You are on page 1of 25

Definisi sosiologi menurut Anthony Giddens: sosiologi adalah studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok manusia dan

masyarakat. Sosiologi menjadi hal yang menarik ketika subject matter ilmu ini adalah perilaku kita sendiri sebagai makhluk sosial. Ruang lingkup keilmuan sosiologi sangat luas, mulai dari analisis lewat pertemuan antarindividu di jalan sampai penelitian proses sosial di seluruh dunia. Ruang lingkup sosial yang dikaji sosiologi merambah bukan hanya bidang sosiologi itu sendiri, namun sosiologi juga berhubungan dengan keilmuan yang lain. Muncul kemudian berbagai cabang sosiologi, antara lain sosiologi hukum, sosiologi sastra, sosiologi pedesaan, sosiologi pembangunan, sosiologi politik dan berbagai cabang sosiologi lainnya. Keluasan studi dalam sosiologi kemudian memunculkan spesifikasi sosiologi dalam kajian mereka. Berikut ini beberapa teori dan pengertian dari beberapa sosiolog: Anomi digagas oleh Emile Durkheim dan Robert Merton, peran achieved and ascribed dibahas oleh Linton, barbarisme oleh Morgan, Cultural Relativism oleh Herskovitz, Gesselschaft dan Gemeinschaf oleh Earl Bell, Etnosentrisme Sumner, dan sebagainya. Kerangka pemikiran Anthony Giddens dalam ilmu-ilmu sosial berbeda dengan pemikiran pada pendahulunya, seperti Talcott Parsons, Karl Marx, dan Levi-Strauss. Meski pada dasarnya kerangka pemikiran Giddens dibangun berdasarkan pemahaman lewat kritik-kritiknya terhadap teori fungsionalisme, strukturalisme, dan Marxisme. Menurut Giddens, dinamika masyarakat dalam perspektif ilmu-ilmu sosial selalu terkait dengan ruang dan waktu serta tindakan pelaku. Terhadap Parsons, Giddens juga berbeda pendapat mengenai sistem sosial. Menurut Giddens, sistem sosial tidak mempunyai kebutuhan apa pun terhadap pelaku, tapi pelaku itu sendiri--sebagai peran sosial--yang mempunyai kebutuhan terhadap sistem sosial. Berbicara mengenai struktur di masyarakat, Giddens membagi struktur tersebut ke dalam beberapa kelompok. Pertama, struktur signifikansi. Struktur ini berhubungan dengan pengelompokan dalam wacana, makna, dan simbol. Kedua, struktur penguasaan: struktur yang mencakup penguasaan orang dalam pengertian ekonomi dan politik. Ketiga, struktur legitimasi, adalah struktur yang terkait dengan peraturan normatif lembaga-lembaga masyarakat dalam tata hukum. Gagasan Anthony Giddens memberikan banyak sumbangan penting bagi perkembangan keilmuan sosiologi dan ilmu sosial lainnya. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2120577-definisi-sosiologimenurut-anthony-giddens/#ixzz1s12yRsJ6 Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat, dilihat dari struktur social, interaksi social, serta perubahan social dalam masyarakat. Sebagai bagian dari science sosiologi juga mengalami sejarah perkembangan keilmuan sebagaimana ilmu pengetahuan lain. Melihat akar sejarah sosiologi, terdapat the milestones of science yang membuat sosiologi bisa terus tumbuh dan berkembang sebagai disiplin ilmu. Adalah Ibnu

Khaldun pada abad 14, yang pertama melihat adanya perbedaan tipe masyarakat antara yang nomaden (berpindah) di gurun pasir dan yang menetap. Dari sini dia memberikan gambaran mengenai munculnya sosiologi sebagai disiplin ilmiah. Kemudian 500 tahun kemudian Auguste Comte memberikan istilah sosiologi sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri. Atas upaya ini Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Selanjutnya sosiologi berkembang karena adanya kekuatan social dan kekuatan intelektual. Kekuatan social yang mendorong perkembangan itu adalah adanya revolusi politik selama revolusi Perancis (1789). Dampak revolusi politik terhadap masyarakat seperti chaos, akibat revolusi dan perubahan sosial menjadi kajian menarik dan menghasilkan penemuanpenemuan (discoveries) dalam sejarah sosiologi. Selain itu,, revolusi industry dan revolusi politik Eropa abad 19 dan awal abad 20 merupakan factor langsung yang memunculkan teori sosiologi terutama berkaitan dengan kemunculan kapitalisme. Hubungan antara revolusi industry dan kapitalisme inilah yang menjadi sumber penting perubahan social terjai, karena ketika revolusi industry terjadi pula enlightment atau dikenal sebagai abad pencerahan dimana terjadi revolusi ilmu pengetahuan dari berbagai bidang. Kekuatan intelektual sebagai konsekuensi munculnya abad pencerahan, juga akan mempengaruhi perkembangan sosiologi. Pencerahan adalah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pemikir yang berhubungan dengan pencerahan terutama dipengaruhi oleh dua arus intelektual yakni sains dan filsafat abad 17. Secara keseluruhan abad pencerahan ditandai oleh keyakinan bahwa manusia mampu memahami dan mengontrol alam semesta dengan menggunakan akal (nalar) dan riset empiris. Karenanya sosiologi pun berkembang dengan mencoba memposisikan diri dengan menggunakan akal dan riset empiris. THE MILESTONES OF SOCIOLOGY Sejarah perkembangan sosiologi tidak bisa lepas dari adanya sebuah konsep pemikiran/teori yang dikemukakan oleh seorang pemikir masyarakat, karena pada dasarnya sosiologi adalah ilmu tentang konsep dan atau teori mengenai sebuah masyarakat dan perkembangannya. Oleh karena itu perkembangannya akan sangat tergantung pada penemuan-penemuan konsep baru berkaitan dengan dinamika dan perubahan masyarakat. Sosiologi akan berkembang peseta ketika masyarakat mengalami krisis. Krisis dipandang

