You are on page 1of 25

EVALUASI PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

A. Latar Belakang Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan.1 Penilaian Dalam Bidang Pengajaran adalah merupakan salah satu peranan penting usaha penilaian pendidikan ialah untuk mengarahkan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan apa yang harus diajarkan atau apa yang harus dipelajari dan dipraktekan oleh para mahasiswa, baik mahasiswa secara perorangan, kelompok-kelompok kecil, ataupun keseluruhan kelas. Penilaian Tentang Hasil Belajar yang berkenaan dengan hasil belajar, hasil penilaian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan mahasiswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan, melainkan juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian program-program perguruan tinggi secara lebih menyeluruh.penilaian dalam rangka diagnosis dan usaha perbaikan. Kesulitan belajar mahasiswa perlu dicari sebab-sebabnya dan ditanggulangi melalui usaha-usaha perbaikan. Kesulitan mahasiswa ini sebab-sebabnya dapat terletak pada kurang dikuasainya secara mantap isi pelajaran tertentu dan dengan demikian usaha perbaikannya berkisar pada pemantapan isi pelajaran itu, sehingga penilaian berkaitan dengan penempatan sekelompok mahasiswa yang sering dijumpai perbedaan yang cukup tajam, hal ini kemampuan mereka memiliki bakat dan keahlian dalam bidang tertentu. sehingga keadaan seperti itu pengajaran ataupun pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa tersebut tidak seyogyanya diberikan secara sama rata kepada semua mahasiswa sesuai minat dan bakat dari masing-masing siswa.

Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 34

Penilaian berkaitan dengan Seleksi bertujuan untuk memilih orang-orang yang diharapkan akan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya segenap kemudahan (fasilitas) yang tersedia pada lembaga yang akan dimasuki. Dari segi praktis, seleksi biasanya dihubungkan dengan jumlah tempat yang tersedia kaitannya dengan jumlah calon yang mendaftar untuk mengisi tempat itu, sedangkan ideal seleksi dihubungkan dengan mutu lulusan yang diharapkan penilaian berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Salah satu kegunaan hasil evaluai penilaian pendidikan ialah untuk menguji isi kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, penilaian yang berkaitan dengan kelembagaan. Sering terdengar adanya penilaian, bahwa lembaga pendidikan tidak se-produktif lembaga pendidikan yang lain dan untuk mengetahui

memahami peranan evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi, maka dapat dikatahui adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan perbaikan-perbaikan untuk kemajuan pendidikan perguruan tinggi.

B. Pembahasan 1. Pengertian dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran a) Pengertian Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan evaluasi? Banyak literatur yang memberikan pengertian tentang evaluasi ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI, 1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif,

pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006). Selain istilah evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran, dan tes. Sebenarnya, apakah ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama? Jawabannya tentu saja tidak. Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan ukuran berupa termometer hasilnya 360 celcius, 380 celcius, 390 dst. Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Jadi penilaian sifatnya kualitatif. Dalam contoh di atas, seseorang yang suhu badannya adalah 360 celcius termasuk orang yang normal kesehatannya. Contoh lain yang dapat dosbeutkan di sini adalah ketika dikatakan bahwa berat seseorang adalah 140 kg, 140 kg adalah hasil pengukuran. Akan tetapi, ketika hasil 140 kg sangat berat, kata sangat berat adalah penilaian. Apa yang mmbedakan dengan evaluasi. Yang membedakannya adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif adan aspek kuanitatif. Dengan demikian, berdasarkan pengertian yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk mendiagnosis kegiatan belajar dan pembelajaran.2 Term evaluasi dalam wacana keislaman tidak ditemukan padanan yang pasti, tetapi terdapat term-term tertentu yang mengarah kepada makna evaluasi. Term-term tersebut adalah sebagai berikut:

Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009 hal 36

a) Al-Hisab, memiliki makna mengira, menafsirkan, menghitung, dan menganggap. (Al-Baqarah: 284) b) Al-Bala, memiliki makna cobaan, ujian. (Q.S. Al-Mulk: 2) c) Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis. (An-Naml: 78) d) Al-Qadha, memiliki arti putusan. (Q.S. Thaha: 72) e) Al-Nazhr, memiliki makna melihat. (An-Naml: 27) f) Al-Imtihan, memiliki arti ujian. b) Manfaat Dalam dunia pendidikan kususnya dunia persekolahan, evaluasi mempunyai manfaat di tinjau dari berbagai segi:3 a) Manfaatnya Bagi Siswa Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengtahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh oleh siswa dari pekerjaan evaluasi ini ada dua kemungkinan: 1) Memuaskan jika siswa memperoleh hasila yang memuaskan tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, siswa akan mempunyai motifasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat untuk mendapat hasil yang lebih memuskan lagi. 2) Tidak memuaskan jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia lalu belajar giat namun demikian keadaan sebaliknya akan terjadi.4 b) Manfaat Bagi Guru
3
4

Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 54 Ibid hal55

1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa yang belum berhasil menguasai bahan. 2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga tidak perlu mengadakan perubahan untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang 3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.5 c) Manfaat Bagi Sekolah 1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan dikatahia bagaimana hasil balajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah. 2) Informasi dari guru tentang tepat tidak nya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. 3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari angka-angka yang diperoleh siswa.6 2. Proses Evaluasi Hasil Belajar Sering kali dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) itu aspek efaluasi hasil belajar ini di abaikan.Hal ini berarti bahwa guru,terlalu memerhatikan saat yang bersangkutan memberikan pelajaran saja.Perhatian penuh pada proses
5 6

Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995. Hal 54 Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 44

pembelajaran berjalan baikseringkali membuat guru melupakan cara merancang evaluasi hasil belajar.Efeknya, guru tersebut membuat soal ujian menjadi seadanya atau ingatnya saja,tanpa harus memenuhi kriteria pembuatan soal ujian yang baik dan benar.Parameter yang paling mudah untuk mengukurnya adalah jika anda mampu menjawab pertanyaan berikut ini:7 1. Apakah soal ujian tersebutsudah sesuai dengan sasaran belajar (sasbel). 2. Apakah memperhatikan aspek kognitif,efektif,dan psikomotorik. Berdasarkan hal tersebut maka ketika anda membuat soal ujian atau evaluasi hasil belajar, anda perlu memerhatikan hal hal berikut ini : a) Memberikan ukuran yang dipakai, seperti cara mengukur, menilai, dan mengevaluasi sebagai kata kata kunci yang sering di gunakan dalam diskusi materi Evaluasi Hasil Belajar. b) Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman tentang hal hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya mahasiswa atau siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan tujuan lain yang ingin dicapai melalui ujian tersebut. c) Melaksanakan standar penilaian ujian. d) Merancang soal soal ujian dalam suatu stuktur soal sedemikian rupa sehingga jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian sasaran belajar yang telah ditetapkan dalam Rancangan Kegiatan Belajar Mengajar (RKBM). e) Mengingat derajat kesukaraan soal dapat berbeda satu dengan lainnya, masing masing soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan sasaran belajar.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999. Hal 46

f) Sesudah proses membuat, menstukturkan, dan menentukan bobot soal maka soal soal tersebut dapatlah disajikan melalui uijan.Setelah itu dilakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian. g) Langkah terakhir adalah pengambilan keputusan atas Hasil Evaluasi Ujian.8 Memerhatikan alur pikir tersebut maka aktifitas yang

dilaksanakanadalah mendiskusikan materi bahasan secara urut, sejak, dan persiapan sebelum ujian sampai pengambilan keputusan sesudah ujian.Pekerjaan tersebut berturut turut dalam pokok pembahasan di lakukan kegiatan sebagai berikut : a) Mengukur, menilai, dan mengevaluasi. b) Menetapkan fungsi penilaian. c) Merancang soal bermutu.
-

