You are on page 1of 47

Struktur Ekonomi Indonesia

Share on email Share on linkedin Share on facebook Share on twitter More Sharing Services 46 Gambaran perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui beberapa aspek, baik itu dari aspek kinerja perekonomiannya maupun dari aspek strukturnya. Postingan sebelumnya kita telah membahas salah satu cara untuk melihat bagaimana kinerja perekonomian melalui penghitungan pertumbuhan ekonomi. Pada postingan kali ini kita akan mencoba untuk membahas tentang struktur perekonomian, khususnya struktur ekonomi Indonesia. PDB, Indikator Penting untuk Mengukur Perekonomian Negara Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan peneliti untuk menganalisis keadaan makro ekonomi. Data PDB memiliki peran yang cukup penting dalam menganalisis suatu permasalahan makro ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, diantara kegunaan data PDB antara lain adalah untuk menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi. Selain itu, dari data PDB ini juga dapat diturunkan menjadi beberapa indikator ekonomi lainnya. Sebelum kita membahasnya secara lebih detail, mari kita bahas tentang PDB itu sendiri, bagaimana pendekatan penghitungannya dan cara menghitungnya. Penghitungan PDB dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Produksi PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu : Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, Penrtambangan dan penggalian, Industri pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Konstruksi, Perdagangan, hotel, dan restoran, Pengangkutan dan komunikasi, Keuangan, real estate dan jasa perusahaan, Jasa jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah, 2. Pendekatan Pendapatan PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). 3. Pendekatan Pengeluaran/Penggunaan PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta (PC). Pengeluaran konsumsi pemerintah (GC). Pembentukan modal tetap (TCF). Perubahan inventori/stok (S). - Ekspor neto (ekspor (EX) dikurangi impor (IM)). Dalam persamaan matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Y = PC + GC + TCF + S + (EX-IM) Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan hasil yang sama. Jadi jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. Dari data PDB yang ada, juga dapat diturunkan beberapa indikator ekonomi lainnya, antara lain Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar dan atas dasar biaya faktor biaya produksi serta indikator angka-angka per kapita. Struktur Ekonomi Indonesia, Analisis Deskriptif Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 1983 sampai 2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung secara berkesinambungan pada periode sebelum krisis ekonomi (pertumbuhan tidak pernah berada di bawah 6,40 persen) dan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara agregat, ternyata memberi kemajuan yang cukup berarti terhadap perubahan struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur ekonomi ini terlihat dari perubahan komposisi sektor ekonomi atas kontribusinya terhadap PDB dalam jangka waktu tahun 1983-2010.

Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Tahun 1983-2010 Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor primer terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar 43,64 persen dan pada tahun 2010 tinggal 26,49 persen. Sementara itu, kontribusi sektor sekunder yang semula hanya sebesar 19,08 persen pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89 persen pada tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami perubahan yang relatif konstan, kontribusi sektor ini terhadap PDB pada tahun 1983 sebesar 37,29 persen dan pada tahun 2010 sebesar 37,62 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 1983. Hal ini menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubahan struktur ekonomi Indonesia yang ditandai dengan semakin menurunnya peran sektor primer dalam sumbangannya terhadap PDB dan semakin meningkatnya peran sektor nonprimer. Terlihat bahwa telah terjadi perubahan pada struktur ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dan semakin meningkatnya pangsa sektor nonprimer terhadap PDB dari periode 1983-2010. Perkembangan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDB pada periode sebelum krisis ekonomi (1983-1996) menunjukkan bahwa dominasi produk yang dihasilkan perekonomian Indonesia mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Pada tahun 1983 pangsa sektor primer masih cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,64 persen, sedangkan sektor sekunder sebesar 19,08 persen dan sektor tersier sebesar 37,29 persen. Pangsa sektor primer terhadap PDB kemudian berangsur-angsur turun hingga hanya sebesar 25,33 persen pada tahun 1996, sedangkan sektor sekunder justru terus mengalami peningkatan. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada tahun 1996 menjadi 34,80 persen, meningkat 15,72 persen dari tahun 1983. Sektor tersier mengalami perkembangan yang relatif konstan selama periode 1983-1996. Selama periode tersebut tercatat pangsa sektor tersier terhadap PDB berkisar pada angka 37,29 persen sampai 42,44 persen. Pada periode terjadinya krisis ekonomi (tahun 1997-1999) struktur perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami perubahan yang berarti, kecuali sektor pertanian. Pada tahun 1997, sektor primer memiliki pangsa sebesar 24,94 persen terhadap PDB dan meningkat cukup besar pada tahun 1998 menjadi 30,67 persen dan kemudian turun kembali menjadi 29,61 persen pada tahun 1999. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada periode tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti, pangsa sektor ini sebesar 35,48 persen pada tahun 1997, 32,64 persen pada tahun

