You are on page 1of 41

ETIKA KEPERAWATAN

Oleh: Hj. Masamah Almahmudah, SKM, M.Kes

PERMASALAHAN ETIKA KEPERAWATAN

Metode pendekatan pembahasan masalah etika (LADD J, 1978) 4 Metode


1. 2. 3. 4. Otoritas Consensum Hominum Pendekatan Intuisi/Self-Evidence Argumentasi

METODE OTORITAS

Setiap tindakan/keputusan berdasarkan otoritas, bisa dari:


Manusia/kepercayaan supranatural Kelompok manusia Institusi
Majelis ulama Dewan gereja Pemerintah

Terbatas pada penganut yang percaya

METODE CONSENSUM HOMINUM


Menggunakan pendekatan pada persetujuan masyarakat luas atau pada kelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah. Sesuatu yang diyakini diyakini bijak dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.

Berdasarkan pada apa yang dikenal sebagai konsep teknik intuisi Terbatas pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam

METODE PENDEKATAN INTUISI/ SELF-EVIDENCE

METODE ARGUMENTASI
Pendekatan dengan menggunakan pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat Metode analitik ini digunakan untuk memahami fenomena etika

LIMA PERMASALAHAN DASAR ETIKA KEPERAWATAN

Bandman dan bandman (1990)


1. Kuantitas melawan kualitas hidup 2. Kebenaran melawan penanganan dan pencegahan bahaya 3. Berkata secara jujur melawan berkata bohong 4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi. 5. Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba

PERMASALAHAN ETIKA DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN PERAWAT DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN


KONFLIK ANTARA KEBUTUHAN PASIEN DENGAN HARAPAN PERAWAT DAN FALSAFAH KEPERAWATAN MASALAH ETIKA KEPERAWATAN (PERMASALAHAN ETIS)

MASALAH KESEHATAN BIOMEDIS BIOETIS

BIOETIS
Ilmu yang mempelajari masalah-masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang biologi dan kedokteran Masalah bioetis yang dihadapi oleh tenaga kesehatan termasuk perawat: 1. Berkata jujur 2. AIDS 3. Abortus 4. Inseminasi artifisial 5. Euthanasia 6. Penghentian pengobatan 7. Transplantasi organ 8. Beberapa permasalahan etis yang berkaitan langsung dengan praktek keperawatan

BERKATA JUJUR
Desepsi: membuat orang percaya terhadap sesuatu hal yang tidak benar, menipu atau membohongi Yang termasuk desepsi: Berkata bohong Mengingkari atau menolak Tidak memberikan informasi dan memberikan jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan atau Tidak memberikan penjelasan sewaktu informasi dibutuhkan

Secara etis DESEPSI tidak dibenarkan BERKATA JUJUR bersifat PRIMA FACIE (tidak mutlak)
DESEPSI DIPERBOLEHKAN bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama pasien

AIDS
Dampak AIDS Penatalaksanaan klinis sosial kekhawatiran masyarakat Permasalahan hukum dan etika Perawat akan mengalami: Stres Takut tertular atau menularkan kepada keluarga Gaya hidup yang berlawanan Perawat terlibat dalam pengambilan keputusan tentang tindakan/terapi yang dapat dihentikan terhadap pasien -- Bila terapi dihentikan peran perawat: Identifikasi nilai-nilai Gali makna hidup pasien Berikan rasa nyaman Bantu dengan tentram dan damai

ABORTUS
Megan (1991) 3 Pandangan 1. Pandangan konservatif secara moral abortus salah meski dalam situasi apapun termasuk alasan penyelamatan 2. Pandangan moderat abortus merupakan suatu prima facia kesalahan moral abortus boleh dilakukan dengan pertimbangan moral yang kuat

3.

Fetus dalam tahap pre-sentience Hamil karena perkosaan Gagal kontrasepsi abortus secara moral diperbolehkan atas dasar permintaan Secara genetik fetus bakal manusia, secara moral fetus manusia

Pandangan liberal

UU KES No 23 tahun 1992, Pasal 15: 1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu 2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan:
a) Berdasarkan indikasi medis yang mengaruskan diambilnya tindakan tersebut b) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli c) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan, suami atau keluarganya d) Pada sarana kesehatan tertentu
3)

Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

EUTHANASIA
Dari bahasa Yunani Eu: mudah, bahagia, baik Thanatos: meninggal dunia Euthanasia tindakan untuk mempermudah mati denan mudah dan tenang Dilihat dari aspek bioetis: EUTHANASIA VOLUNTER, pasien secara sukarela dan bebas memilih untuk EUTHANASIA INVOLUNTER, tindakan yang menyebabkan dilakukan bukan atas dasar persetujuan dari pasien dan sering melanggar keinginan pasien EUTHANASIA AKTIF, suatu tindakan disengaja yang menyebabkan pasien melanggar hukum EUTHANASIA PASIF, dilakukan dengan menghentikan pengobatan atau perawatan suportif yang mempertahankan hidup (= Euthanasia negatif) dapat dikerjakan