Kriteria soal bermutu. Struktur soal. Bobot soal.

d) Melakukan pengukuran dan penilaian hasil ujian. e) Melakukan pengambilan keputusan.9 3. Pengukuran,Penilaian, Dan Pengevaluasian Hasil Belajar a) Proses mengukur dengan menggunakan alat ukur yang sama ini dinamakan pengukuran.Maka, mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersilat kuantitatif. b) Proses memilih adalah proses menilai.menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif. c) Mengevaluasi adalah proses dalam mengukur dan memulai.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem . Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 56 9 Ibid hal 57

d) Evaluasi hasil belajar merupakan proses yang di mulai untuk menentukan objek yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran,

mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus tidaknya mahasiswa, efektif tidaknya guru mengajar ataupun baik buruknya interaksi antara guru dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.10 4. Fungsi Ujian Sebagai Instumen Evaluasi Ujian mempunyai tiga fungsi yaitu :
a) b) c)

Fungsi mengukur. Fungsi menilai. Fungsi mengevaluasi.

Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut memenuhi dua hal : a) Menguji apa yang hendak diuji dan rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi mana yang diinginkan. b) .terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik.11 5. Struktur Soal Ujian Dalam menbuat struktur soal,maka perlu membuat kisi kisi spesifikasi soal dengan absis adalah tingkat dua kemampuan kognitif dan ordinatnya adalah seluruh pokok dan kuliah.Resultan dari absis dan ordinat itu akan menunjukkan berapa jumlah soal yang harus dibuat dalam satu pokok bahasan tertentu untuk satu tingkat kemampuan belajar. 6. Kriteria Evaluasi Untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan individual mahasiswa, dibutuhkan beberapa syarat :12 a) Soal ujian harus dibuat secara spesifik.
10

Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 45 11 Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya. Jakarta. Bumi Aksara.hal 91 12 http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

b) Penilaian di lakukan secara dikotomi yang berarti bahwa bobot yang diberikan sebagai penghargaan kepada mahasiswa untuk setiap soal yang dikerjakannya harus ekstrem mendekati atau ekstem menjauhi bobot soal yang ditetapkan. Penilaian dimaksud agar para guru dapat menilai beberapa hal :13 a) Membedakan secara jelas mahasiswa yang lulus dan mahasiswa yang tidak. b) Mengurangi daerah ketidakpastian. Hasil penilaian ini bukan bermaksud untuk menentukan kelulusan seorang mahasiswa melainkan menjadi masukkan bagi guru sendiri dalam memperbaiki proses belajar mengajarnya,ataupun masukkan bagi pengambil keputusan di tingkat jurusan ataupun fakultas untuk memperbaiki peraturan dan kebijaksanaan lainnya. Pengambilan keputusan harus di dasari pada satu acuan yang jelas.Tanpa adanya acuan yang jelas maka suatu keputusan akan berubah sifat menjadi kebijaksanaan yang tidak selalu bijaksana. Ada dua acuan yang digunakan sabagai penilaian dalam pengambilan keputusan : a) Penilaian acuan patokan (PAP) (criterion reference). b) Penilaian acuan norma (PAN) (norm reference). Penilaian acuan patokan (PAP) tepat jika digunakan untuk menilai mahasiswa secara individual dan memberi peluang lulus hanya bagi mereka yang belajar efektif atau memang pintar.Disisi lain, penilaian acuan norma (PAN) merupakan cara pengambilan keputusan dengan menggunakan norma kelas atau norma kelompok sebagai acuan.Norma kelas atau kelompok merupakan standar kelulusan.Norma ini tidak ditentukan sebelum ujian terselenggara,tetapi justru sesudah ujian diadakan.Dari nilai hasil ujian
13