1998 dan meningkat menjadi 33,36 persen pada tahun 1999. Sedangkan sektor tersier memiliki pangsa terhadap PDB berkisar antara 36,69 persen sampai 39,58 persen selama periode krisis ekonomi ini. Setelah melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dari tahun 2000 sampai 2004. Pangsa sektor primer terus mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun 2000 menjadi 23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang sama, pangsa sektor sekunder terhadap PDB justru cenderung mengalami peningkatan dari 33,86 persen pada tahun 2000 menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada tahun 2003 sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa sektor tersier pada tahun 2000-2004 tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami penurunan, namun pada tahun 20022003 mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 pangsa sektor tersier adalah sebesar 41,07 persen, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan turun 0,03 persen pada tahun 2004. Selama tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada tahun 2010 adalah sebesar 26,49 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang memiliki pangsa sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010 sektor sekunder dan tersier terlihat memiliki pangsa yang relatif mirip terhadap PDB yaitu berkisar antara 35,89 persen sampai 37,62 persen. Namun, secara umum pangsa sektor primer masih tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder dan tersier. Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 1983-2010. Sejak tahun 1985, peran sektor primer telah digeser oleh sektor tersier, kemudian pada tahun 1993 sektor primer kembali digeser oleh sektor sekunder. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2010 peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
http://ekanurdiyanto.blogspot.com/2012/04/struktur-ekonomi-indonesia.html

Struktur Perekonomian Daerah


Dituliskan di kategori: Ekonomi | Dibaca 843 kali

Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman selama tahun 2011 sebesar 4,84 %, dan tahun 2010 sebesar 4,11%. Perkembangan pertumbuhan ekonomi pada grafik sebagai berikut: Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2011

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman Tahun 2009-2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel & Rest Pengangkutan Keuangan Jasa Pertumbuhan (%) 2009 2010 2011* 1,75 0,80 0,23 -4,84 6,40 4,51 1,93 2,08 3,44 6,21 5,29 6,24 6,51 7,34 6,41 5,99 5,14 6,75 5,40 6,33 6,24 5,47 4,33 6,14 4,70 4,33 5,39

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Sleman. :*) = angka sementara

Sektor Pendukung Ada 4 sektor pendukung utama perekonomian di Kabupaten Sleman pada tahun 2009 yaitu: sektor perdagangan, hotel, dan restoran(23,24%); sektor jasa-jasa(17,95%); sektor industri pengolahan (15,77%); dan sektor pertanian(17,28%). Dua sektor lain yang cukup siginifikan kontribusinya adalah sektor bangunan (11,88%) dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa keuangan(10,80%).

Selama 5 tahun terakhir, kontribusi sektor primer terus mengalami penurunan dari 17,86% pada tahun 2005, menjadi 17,78% pada tahun 2006, 17,22% tahun 2007, 17,22% tahun 2008, dan 17,43% tahun 2009. Kontribusi sektor sekunder meningkat dari 27,18% tahun 2005, menjadi 27,45% tahun 2006, 27,76% tahun 2007, 27,77% tahun 2008, dan 27,43 % tahun 2009. Konstribusi sektor tersier cenderung konstan sebesar 54,91% pada tahun 2005, 54,69% tahun 2006, 54,47% tahun 2007, 55,01% tahun 2008, dan 55,17% tahun 2009.

http://www.slemankab.go.id/3331/struktur-perekonomian-daerah-2.slm

Kota Pekanbaru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Kota Pekanbaru
Sumatera Riau

Lambang

Moto: BERTUAH (Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman dan Harmonis)

Lokasi Kota Pekanbaru di Pulau Sumatera

Kota Pekanbaru
Letak Kota Pekanbaru di Indonesia

Koordinat: Negara Pemerintahan - Walikota

02853.50N 101287.23E Indonesia

H. Firdaus, ST, MT

- DAU Luas - Total Populasi (2011)[2] - Total - Kepadatan Zona waktu Kode telepon SNI 7657:2010 Kecamatan Desa/kelurahan Situs web

Rp. 738.107.469.000.- (2013)[1]

632,26 km2

937,939 1.483,5/km WIB (UTC+7) +62 761 PKU 12 63 www.pekanbaru.go.id

Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa,[3] termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.[4] Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II,dan terminal bus terminal antar kota dan antar provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku. Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi kota dagang yang multi-etnik, keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.[5]

