You are on page 1of 16

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


ACARA B-E
PENYIAPAN MEDIA, TEKNIK ISOLASI, MIKROSKOPI SEL BAKTERI,
KHAMIR DAN JAMUR BENANG

Nama : Yosep Priyono


NIM : 07/252480/BI/8024
Gol / Kel :I/4
Asisten : Isa Nuryana

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009

1
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 16

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam belajar mikrobiologi penting untuk mengamati mikroorganisme dalam keadaan
hidup, karena itu di dalam laboratorium dibuat medium untuk mengkultur mikroorganisme.
Medium sendiri merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara
(nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme . Medium tersebut dapat berupa
medium cair ataupun medium padat. Mikroorganisme akan tumbuh dengan baik dalam medium
apabila medium tersebut memenuhi persyaratan, antara lain : medium harus mengandung semua
nutrien yang mudah digunakan oleh mikroorganisme; medium harus mempunyai tekanan osmosis,
tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme; medium tidak
mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme; dan medium harus steril
sebelum digunakan, supaya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik . Penggolongan jenis
medium dapat dilakukan berdasarkan sifat kehetrotrofannya ( media hidup dan media mati),
berdasarkan konsistensinya ( media padat, semi padat dan medium cair), serta berdasarkan
fungsinya (medium selektif, medium diferensial, medium eksklusif, medium Esei, medium
diperkaya/enriched dan medium khusus). Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis
mikroorganisme maka diperlukan kultur murni dari jenis mikrobia yang akan dipelajari. Kultur
murni adalah biakan yang hanya terdiri dari populasi mikrobia yang berasal dari jenis yang sama.
Di alam, pada umumnya mikrobia hidup sebagai populasi campuran. Sehingga akan sulit
untuk mempelajari mikrobia terkait dengan morfologi, fisiologi dan serologi mikrobia. Oleh
karenanya perlu dilakukan isolasi mikrobia dari lingkungannya. Isolasi atau kultivasi adalah suatu
usaha untuk memindahkan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkan sebagai
biakkan murni dalam medium buatan. Selain itu, pada umumnya mikrobia tumbuh dalam populasi
campuran. Untuk mengidentifikasi suatu mikrobia, termasuk struktur morfologi dan fisiologi dapat
dilakukan dengan metode kultivasi atau isolasi dari habitatnya. Isolasi merupakan suatu usaha untuk
memindahkan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Isolasi dalam kultur murni essensial untuk mendeskripsikan bentuk dan
mengklasifikasikan spesies baru serta untuk determinasi suatu agen penyebab penyakit. Ada