sebagai sumber kajian yang menjadi entry point lahirnya konsep dan teori baru. Seperti ketika krisis pada saat revolusi industry maka muncul teori/konsep yang menjelaskan fenomena yang terjadi dikaitkan dengan masyarakatnya. Dari beberapa literature; the milestones of sociology (temuan teori/konsep sosiologi) dapat dibedakan berdasarkan periode yakni teori sosiologi klasik,teori sosiologi modern, teori sosiologi kritis dan postmodern. Pada masing-masing periode terdapat beberapa pemikir dengan menawarkan konsep dan teori sosiologi. Selain berdasarkan periode juga dibedakan berdasarkan paradigma yang dikembangkan, setiaknya terdapat tiga paradigm utama yaitu; paradigm fakta social, definisi social dan perilaku sosial. Biasanya konsep dan teori yang ditemukan merupakan dukungan atau pun kritik terhadap teori sebelumnya. Penemuan sosiologi juga menghasilkan perumusan kembali untuk memperbaiki, merevisi dan bahkan merombak paradigm yang lama. Karenanya teori sosiologi memiliki sifat akumulatif dan terjadi proses dialektika sangat mengedepan dalam sosiologi. Sebuah sintesa teori/konsep merupakan hasil dari adanya tesis yang di krtiktisi oleh anti tesis dan menghasilkan sintesis baru. ORGANISASI KEILMUAN DALAM SOSIOLOGI Sosiologi muncul dan berkembang pesat di eropa; (Jerman, Perancis dan Inggris ) dan Amerika. Di jerman sangat terkenal dengan Frankfut Schoolnya dan di Amerika dengan Chicago School dan Harvard school. Ketiga akademi ini menjadi barometer perkembangan teori sosiologi dunia. Sebagai bukti keberadaan sosiologi di Amerika dibentuk the Association Sociology of America disingkat dengan ASA pada tahun 1906. Salah satu bagian dari ASA terdapat Rural section, bagian yang mempelajari tentang masyarakat pedesaan. Kuliah pertama yang mengusung sosiologi pedesaan di Chicago school pada tahun 1894. Sosiologi sebagai ilmu social yang mengembangkan teori dan konsep, perkembangan sosiologi sejalan dengan perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat berawal dari masyarakat primitive, tradisional dan modern. Pada masyarakat primitive dan tradisional digambarkan sebagai masyarakat pedesaan/rural society. Karena itu pada perhatian awal organisasi keilmuan yang dibentuk adalah memperhatikan masyarakat pedesaan (rural society)

Pada tahun 1906 dengan terbentuk ASA yang memiliki bagian yang mengkaji pedesaan (Rural section), menjadi titik mula (entry point) munculnya organisasi sosiologi pedesaan. Sebuah tulisan tentang pedesaaan di tulis oleh John Gillet berjudul constructive rural sociology pada tahun 1913. Pada saat itu posisi Gillet sebagai ketua ASA dan membuat tema sosiologi pedesaan dalam meeting ASA. Rural section memisahkan diri dari ASA dan membentuk Rural Sociology society (RSS) pada tahun 1936. Sebagai komunitas baru telah mampu mengumpulkan sebanyak 840 anggota. Tahun 1937 menerbitkan jurnal sosiologi pedesaan. Tahun 1939, Carl Taylor diangkat sebagai presiden RSS. Pada tahun 1946 dia diangkat sebagai presiden ASA. Perkembangan sosiologi pedesaan tidak hanya terjadi di Amerika, dieropa juga ada ESRS (Europe Society for Rural Sociology). Organisasi ini bergabung dengan RSS (Rural Society of Sociology) yang ada di Amerika dan membentuk Internasinal Rural Sociology Association (IRSA). Keberadaan IRSA didukung tiga kekuatan yakni Amerika, Eropa dan Amerika latin. Di Amerika Latin organisasi sosiologi pedesaan terbentuk pada tahun 1966 dengan nama LARSA (Latin American Rural Sociollogical association). Kemudian organisasi ini mendapat dukungan baru dari Australia dan Asia. Di Australia, terdapat OAN ocenia Australia network pada tahun 1969. Di Asia terbentuk organisasi the Asia Rural Sociology Association (ARSA). Perkembangan sosiologi pedesaan di Indonesia, belum ada organisasi khusus, baru rencananya tanggal 29-30 november 2010 di IPB akan dilakukan pembentukan asosiasi sosiologi pedesaan Indonesia. Tetapi ruh sosiologi pedesaan tampak nyata dengan pemikiran Prof Selo Sumardjan dari IPB yang memperhatikan masyarakat pedesaan sebagai kajian kelimuan. Selama ini organisasi yang terbentuk adalah ISI (Ikatan Sosiologi Indonesia) yang mewadahi kepentingan sosiolog dan perkembangan sosiologi umumnya. DAFTAR PUSTAKA Johnson D. P. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ritzer. G.dan Goodman, 2004. Teori Sosiologi Modern. : Jakarta.Prenada Media