PENGHENTIAN PENGOBATAN, PEMBERIAN MAKANAN DAN CAIRAN


Penghentian makanan secara hukum diperbolehkan dengan pertimbangan menguntungkan pasien (Kozier, 1991)

Pasien pre dan post operasi

TRANSPLANTASI ORGAN
Merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat untuk menggantikan alat/jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Tindakan transplantasi tidak menyalahi semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa asalkan penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est Tansil, 1991)

BEBERAPA PERMASALAHAN ETIKA YANG BERKAITAN LANGSUNG DENGAN PRAKTEK KEPERAWATAN Evaluasi diri kompeten Evaluasi kelompok bisa dilakukan secara informal maupun formal Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang Merekomendasikan pasien pada dokter Menghindari askep yang buruk Masalah antara peran

PEMBUATAN KEPUTUSAN TERHADAP MASALAH ETIS


Semua keputusan yang dibuat dengan, untuk atau tentang pasien mempunyai dimensi etis (Kelly, 1987) Dalam membuat keputusan etis, harus berpikir secara rasional BUKAN EMOSIONAL perlu ketrampilan berpikir secara sadar untuk menyelamatkan keputusan pasien dan memberikan askep (Kozier, 1991)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUATAN KEPUTUSAN


1.

Faktor Agama dan Adat Istiadat Merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis Perawat harus memahami nilai-nilai yang diyakini dan kaidah agama Sila I Pancasila UUD 1945 bab XI Pasal 29 Kebijakan/aturan tidak bertentangan dengan aspek-aspek agama yang ada di indonesia, ex: metode kontrasepsi Budaya Jawa mangan ora mangan angger kumpul Bila ada yang sakit, ada penunggu,

2.

Faktor Sosial (Ellis dan Hartley, 1980) Perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan PERPU. Masyarakat Indonesia dari agraris menjadi industri perubahan nilai-nilai tradisional Wanita Indonesia dulu IRT menjadi wanita karier penundaan perkawinan/sendiri Perkembangan sosial dan budaya berpengaruh tehadap SKN Yankes dari pengobatan/medis Yan Komprehensif oleh tim kesehatan Perubahan kebijakan pemerintah Peraturan Nasional, Inpres, SK Menteri, Perda Nilai-nilai yang diyakini masyarakat berpengaruh terhadap perawatan Ex: Pasien berpenyakit kronis dirawat beberapa bulan pasien yang minta pulang dipersiapkan di rumah nilai masyarakat orang yang tidak baik sulit

3.

Faktor Ilmuu Pengetahuan dan Teknologi Kemajuan di Bidang Kesehatan Peningkatan kualitas hidup dan memperpanjang usia dengan ditemukannya mesin mekanik kesehatan, prosedur baru, obat-obat baru Ex: Pasien gagal ginjal hemodialisa Infrtilitas inseminasi

4.

Faktor Legislasi dan Keputusan Yuridis Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik (Ellis dan Hartley, 1990) Usaha pemerintah untuk melindungi hak asasi manusia menyusun UU Lembaga perlindungan hak pasien (LPHP) Ciganjur Jaksel Kasus: Penyelundupan bayi ke Malaysia untuk dikirim ke AS dari kalimantan (Serawak) dibunuh, diambil organnya untuk dicangkokkan atau bank organ

5.

Faktor Dana atau Keuangan


Dana untuk pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik program pemerintah. Subsidi peningkatan JPS status kesehatan Makanan Tambahan AS Belum mampu mengatasi masalah kesehatan Perlu partisipasi masyarakat dan swasta

6.

Faktor Pekerjaan Dalam membuat keputusan, perawat perlu menyadari posisinya Ex: Perawat yang bekerja di RS Bila mengajukan usul harus disesuaikan dengan kondisi RS usulan/permintaan gas, sarung tangan

7.

Kode Etik Keperawatan Kode etik merupakan salah satu ciri profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi (Kelly 1987) Apabila seorang anggota melanggarnya organisasi profesi dapat memberikan sanksi atau mengeluarkan Kode etik PPNI 5 Bab, 17 Pasal. Keputusan MUNAS IV PPNI di Semarang 29 Nov 1989 No 09/MUNAS IV/PPNI/1989 Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah etika,

8.

Hak-hak Pasien
Muncul berdasarkan berbagai peristiwa yang merugikan pasien sebagai manusia Pelanggaran hak pasien antara lain:
Penandatanganan informed consent pasien tidak tahu isinya/tidak diberi penjelasan isi maupun konsekuensinya

TEORI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS


1.

