You are on page 1of 5

FAKTOR PENYEBAB & CARA PENCEGAHAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

A . FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Kita semua sepakat bahwa pelanggaran hak asasi manusia di negara kita telah berlangsung secara vertikal maupun horizontal. Pelakunya mencakup militer, pemerintah, pengusaha, majikan dan masyarakat umum. Pelanggaran itu tidak hanya terjadi di wilayah publik, tetapi juga di wilayah privat seperti keluarga. Ada tiga faktor penyebab terjdinya pelanggaran hak asasi manusia, yakni : 1. Telah terjadi krisis moral di Indonesia Krisis moral jauh lebih berbahaya dari krisis lainnya. Krisis moral dapat melumpuhkan segala aspek atau sendi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penerapan ideologi Pancasila. Sebenarnya bangsa Indonesia memliki ideologI yang luhur yaitu Pancasila. Akan tetapi, seringkali ideologi ini tidak dijalankan secara murni dan konsekuen sehingga yang terjadi adalah kekacauan. Selain itu, krisis moral ini juga disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran akan rasa kemanusiaan di dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia masih belum memahami benar bahwa manusia hidup bersama dengan manusia lainnya, oleh karena itu, manusia harus dapat juga menghargai dan menghormati manusia lainnya. Hal ini dapat diterapkan dengan tidak berlaku seenaknya, apalagi sampai melanggar hak asasi manusia lainnya. 2. Aparat hukum yang berlaku bertindak sewenang-wenang Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, dapat kita lihat bahwa setiap elemen di dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasaannya tersebut. Kekuasaan-kekuasaan yang mereka miliki seharusnya dibatasi sehingga tetap menghormati hak orang lain dan tidak melanggarnya. Kurang adanya penegakan hukum yang benar Seperti yang kita ketahui bahwa penegakan hukum di Indonesia belum dapat berjalan dengan benar. Masih banyak para penegak hukum yang bersikap tidak adil. Hal ini dikarenakan menerima suap sudah menjadi budaya bangsa kita. Penegak hukum yang bersikap tidak adil akan membuat masyarakat pun bertindak sewenang- wenang. Mereka yang mempunyai cukup uang, tidak lagi takut untuk berbuat salah. Hal ini seharusnya dapat diberantas karena ini merupakan masalah yang besar. Pemerintah harus bisa bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah ini. Pelanggar HAM seharusnya diberi hukuman yang tegas. 3. Kesenjangan sosial yang tinggi Kesenjangan sosial juga menjadi salah satu faktor pelanggaran HAM. Orang yang kaya tentu memiliki kekuasaan yang besar, sedangkan orang yang kurang mampu menjadi semakin tidak berdaya. Mereka harus dapat menerima semua yang diberikan dari pihak penguasa dikarenakan ketidakberdayaan mereka. Hal ini tentu saja memicu terjadinya pelanggaran HAM. Penguasa dapat bertindak sewenang-wenang tanpa harus memperdulikan masyarakatnya. Ketiga paktor penyebab terjdinya pelanggaran hak asasi manusia, yakni pembaaian kekuasan yang tidak berimbang, msyarakat yang belum berdaya, serta masih kuatnya budaya feodal dan paternalistik dalam masyarakat kita. Ketiga paktor tersebut, pada giliranya, memunculakan praktek praktek penyalahgunaan kekuasaan.