Pengertian

Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek.[1] Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya.[2]

Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi 1. Antropologi fisik a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik. 2. Antropologi budaya a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenai tulisan b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.

3. Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan sebagainya.[3] Fase-fase Perkembangan Antropologi[4] Fase Pertama (Sebelum 1800) Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika mulai didatangi oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai terkumpul suatu besar himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya yang ditulis oleh para musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu kemudian disebut sebagai etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari deskripsi itu terkesan aneh di mata orang Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian kalangan terpelajar di Eropa Barat di abad ke-18. dalam pandan orang eropa, timbul tiga macam sikap, yaitu : 1. Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah manusia liar, turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages, dan primitives, sebutan bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan Amerika. 2. Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia dari tanah Asia, Afrika, dan Amerika itu adlah contoh dari manusia murni, yang belum kemasukan hasutan kejahatan dan keburukan yang sudah terjadi di Eropa. 3. Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa primitive tersebut. Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan diperlihatkan kepada umum (museum). Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19) Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi, lahirlah antropologi. Ilmu itu bersifat akademis. Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam sejarah dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia di muka bumi. Fase Ketiga (Permulaan abad 20) Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat penting. Orang-orang Eropa mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintak colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat kini yang kompleks.

Fase Keempat (sesudah 1930) Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman metodemetode ilmiahnya. Pokok atau sasaran para ahli antropologi tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitive yang ada di luar benua Eropa, melainkan juga daerah di pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta budayanya. Metode Ilmiah dari Antropologi[5] Pengumpulan fakta Tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan yang pengelolaannya dilakukan secara ilmiah. Aktifitas pengumpulan fakta ini terdiri dari berbagai metode : ibservasi, mencatat, mengolah, dan melukiskan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat. Pengumpulan fakta dapat digolongkan dlam tiga golongan : 1. penelitian lapangan 2. penelitian di laboraturium 3. penelitian dalam perpustakaan. Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem Hal ini adalah tingkatan dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan cirri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Tingkat ini menimbulkan metode-metode yang hendak mencari cirri-ciri yang sama, yang umum, dalam anekawarna fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Prosese berpikir berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, kea rah konsep-konsep mengenai cirri-ciri umum yang lebih abstrak (ringkas). Verifikasi Terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat pengertian yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau masyarakat yang hidup. Disini, proses berpikir berjalan secara deduktif, dari perumusan umum kembali kea rah fakta-fakta yang lebih khusus.

[1] Leonard Siregar, Antropologi dan Konsep Kebudayaan, Blog UNAIR, diakses dari http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/antokebud.pdf, tanggal 22 September 2009, pukul 10.36 [2] Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, dan Cabang Ilmu Antropologi, diakses dari http://organisasi.org/definisi-pengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmuantropologi, tanggal 28 September 2009, pukul 17.17 [3] Ibid [4] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2002), p.1-6 [5] Ibid., untuk penjelasan lebih lengkap, lihat p.41-48 Anthropologi adalah ilmu tentang kemanusiaan. Bidang anthropologi berasal dari ilmu alam, kemanusiaan, dan ilmu sosial. Istilah anthropologi ", disebut / nrpldi /, adalah dari istilah Yunani , anthrpos," human ", dan-,-logia," discourse "atau" kaji ", dan pertama kali digunakan oleh Franois Peron ketika membicarakan pertemuannya dengan masyarakat Pribumi Tasmania. Tujuan dasar anthropologi adalah "Apa yang mendefinisikan Homo sapiens?", "Siapakan leluhur Homo sapiens modern?", "Apakah ciri fisik manusia?", "Bagaimana perilaku manusia?", "Kenapa ada perbedaan dan perbedaan antara kelompok manusia berbeda?", "Bagaimana evolusi lalu Homo sapiens mempengaruhi organisasi dan budayanya?" dan seterusnya. Di Amerika Serikat, anthropologi dibagi kepada empat bidang kecil: anthropologi budaya (juga dikenal sebagai "anthropologi sosial"), arkeologi, anthropologi bahasa, dan anthropologi biologi / fisik. Apa yang disebut pendekatan "empat bidang" ke anthropologi dibayangkan dalam kebanyakan buku teks belum ijazah ("undergraduate") dan juga program anthropologi (misalnya Michigan, Berkeley, Penn, etc.). Di universitas di Inggris, dan kebanyakan Eropa, "bidang-kecil" biasanya ditempatkan di departemen berbeda dan dilihat sebagai displin berbeda. Bidang kecil sosial dan budaya telah dipengaruhi oleh teori strukturalist dan pos-modern, termasuk juga transisi terhadap analisa budaya modern (arena lebih kebiasaan bidang sosiologist). Selama 1970-an dan 1980-an terdapat transisi epistemologikal dari tradisional positifnes yang sebelumnya membentuk bidang tersebut. Saat perubahan ini, persoalan abadi mengenai sifat dan produksi pengetahuan mulai menempati tempat utama dalam anthropologi budaya dan sosial. Sebaliknya, arkeologi, anthropologi biologis, dan anthropologi bahasa kebanyakan tetap positif. Karena perbedaan dalam epistemologi, antropologi sebagai sebuah disiplin memiliki kekurangan kohesi selama beberapa dekade terakhir. Hal ini bahkan telah menyebabkan departemen terpecah, misalnya pada tahun 1998-9 akademis di Universitas Stanford, di mana "ilmuwan" dan "bukan-ilmuwan" dibagi menjadi dua departemen: antropologi, dan sosial budaya & Antropologi. . (Antropologi di Stanford kemudian disatukan pada tahun akademis 2008-9)