2
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 16

beberapa teknik isolasi yang biasa dilakukan pada bakteri atau mikrobia uniseluler. Salah satu yang
paling umum dilakukan adalah teknik plate culture. Teknik ini menggunakan cawan petri untuk
menumbuhkan mikrobia dengan suatu medium (Salle, 1961).Teknik plate culture ini masih terbagi
lagi menjadi teknik-teknik spesifik. yaitu. streak plate method yang dilakukan dengan cara
menggores medium dengan bakteri, pour plate method yang dilakukan dengan cara mencampur
bakteri pada agar yang masih cair kemudian menuangnya ke dalam cawan petri serta Terakhir
surface plate method yaitu dengan menggosok bakteri di atas medium agar.
Karena objek kajian dari mikrobiologi berupa mikroorganisme yang memiliki ukuran sangat
kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, maka dari itu perlu dipelajari teknik mikroskopi.
Dengan mikroskop, dapat diperoleh perbesaran yang memungkinkan untuk melihat mikroorganisme.
Dalam penggunaan mikroskop, pengetahuan tentang prosedur penggunaan mikroskop yang baik dan
benar akan menentukan berhasil tidaknya pengamatan-pengamatan mikroskopis yang dilakukan
(Waluyo, 2008). Penggunaan mikroskop penting untuk mengamati sifat morfologi dari
mikroorganisme yang diteliti baik dalam ukuran individual maupun koloni. Sifat-sifat morfologi
yang diamati secara individu meliputi ukuran dan bentuk sel, keberadaan dan karakteristik spora,
flagella dan karakteristiknya, serta ada tidaknya kapsula. Sedangkan morfologi koloni meliputi
ukuran, bentuk, warna koloni dan sifat-sifat lainnya yang menentukan.
Teknik pengamatan dengan pewarnaan bakteri (stained) adalah teknik yang paling umum
digunakan untuk mengamati morfologi dan fisiologi sel bakteri. Keuntungan pengecatan antara lain
adalah sel bakteri dapat jelas terlihat dan sel bakteri dapat dibedakan dengan spesies sel bakteri
lainnya. Ada beberapa jenis pengecatan bakteri antara lain pengecatan sederhana, pengecatan gram,
pengecatan Acid fast, dan pengecatan negatif. Pengecatan sederhana adalah tenik pengecatan yang
menggunakan satu macam cat saja. Cat yang paling banyak digunakan adalah karbolfuhsin,
methylenin blue dan kristal violet. Fungsi pengecatan sederhana adalah mewarnai bekteri untuk
pengamatan morfologi dan fisiologi bakteri. Selain itu, pengecatan sederhana berfungsi
membedakan bakteri mati dan bakteri yang masih hidup. Pengecatan gram merupakan salah satu
contoh pengecatan differensial. Pengecatan gram berguna untuk identifikasi dan determinasi sel
bakteri. Cat utama yang dipakai adalah violet kristal, larutan Iod sebagai mordan, alkohol sebagai
peluntur, dan safranin sebagai cat penutup. Dengan pengecatan gram, bakteri dapat dibedakan

3
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 16

menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif apabila dicat gram akan
berwarna ungu sedangkan gram negatif akan berwarna merah (Talaro&Talaro, 1999). Teknik
pengecatan negatif merupakan pengecatan tidak langsung yaitu pewarnaan latar belakang spesimen.
Pada pengecatan ini, cat yang digunakan adalah nigrosin. Teknik pengecatan Acid fast (tahan asam)
merupakan prosedur pengecatan differensial yaitu menggunakan lebih dari satu macam cat. Dengan
teknik ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri acid fast (tahan asam) dan bakteri non acid fast
(tidak tahan asam).
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia dan
ada juga yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah Khamir dan Jamur benang /
Molds. Khamir adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler dan biasanya memperbanyak
diri dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat ditemukan di tanah, debu, serta buah dan
daun pada banyak tanaman. Nampak seperti permukaan buih atau sedimen tebal pada jus buah dan
cairan saccharine lain (Salle, 1961).
Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur berfilamen
yang bersifat parasit dan berkembangbiak dengan spora seksual dan aseksual. Merupakan suatu
kelompok heterogenitas yang besar dari suatu tumbuhan, seperti organisme yang membentuk
subdivisi Thallophyta (Salle, 1961). Contoh molds adalah Rhizopus sp., Pinicillium sp., Aspergillus
sp. dan Monilia sp.
Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah Fungi. Fungi
merupakan kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan bersifat
saprofit. Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara reproduksinya, yaitu
Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deutromyces (Soetarto et al., 2008) . Jamur yang
tergolong mikrobia contohnya adalah Jamur benang dan Khamir / Molds . Jamur benang adalah
fungi multiseluler yang membentuk pertumbuhan memanjang yang bercabang yang dikenal sebagai
miselium. Filamen individual dari miselium dikenal sebagai hifa. Pada beberapa jamur benang, hifa
merupakan silinder multinukleus yang kontinu tanpa adanya dinding melintang, hifa seperti ini
dikenal sebagai hifa tidak bersekat (nonseptae hyphae). Pada beberapa jamur benang yang lain, hifa
memiliki dinding melintang yang memisahkan mereka ke dalam sebuah rantai dari sel individual,
ada yang memiliki satu nukleus, atau pada umumnya dengan dua nukleus. Hifa seperti ini dikenal