Daftar isi

1 Sejarah 2 Geografi 3 Kependudukan o 3.1 Agama 4 Pemerintahan o 4.1 Pasca PRRI o 4.2 Orde baru o 4.3 Otonomi daerah o 4.4 Pemilihan langsung o 4.5 Perwakilan 5 Perekonomian 6 Kesehatan 7 Pendidikan 8 Pelayanan umum 9 Perhubungan 10 Pariwisata 11 Olahraga 12 Pers dan Media 13 Galeri 14 Rujukan 15 Pranala luar

Sejarah
Sultan Siak beserta Dewan Menteri serta Kadi Siak tahun 1888

Perkembangan kota ini pada awalnya tidak terlepas dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman dan dataran tinggi Minangkabau ke wilayah pesisir Selat Malaka. Pada abad ke-18, wilayah Senapelan di tepi Sungai Siak, menjadi pasar (pekan) bagi para pedagang dari dataran tinggi Minangkabau.[6] Seiring dengan berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi tempat pemukiman yang ramai. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah "Dewan Menteri" dari Kesultanan Siak, yang terdiri dari datuk empat suku Minangkabau (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru, dan dikemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota ini.[7][8] Berdasarkan Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian distrik dari Kesultanan Siak. Namun pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur yang berkedudukan di Pekanbaru dan berstatus landschap sampai tahun 1940. Kemudian menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai tahun 1942.[9] Setelah pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung.

Selepas kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 Nomor 103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kotapraja.[8] Kemudian pada tanggal 19 Maret 1956, berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Republik Indonesia, Pekanbaru (Pakanbaru) menjadi daerah otonom kota kecil dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah.[10] Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1957 berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 Republik Indonesia, Pekanbaru masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau yang baru terbentuk.[11] Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25[8] sebelumnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjung Pinang[12] (kini menjadi ibu kota Provinsi Kepulauan Riau).

Geografi
Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar. Kota ini dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 - 50 meter di atas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 C hingga 35.6 C, dan suhu minimum antara 20.2 C hingga 23.0 C.[13] Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya pada tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km, setelah Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.[14] Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan pada kota ini dimekarkan menjadi 12 kecamatan.[13]
[tampilkan]Cuaca untuk Kota Pekanbaru dan sekitarnya

Kependudukan

Suasana perayaan tahun baru Imlek di kota Pekanbaru

Komposisi etnis di Kota Pekanbaru Etnis Minangkabau Melayu Jawa Batak Tionghoa Lain-lain
Sumber: Sensus 2000

Jumlah (%) 37,96 26,10 15,70 11,06 2,50 6,68

Sejak tahun 2010, Pekanbaru telah menjadi kota ketiga berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatera, setelah Medan dan Palembang. Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya. Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,96% dari total penduduk kota.[16] Mereka umumnya bekerja sebagai profesional dan pedagang. Jumlah mereka yang cukup besar, telah mengantarkan Bahasa Minang sebagai salah satu bahasa pergaulan yang digunakan oleh penduduk kota Pekanbaru[17] selain Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia. Selain itu, etnis yang memiliki proporsi cukup besar adalah Melayu, Jawa, Batak, dan Tionghoa. Perpindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru tahun 1959, memiliki andil besar menempatkan Suku Melayu mendominasi struktur birokrasi pemerintahan kota, namun sejak tahun 2002 hegemoni mereka berkurang seiring dengan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau dari pemekaran Provinsi Riau. Masyarakat Jawa awalnya banyak didatangkan sebagai petani pada masa pendudukan tentara Jepang, sebagian mereka juga sekaligus sebagai pekerja romusha dalam proyek pembangunan rel kereta api. Sampai tahun 1950 kelompok etnik ini telah menjadi pemilik lahan yang signifikan di Kota Pekanbaru. Namun perkembangan kota yang mengubah fungsi lahan menjadi kawasan perkantoran dan bisnis, mendorong kelompok masyarakat ini mencari lahan penganti di luar kota namun banyak juga yang beralih okupasi. Berkembangnya industri terutama yang berkaitan dengan minyak bumi, membuka banyak peluang pekerjaan, hal ini juga menjadi pendorong berdatangannya masyarakat Batak. Kelompok

etnik ini umumnya bekerja sebagai karyawan, dan memiliki ikatan emosional yang kuat terutama jika semarga dibandingkan kelompok etnis lain yang ada di Kota Pekanbaru. Pasca PRRI eksistensi kelompok etnis ini menguat setelah beberapa tokoh masyarakatnya memiliki jabatan penting di pemerintahan, terutama pada masa Kaharuddin Nasution menjadi Penguasa Perang Riau Daratan. Sementara masyarakat Tionghoa dengan rata-rata bakat entrepreneur yang kuat menguasai perdagangan skala besar di Kota Pekanbaru. Kopi Kim Teng saat ini menjadi trademark kopi asal Pekanbaru, yang dirintis oleh Kim Teng, seorang veteran pejuang Tionghoa masa kemerdekaan di Pekanbaru.
Tahun 1930 1954 1961 1971 1990 2000 2005 2006 2007 2008 2010

