You are on page 1of 14

Tema :

Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kampus


Judul :

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

OLEH NAMA : REGINA S. LUMENTUT NO. STAMBUK : A 251 12 021 SEMESTER/KELAS : I/C (PGBI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENERAPAN SILA PERSATUA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DAN PERGAULAN MASYARAKAT. Beberapa referensi dan subjek penelitian telah penulis kumpulkan sebagai bahan dalam penulisan makalah ini, termasuk pula sumber-sumber lainnya yang dapat lebih memperkaya materi penulisan makalah ini. Namun demikian penulis menyadari akan keterbatasan yang tidak dapat menyajikan makalah ini dengan sempurna. Olehnya dengan penuh kerendahan hati, penulis membuka diri untuk memperoleh kritik dan koreksi dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan mengambil bagian dalam penyusunan makalah ini. Demikian yang dapat penulis sajikan, dengan harapan kiranya makalah ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis, juga kepada semua pihak yang bersedia membaca.

Palu, 11 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. B. Rumusan Masalah.. C. Tujuan BAB II KERANGKA PIKIR A. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia............................................. B. Implementasi Sila Persatuan Indonesia................................................. C. Lingkungan Sosial................................................................................. BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Sila Persatuan Indonesia dalam Pergaulan Mahasiswa....... B. Faktor yang Membuat Mahasiswa Membatasi Pergaulan..................... C. Pandangan Pancasila Mengenai Pergaulan Mahasiswa......................... D. Dampak dari Pembatasan Pergaulan Mahasiswa................................... BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran.. DAFTAR PUSTAKA 3 4 5 1 2 2 i ii iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tahun ajaran baru pada semester ganjil sangat identik dengan adanya mahasiswa-mahasiswa baru yang ingin menuntut ilmu pada sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Mereka tentunya bukan hanya berasal dari satu daerah atau wilayah. Mengenai daerah asal masing-masing mahasiswa tentunya banyak sekali perbedaan yang di bawa dari daerah asal masing-masing. Perbedaan tersebut antara lain bahasa sehari-hari, gaya pergaulan, dan cara berkomunikasi. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat mahasiswa-mahasiswa

enggan untuk berteman yang mahasiswa dari daerah lain, dan akhirnya hanya berkumpul dengan orang-orang dari daerahnya sendiri dan membentuk kelompok-kelompok. Adanya kelompok-kelompok ini tanpa disadari membuat mahasiswa-mahasiswa merasa nyaman dan membatasi pergaulan mereka dengan yang lain. Pengelompokan mahasiswa-mahasiswa ini tentunya sangat bertentangan dengan sila ketiga dalam Pancasila, yaitu; Persatuan Indonesia. Padahal dalam implementasinya terdapat butir berikut; Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan, hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur. Hal inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini, dimana akan dibahas apa yang menyebabbkan mahasiswa enggan untuk bergaul dengan mahasiswa dari daerah lain serta bagaimana pandangan pancasila mengenai hal ini.

A. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut. 1. Kenapa mahasiswa-mahasiswa enggan untuk bergaul dengan

mahasiswa dari daerah lain? 2. Apa yang menyebabkan mahasiswa-mahasiswa lebih senang

berkumpul dengan mahasiswa-mahasiswa dari daerahnya sendiri? 3. Bagaimana pandangan Pancasila mengenai hal ini? 4. Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan? 5. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakann untuk menyelesaikan masalah ini

B. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut. 1. Mahasiswa memahami tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan kampus. 2. Mahasiswa mampu memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

BAB II KERANGKA PIKIR

A. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah belah. Persatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tmbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Butir-butir implementasi sila ketiga adalah sebagai berikut: 1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara. 3. Cinta tanah air dan bangsa. Kecintaan akan Indonesia dapat diwujudkan lewat berbagai kegiatan, seperti olahraga, ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, cinta produk Indonesia dan melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia. 4. Bangga, berani dan percaya diri sebagai warga negara Indonesia. 5. Memajukan pergaulan dami persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan dan hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur.

B. Implementasi Sila Persatuan Indonesia Nasionalisme Nasionalisme berarti rasa kesatuan yang tumbuh dalam hati sekelompok manusia berdasarkan cita-cita yang sama dalam satu ikatan organisasi kenegaraan Indonesia. (Sunarso, 2008 :41. Persatuan Indonesia adalah proses untuk menuju terwujudnya nasionalisme Indonesia. Cinta bangsa dan tanah air Kecintaan kepada negara akan melahirkan rasa kebangsaan yang besar dan kecintaan ini adalah bukan milik pribadi, melainkan milik setiap warga sebuah negara maka akan melahirkan sebuah isme yang bersifat nasional dan dikenal sebagai nasionalisme Semangat kebangsaan dan persatuan akan menyuburkan rasa cinta tanah air yang membangkitkan kemauan untuk membela dan

