You are on page 1of 20

Komunikasi terapeutik dalam pelayanan kesehatan

Oleh Heppi Sasmita, MKep,. Sp Jiwa

3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi

terapeutik dalam pelayanan kesehatan yaitu


Keikhlasan (genuinesness)
Petugas kesehatan mampu menyatakan apa yang dia inginkan untuk membantu memulihkan kondisi pasien dengan cara yang tidak mengecam, pada saat itu pula kapasitas yang dimiliki untuk mencapai hubungan yang saling menguntungkan akan meningkat secara bermakna. Empati (emphaty) Petugas kesehatan harus berusaha keras untuk mengetahui secara pasti yang dipikirkan dan dialami pasien. Kehangatan (warmth) Kehangatan juga dapat dikomunikasikan secara non verbal. Penampilan yang tenang, suara yang meyakinkan, dan penanganan tangan yang halus menunjukkan rasa belas kasihan atau kasih sayang

Manfaat komunikasi terapeutik terhadap pasien


Adapun manfaat komunikasi terapeutik
dapat mendukung dan mempercepat kesembuhan pasien, karena melalui terapi yang dilakukan dengan komunikasi pasien memperoleh support yang mendorong untuk kemajuan psikologi yang berpengaruh pada kesehatan pasien.

Ketidakpuasan pasien dapat menghambat kinerja seorang petugas kesehatan

Jika pasien tersebut tidak puas, maka kinerja


dari petugas kesehatan dapat terhambat, dikarenakan pasien dapat melakukan tindakantindakan yang dapat menghambat kerja petugas kesehatan. Misalnya pasien marah-marah karena kurang dalam pelayanan. Sebaliknya apabila pasien tersebut merasa puas itu merupakan hal yang tak ternilai harganya untuk petugas kesehatan, dan pasien pun juga tidak merasa sia-sia telah mengeluarkan biaya demi kesembuhannya.

Kejelasan informasi petugas kesehatan


Dalam salah satu hak pasien menyebutkan bahwa pasien memiliki
hak untuk memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya. Pasien pun dapat berpartisipasi dalam rencana pelayanan yang akan diberikan dan penetapan perubahan asuhan serta tindakan yang dapat mempegaruhi kesehatannya serta dalam memperoleh seluruh catatan klinis atas pelayanan yang diterimanya yang pada dasarnya itu bersifat rahasia. Selain itu pasien juga berhak menolak prosedur dan tindakan medis dan juga berhak mengetahui semua tentang informasi yang berkaitan dengan setiap perubahan pelayanan dan perubahan tarif. Maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap pasien mempunyai hak untuk mengetahui apa saja rencana pelayanan kesehatan yang akan diterima selama pasien menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut, mengetahui tentang catatan kesehatan mereka, menolak tindakan medis yang akan diberlakukan kepada mereka dan juga berhak mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya selama mereka menjalani perawatan.

Kesiagaan dan ketelitian petugas kesehatan


Salah satu hak pasien adalah mendapat
pelayanan professional sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan, yaitu setiap pasien berhak mendapatkan pelayanan yang terbaik bagi kesehatannya dari petugas kesehatan. Keprofesionalismean seorang petugas kesehatan dapat dilihat dari kesigapan dan ketelitiannya dalam melakukan tugasnya.

Keramahtamahan petugas kesehatan


Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai
berdasarkan kode etik dan norma-norma yang berlaku merupakan salah satu hak pasien sebagai konsumen dari pengguna pelayanan jasa dari rumah sakit. Yakni pasien berhak mendapatkan pelayanan yang disertai dengan keramahtamahan sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan kepuasan bagi pasien. Keramahtamahan juga dapat mempererat hubungan baik antara petugas kesehatan dengan pasien agar dapat menumbuhkan rasa nyaman kepada pasien sehingga jika ada sesuatu yang kurang dimengerti atau menjadi kendala dalam masa pengobatannya pasien dapat menanyakannya dengan leluasa.

Petugas kesehatan
Petugas kesehatan adalah orang-orang
yang memiliki keahlian di dalam bidang kesehatan, diantaranya yaitu dokter, perawat, bidan, fisioterapis dan lain-lain dimana mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam praktek penyelenggaraan pelayanan kesehatan, namun mereka sangat berpengaruh dalam menunjang stabilitas kinerja rumah sakit.

Pasien sebagai konsumen


Pasien merupakan sebutan bagi klien
yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Didalam ruang lingkup rumah sakit, pasien merupakan publik eksternal yang berperan sebagai konsumen dari sebuah rumah sakit sebagai suatu badan perusahaan yang memberikan pelayan jasa, khususnya jasa pelayanan kesehatan.

Tahapan Komunikasi terapeutik


Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika petugas kesehatan dan pasien bertemu untuk pertama kalinya. Biasanya fase ini menggunakan teknik wawancara untuk menggali semua informasi yang dibutuhkan dari pasien. Fase ini dapat dimanfaatkan oleh petugas untuk menarik kesan pertama yang baik dari pasien terhadap tata krama lingkungan rumah sakit. Fase Kerja Fase ini petugas kesehatan harus berusaha keras memenuhi tujuan yang ditetapkan dari fase sebelumnya (fase orientasi), hubungan akan lebih baik dan fleksibel jika petugas kesehatan dan pasien dapat saling mendiskusikan masalah yang merintangi proses pengobatan.

Fase Evaluasi
Fase ini petugas kesehatan mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan dalam proses pengobatan pasien, yang hasilnya bisa berdampak positif atau negative bagi pasien. Fase Terminasi Fase ini biasanya disebut fase mengakhiri, yakni petugas kesehatan harus menyampaikan kepada pasien hasil dari proses pengobatannya dan melakukan tahap perpisahan dengan pasien. Petugas kesehatan dan pasien saling mengingatkan tentang tujuan yang harus dicapai dalam hubungan mereka, dan pasien seharusnya mampu berfungsi secara efektif tanpa bantuan petugas kesehatan.

Komunikasi menjadi penting karena :


Dapat merupakan sarana terbina hubungan
yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan Dapat melihat perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien Dapat sebagai kunci keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan Dapat sebagai tolak ukur kepuasan pasien Dapat sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

Prinsip-prinsip komunikasi yang penting untuk diketahui


Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah
proses Komunikasi bersifat kompleks Komunikasi tidak dapat digantikan Komunikasi melibatkan keterlibatan yang total dari kepribadian kita

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi
yang terjatara dua individu atau lebih dan pesan berisi verbal maupun non verbal. Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan penting untuk kehidupan sosial, dengan tujuan: Dapat untuk bertukar pikiran Dapat membantu menyelesaikan masalah Dapat membantu membuat keputusan Dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan kehidupannya

Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor terhadap isi pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain:

Perkembangan
Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi

Persepsi
Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain.

Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang. Latar belakang budaya Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

Emosi Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam berkomunikasi kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.

Pengetahuan
Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara Peran Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan. Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

Tatanan interaksi
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.

Hambatan psikologis dalam proses komunikasi


Adanya perbedaan persepsi
Terlalu cepat menyimpulkan Adanya pandangan stereotipe Kurangnya pengetahuan Kurangnya minat Sulit mengekspresikan diri Adanya emosi Adanya tipe kepribadian tertentu

You might also like