4
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 16

dengan hifa bersekat (septae hyphae) (Sarles et al, 1956). Jamur benang dapat pula dibedakan
berdasarkan alat perkembangbiakannya yaitu antara lain dengan spora konidia dan lain sebagainya
(Clifton, 1957). Perbedaan dapat pula dengan bentuk sel atau bentuk dari benang (hifa) yang
dibentuk oleh jamur tersebut. Hifa dari jamur benang dapat dibedakan atas hifa vegetatif, yaitu hifa
yang tumbuh menjalar dan berfungsi untuk menyerap makanan dan hifa fertil yang berfungsi
sebagai alat reproduksi dan tumbuh ke atas. Warna koloni (pigmen) yang dibentuk oleh jamur
benang tersebut pun dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi jenis jamur benang yang
membentuknya . Contoh dari jamur benang antara lain Rhizopus sp, Penicillium sp, Aspergillus sp,
Mucor sp dan Monilia sp. Khamir merupakan fungi uniseluler yang tidak membentuk percabangan
multiseluler (miselium), kebanyakan khamir bereproduksi secara vegetatif dengan tunas (budding),
tapi ada sedikit jenis yang bereproduksi melalui fusi sel (Sarles, 1956). Morfologi khamir dapat
berupa spheroidal, aksoidal, bentuk sosis, bentuk umum atau silindris. Bentuk morfologi, cara
reproduksi, dan karakteristik fermentasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk klasifikasi khamir.
Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk dalam kelas Schizomycetes. Terdapat
berbagai macam bentuk dari bakteri yaitu berbentuk bulat/kokus, batang/bacilus, dan spiral. Bakteri
dibedakan berdasarkan responnya terhadap O2 menjadi 4 macam, yaitu bakteri aerob, anaerob,
anaeorob fakultatif, dan mikroaerofilik. Bakteri aerob membutuhkan O2 untuk hidupnya dalam
jumlah banyak. Bakteri anaerob dapat tumbuh tanpa ada O2. Bakteri anaerob fakultatif merupakan
bakteri yang tumbuh dengan ada atau tidaknya O2. Sedangkan bakteri mikroaerofilik adalah bakteri
yang tumbuh pada jumlah O2 yang sedikit. Di dalam medium cair, bakteri tumbuh di permukaan
medium yang berhubungan langsung dengan udara bebas. Bakteri anaerob dalam medium cair
tumbuh di dasar medium cair karena bakteri tidak membutuhkan O2 sedangkan di dasar medium
tidak terdapat O2. Bakteri anaerob fakultatif anaerob terdapat di seluruh bagian medium, di
permukaan, di tengah, dan di dasar medium karena bakteri dapat hidup dengan atau tanpa O2.
Bakteri mikroaerofilik tumbuh di dekat permukaan medium karena bakteri hanya mengambil O2
dalam jumlah yang sedikit (Pelczar and Reid, 1958).

5
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 16

B. Tujuan
Acara praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari cara pemakaian mikroskop yang benar untuk mengamati preparat
mikrobia dengan berbagai perbesaran
2. Mempelajari cara pembuatan medium dasar sebagai tempat biakan bakteri
3. Mengisolasi bakteri untuk mendapatkan kultur murni dengan berbagi metode
4. Mengamati morfologi jamur benang, sel khamir serta sifat bakteri dengan berbagai
pengecatan

II. METODE
A. Alat dan bahan
Pada praktikum kali ini alat yang dipakai adalah mikroskop, tabung reaksi,
cawan petri steril, jarum ose, jarum enten dan drigalsky. Sedangkan bahan yang
digunkan yaitu alcohol, medium nutrient agar padat dan cair, pepton, indicator
universal, bakteri Escherchia coli Bacillus subtili dan Rhizopus sp., Penicilium
notatum, dan Aspergillus sp., Debaryomyces sp., Saccharomyces sp.
B. Cara Kerja
Mikroskopi
Bagian-bagian mikroskop diamati, kemudian dicatat fungsinya serta dipelajari
prosedur penggunaan mikroskop.
Penyiapan media tumbuh
Sebanyak 15-20 gram agar-agar ditambahkan pada nutrient cair, penambahan
dilakukan untuk setiap 1000ml medium cair. Campuran tersebut kemudian diaduk
hingga merata lalu disterilkan dengan menggunakan otoklaf yang diatur pada tekanan 2
atm, temperature 1210C selama 5 menit. pH medium diatur terlebih dahulu sebelum
ditambahkan agar. Untuk medium agar tegak dan miring, disiapkan dengan
menggunakan tabung reaksi 10ml diisi dengan larutan medium tersebut. Untuk medium
tegak, medium nutrient diisikan ke tabung reaksi sebanyak 10ml dan 5ml untuk
medium miring. Setelah disterilisasi, tabung diletakkan miring dengan sudut