Jumlah 897.76 penduduk 2.990 28.314 70.821 145.030 398.694 587.842 720.197 754.467 779.899 799.213 7
Sejarah kependudukan kota Pekanbaru Sumber:[18][19][20]

Agama
Komposisi agama di Kota Pekanbaru Agama Islam Kristen Buddha Katolik Lain-lain
Sumber: Sensus 2010

Jumlah (%) 84,8 9,6 3,46 1,25 0,89

Agama Islam merupakan salah satu agama yang dominan dianut oleh masyarakat Kota Pekanbaru, sementara pemeluk agama Kristen, Buddha, Katolik, Khonghucu dan Hindu juga terdapat di kota ini. Sebagai bagian dalam pembangunan kehidupan beragama, Kota Pekanbaru tahun 1994, ditunjuk untuk pertama kalinya menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang ke-17. Pada perlombaan membaca Al-quran ini, jika sebelumnya diikuti oleh satu orang utusan, untuk setiap wilayah provinsi, maka pada MTQ ini setiap provinsi mengirimkan 6 orang utusan.[21]

Pemerintahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Wali Kota Pekanbaru

Pasca PRRI
Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota. Efektifitas pemerintahan kota di Pekanbaru adalah setelah berakhirnya peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, walau pada 14 Mei 1958 OKM Jamil telah ditunjuk menjadi Walikota Pekanbaru, namun pengaruh perang saudara membuat roda pemerintahan jadi tidak menentu. Pada 9 November 1959, kembali ditunjuk Datuk Wan Abdul Rahman sebagai wali kota berikutnya, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Kampar. Selanjutnya pada 29 Maret 1962, digantikan oleh Tengku Bay, yang sebelumnya juga menjabat sebagai Bupati Indragiri.

Orde baru
Dimulainya dengan menguatnya pemerintahan Orde Baru, membawa beberapa perubahan pada sistem pemerintahan dalam Provinsi Riau, termasuk Kota Pekanbaru. Dominasi militer mulai mengambil peran dalam pemerintahan serta ditambah dengan munculnya hegemoni satu kekuatan politik juga mewarnai pemerintahan Kota Pekanbaru. Selanjutnya pada 1 Juni 1968, diangkat Raja Rusli B.A. sebagai wali kota sampai tanggal 10 Desember 1970, dan digantikan oleh Drs. Abdul Rahman Hamid, yang memeintah lebih dari 10 tahun. Kemudian pada masa berikutnya mulai diterapkan penertiban periode pemerintahan kota, dan pada 5 Juli 1981, terpilih Ibrahim Arsyad, S.H., pada 21 Juli 1986 digantikan oleh Drs. Farouq Alwi, berikutnya pada 22 Juli 1991 terpilih H. Oesman Effendi Apan, S.H., memerintah selama dua periode.

Otonomi daerah
Memasuki era pemerintahan otonomi daerah yang lebih luas, telah menimbulkan euforia yang berlebihan pada beberapa kelompok masyarakat di Pekanbaru, kecendrungan tertentu terutama berkaitan dengan politik dan ekonomi, mendorong masyarakatnya berlaku diskriminasi. Klaim beberapa kelompok masyarakatnya atas keutamaan mereka dibandingkan kelompok lainnya, dapat menjadi api dalam sekam, jika dibiarkan akan dapat menimbulkan disintegrasi pada masyarakat Kota Pekanbaru.[22] Pada tahun 2001 terpilih Drs. H. Herman Abdullah M.M. sebagai wali kota, memerintah selama dua periode, ia termasuk salah satu wali kota yang berhasil dalam menertibkan sistem birokrasi pemerintahan Pekanbaru, sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakatnya.[23] Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan Kota Cirebon. Hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia. Pekanbaru mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10.