Kekuasaan disini tidak melulu menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk bentuk kekuasan lain yang ada didalam masyarakat, termasuk kekuasan didalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia, pendek kata, tiap elemen di dalam masyarakat kita, bila memiliki kekuasaan, cederung untuk menyalah gunakannya. Mengingat banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara kita, maka maka upaya upaya penegakan hak asasi manausia harus dilakukan secara simultan, baik preventif represif. Secara preventif, tindakan tindakan yang perlu kita lakukan adalah : Memberdaykan mekanisme perlindunagan hak asasi manusia yang asa dan membentuk badan badan khusus untuk mengurusi masalah masalah khusus. Mempergiat sosialisasi hak asasi manusia kepada semua kelompok dan tingkatan dalam masyarakat, dengan mengikut sertakan LSM dalam kemitraan dengan pemerintah, demi terwujudnya budaya hak asasi manusia. Mencabut dan merevisi semua undang undang dan peraturan yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Membentuk lembaga yang membantu korban pelanggaran hak asasi manusia dalam mengurus kopensasi dan rehabilitasi. Mengembankan manajemen konflik oleh lembagalembaga perlindungan hak asasi manusia. Mengembangkan penyelenggaraan yang menjujung tinggi nilainilai hak asasi manusia. Secara represif, tindakantindakan yang harus kita lakukan adalah : Memperoritaskan penyusunan mekanisme penanganan atas kasus-asus pelanggaran hak asasi manusia agar efektif. Segera membawa pelaku pelanggaran hak asasi manusia kepengadilan tanpa membeda- bedakan status pelaku dan menjunjung asas praduga tak bersalah . Mengembankan program perlindungan tehadap saksi dan korban pelanggaran hak asasi manusia sehingga proses penyelidikan dan penyidikan atas pelanggaran hak asasi manusia dapat dilakukan secara efektif. Forum juga memberi tekanan khusus terhadap masalah pelecehan seksual dan tindak kekerasan terhadap perempuan. Pasalnya kasuskasus pelecehan seksual dan tindak kekerasan terhadap perempuan jarang yang terungkap. Salah satu sebabnya, lagilagi, karena kita belum memiliki prosedur yang baku mengenai pengaduan, penanganan dan perlindungan terhadap korban dan saksi pelanggaran hak asasi manusia. B. SOLUSI PELANGGARAN HAM Peradilan dinilai tidak akan mampu menyelesaikan berbagai aksi kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia dimasa lalu. Solusi efektif penyelesaian masalah tersebut adalah melalui jalan rekonsiliasi atau membangun kembali hubungan antara kedua belah pihak yang berkonflik. "Penyelesaian lewat pengadilan itu tidak realistis karena bukan tidak bisa tapi terbentur oleh transformasi politik yang abu-abu dimana dari sistem otoritarian ke demokrasi dan pertentangan antara kelompok lama dan baru yang ingin melakukan perubahan. Telah dijelaskan bersamaan dengan rekonsiliasi perlu juga dilakukan reformasi kelembagaan. Hal ini dilakukan guna menghindari terulangnya kembali kesalahan dimasa lalu. "Reformasi kelembagaan adalah bagian dari keadilan transisi,berguna sebahai pranata masa depan untuk menjamin keesalahan masa lalu tidak terjadi lagi,"

Meski begitu masyarakat belum begitu akrab akan istilah rekonsiliasi ini. "Pemahaman rekonsiliasi belum akrab di ruang publik lantaran masih euphoria untuk mengejar pengadilan karena masih dianggap sebagai korban."

Cara Mencegah terjadinya pelanggaran HAM antara lain : 1. Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai HAM maupun peraturan hukum pada umumnya. 2. Kegiatan belajar bersama untuk memahami pengertian HAM. 3. Memahami tentang peran lembaga-lembaga perlindungan HAM (baik Komnas HAM, LSM dll). 4. Menghormati hak orang lain baik dalam keluarga, kelas, sekolah maupun masyarakat. 5. Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama menjadi tertib dan sejahtera. 6. Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat pnegak hokum bertindak adil. 7. Mematuhi peraturan dikeluarga, sekolah dan masyarakat. 8. Berbagai kegiatan untk mendorong agar Negara mencegah brbagai tindakan antipluralisme kemajemukan etnis, budaya, daerah dan agama.

Cara pencegahan dari gereja:


Peran Gereja Melalui Tri Tugas Panggilannya Dalam MeningkatkanKualitas Hidup Setiap hari kutemukan mereka yang terhilang, hidup yang tak menentu arah tujuandemikianlah sepenggal lirik yang dinyanyikan oleh Sidney Mohede dalam grup band rohaninya Giving My Best yang sekiranya dapat melukiskan kehidupan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) saat ini. Sepertinya keputusasaan dan kecemasan akan ajal yangmenanti sebagai akibat penyakit HIV/AIDS ini menyebabkan ODHA menjadi pesimis d a l a m menghadapi kehidupannya sehari -hari. Padahal sebenarnya hidup O D H A bukanlah menjadi tidak berarti ketika telah didiagnosis menderita HIV/AIDS. H al ini perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak apalagi melihat jumlah ODHA yangterus meningkat dari tahun ke tahun.Berdasarkan data epidemiologi dari departemen kesehatan Indonesia telah dilaporkansebanyak 21.770 orang menderita AIDS terhitung sejak 1 April 1987 sampai dengan 30Juni 2010, diantaranya 4.128 orang telah meninggal dunia. Adapun faktor risiko dari p e n u l a r a n H I V a n t a r a l a i n , 5 0 % m e l a l u i h u b u n g a n h e t e r o s e k s u a l , 4 0 % a k i b a t penggunaan jarum suntik (Injection Drug Users /IDU), dan sisanya diakibatkan oleh hubungan homoseksual, transmisi perinatal, dan melalui transfusi darah. Selain itu hal yang paling mengejutkan adalah provinsi Bali menduduki peringkat tertinggi ke dua s e t e l a h P a p u a s e b a g a i p r o v i n s i d e n g a n t i n g k a t p r e v a l e n s i k a s u s A I D S t e r t i n g g i d i Indonesia. Sebenarnya data jumlah penderita AIDS ini tidak menunjukkan angka yang sebenarnya di lapangan, ibarat fenomena gunung es, dipermukaan hanya terlihat sebagian kecil, padahal sebenarnya sangatlah banyak. Ini di akibatkan karena kebanyakan ODHA tidak m e n y a d a r i bahwa dirinya terinfeksi HIV, Sehingga dengan mudah d a p a t mentransmisikan virus kepada orang lain. Akibatnya jumlah ODHA s e m a k i n h a r i terlihat semakin banyak, ini berarti semakin banyak pula saudara kita yang terjerumus dalam keterpuru kan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimanakah seharusnya g e r e j a m e m a n d a n g p e r m a s a l a h a n y a n g d i h a d a p i O D H A ? D a n b a g a i m a n a k a h p e r a n gereja dalam menyikapi permasalahan ODHA.

Cara pencegahan dari pemerintah:


Dimulai dengan adanya faktor pendorong adanya program penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi kemudian muncul kasus kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh para TKI. Berdasarkan fakta bahwa TKI merupakan aset nasional yang mendatangkan devisa negara, maka upaya pemerintah untuk melindungi TKI harus semakin meningkat. Berdasarkan identifikasi kasus-kasus yang menimpa TKI di Arab Saudi, penanganan pemerintah dalam mengatasi masalah penempatan dan perlindungan TKI di Arab Saudi terlambat. Identifikasi kasus yang terlambat juga akan menyebabkan keterlambatan pemerintah Indonesia dalam menangani masalah penempatan dan perlindungan TKI. penelitian ini fokus pada usaha pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan TKI. Dengan menggunakan konsep koordinasi perlindungan terhadap migrant worker, urgensi hukum ketenagakerjaan internasional, dan hubungan bilateral khusus; dapat diketahui bahwa penyebab keterlambatan pemerintah dalam menangani masalah penempatan dan perlindungan TKI di Arab Saudi adalah karena penyebab internal dan penyebab eksternal. Penyebab internal adalah kurangnya koordinasi antara instansi terkait yaitu pemerintah dengan pihak swasta dan lemahnya payung hukum perlindungan terhadap TKI. Penyebab eksternal adalah belum adanya hubungan bilateral khusus antara Indonesia dengan Arab Saudi melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang berisi tentang perlindungan TKI di Arab Saudi.

Cara pencegahan dari komnas ham


Dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentenag pengertian HAM Dan pemberitahuan tentang hal-hal yang melanggar ham seseorang serta pasal pasal dalam UUD yang mengatur tentang ham. Serta menggelar berbagai kegiatan pembelajaran tentang ham Mendorong seseorang agar lebih menghormati hak orang lain Dan memahami beberapa lembaga-lembaga perlindungan ham

TUGAS PELAJARAN AGAMA PENYEBAB DAN CARA MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN HAM DARI GEREJA , PEMERINTAH , DAN KOMNAS HAM

Disusun Oleh : Nama : PRASETYO TJHAIYADI KLS : XI IPS E NO,ABS : 33

SMA SANTO PAULUS PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2012 / 2013 JLn. AR HAKIM 92, KOTAK POS 1028, TLP.FAX (0561)769603

You might also like