http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

tersebut akan di dapatkan suatu kurva normal dengan rata rata sebagai nilai rata rata kelas ditetapkan sebagai norma kelulusan. Dengan PAN, jumlah kelulusan menjadi tinggi karena hasil tidak terikat pada nilai baku yang ditentukan lebih dahulu,tetapi standar mutu pendidikan dapat terkorbankan. Oleh karenannya, PAN sulit digunakan untuk mengevaluasi standar mutu pendidikan.Selain itu, PAN juga kurang dapat memotivasi mahasiswa untuk berpacu meraih prestasi tinggi, sebaliknya mahasiswa kurang pandai atau sedang sedang (yang biasanya jumlahnya besar) dapat memaksa mahasiswa pandai ( yang biasanya jumlahnya kecil) untuk tidak mencoba meraih angka tinggi sebab angka tinggi itu akan menaikan rata rata (mean) sehingga banyak mahasiswa yang tidak lulus.Dengan kelemahannya itu PAN bukannya tidak bermanfaat sebagai acuan pengambilan keputusan, tetapi penggunannya lebih tepat sebagai alat diagnostik ataupun dalam melakukan seleksi mahasiswa karena lebih tepat menggambarkan kemampuan umum mahasiswa dibandingkan PAP.14 7. Beberapa Konsep Yang Berkaitan Dengan Evaluasi a) Validitas Instrumen Hakikat validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut.Pengertian validitas seperti yang dikutip dalam Buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang dikarang oleh Scarvia B. Anderson dan kawan kawan mengemukakan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.Dalam bahasa Indonesia valid disebut dengan istilah sahih. Penentuan sahih atau tidaknya suatu alat instrumen bukan ditentukan oleh

14

http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

10

instrumen itu sendiri, melainkan ditentukan dari hasil pengetahuan atau skor yang diperoleh dari alat instrumen itu.15 Validitas bisa terbagi menjadi validitas logis dan validitas empiris.Masing masing validitas tersebut terbagi lagi sebagaimana berikut : 1. Validitas logis terdiri atas : 1) Validitas isi (content validity) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.Mengingat materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kulikuler. 2) Validitas konstruksi (construct validity) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.Dengan kata lain, validitas konstruksi terpenuhi jika butir butir soal yang digunakan untuk mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. 2. Validitas empiris terdiri atas : 1) Validitas ada sekarang (concurrent validity) Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas

empiris.Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. 2) Validitas prediksi (predictive validity)

15

http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default

11

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ruang lingkup bahasan dari validitas tes meliputi beberapa hal :16 a. Macam validitas. b. Cara menentukan validitas tes. c. Validitas butir atau validitas item. d. Aplikasi penerangan rumus rumus para ahli dalam menentukan validitas suatu tes. Fungsi validitas instrimen adalah untuk menentukan kesahihan instrumen sehingga jika instrumen tersebut digunakan untuk

mengumpulkan data atau digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang tidak diragukan lagi hasil yang diperoleh dari instrumen tersebut. b) Reliabilitas instrumen Hakikat reliabilitas instrumen berhubungan dengan masalah kepercayaan.Maksudnya suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika instrumrn tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.Pengertian reliabilitas instrumen juga berhubungan dengan masalah ketetapan hasil instrumen.Jika hasilnya berubah ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.Dalam kaitan ini Anderson dkk menyatakan bahwa persyaratan bagi tes adalah validitas dan reliabilitas soal.Meskipun keduanya diperlukan, tetapi validitas lebih penting daripada reliabilitas.17 Dengan demikian, reliabilitas instrumen

16 17

http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 59

12

dalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apasaja yang diukurnya. Ruang lingkup reliabilitas meliputi beberapa hal : 1. Pengertian. 2. Hal hal yang berhubungan dengan jenis tes yang dapat direliabilitas. 3. Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee). 4. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes atau faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif biasanya sangat menentukan hasil tes. Jenis jenis reliabilitas instrumen : 1. Jenis paralel (equivalent) Jenis paralel yaitu dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukara dan susunan, tetapi butir butir soalnya berbeda. 2. Jenis tes ulang (test retest method) Jenis ini dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. 3. Jenis belah dua atau split half method Menggunakan jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Fungsi reliabilitas instrumen terdiri atas lima hal : a. Reliabilitas instrumen sebagian merupakan fungsi dari panjangnya instrumen. b. Reliabilitas sebagian merupakan fungsi dari heterogenitas kelompok. c. Reliabilitas suatu tes sebagian merupakan fungsi dari kemampuan individu yang mengerjakan tes tersebut. d. Reliabilitas untuk sebagian.
13