mempertahankan NKRI dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Kecintaan terhadap tanah air akan menghapuskan perasaan kesukuan yang sempit, mendorong usaha untuk menyebarkan dan meratakan pembangunan, yang semuanya itu akan membentengi kemungkinan berpikir separatis. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia Persatuan dan kesatuan Nasional harus kita pelihara dan perkokoh. Usaha-usaha ini tidak ada henti-hentinya. Karena persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kekuatan dan modal utama bagi bangsa untuk maju dan mencapai cita-citanya. Wilayah nasional dari Sabang sampai Merauke memang sudah diakui oleh dunia Internasional, namun kita masih harus mengusahakan agar lautan dan selat-selat yang menghubungkan rangkaian kepulauan Nusantara yang ribuan jumlahnya itu beserta dasar laut dan kekayaan alam yang ada di dalamnya , yang merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dari keseluruhan wilayah nasional Indonesia benar-benar aman dan damai, sehingga mampu memanfaatkan sumber alam milik bangsa

sebagai anugrah Tuhan YME semaksimal mungkin bagi kepentingan seluruh rakyat. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit. Kita terdiri beragam suku, bahasa dan kebudayaan yang berbeda dan kita menyadari perbedaan itu tetapi kita lebih menyadari kebulatan tekad untuk bersatu padu sebagai bangsa Indonesia. Kita telah mengikatkan diri dalam satu Bangsa Indonesia. Kita memang berbeda-beda tetapi bertekad untuk bersatu. Bhineka Tunggal Ika. Menimbulkan rasa senasib dan sepenanggungan. Menumbuhkan rasa senasib sepenanggunagn dapat dilakukan dengan melihat perjalanan bangsa dari awal kemerdekaan sampai sat ini. Sehingga kesadaran inilah yang harus dibentuk pada setiap jiwa-jiwa manusia Indonesia yang berdaulat guna menghindari adanya rasa tersisihkan, atau merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah bahkan lebih-lebih berpikir untuk memisahkan diri dari NKRI yang justru disayangkan. Jika kita menyadari perasaan senasib sepenanggungan pada masa lalu dengan sendirinya kita tidak akan berceraiberai. Sehingga yang perlu ditekankan lagi adalah perasaan nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia.

C. Lingkungan Sosial Sosial memiliki arti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Dan lingkungan sosial juga memiliki arti sendiri yaitu lingkungan yang terdiri dari mahluk sosial ( manusia ). Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

Lingkungan sosial seseorang pertama di bentuk dalam lingkungan keluarga , Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku anak. Di dalam lingkungan keluarga kita di berikan pendidikan agar anak menjadi mandiri , tidak hanya mandiri saja tetapi kita juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan kemampuan fisik , mental , sosial dan emosional yang di milikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produktif. Untuk suasana dalam lingkungan keluarga kita harus menciptakan suasana yang kondusif , yaitu suasana yang saling terbuka , saling menyayangi dan saling mempercayai. Lingkungan keluarga merupakan bekal untuk kita dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungan sosial yang mencangkup luas dan tidak hanya dalam suasana rumah , tetapi juga bisa kita menggunakan bekal itu dalam lingukangan sosial dalam masyarakat dan lainnya.

BAB III PEMBAHASAN

A. Penerapan Sila Persatuan Indonesia dalam Pergaulan Mahasiswa Mahasiswa dan generasi muda adalah harapan bagi masa depan bangsa. Tugas mahasiswa semua adalah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk mengambil peran dalam proses pembangunan untuk kemajuan bangsa di masa depan. Dengan meningkatkan kesadaran diri, untuk mencapai keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara. Sila Ketiga Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia merupakan sila yang bunyinya paling pendek diantara keempat sila yang lain. Namun sila ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Karena itu Sila Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlngsungan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat generasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya. Seperti disebutkan dalam butir terakhir pengimplementasian sila ketiga, yaitu memajukan pergaulan dami persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhineka Tunggal Ika, yang mana kita diharuskan untuk memajukan pergaulan demi bangsa Indonesia. Namun pada kenyataannya banyak sekali mahasiswamahasiswa yang tidak melaksanakan hal ini. Padahal lewat pergaulan banyak hal baru yang bisa di dapat, baik ilmu, wawasan, bahkan relasi. Mahasiswamahasiswa lebih senang berkumpul dengan orang-orang yang berasal dari daerahnya masing-masing. Sebagai makhluk sosial, setelah memasuki kehidupan kampus mahasiswa harus bisa berinteraksi dengan mahasiswa lain, karena kehidupan kampus juga termaksud dalam lingkungn sosial yang mana akan membentuk

sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

B. Faktor yang Membuat Mahasiswa Membatasi Pergaulan Ada beberapa factor yang membuat mahasiswa-mahasiswa membatasi pergaulannya, misalnya dia hanya senang bergaul dengan mahasiswa yang berasal dari daerah yang sama dan enggan untuk bergaul dengan mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Hal ini disebabkan karena gaya pergaulan yang sama, bahasa keseharian yang sama, dan kemudahan berkomunikasi satu sama lain. Adanya banyak kesamaan dari daerah yang sama membuat para mahasiswa lebih senang bergaul dengan orang-orang dari daerah asal mereka masing-masing.