6
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 16

kemiringan 300 terhadap bidang datar dan dibiarkan padat, sedangkan untuk medium
nutrient agar tegak tetap diletakkan pada posisi tegak.

Mikroskopi sel bakteri, khamir, dan jamur benang


Pertama-tama lampu mikroskop dinyalakan, kemudian intensitas cahaya diatur
dengan kondensor dan diagfragma sehingga sesuai dengan kondisi mata pengamat.
Preparat diletakkan pada meja benda (preparat kapang dan bakteri), secara bergantian
dengan perbesaran lemah. Pemutar focus diputar untuk mendapatkan bayangan atau
fokus yang sesuai dengan mata pengamat (digunakan perbesaran kecil terlebih dahulu).
Setelah bayangan yang didapat bagus dan terlihat jelas focus dapat diganti dengan
perbesaran yang lebih besar atau yang diinginkan (400x untuk kapang dan khamir serta
1000x untuk bakteri) dan sesuaikan lagi fokusnya. Jika belum mendapat bagian
preparat yang diinginkan, meja beda dapat digeser-geser dengan pengatur meja benda.
Untuk pengamatan bakteri, sangat dianjurkan untuk memakai minyak imersi. Setelah
mikroskop selesai dipakai, lampu mikroskop dimatikan dan kondensor serta diagfragma
dikembalikan seperti pada posisi awal. Lensa obyektif diputar sampai pada lensa yang
memiliki perbesaran terkecil. Preparat diambil dari meja benda. Meja benda diturunkan
ke posisi awal. Untuk pemakaian minyak imersi, setelah pemakaian mikroskop, minyak
imersi dibersihkan dengan menggunakan larutan xylol.
Teknik isolasi
1. Metode streak plate
Medium agar steril disiapkan dalam cawan petri, selanjutnya ose disterilkan
dengan cara insinerasi ( diganggang). Kultur bakteri cair diambil menggunakan ose
yang telah steril lalu ose digoreskan pada medium agar yang menghadap ke api supaya
tetap aseptis. Goresan yang dibuat diusahakan tetap menyambung dan membentuk
gradien goresan. Setelah itu, cawan petri ditutup , dibungkus serta siap untuk
diinkubasi..
2. Metode pour plate

7
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 16

Kultur bakteri cair diencerkan terlebih dahulu. Kemudian medium agar yang
masih cair disiapkan dan ditunggu hingga temperatur 50 oC. Kultur cair dan medium
agar cair dicampur dan digojog hingga homogen. Larutan selanjutnya dituang ke dalam
cawan petri steril, dan cawan petri dibungkus kembali lalu dibiarkan dalam suhu kamar.
3. Metode surface plate
Medium agar steril dalam cawan petri disiapkan. Kultur bakteri cair diambil
sebanyak 1 ml dengan pipet ukur dan propipet kemudian dituangkan ke dalam cawan
petri steril. Kultur bakteri cair diratakan dengan menggunakan drygalski di atas
permukaan medium agar. Cawan petri lalu dibungkus dengan kertas dan dibiarkan pada
suhu kamar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Keterangan

1. eyepiece/ oculars lense


2. revolving nosepiece
3. observation tube
4. stage
5. condenser
6. objective lense
7. brightness adjustment
knob
8. main switch
9. diopter adjustment knob
10. interpupillar distance
adjustment knob
11. specimen holder
12. illuminator
13. vertical feed knob
14. horizontal feed knob
15. coarse focus knob
Gambar 1.. Bagian-bagian mikroskop
16. fine focus knob
17. observation tube securing
knob 8
18. condenser adjustment
knob
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 16