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2280853-pengertianantropologi/#ixzz1s155n8Gj

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dankarunia Nya sehingga saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalahdalam bidang studi saya yang berjudul ANTROPOLOGI HUKUM DALAMPEMBANGUNAN BUDAYA .Makalah Antropologi ini adalah kumpulan bentuk penjabaran tentang antropologi dan peranannya serta kebudayaan dalam peradaban manusia.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu, kritik konstruktif dari pembaca sangat sayaharapkan untuk penyempurnaan tugas makalah selanjutnya.Akhir kata saya berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Sekiandan terima kasih.Makassar, 3 Januari 2011Penulis

Sosiologi dan Antropologi sebagai Ilmu Tentang Perilaku Sosial dalam Masyarakat

u pengetahuan : pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran sehingga dapat diuji dan diperoleh melalui penelitian ilmiah A. Konsep Konsep Dasar dan Metode Metode Sosiologi dan Antropologi 1. Konsep dasar sosiologi Pengertian sosiologi Auguste Comte disebut Bapak Sosiologi Socius (Latin) artinya teman, sedangkan lagos (Yunani) artinya pembicaraan Sosiologi : ilmu yang membahas tentang hubungan antar manusia dalam hidup bermasyarakat Sifat dan hakikat sosiologi 1) Rumpun ilmu sosial yang bersangkut paut dengan gejala gejala kemasyarakatan 2) Kategoris : membahas apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi 3) Ilmu pengetahuan yang murni 4) Abstrak : memperhatikan pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. 5) Meneliti yang menjadi prinsip umum dari interaksi antarmanusia dan perihal sifat, hakikat, isi, dan struktur masyarakat 6) Rasional, terkait dengan metode yang dipergunakannya. 7) Ilmu pengetahuan yang umum mengamati dan mempelajari gejala gejala umum 8) Interdisipliner : tidak dapat berdiri sendiri tanpa ilmu lain Ciri ciri sosiologi (Harry M. Johnson) 1) Empiris : didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif 2) Teoritis : tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat 3) Kumulatif : dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada kemudian diperbaiki dan diperluas

4) Nonetis : menjelaskan fakta secara analistis Objek studi sosiologi 1) Hubungan timbal balik antara manusia satu dengan manusia lain 2) Hubungan antara individu dengan kelompok 3) Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lain 4) Sifat sifat dari kelompok sosial yang beraneka macam coraknya Ruang lingkup sosiologi 1) Kedudukan dan peran sosial individu 2) Nilai nilai dan norma norma sosial 3) Masyarakat dan kebudayaan 4) Perubahan sosial budaya 5) Masalah masalah sosial budaya

Metode sosiologi Abu Ahmadi 1) Historical method : cara penelusuran yang telah lampau rative method : membandingkan satu dengan yang lain 3) Statiscal method : mengukur gejala sosial yang tampak secara kumulatif ethod / survei : menyelidiki peristiwa yang terjadi Paul B. Horton & Chester L. Hunt 1) Cross sectional : meliputi suatu daerah pengamatan yang luas dalam jangka waktu tertentu 2) Longitudinal : berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan 3) Ex post facto : bersifat retrospektif, yaitu studi yang berlangsung sepanjang waktu, namun bekerja mundur dengan mempergunakan data yang telah dicatat 4) Eksperimen laboratorium : menggunakan orang untuk diteliti 5) Eksperimen lapangan : risetnya dilakukan di luar laboratorium 6) Penelitian pengamatan : mengamati terjadinya sesuatu terjadi tanpa dibuat buat. Peran dan manfaat sosiologi 1) Pembangunan 2) Pemecahan masalah sosial, dengan pendekatan preventif atau represif 3) Perencanaan sosial, yaitu : a) Lebih mudah dalam menyusun dan memasyarakatkan perencanaan sosial b) Perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan yang faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif bisa dipercaya c) Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas. d) Dapat mengetahui tingkat ketertinggalan dan kemajuan masyarakat dilihat dari sudut kebudayaan Hubungan sosiologi dengan ilmu lainnya 1) Hubungan sosiologi & antropologi : masyarakat dan kebudayaan 2) Hubungan sosiologi & sejarah : memperhatikan masa lampau 3) Hubungan sosiologi & ilmu politik : pola umum dalam masyarakat 4) Hubungan sosiologi & ilmu ekonomi : pemenuhan dan kegiatan ekonomi masyarakat 5) Hubungan sosiologi & psikologi : menguraikan gejala sosial kebudayaan dari sudut psikologis