C. Pandangan Pancasila Mengenai Pergaulan Mahasiswa Apabila di pandang dari Pancasila, tentunya hal tersebut adalah salah. Pancasila menginginkan adanya persatuan dan kesatuan dari seluruh Indonesia. Tidak hanya satu untuk dari daerah asal, melainkan untuk seluruh daerah di Indonesia. Pancasila memandang bahwa Indonesia adalah bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika. Karena itu haruslah terjalin persatuan yang di wujudkan lewat pergaulan antar mahasiswa. Sehingga cita-cita dalam sila ketiga ini dapat tercapai.

D. Dampak dari Pembatasan Pergaulan Mahasiswa Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan? Pemahaman, karakter mahasiswa dari masing-masing daerah dan budaya dari masing-masing daerah asal mahasiswa tentunya berbeda-beda. Apabila mahasiswa yang berasal dari 2 daerah atau lebih, berkumpul dan tidak mengerti tata krama dari daerah asal mahasiswa lain, tentunya akan mengakibatkan kesalahpahaman. Kesalahpahaman ini hanya terjadi apabila ada pergaulan yang kurang dibina dengan baik. Dampak

lain ialah kurangnya relasi mahasiswa,padahal dalam menuntut ilmu memasuki dunia kerja, mahasiswa-mahasiswa harus memiliki relasi yang banyak. Karena dari orang lain mahasiswa-mahasiswa bisa mendapatkan hal-hal baru yang tidak ada di dalam dirinya. Dan juga mendapatkan pengalaman yang lebih.

E. Langkah-langkah Mahasiswa

Menyelesaikan

Masalah

Pembatasan

Pergaulan

Langkah-langkah yang dapat di lakukan adalah dengan mengadakan acara-acara yang membuat mahasiswa bisa berkumpul, bermain dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, atau mengadakan suatu proyek yang melibatkan mahasiswa-mahasiswa. Sehingga akhirnya mahasiswa-mahasiswa bisa memupuk rasa persatuan dan kesatuan dan bisa menjalin pertemanan. Salah satunya dengan mendirikan organisasi-organisasi baik didalam atau diluar kampus, selain bermanfaat untuk menjalin silaturahmi antar mahasiswa, juga dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya kita dapat saling sharing ilmu dan pengalaman. Didalam organisasi tersebut tidak dibatasi siapapun orangnya dan darimana asalnya, yang terpenting adalah rasa kemauan untuk bersosialisasi dan rasa ingin berorganisasi. Melalui hal-hal inilah yang mungkin dapat mempereratkan hubungan mahasiswa yang bukan hanya satu daerah tetapi juga dari daerah lain, sehingga dalam pergaulan dapat terbangun jiwa kebersamaan seperti zaman perjuangan tempo dulu. Kesatuan hati tentunya modal dari sebuah kemajuan. Apabila mahasiswa-mahasiswa yang ada diseluruh kampus memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara global.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlngsungan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat generasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya. Dimana generasi muda itu adalah mahasiswa yang merupakan makhluk sosial yang ada dalam kehidupan kampus dimana dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial,

mahasiswa akan dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk kepribadiannya. Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika, mahasiswa dapat mengimplementasikan sila persatuan Indonesia dalam kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena dalam beorganisasi mahasiswa dapat bekerja sama sehingga timbul kebersamaan. Apabila mahasiswa-mahasiswa yang ada diseluruh kampus memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara global.

B. Saran Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus, seperti sila Persatuan Indonesia. Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri hanya karena perbedaan. Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi jangan biarkan itu menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan pergaulan dan relasi yang lebih luas lagi.

DAFAR PUSTAKA

Kaelan, Drs.,Ms. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Paradgima Yogyakarta. Hendra. 2011. Apakah Lingkungan Sosial itu?. http://blog.hendra.ac.id/apakahlingungan-sosial-itu.html/. Diunduh 14 Desember 2012. Puspitasari, Silvia Dyah. 2011. Paradigma Mahasiswa Terhadap Pancasila. http://blog.unnes.ac.id/silviadyahpuspitasari/paradigma-mahasiswaterhadap-pancasila/. Diunduh 13 Desember 2012. Rahma, Srijanti A dan Purwanto S. K. 2008. Etika Berwarga Negara: Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat. Suardi Abubakar, dkk. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 SMU. Jakarta: Yudhistira.

You might also like