Tabel 3. Morfologi sel khamir, jamur benang, dan bakteri


NO Jenis mikrobia Gambar
1. Khamir

1. Saccharomyces sp.

2. Debaryomyces sp.
2. Jamur Benang (kapang)

1. Aspergillus sp.

9
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 dari 16

2.Penicilium notatum

3. Rhizopus sp.,
3. Bakteri

E. coli B. subtilis
1. Pengecatan gram

10
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 dari 16

E. coli B. subtilis
2. Pengecatan negatif

E. coli B. subtilis

3. Pengecatan sederhana

E. coli B. subtilis
4. Pengecatan Ziehl Neelsen

Tabel 4. Pengamatan hasil isolasi bakteri


NO METODE GAMBAR

11
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 12 dari 16

1. Spread/surface plate

2. Streak plate

3. Pour plate

B. Pembahasan
Mikroskop yang digunakan untuk pengamatan mikrobia adalah mikroskop
cahaya. Pada penggunaan mikroskop digunakan perbesaran 400x untuk pengamatan

12
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 13 dari 16

kapang,1000x untuk pengamatan bakteri dan pada khamir digunakan perbesaran 400x.
Pada pengamatan bakteri perlu digunakan minyak imersi yang berguna untuk
menaikkan indeks bias sehingga diperoleh bayangan yang lebih tajam dan jelas. Sedang
digunakan pula larutan xylol untuk membersihkan minyak imersi yang telah digunakan.
Kondensor mikroskop berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya pada mikroskop
cahaya (terang-gelap). Diagfragma berfugsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk ke lensa obyektif. Meja benda berfungsi sebagai tempat gelas preparat
(sample yang diamati).. Lensa obyektif dan okuler berfungsi untuk membentuk
bayangan dari sample pada gelas preparat. Untuk memperbesar bayangan perlu adanya
lensa obyektif dalam berbagai ukuran yang terdapat pada revolver sehingga dapat
memperbesar maupun memperkecil bayangan yang terbentuk. Sedangkan lensa
kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan
difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal.
Resolusi suatu lensa adalah kemampuan lensa memisahkan kedua bayangan tersebut
sebagai satuan-satuan yang terpisah. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya
pisah mikroskop kurang baik. Semakin kecil nilai daya pisah, akan semakin kuat
kemampuan lensa untuk memisahkan dua titik yang berdekatan pada preparat sehingga
struktur benda terlihat lebih jelas. Daya pisah mikroskop ditentukan oleh panjang
gelombang cahaya dan tingkat numeris (numerical aperture) sistem lensa objektif dan
kondensor.

Isolasi bakteri dilakukan untuk memperoleh biakan murni mikrobia/ kultur yang
terhindar dari kontaminan. Metode isolasi bakteri dilakukan dengan 3 cara yaitu metode
streak plate, surface plate dan pour plate.. Penggunaan metode surface plate akan
memudahkan untuk mendapatkan biakan murni, namun metode ini terbatas digunakan
untuk bakteri yang bersifat aerob saja. Pada metode surface plate , bakteri aerob
tumbuh pada permukaan medium agar karena pada permukaan kandungan udara lebih
banyak. Hasil yang didapat berupa bakteri yang bertipe clumped. Hal ini terjadi karena
pengenceran kurang maksimal atau dengan kata lain suspensi bakteri masih terlalu
pekat.. Pada metode streak plate terdapat kelebihan dimana kontaminan akan lebih
13
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 14 dari 16

mudah dikenali namun terdapat pula kelemahannya yaitu medium yang digunakan bisa
menjadi rusak pada saat penggoresan. Pada metode streak plate dimana goresan akan
menunjukkan gradient koloni, pada akhirnya hanya akan didapatkan sedikit koloni
bakteri. Bagian inilah yang nantinya akan dibiakkan menjadi sebuah koloni murni .
Metode pour plate dapat digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri namun
melalui metode ini akan susah dibedakan mana kontaminan dan kultur murni. Dari hasil
pengamatan dapat dilihat bahwa terbentuk speader pada koloni bakteri yaitu berupa
koloni gabungan dari beberapa spesies bakteri.

