kesimpulan, pada film digigit menghasilkan nilai 66,25% dan pada film ditempel menghasilkan nilai 65,31%, sehingga hasil radix yang didapatkan sedikit lebih bagus dengan cara film digigit. Kriteria evaluasi akhir dari gigi yaitu daerah pulpa dentis didapatkan pada film digigit menghasilkan nilai 63,75% dan pada film ditempel menghasilkan nilai 65,63%, sehingga untuk kriteria ini hasil pulpa yang didapatkan lebih bagus dengan cara film ditempel.

Dengan demikian berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa hasil foto yang digigit menunjukkan nilai persentasi yang relatif sama dengan hasil foto yang ditempel. Hal ini menunjukkan bahwa hasil foto yang digigit (metode baru) menghasilkan tingkat diagnosis yang relatif sama dengan yang ditempel (metode sekarang). Dengan mengingat dari segi kenyamanan pasien, pasien lebih merasa nyaman dengan menggunakan teknik film digigit dibandingkan dengan menggunakan film ditempel. Oleh sebab itu teknik peletakkan film dental dengan cara film digigit dapat juga dijadikan sebagai teknik alternatif oleh petugas radiologi didalam melakukan pemeriksaan dental insisivus atas khususnya untuk menghadapi paien yang hipersensitif dan kurang kooperatif. 4. Penutup Terdapat beberapa kesimpulan dari metode baru yang telah dilakukan bila dibandingkan dengan metode sekarang untuk pemeriksaan insisivus atas, yaitu: Hasil gambaran dengan metode baru dapat dipakai sebagai alternatif penatalaksanaan pasien dalam pemeriksaan gigi insisivus atas. Pada pemeriksaan dengan metode baru, pasien merasa lebih nyaman dengan menggunakan teknik peletakkan film dental dengan cara digigit antara gigi insisivus atas dan insisivus bawah dibandingkan dengan cara lama dengan pasien harus menekan film dental dengan ibu jarinya. Dengan melihat hasil keseluruhan dari penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan agar teknik peletakkan film dental dengan cara film digigit diantara gigi insisivus atas dan insisivus bawah ini dapat dijadikan teknik alternatif untuk melakukan pemeriksaan dental insisivus atas. Apalagi bila dilihat dari segi kemudahan dan kenyamanan pasien, khususnya bagi pasien yang kurang kooperatif. Dengan demikian diharapkan pemeriksaan tidak sering diulang dan tanpa harus mengurang kualitas hasil gambaran. 1. http://puskaradim.blogspot.com/2007/11/teknik-radiografi-gigi.html

You might also like