You are on page 1of 6

Kertas kerja Pendokumentasian bukti audit diselenggarakan dalam kertas kerja. PSA No.

15, Kertas Kerja (SA 339.03) menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan auditnya. Kertas kerja berfungsi untuk: Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai denan standar auditing Kertas kerja harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pada setiap penugasan

8.1 JENIS-JENIS KERTAS KERJA

1. Program Audit Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu. Auditor menyebutkan dalam program audit: 1. pemeriksaan harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen yang tercantum dalam laporan keuangan 2. tanggal pelaksanaan prosedur audit 3. paraf pelaksana prosedur audit 4. dan penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor Program audit ini berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan lapangan. 2. Daftar Saldo Pemeriksaan (Working Trial Balance) Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo berbagai akun buku besar pada akhir tahun yang di audit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom untuk penyesuaian dan pengklasifikasian kembali serta saldo setelah koreksi auditor akan dicantumkan dalam laporan keuangan auditan. Working trial balance dapat disiapkan oleh klien maupun auditor. Working trial balance yang dibuat oleh klien harus diverifikasi dengan posting kolom dan pengusutan (tracing) saldo akun ke buku besar. Working trial balance merupakan dasar untuk pemeriksaan kertas kerja secara individual dan merupakan ringkasan semua data yang diperoleh selama pemeriksaan. Kertas kerja neraca saldo merupakan kertas kerja yang paling penting di dalam audit karena: o o Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-item yang dilaporkan dalam laporan keuangan Memberikan dasar untuk mengendalikan seluruh kertas kerja individual

Mengidentifikasikan kertas kerja spesifik yang memuat bukti audit bagi setiap item laporan keuangan.

3. Jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali Jurnal penyesuaian audit adalah koreksi atas kekeliruan, penghilangan, atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang dilakukan oleh klien. Jurnal penyesuaian ini dilakukan atas sesuatu yang berdampak material, baik secara individual atau secara keseluruhan, yang seharusnya telah dilakukan oleh klien. Jurnal reklasifikasi berkaitan dengan penyajian saldo-saldo yang benar dalam laporan keuangan secara baik. Dalam kertas kerja, setiap usulan jurnal akan nampak dalam (1) kertas kerja daftar atau analisis dari setiap rekening yang terpengaruh, (2) setiap kertas kerja daftar utama yang terpengaruh, (3) ikhtisar terpisah yang berisi usulan jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi, dan (4) daftar saldo pemeriksaan. Usulan tentang jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali belum bisa dipastikan sampai berakhirnya audit, karena hal tersebut baru bisa dilakukan setelah klien memberi persetujuan. Apabila klien menolak untuk melaksanakan usulan jurnal penyesuaian dan reklasifikasi yang dipandang perlu oleh auditor, maka hal itu akan berpengaruh terhadap pendapat yang akan diberikan oleh auditor dalam laporannya. 4. Daftar pendukung Dalam melaksanakan audit, auditor melakukan verifikasi elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan. Dalam tiap elemen yang diperiksanya, auditor mencantumkan metode verifikasim pertanyaan yang timbul, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. 5. Daftar utama Semua informasi yang dicatat dalam daftar pendukung, diringkas dalam daftar utama. Daftar utama ini merupakan ringkasan akun-akun yang saling berkaitan. Jadi, daftar utama digunakan untuk menghubungkan akun buku besar yang sejenis, yang akan disajikan dalam laporan keuangan dalam satu pos. Kolom-kolom yang ada dalam daftar utama adalah kolom-kolom yang ada dalam working trial balance. Contoh peringkasan dalam daftar utama adalah: daftar utama kas merupakan penggabungan kas ditangan, kas kecil, dan kas di bank. 6. Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung Memorandum audit merupakan data tertulis yang disiapkan auditor dalam bentuk naratif, misalnya komentar atas kinerja prosedur auditing meliputi: (1) lingkup pekerjaan, (2) temuantemuan, dan (3) kesimpulan audit. 7. Skedul dan analisis Apabila beberapa akun buku besar digambarkan untuk tujuan pelaporan maka, harus disusun sebuah skedul kelompok atau sering disebut skedul utama. Skedul utama menunjukan akun masing-masing buku besar dan mengidentifikasi skedul atau anaisis kertas kerja individu yang memuat bukti audit yang diperoleh untuk masing-masing akun dalam kelompok tersebut.