Pengamatan dibawah mikroskop dilakukan terhadap sel bakteri, jamur benang dan
khamir. Preparat yang digunakan untuk pengamatan adalah preparat kering yang sudah
jadi. Untuk preparat bakteri dipakai preparat dengan berbagai macam tipe pengecatan.
Pengamatan meliputi seluruh bagian-bagian yang terlihat, baik alat perkembangbiakan
vegetative dan generatif. Pada pengamatan Rhizopus sp. dengan perbesaran 40x10
dapat diamati bagian-bagiannya antara lain sporangium, sporangiofor, kolumela ,
stolon serta rhizoid. Sporangiofor merupakan organ pendukung sporangium sedangkan
stolon merupakan organ yang berfungsi untuk memperluas bidang pertumbuhan jamur
tesebut . Rhizoid yaitu organ menyerupai akar yang berfungsi dalam penyerapan
nutrient dari lingkungan.

Penicillium sp. dan Aspergilus sp. Merupakan anggota dari kelas ascomycetes dan
memiliki karekteristik miselium bersekat-sekat, perkembangbiakannya yaitu secara
generatif dengan spora dan perkembangbikan vegetatif dengan konidia. Secara
mikroskopi bagian yang teramati adalah konidia, vesikel dan konidiospora serta sel
kaki. Konidiospora meerupakan tubuh jamur benang yang menyangga hifa fertil yang
berupa konidia (Sarles, et al, 1956), konidia berupa rantai berbentuk bulat-bulat berisi
spora. Vesikel merupakan bagian yang mengembung di ujung conidiaspor. Pada
Aspergillus sp. Diamati juga adanya sterigmata yaitu tempat melekatnya konidiospora
dan kondidiofor sebagai alat penyokong metula / vesikel. Pada penicillium tidak
terdapat vesikel sebagai alat pendukung sterigmata, namun terdapat metula

14
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 15 dari 16

Pada pengamatan terhadap morfologi bakteri dengan pengecatan digunakan


preparat bakteri Escherichia coli dan Bacilus subtilis. Kedua bakteri ini merupakan
anggota Shizomycetes. Pada hasil pengamatan dengan cat biasa Bacillus subtilis
mempunyai bentuk yang memanjang berbelok-belok dan sel-selnya relatif lebih besar
daripada Escherichia Coli. Escherichia Coli mempunyai bentuk sel bulat, kecil,
bergerak dengan flagel, gram negatif, mampu menguraikan glukosa. dan koloninya
berbentuk lurus.
IV. KESIMPULAN
Miroskopi merupakan teknik yang sangat penting dalam melakukan pengamatan
terhadap mikrobia. Dalam menumbuhkan mirobia, teknik isolasi diterapkan melalui
metode streak plate, surface plate dan pour plate. Pengamatan dengan mikroskop pada
berbagai jenis mikrobia dari berbagai spesies yaitu bakteri, jamur benang dan khamir
menunjukkan karakteristik yang berbeda secara morfologi satu sama lain.

V. DAFTAR PUSTAKA
Cliffton, C.E., 1950. Introduction To The Bacteria. McGraw-Hill Book Company,Inc.New York
pp: 99
Pelczar,M.J. and Reid, R.D.1958. Microbiology. McGraw- Hill Book.Company. New York,
p: 151
Salle, A. J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology. 5 th ed McGraw- Hill
Book.Company,Inc. New York, pp. 203, 107-112,
Sarles, et al. 1956. Microbiology. Harper&Brother comp. New York, pp. 140-149
Soetarto, E.S., Suharni, T.T., Nastiti, S.Y., dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta, hal. 40-41
Talaro K.P. and A. Talaro, 1999. Foundation in Microbiology Third Edition. McGraw Hill
Company. Boston, p.64-68.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar Alam Mikrobiologi. UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang, hal. 221-222.

15
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-09
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 16 dari 16

16

You might also like