2. Konsep dasar antropologi Pengertian Antropos (Yunani) artinya manusia dan logos artinya ilmu pengetahuan Antropologi : ilmu tentang manusia, ilmu yang meneliti tentang manusia dan kebudayaannya Objek studi antropologi 1) Sejarah terjadi dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis 2) Sejarah terjadinya aneka warna manusia berdasarkan ciri - ciri tubuh 3) Persebaran dan terjadinya keragaman bahasa yang diucapkan manusia 4) Perkembangan, persebaran, dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia 5) Dasar dasar dan keragaman kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dan suku bangsa Cabang antropologi 1) Antropologi fisik (Ragawi) a) Paleoantropologi : asal usul manusia menggunakan fosil sebagai objek penelitiannya b) Somatologi : variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui ciri tubuh 2) Antropologi budaya Prehistori (Arkeologi) : sejarah perkembangan dan persebaran manusia di muka bumi pada zaman sebelum manusia mengenal tulisan, menggunakan artefak Etnologi : mempelajari kebudayaan dalam masyarakat. Objeknya yaitu : (1) Mempelajari pola kelakuan masyarakat serta perbedaan pola tersebut sekarang (2) Mempelajari dinamika kebudayaan c) Etnolinguistik : aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di dunia

a) b)

1)

Metode antropologi Pengamatan : memperoleh gambaran mengenai pola budaya yang tidak dapat diutarakan dengan kata kata 2) Wawancara : menggali keterangan mengenai cara berlaku yang telah menjadi kebiasaan 3) Studi pustaka (library research) : mengumpulkan berbagai data tertulis . Perbedaan sosiologi dan antropologi Antropologi menitikberatkan pada aneka ragam ras, bangsa, dan suku bangsa, ciri jasmaniah, serta aneka warna bahasa dan kebudayaan yang dihasilkan manusia di seluruh dunia. Sosiologi mempelajari tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok, struktur dan proses sosial, serta perubahan perubahan yang terjadi di dalamnya B. Konsep Konsep Tentang Realitas Sosial Budaya a. Keluarga : unit sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak b. Kekerabatan : unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan c. Perkumpulan/asosiasi : kesatuan sosial yang dilandasi oleh adanya kesamaan kepentingan d. Ketetanggaan : kesatuan sosial yang tempat tinggalnya berdekatan e. Pertemanan dan persahabatan : orang orang yang berhubungan relatif akrab satu sama lain atas dasar seringnya bertemu, kesamaan minat, perhatian dan kepentingan, bukan atas dasar hubungan darah, ketetanggaan, dan cinta asmara.

f.

g. h. i. j.

m. n.

Saingan dan lawan : saingan : orang atau sekelompok orang yang terlibat dalam perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas, tanpa disertai upaya menjatuhkan. Lawan atau musuh : orang atau sekelompok orang yang terlibat dalam benturan yang disertai usaha saling menjatuhkan atau mencelakakan Komuniti : kesatuan sosial yang didasari oleh lokalitas serta memiliki kepribadian khas Masyarakat Suku bangsa Bangsa dan negara : bangsa : kelompok yang heterogen tetapi mempunyai kehendak yang sama negara : suatu kesatuan wilayah tertentu yang didiami oleh suatu bangsa yang sudah mempunyai sistem pemerintahan yang berdaulat penuh k. Badan Internasional : wadah kerjasama berbagai negara pada aspek aspek tertentu l. Ras Struktur dan sistem sosial budaya[1] : sistem sosial : cara suatu masyarakat ditata atau diatur struktur sosial : komponen struktural yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan Status dan peran o. Stratifikasi sosial p. Institusi sosial / lembaga