e. Reliabilitas yang baik. 8. Teknik-Teknik Evaluasi a) Teknik-Teknik untuk Menilai Pengetahuan Evaluasi akhir pengajaran terhadap ketercapaian tujuan-tujuan aspek pengetahuan (knowledge) perlu dilakukan secara terpisah. Untuk menguji pengetahuan dapat digunakan pengujian sebagai berikut.18 a. Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)

Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan berganda, yang menuntut siswa agar dapat melakukan identifikasi tentang fakta, defenisi, dan contoh-contoh yang betul (correct b. Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)

Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik. c. Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension) Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi

terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang keliru, konklusi, atau klasifikasi, dengan daftar pertanyaan matcing (menjodohkan) yang berkenaan dengan konsep, contoh, aturan, penerapan, langkahlangkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay (open ended) yang menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata sendiri dan contoh-contoh. b) Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi terhadap perilaku keterampilan (skilled performance) dan evaluasi terhadap aspek pengetahuan (knowledge). Perilaku keterampilan meliputi keterampilan kognitif, afektif, psikomotorik,

18

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem . Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 58

14

reaktif, serta interaktif. Pengetahuan meliputi aspek-aspek pengenalan (recognition), ingatan (recall), dan pemahaman (comprehension). 9. Macam- macam Metode Evaluasi pembelajaran 1. Formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan15

tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas. 2. Sumatif Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. 3. Diagnostik Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi

16

diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.19 10. Penilaian Program Dan Perbaikan Pembelajaran 1. Prosedur Pelaksanaan Di dalam pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang di rencanakan menggunakan 3 Siklus, dimana Siklus I (pertama), Siklus II (kedua), dan Siklus III (ketiga) akan membahas KD kemampuan memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan, selama 3 X pertemuan. Selama melakukan kegiatan perbaikan ini setiap akhir pertemuan akan diadakan tes, yang hasilnya akan digunakan untuk mengukur seberapa besar hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran secara rinci, hasil pelaksanaan kegiatan Perbaikan Pembelajaran ini akan diuraikan sesuai dengan urutan Siklus yang telah direncanakan. 2. a. Hasil Perbaikan20 Siklus I (pertama) 1) Perencanaan Identifikasi masalah dan penerapan alternative pemecahan masalah. Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu : Kompetensi Dasar kemampuan memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan dan mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

19

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem . Bumi Askara. Jakarta. 2001 hal 61 20 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran , Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49

17

Melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru teman sejawat tentang akan diadakan pelaksanaan Perbaikan pembelajaran.

Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berpariasi. Mempersipakan diperlukan. Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan bahan evaluasi. Pengembangan program tindakan I (pertama).21 sumber, bahan, dan alat bantu yang

2) Tindakan Di dalam perlakuan Siklus I (pertama) tindakan yang dilakukan adalah : - Menerapkan pembelajaran. - Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber. - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber. - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. - Siswa berdiskusi membahas materi yang sudah dipersipakan oleh guru dan dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru kepada siswa. 3) Pengamatan Untuk pengamatannya dari kegiatan Siklus I (pertama) adalah : - Melakukan proses pelaksanaan tindakan. - Menilai hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh guru. 4) Refleksi tindakan yang mengacu pada skenario

21

Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran , Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 49