Pemilihan langsung
Pada tanggal 21 Juni 2006 dilaksanakan pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung, dengan dua pasangan calon yang ikut serta yaitu Erwandy Saleh - Ayat Cahyadi yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Herman Abdullah - Erizal Muluk yang diusung oleh Golkar.[24] Pada tanggal 18 Mei 2011 untuk kedua kalinya diselenggarakan pemilihan wali kota dan wakilnya secara langsung oleh masyarakat Pekanbaru, H. Firdaus S.T., M.T. terpilih dengan suara terbanyak,[25] namun berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia hasil tersebut dibatalkan dan mesti diadakan pemungutan suara ulang (PSU).[26] Untuk mengisi kekosongan pemerintahan kota, Gubernur Riau Drs. H. Rusli Zainal mengangkat Dr. H. Syamsurizal S.E., M.M., sebagai pelaksana tugas (Plt) Walikota Pekanbaru.[27] Kemudian berdasarkan PSU tanggal 21 Desember 2011,[28] Firdaus kembali memenangi pemilihan kepala daerah Kota Pekanbaru ini, walau dalam pelaksanaan PSU tersebut hanya 253.232 masyarakat atau 49 % saja yang menggunakan hak pilihnya.[29]

Perwakilan
Dari hasil Pemilu Legislatif 2009, jumlah anggota DPRD kota Pekanbaru adalah sebesar 45 orang[30][31] yang tersusun atas perwakilan 12 partai.[32] Kemudian untuk struktur pimpinan DPRD Kota Pekanbaru disusun atas ketua (Fraksi Partai Demokrat), dan tiga wakil ketua (Fraksi PG, Fraksi PKS dan Fraksi PAN).[33]
DPRD kota Pekanbaru 2009-2014 Partai Partai Demokrat Partai Golkar Kurs i 9 9 5

PKS

PAN PPP PDS

5 4 4

PDI-P PKB Partai Hanura PBB Partai Gerindra PDK Total


Sumber:
[32]

2 2 2 1 1 1 45

Perekonomian

Mal SKA

Perkembangan perekonomian Pekanbaru, sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas, serta perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya. Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami peningkatan inflasi sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88% dan 0.02%. Secara tahunan inflasi kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26%, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2010 yaitu 2.07% pada bulan Januari 2010 dan 2.14% pada bulan Februari 2010.[34] Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan Pekanbaru, telah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan Kota Pekanbaru, yang terlihat dengan

menjamurnya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modern, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya,[35] Lotte Mart, Metropolitan Trade Center, The Central, Ramayana dan Giant. Walau di tengah perkembangan pusat perbelanjaan modern ini, pemerintah kota terus berusaha untuk tetap menjadikan pasar tradisional yang ada dapat bertahan, di antaranya dengan melakukan peremajaan, memperbaiki infrastruktur dan fasilitas pendukungnya.[36] Beberapa pasar tradisional yang masih berdiri, antara lain Pasar Bawah, Pasar Raya Senapelan (Pasar Kodim), Pasar Andil, Pasar Rumbai, Pasar Limapuluh dan Pasar Cik Puan.[37] Sementara dalam pertumbuhan bidang industri di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 3,82 %, dengan kelompok industri terbesar pada sektor industri logam, mesin, elektronika dan aneka, kemudian disusul industri pertanian dan kehutanan. Selain itu beberapa investasi yang ditanamkan di kota ini sebagian besar digunakan untuk penambahan bahan baku, penambahan peralatan dan perluasan bangunan, sebagian kecil lainnya digunakan untuk industri baru.[38]

Kesehatan
Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah Pekanbaru mencoba melengkapi sarana dan prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung baru untuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang saat ini baru memiliki 264 kamar untuk rawat inap. Dengan selesainya bangunan tersebut, kapasitas rawat inap RSUD Arifin Achmad, akan bertambah menjadi 400 kamar.[39] Sementara kehadiran rumah sakit yang dikelola oleh pihak swasta di kota ini cukup signifikan antara lain Rumah Sakit Santa Maria yang sebelumnya bernama Balai Pengobatan Santa Maria,[40] Rumah Sakit Ibnu Sina yang didirikan oleh YARSI Riau kemudian dikelola oleh PT. Syifa Utama,[41] Rumah Sakit Awal Bros,[42] Rumah Sakit Bina Kasih, Pekanbaru Medical Centre (PMC) dan Eka Hospital. Sampai tahun 2006 penyebaran dan pelayanan puskesmas di kota Pekanbaru masih belum merata terhadap masyarakatnya yaitu dengan ratio 1,99. Sementara persentase kunjungan penduduk memanfaatkan puskesmas baru sekitar 19 %. Hal ini dimungkinkan telah banyaknya rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan yang lebih baik.[43]

Pendidikan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perguruan Tinggi di Pekanbaru

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Gedung Perpustakaan Soeman HS milik Provinsi Riau, di pusat kota Pekanbaru.