TELEOLOGI/UTILITARIANISME Asal bahasa Yunani telos akhir Suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi Sering disebut dengan The End Justifies The Means makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi Kelly, 1987 Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia Ex: bayi lahir cacat izinkan

2.

DEONTOLOGI/FORMALISME
Asal bahasa Yunani deon tugas berprinsip pada aksi dan tindakan Menurut Kant:
Benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan melainkan oleh nilai moral Prinsip moral yang terkait dengan tugas harus bersifat universal Tindakan manusia secara rasional tidak konsisten kecuali bila aturan yang ditaati bersifat universal tidak kondisional

Pertama:

DUA ATURAN YANG DIFORMULASIKAN

manusia harus selalu bertindak sehingga aturan yang merupakan dasar berperilaku dapat menjadi suatu hukum moral universal Kedua: manusia harus tidak memperlakukan orang lain secara sederhana sebagai suatu makna, tetapi selalu sebagai hasil akhir terhadap dirinya sendiri Ex: Seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya melarang tidak membunuh Disini perawat tidak menggunakan pertimbangan bahwa tindakan tersebut untuk menyelamatkan nyawa ibu Perawat harus memberitahukan kepada pasien apa yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut

TEORI DEONTOLOGI DIKEMBANGKAN MENJADI 5 PRINSIP: 1. Kemurahan Hati (Beneficence) 2. Keadilan (Justice) 3. Otonomi 4. Kejujuran (Veracity) 5. Ketaatan (Fidelity)

KEMURAHAN HATI

Prinsip tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien Tetapi sering terjadi tindakan yang dilakukan merugikan pasien dan tidak adanya kepastian apakah perawat bertanggung jawab terhadap cara yang menguntungkan pasien Yang perlu diperhatikan adalah sumbangan perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan, keselamatan

KEADILAN

Prinsip perlakukan pasien sesuai dengan kebutuhannya

OTONOMI
Setiap individu mempunyai kebebasan menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang dipilih Permasalahan yang sering muncul dalam penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, misal: tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan RS, ekonomi, dll.

KEJUJURAN
Menurut Veatch dan Fry (1987), definisi kejujuran adalah menyatakan yang sebenarnya dan tidak bohong Harus dimiliki oleh seorang perawat Merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat-pasien

KETAATAN
Prinsip tanggung jawab untuk setia pada suatu kesepakatan Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat pasien adalah:

Menjaga janji Mempertahankan konfidensi Memberikan perhatian

Kemampuan membuat keputusan etis syarat bagi perawat untuk menjalankan praktek keperawatan profesi
Unsur-unsur utama yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan tindakan moral dalam praktek keperawatan (Fry, 1991)
Kode Etik Perawat Indonesia Konsep Moral Keperawatan

KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS

Nilai Dan Kepercayaan Pribadi

Teori/Prinsip Etika
KERANGKA PEMBUAT KEPUTUSAN

Keputusan dan Tindakan Moral

Kerangka tersebut menjawab Pertanyaan Dasar Tentang Etika, yang meliputi: 1. Hal apakah yang membuat tindakan benar adakah benar? 2. Jenis tindakan apakah yang benar? 3. Bagaimana aturan-aturan dapat diterapkan pada situasi tertentu? 4. Apakah yang harus dilakukan pada situasi tertentu?

METODE JAMETON
Penyelesaian masalah etika keperawatan ada 6 tahap (Fry, 1991): 1. Identifikasi masalah Klasifikasi masalah dilihat dari nilai-nilai konflik hati nurani Perawat juga mengkaji terhadap masalah etika yang timbul dan parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan (menjawab pertanyaan no 1) 2. Perawat mengumpulkan data tambahan Orang-orang dekat pasien yang terlibat dalam pengambilan keputusan Harapan pasien terhadap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan Buat/tulis laporan (data) yang diperoleh

Perawat mengidenifikasi semua alternatif tindakan, hasil, dampak yang disampaikan kepada pengambilan keputusan (menjawab pertanyaan no 2) 4. Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambungan, dengan mempertimbangkan: Nilai-nilai dasar manusia yang penting bagi individu Nilai-nilai dasar manusia yangmenjadi pusat masalah Prinsip-prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah (menjawab pertanyaan no 3) 5. Pembuat keputusan mengambil keputusan untuk memilih tindakan yang tepat (menjawab pertanyaan no 4) 6. Tahap akhir melakukan tindakan dan mengkaji
3.

KESIMPULAN
ETIKA KEPERAWATAN

NURANI PERAWAT

Prof. Aman Amin: Etika sebagai pendorong kehendak untuk berbuat baik, akan tetapi tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh manusia

TERIMA KASIH

You might also like