[1] Unsur unsur sistem sosial : 1. Kepercayaan 2. Perasaan 3. Tujuan 4. Kedudukan dan Peran 5. Kaidah/norma 6. Tingkat/pangkat 7. Kekuasaan 8. Pengetahuan 9. Fasilitas 10. Tekanan peranan Unsur unsur struktur sosial : 1. Kelompok sosial 2. Nilai dan norma 3. Pranata (kumpulan norma) 4. Status dan peran 5. Pergerakan sosial budaya

canzyber@gmail.com canzyber.com

KONSEP DASAR SOSIOLOGI KESEHATAN

Seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, sosiologi kesehatan juga memilikikonsep dasar yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yangakan dipelajari. Fungsi konsep dasar itu sendiri ada beberapa, diantaranya sebagaialat kognitif agar seseorang menjadi lebih tahu dan mengerti mengenai apa yangmereka pelajari, sebagai alat evaluatif agar seseorang dapat membedakan sertamemisahkan mengenai pakok bahasan yang mereka pelajari, sebagai alatpragmatik yang memberikan pengetahuan tentang bagaimana penerapan ilmutersebut dalam kahidupan sehara-hari, serta alat komunikatif agar terjalinkomunkasi yang baik antar yang belajar dengan yang mengajar.Dalam mempelajari sosiologi kesehatan juga perlu diketahui ruang lingkuppembelajaran, yaitu hal-hal apa saja yang dipelajari dalam ilmu sosiologi kesehatantersebut. Beberapa diantarnya yaitu sosiologi kedokteran baik itu faktor sosialdalam etimologi, prevalensi, prefesi kedokteran.serta mengenai hubungan dokterdengan masyarakat, perilaku kesehatan masyarakat, pengaruh norma sosialterhadap kesehatan, serta tentang interaksi antar petugas kesehatan dan antarapetugas kesehatan dengan masyarakat.Sosiologi kesehatan dikatakan sebai ilmu karena memang memiliki sifat-sifat keilmuan diantaranya:a. Bersifat empiris artinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benarterjadi di masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalamkehidupan sehari-hari.b. Bersifat teoritis artinya sosiologi kesehatan menggunakan teori-teori dalampembelajarannya dimana teori tersebut dikemukakan oleh para ahli yangberdasarkan pada apa yang tarjadi di masyarakat.c. Bersifai komulatif artinya ilmu sosiologi kesehatan yang sekarang dipelajaritidak lain adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang teah ad

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan, atau golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat. Sosiologi mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain Sosiologi Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain. Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Merupakan pendahulunya dan masih terkait erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal sosiologi medis, yang juga menjadi cabang sosiologi. Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu: 1. Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinyagangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. 2. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menanganipenyakit atau mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit dan penyakit terjadi.

3.

4.

5.

6.

7.

Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan, pelatihan petugas kesehatan. Sociology for medicine berhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skla sikap. Peran ini juga meliputi prosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian. Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif sosial. Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup para dokter, atau \'sosialisasi\' mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran. Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya, bagaimana suatu struktur pengobatan \'Western\' akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat. Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain sepertiantropologi, ekonomi, etnologi, etik, filosofi, hukum mapun bahasa. Dalam menganalisis situasi kesehatan, sosiologi kesehatan bermanfaat untuk mempelajari cara orang mencari pertolongan medis. Selain itu, perhatian sosiologi terhadap perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Manfaat sosiologi kesehatan yang lain adalah menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit. Aspek lain yang menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Sosiologi kesehatan juga memberikan analisis tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi berbagai konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan kepentingan keluarga dan dokter.

SOSIOLOGI DALAM KESEHATAN Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara masyarakat dan kesehatan. Objektif dari topik ini adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak terhadap morbiditas dan tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah. Sosiologi medis terbatas pada hubungan pasien-praktisi dan peran pakar kesehatan dalam masyarakat. Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari jenis bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidakpatuhan pasien dengan persyaratan medis. Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-masalah yang dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society ataupun komunitas. Agar dapat memahami dan menganalisa mesalah-masalah tersebut maka diperlukan berbagai pendekatan baik itu pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku ataupun menggunakan

pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari pera ahli kemudian membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain. Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Twaddle merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi medis. Menurutnya terjadinya pergeseran-pergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut mengakibatkan bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun, sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan. Agar dapat memahami bagaimana sistem sosial yang berkembang di masyarakat, maka perlu pemahaman mengenai apa yang dipakai acuan oleh masyarakat dalan bertindak dan bertingkah laku baik itu kepercayaan, nilai, norma, ataupun kelompok acuan dalam masyarakat itu senduri. Kerena acuan tersebut tidak dalam bentuk tertulis maka sifatnya adalah dinamis dalam artian norma, ataupun nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, yang tentunya juga mempengaruhi kebudayaan serta perilaku individu/kelompok masyarakat. Perubahan tersebut dapat terjadi kerena pengaruh dari budaya luar yang ketika bertemu dengan kebudayaan daerah mengalami berbagai bentuk proses apakah itu difusi, akulturasi, asimilasi, maupun konformitas. Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support bagi kesehatan. Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab. Wolinsky menjelaskan bahwa bagi dokter simtom dan tanda penyakit merupakan bukti gangguan biologis pada tubuh manusia yang memerlukan penanganan medis. Dari sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan simtom dan tanda penyakit. Wolinsky selanjutnya mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi kesehatan menurut kalangan medis ini. Definisi medis ini lebih sempit daripada definisi WHO, yang mencakup baik kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan penyakit ataupun kelesuan. Namun, menurut Mechanic definisi WHO ini sulit dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit. Konsep kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan

Blum. Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Definisi yang menyerupai definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Ternyata definisi kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi positif. Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas. Menurut Parson ini disebabkan karena (1) penyakit mengganggu berfungsinya seseorang sebagai anggota masyarakat dan (2) penyakit, apalagi kematian dini, merugikan kepentingan masyarakat yang telah mengeluarkan biaya besar bagi kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi anggota masyarakat. Tipologi Sehat dan Perilaku Sakit Wolinsky membedakan delapan macam keadaan sehat, yaitu (1) sehat secara normal, (2) pesimis, (3) sakit secara sosial, (4) hipokondrik, (5) sakit secara medis, (6) martir, (7) optimis, dan (8) sakit serius. Anggota masyarakat yang merasakan penyakit akan menampilkan perilaku sakit. Menurut Mechanic perilaku sakit merupakan perilaku yang ada kaitannya dengan penyakit. Di bidang sosiologi kesehatan dikenal pula konsep lain yang berkaitan, yaitu perilaku upaya kesehatan. Tanggapan seseorang terhadap suatu penyakit ditentukan oleh berbagai faktor. Mechanic menyebutkan sepuluh faktor atau variabel yang mempengaruhi tanggapan baik si penderita sakit sendiri maupun orang lain terhadap situasi sakit seseorang. Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness. Bagi Conrad dan Kern disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh. Menurut Field disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan simtom tertentu. Sarwono merumuskan disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan, baginya disease bersifat objektif. Bagi Conrad dan Kern illness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita penyakit; baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif. Muzaham menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, dan illness menjadi keadaan-sakit, sedangkan Sarwono pun menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, tetapi menerjemahkan

istilah illness menjadi sakit. Dalam setiap masyarakat dijumpai suatu sistem medis. Menurut definisi Foster, sistem medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut. Foster mengidentifikasikan pula beberapa unsur universal dalam berbagai sistem medis tersebut. Penyakit merupakan suatu produk budaya. Menurut Geest dalammasyarakat berbeda penyakit dinyatakan secara berbeda, dijelaskan secara berbeda, dan dikonstruksikan secara berbeda pula. Sejumlah pengamat masalah kesehatan mengemukakan bahwa penyakit merupakan konstruksi sosial. Contoh mengenai penyakit sebagai konstruksi sosial ini antara lain disajikan oleh Conrad dan Kern, yang membahas konstruksi sosial perempuan sebagai makhluk lemah dan tidak rasional yang terkungkung oleh faktor khas keperempuanan seperti organ reproduktif dan keadaan jiwa mereka, dan kecenderungan untuk mengkonstruksikan sindrom pramenstruasi dan menopause sebagai gangguan kesehatan yang memerlukan terapi khusus. Contoh berikut disajikan oleh Diederiks, Joosten dan Vlaskamp, yang mengkhususkan pembahasan mereka pada konstruksi sosial cacat fisik dan mental. Contoh lain disajikan oleh Brumberg, yang membahas Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! konstruksi sosial gejala anorexia nervosa di kalangan perempuan Barat. Contoh terakhir bersumber pada tulisan Nijhof, yang didasarkan pada otobiografi pengidap penyakit kronis.
http://bennydaniarsa.blog.fisip.uns.ac.id/2011/03/23/sosiologi-dalam-kesehatan/

Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya. Perkembangan antropologi kesehatan sejak permulaan dasawarsa enam puluhan begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan) medical anthropology. Di dunia internasional dan di Indonesia khususnya, telah membentuk kondisi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan maupun penambahan jumlah tenaga ahli. Dengan demikian peranan mereka dalam penelitian berbagai masalah kesehatan dapat berkembang. Kondisi ini bukan hanya bagi kepentingan penelitian konseptual dan teoritis tetapi juga dalam menanggulangi masalah kesehatan bagi kepentingan masyarakat. Foster (1981) mengembangkan Pelayanan Kesehatan Primer (PKP) sesudah dikenal sebagai Primary Health Care (Alma Alta 1978). Deklarasi ini bertujuan untuk mengurangi ketidakadilan pada sistem pelayanan kesehatan nasional negara berkembang seperti Indonesia. Deklarasi ini juga menetapkan bahwa kesehatan adalah suatu hak asasi manusia dan upaya meningkatkan derajat kesehatan setinggi mungkin merupakan tujuan sosial yang penting. Di pihak lain dinyatakan bahwa rakyat di setiap negara memiliki hak dan kewajiban untuk berperan serta/berpartisipasi sosial, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan kesehatan mereka. Tahun 2000 (diharap semua di dunia) harus mencapai tingkat kesehatan (hidup produktif) sosial ekonomi (santoso 1988) kalau upaya yang dimaksud berhasil. Perlu dikaji karena berbagai masalah yang telah dialami oleh institusi kesehatan PKP (antropologi