Beberapa perguruan tinggi juga terdapat di kota ini, di antaranya adalah Universitas Riau, UIN Suska, Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Islam Riau, dan Universitas Lancang Kuning. Sampai tahun 2008, di Kota Pekanbaru baru sekitar 13,87 % masyarakatnya dengan pendidikan tamatan perguruan tinggi, dan masih didominasi oleh tamatan SLTA sekitar 37,32 %. Sedangkan tidak memiliki ijazah sama sekali sebanyak 12,94 % dari penduduk Kota Pekanbaru yang berumur 10 tahun ke atas.[44] Perpustakaan Soeman Hs merupakan perpustakaan pemerintah provinsi Riau, didirikan untuk penunjang pendidikan masyarakat Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya. Perpustakaan ini terletak di jantung Kota Pekanbaru, termasuk salah satu perpustakaan "termegah di Indonesia", dengan arsitektur yang unik serta telah memiliki koleksi 300 ribu buku sampai tahun 2008.[45] Nama perpustakaan ini diabadikan dari nama seorang guru dan sastrawan Riau, Soeman Hasibuan.[46]
SD atau SMP SMA MA SMK MI atau MTs Pendidikan negeri negeri negeri Perguruan negeri negeri formal dan dan dan tinggi dan dan swasta swasta swasta swasta swasta Jumlah satuan 456 300 90 34 56 70

Data sekolah di kota Pekanbaru Sumber:[47][48]

Pelayanan umum
Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang, pemerintah kota Pekanbaru telah mengusahakan pembebasan lahan seluas 40 ha untuk pembangunan PLTU Tenayan Raya.[49] Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah kota melalui PDAM memanfaatkan air permukaan dari Sungai Siak yang mempunyai kapasitas 5000 liter/detik sebagai sumber air baku bagi Instalasi Pengolah Air Bersih, yang terpasang dengan kapasitas 380 liter/detik. Selanjutnya sistem pengolahan penuh dan chlorinasi digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 350 liter/detik. Dari kapasitas produksi yang ada, telah terdistribusi dalam 18.660 unit Sambungan Rumah (SR) dan 45 Hidran Umum (HU). Setiap SR rata-rata digunakan 5 6 orang dan HU dapat digunakan 100 orang. Fasilitas ini memang belum mencukupi kebutuhan keseluruhan masyarakat kota ini, sehingga sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan secara langsung air permukaan dari sungai Siak tersebut.[50] Saat ini pemerintah kota telah menetapkan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di 2 lokasi dengan metode open dumping, yaitu kawasan Limbungan seluas 5 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 19 km dan Kulim seluas 3 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 8 km. Selain itu gerobak sampah masih digunakan untuk pengumpulan tak langsung, jumlah total gerobak yang ada saat ini adalah 305 buah dengan kapasitas rata-rata 1 m untuk melayani pengumpulan individual pada 5 wilayah pengumpulan. Sarana pemindahan yang ada berupa bak sampah pasangan batu-bata dan pelat baja sebanyak 32 buah dengan daya tampung 157.5 m. Saat ini kapasitas penampungan TPS baru mencapai 8 % terhadap total timbunan yang ada. Untuk armada angkutan pengambilan sampah langsung digunakan truk bak terbuka, jumlah pengangkutan yang dilakukan adalah 2 3 kali per harinya, sehingga kapasitas pengangkutan baru mencapai 20 %. Sedangkan setiap harinya terdapat 170 m timbunan sampah, sehingga jumlah sampah yang telah dikelola dan terangkut sampai ke TPA baru mencapai 120 m/hari atau sekitar 60 %.[50] Daerah kota Pekanbaru yang memiliki ketinggian antara 1 sampai 20 meter dengan curah hujan dalam klasifikasi sedang, yaitu antara 100-200 per bulan. Secara umum permasalahan banjir di kota ini adalah masalah genangan air, baik akibat adanya limpasan dari saluran drainase yang ada maupun akibat terhambatnya pengaliran air. Saluran drainase yang ada saat ini baru mencakup 13.930 Ha, yang terdiri dari sistem drainase besar sepanjang 10.123 meter, sistem drainase kecil sepanjang 15.456 m dan sistem drainase tersier sepanjang 7.789 m.[50] Pemerintah kota saat menetapkan pengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke arah ke selatan, timur dan barat kota (kecamatan Tampan, kecamatan Marpoyan Damai, kecamatan Bukit Raya, kecamatan Tenayan Raya, dan kecamatan Payung Sekaki). Sedangkan Kecamatan Senapelan, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail dan Kecamatan Limapuluh sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan internasional, perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses ke bandara dan pelabuhan di Sungai Siak.