Setiap skedul atau analisi seringkali menunjukan komposisi saldo akun pada tanggal neraca (atau pada tanggal lain menurut kepentingan audit). Skedul kertas kerja juga dapat menunjukan perubahan pada satu atau lebih saldo akun terkait selama periode laporan keuangan.

8.2 MANFAAT KERTAS KERJA AUDIT Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik. Berikut adalah beberapa manfaat kertas kerja audit : 1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit. 2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana audit. 3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit. 4. Menyajikan data untuk keperluan referensi. 5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya. Untuk persiapan audit tahun berikutnya kertas kerja tersebut dapat dimanfaatkan antara lain: a. Untuk menchek saldo awal b. Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien tersebut. c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu dan berguna untuk penyusunan audit plan tahun berikutnya. 8.3 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS KERTAS KERJA Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi. Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasanpembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia. SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan.

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan kerahasiaan kertas kerja berbunyi sebagai berikut Anggota Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Seorang auditor tidak dapat memberikan informasi kepada pihak bukan klien kecuali jika klien mengizinkannya. Meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan-catatan klien, serta atas biaya klien, hak pemilikan atas kertas kerja tersebut sepenuhnya berada di tangan akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Karena kertas kerja tidak hanya berisi informasi yang diperoleh auditor dari catatan klien saja, tetapi berisi pula program audit yang akan dilakukan oleh auditor, maka tidak semua informasi yang tercantum dalam kertas kerja dapat diketahui oleh klien.

8.4 PEMBUATAN KERTAS KERJA Teknik-teknik penting yang harus perhatikan auditor dalam membuat kertas kerja yang baik adalah sebagai berikut : Judul. setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul yang jelas menunjukan isi kertas kerja yang bersangkutan. Nomor indeks. Setiap kertas kerja harus diberi indeks atau referensi. Referensi silang. Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau dipindahkan atau dibawa kekertas kerja lain harus diberi referensi silang dengan nomor indeks dari kertas kerja tersebut. Tanda pengerjaan. Tanda pengerjaan adalah simbol yang digunakan pada kertas kerja untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu pada bagian yang diberi tanda pengerjaan. Tanda tangan dan tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya,baik pembuat maupun mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan tanggal pada kertas kerja yang bersangkutan.

8.4.1 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Oleh Auditor Dalam Pembuatan Kertas Kerja Yang Baik

Kecakapan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen akan tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Auditor yang kompeten adalah auditor yang mampu menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Ada lima hal yang harus diperhatikan untuk memenuhi tujuan ini: 1. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti : a) Berisi semua informasi yang pokok. b) Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

2. Teliti. Memperhatikan ketelitian penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan. 3. Ringkas. Kertas kerta dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Harus menghindari rincian yang tidak perlu, serta merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja. 4. Jelas. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan. 5. Rapi. Kerapian dalam membuat kertas kerja berguna membantu auditor senior dalam mereview hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan auditor dalam meperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

Sumber : Jusup, Al. Haryono, 2010. Auditing, STIE YKPN, Yogyakarta Halim, Abdul, 2008. Auditing, UPP STIM YKPN,Yogyakarta

http://demonkamikazetuit.blogspot.com/2012/04/kertas-kerja-audit.html

RANGKUMAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN 1 (EKA 331 P2)


BAB 8 KERTAS KERJA AUDIT

OLEH :

KELOMPOK 1
A A SG MIRA DEWI SETIAWATI I WAYAN AGUS JUNIARTA A A ISTRI SHINTIA DEWI NI KETUT PEBRI HERLINA WATI 1106305017 1106305057 1106305079 1106305080

PROGRAM REGULER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2013

You might also like