kesehatan terapan) menunjukkan peranan ilmuwan antropologi kesehatan dlm penelitian mengenai masalah kesehatan & penanggulangan?peningkatan derajat kesehatan penduduk. Analisis mengenai gejala-gejala dapat secara : - Teoritis - Metodologi disusun berdasarkan teori tertentu Dua hal di atas untuk pembuktian ilmiah & mempertajam pemahaman hakekat kemanusiaan dari gejala-gejala yang dimaksud secara lebih universal atau komparatif. Keterpaduan antara dimensi biomedis dan non biomedis dalam antropologi sebagai suatu ilmu induk, bukan hal asing. Ruang lingkup antropologi mencakup : - Segi biologi manusia - Segi sosio budaya Berdasarkan segi-segi ini, antropologi mengenal cabang-cabang: -Antropologi biologi -Antropologi sosio budaya -Antropologi linguistik -Prasejarah dan arkeologi Ruang lingkup antropologi ini tercermin pada antropologi kesehatan yang juga memiliki segi biologi (biomedis) segi nonbiologi (sosiobudaya & psikobudaya) AKAR DARI ANTROPOLOGI KESEHATAN Menelusuri antropologi kesehatan kontemporer untuk sumber yang berbeda, dimana perkembangannya masing-masing secara relatif (tetapi tidak mutlak) terpisah satu sama lain: 1. Perhatian ahli antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi, adaptasi, anatomi komparatif, tipe-tipe ras, genetik dan serologi 2. Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif termasuk ilmu sihir dan magic. 3. Gerakan kebudayaan & kepribadian pada akhir 1930-an & 1940-an, kerjasama antara ahliahli psikiatri & antropologi. 4. Gerakan kesehatan masyarakat internasional setelah PD II. ANTROPOLOGI FISIK Sejumlah besar antropologi fisik, dokter Hasan & prasod (1959), meliputi nutrisi dan pertumbuhan, serta korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit seperti: Radang pada persendian tulang (arthritis), Tukak lambung ( ulcer ), Kurang darah (anemia), Penyakit DM, dll ANTROPOLOGI FISIK 4 hal tadi termasuk studi antropologi yang bersifat medis dan pada tahun-tahun terakhir. Antropologi fisik disibukkan dengan kedokteran forensik, bidang masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup : - Umur

- Jenis kelamin - Peninggalan ras manusia - Penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah (terjadi keraguan tentang siapa bapak ?) ETNOMEDISIN Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit, tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern ( Hughes 1968, mis: pengobatan primitif)
antrounair.wordpress.com/2009/08/31/antropologi-kesehatan-dan-pelayanan-kesehatanprimer/

ANTROPOLOGI KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi : A. Antropologi Fisik 1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil. 2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.

B. Antropologi Budaya 1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan. 2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi. 3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia. 4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Antropologi Kesehatan.

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya: 1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes) 2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir 3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat

4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh 5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat. Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga. Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut: 1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan. 3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat. Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain: (1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi. (2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah. (3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama. (4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan. B. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan Tahun 1984 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukumhukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.

Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul Appied Anthopology. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru. Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul Antropologi Kesehatan dan membicarakan Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi. C . Perhatian Ekologis Dari Para Ahli Antropologi Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik. Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok harus berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri dan dimana mereka hidup. Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya. Misalnya:

Penyakit dipandang sebagai unsur dalam lingkungan manusia Kekebalan terhadap malaria bagi penduduk Afrika Barat oleh karena perubahan sel sabit (sicklecell). Penyakit memainkan peranan dalam evolusi kebudayaan bidadari kecil (paham katolik ank kecil kalau meninggal langsung masuk surga sehingga pemakaman diiringi musik dan tarian Nutrisi bagian dari lingkungan sosbud Pria makan terlebih dahulu dan anak/wanita makan makanan sisa, bayi makan makanan kotak dan susu (semestinya ASI)

D. Paleopatologi Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan bagaimana manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara hidup.Misalnya: Kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka fraktur pada tulang betis oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal), sedangkan pada suku Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering pada lengan diperkirakan karena menahan pukulan (karakteristik suku yang gampang marah dan suka memukul E. Penyakit dan Evolusi Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui proses evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi ancaman penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok. Misalnya : adanya gen anti malaria (sel darah merah berbentuk sabit pada penduduk Afrika Barat). Pada penduduk kulit hitam di Amerika sel sabit menimbulkan Penyakit Anemia sel sabit (Sickle-cell Anemia)

BAB III PENUTUP

Antropologi Kesehatan berdasarkan definisinya mempelajari kesehatan manusia dari dua sisi, yaitu cultural dan biologis tetapi tidak dilihat terpisah sehingga disebut biocultural. Penggunaan ilmu ini dalam masyarakat kesehatan sangat berguna membantu keberhasilan program-program kesehatan dalam dunia praktis.

Dunia Praktis di Papua (pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan) sudah saatnya memakai ahli antropologi sebagai perencana, pelaksana dan evaluator serta konsultan sebagai bagian dari sistem manajeman Dunia Praktis mereka secara keseluruhan.

Daftar Pustaka http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/

You might also like