Perhubungan

Jalan Tuanku Tambusai, salah satu jalan utama di Pekanbaru

Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Pekanbaru dihubungkan oleh jaringan jalan yang tersambung dari arah Padang di sebelah barat, Medan di sebelah utara, dan Jambi di sebelah selatan. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki merupakan pusat pelayanan transportasi antar kota dan antar provinsi, yang telah direncanakan pemerintah setempat menjadi sarana orientasi dan perpindahan antar moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan transportasi regional, bandara, dan pelabuhan. Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi salah satu bandar udara tersibuk di Sumatera dan dicanangkan akan menjadi salah satu bandara internasional di pulau Sumatera. Berdasarkan data yang diperoleh dari Angkasa Pura II pada tahun 2011 penumpang yang melalui bandara ini mencapai angka 1.259.993 penumpang per tahun.[51] Pelabuhan Pekanbaru yang terletak di tepi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara sungai, menjadi sarana transportasi untuk komoditi ekspor seperti kelapa sawit. Selain itu, pelabuhan ini

juga menghubungkan Pekanbaru dengan kawasan di Kepulauan Riau, seperti Tanjungpinang dan Batam. Selain itu, Transmetro Pekanbaru merupakan sarana transportasi massal jalur darat di Kota Pekanbaru, sekaligus sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi tingkat kemacetan di kota ini. Pada masa pendudukan tentara Jepang, dilakukan pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Pekanbaru menuju Padang melalui Sawahlunto. Proyek ini sebelumnya telah direncanakan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda dan diselesai pada 15 Agustus 1945,[52][53] walau sampai sekarang jalur ini tidak pernah diaktifkan lagi.

Pariwisata

Perayaan Tabuik di Jalan Tuanku Tambusai

Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji sastrawan keturunan Bugis.[54] Pada bagian kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal 1 - 4, sedangkan pasal 5 12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat Museum Sang Nila Utama, merupakan museum daerah Riau yang memiliki berbagai koleksi benda bersejarah, seni, dan budaya. Museum ini menyandang nama seorang tokoh legenda dalam Sulalatus Salatin, pendiri Singapura. Selanjutnya Anjung Seni Idrus Tintin salah satu ikon budaya di Kota Pekanbaru, merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional, menggunakan nama seorang seniman Riau, Idrus Tintin, dibangun pada kawasan yang dahulunya menjadi tempat penyelengaraan MTQ ke-17. Pada kawasan Senapelan terdapat Masjid Raya Pekanbaru yang sebelumnya dikenal dengan nama Masjid Alam,[55] dibangun sekitar abad ke-18 dengan gaya arsitektur tradisional dan merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru.[56] Sementara Tradisi Petang Megang disaat memasuki bulan Ramadhan telah dilakukan sejak masa Kesultanan Siak masih tetap diselenggarakan oleh masyarakat Kota Pekanbaru.

Pada tahun 2011, masyarakat Pariaman untuk pertama kalinya mengadakan pesta budaya Tabuik di Pekanbaru. Seperti hal di daerah asalnya, perayaan ini diselenggarakan pada bulan Muharram, untuk memperingati peristiwa Pertempuran Karbala. Meski bukan tradisi lokal, hal ini menunjukkan keanekaragaman sekaligus salah satu iven untuk pengembangan sektor pariwisata.[57] Sementara setiap tahunnya, komunitas Tionghoa di Pekanbaru juga menyelenggarakan perayaan Tahun Baru Imlek, kemudian ditutup dengan perayaan Cap Go Meh. Pesta ini umumnya dipusatkan di kawasan Senapelan terutama pada beberapa vihara di antaranya Vihara Dharma Loka atau Vihara Tridharma Dewi Sakti.