18

Sedangkan refleksinya meliputi : - Evaluasi tindakan yang telah dilakukan sebagai evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan. - Pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. - Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang dijadikan acuan lanjutan pada Siklus berikutnya. 5) Siklus II (kedua) a) Perencanaan, pelaksanaannya meliputi : - Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I (pertama) dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. - Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. - Melaksanakan tindakan baru. - Pengembangan program tindakan II (kedua). b) Tindakan Tindakan yang diambil dalam Siklus II (kedua) meliputi pelaksanaan program tindakan II (kedua) yang mengacu pada indentifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama), sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui : - Guru melakukan apersepsi - Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran - Membahas materi pembelajaran dengan tanya jawab dan memberkan contoh - Melaksanakan evaluasi - Menyimpulkan materi pelajaran - Memberikan pekerjaan rumah (PR)
19

c) Pengamatan Sebagai keberlanjutannya maka perlu adanya pengamatan yang meliputi : - Observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan kelas berlangsung. - Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. d) Refleksi Sebagai refleksi dari pelaksanaan Siklus II (kedua), maka perlu melakukan : - Evaluasi terhadap tindakan Siklus II (kedua) berdasarkan data yang terkumpul. - Pembahasan hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran Siklus II. - Perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi yang digunakan untuk rencana Siklus berikutnya. - Evaluasi tindakan II (kedua). 6) Siklus III (ketiga) 1. Perencanaan : - Identifikasi masalah yang muncul pada Siklus III (ketiga) dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. - Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. - Melaksanakan tindakan baru. - Pengemabngan program tindakan III (ketiga) 2. Tindakan Dalam perlakuan tindakan pelaksanaan program tindakan III (ketiga) yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada

20

Siklus II (kedua), sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan melalui : - Guru melakukan apersepsi. - Melaksanakan evaluasi. - Menyimpulkan materi pelajaran. - Memberikan pekerjaan rumah (PR). 3. Pengamatan Dalam pengamatan yang dilakukan adalah : - Proses pelaksanaan tindakan. - Memberikan penilaian hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.22 4. Refleksi Dari keseluruhan Siklus penelitia yang sudah dilaksanakan ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian untuk

memaksimalkannya maka diperlukan penambahan tindakan kepada siswa seperti memberikan perhatiankepada siswa yang tidak aktif. Sementara itu pelaksanaan Siklus III (ketiga) berpedoman pada rencana pembelajaran Siklus II (kedua) yang telah dibuat. Pengamatan terhadap siswa juga mengalami kemajuan dari pada Siklus II (kedua). Pada Siklus III (ketiga) mencapai nilai rata-rata 83,90 atau 91,30%. Sehingga dapat dikatakan dalam katagori sangat baik.23

22 23

Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Hal 90 Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran , Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa. Hal 60

21

C. Kesimpulan Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran pendidikan. Rumusan itu mempunyai tiga implikasi. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.untuk membatasi masalah, maka dalam buku ini hanya akan dibicarakan penilaian di sekolah. Menurut Mitchell monitoring difokuskan pada penggambaran perubahan kondisi yang terjadi dan menjelaskan hubungan sebab akibat yang terjadi. Manakala kemudian dilakukan asesmen terhadap efektifitas, efisiensi, dan keseimbangan pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses perubahan yang diharapkan, maka komponen evaluasi akan masuk didalamnya.

22

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Akasara. Jakarta. 2009

Arikunto Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 1995.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 1999.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Askara. Jakarta. 2001

Sukardi, Muhammad. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasianalnya. Jakarta. Bumi Aksara.

Mukhtar Dan Samsu, 2001, Evaluasi Yang Sukses Pedoman Mengukur Kinerja Pembelajaran, Jakarta, CP Sasama Mitra Suksesa.

Hasan, Hamid, 2008, Evaluaasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

http://ulfiarahmi.wordpress.com/evaluasi-hasil-belajar/

http://www.blogger.com/feeds/4136536679910927449/posts/default

23

MAKALAH EVALUASI PAI Evaluasi Pencapaian Hasil Belajar

DISUSUN OLEH : Lindriani 212 302 0271

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Suhirman, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN (BENGKULU) 20 13
24

25

You might also like