Olahraga
PSPS Pekanbaru merupakan klub utama sepak bola yang dimiliki oleh kota ini, dan bermarkas di Stadion Kaharudin Nasution Rumbai. Namun pada tahun 2010 stadion ini direnovasi, karena stadion ini juga persiapkan sebagai salah satu venue pada Pekan Olahraga Nasional XVIII 2012 Riau. Sehingga pada kompetisi LSI, PSPS untuk sementara waktu pada pertandingan kandang menggunakan Stadion Agus Salim[58] dan Stadion Kuansing.[59] Sejak tahun 2009 kota ini mulai membenahi berbagai fasilitas olahraga setelah provinsi Riau terpilih sebagai tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional XVIII dan kualifikasi Piala Asia U-22 tahun 2012, serta Islamic Solidarity Games 2013. Untuk menyambut perhelatan akbar tersebut, Pekanbaru membangun Stadion Utama Riau dengan kapasitas 43.923 kursi.[60]

Selain itu, Lapangan Golf tersebar di beberapa tempat pada kawasan kota ini, antara lain Pekanbaru Golf Course Country Club di Kubang Kulim, Simpang Tiga Golf Course di Kompleks AURI, Rumbai Golf Course di Kompleks IKSORA Rumbai, dan Lapangan Golf Labersa di Kompleks Labersa.

Pers dan Media


Di Kota Pekanbaru telah berdiri TVRI Riau sejak tahun 1997, sementara Pekanbaru TV merupakan stasiun televisi swasta pertama di kota ini, walau sempat mengudara pada tahun 2000, namun beberapa tahun kemudian ditutup karena masalah keuangan. Riau TV yang berada dalam konsorsium Group Jawa Post, mengudara sejak tahun 2001, beberapa tahun kemudian berafiliasi dengan RTM-1 milik Malaysia. RRI Pekanbaru merupakan stasiun radio penyiaran milik pemerintah yang didirikan tahun 1959, dan memainkan peranan penting selepas berakhirnya PRRI. Sementara beberapa stasiun radio swasta juga terdapat di kota ini yang tergabung dalam PRSSNI Riau. Genta merupakan surat kabar lokal pertama yang terbit di Pekanbaru tahun 1979, surat kabar ini beroplah 2 ribuan dan disponsori oleh pemerintah provinsi Riau waktu itu.[61] Saat ini beberapa media cetak jenis surat kabar yang cukup banyak dikenal masyarakat Kota Pekanbaru antara lain: Haluan Riau, Riau Pos, Tribun Pekanbaru, Pekanbaru Pos, Pekanbaru MX dan Koran Riau.

Selain itu di Pekanbaru juga banyak hadir media-media online salah satunya adalah : Gotoriau.com yang menampilkan info-info populer seputar Pekanbaru pada khususnya dan Riau pada umumnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekanbaru

Pergeseran Sistem Ekonomi Hasil Amandemen


Posted on December 23, 2008 by dumadia

Rate This

Pergeseran Sistem Ekonomi Hasil Amandemen By Sri Adiningsih 11:07 WIB, July 31, 2007 Pergeseran Sistem Ekonomi Hasil Amandemen UUD 19451 Dr. Sri Adiningsih Dosen dan Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Abstract The 1945 Constitution experienced major modifications after amended four times between 19992002. Likewise, the sector amendment brought important modifications on the role of the state in economic affairs. Constitutionally Indonesias economic system has shifted from socialist oriented economic system to mix economic system or social-market economic model. Although article 33 has put efficiency as indicator of market economy as well as article human right that put private property right. The article related to social welfare, article 34, that demand the existence of social security article 31 on education that demand big role of government to financed the implementation of education system. Thus, the 1945 Constitution covers all related aspects on the governance of democratic and welfare state. This includes the article on regard the economic, social welfare, and education, as well as article on international agreement (article 11) and the independency of Central Bank (article 23d). Reading the amendment related to economic, social welfare and education, It is clear that the amendment if fully understood and consistently implemented will contribute to the mission of developing prosperous nation state of Indonesia

that is full social justice. So thus the need to have the 5th amendment on this matter should be reconsidered. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara banyak ditentukan oleh sistem ekonomi yang dianutnya. Meskipun demikian secara umum perekonomian dunia terpecah oleh dua sistem ekonomi, yaitu sosialisme dan kapitalisme. Namun demikian sistem ekonomi sosialis ataupun kapitalis murni secara umum sudah tidak ada yang mengaplikasikannya. Bahkan derivasi dari kedua kubu sistem ekonomi tersebut berkembang dengan pesat sehingga akhirnya melahirkan sistem ekonomi campuran yang diterapkan di semakin 1 Dikembangkan dari paper yang disampaikan oleh penulis dalam beberapa kesempatan. banyak negara akhir-akhir ini. Indonesia pun juga tidak ketinggalan. Hasil amandemen UndangUndang Dasar 1945 yang telah dilakukan hingga empat kali telah menggeser sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia. Meskipun tidak berarti bahwa pengelolaan ekonomi Indonesia akan berubah dari yang selama ini sudah diimplementasikan. Dalam beberapa dekade terakhir ini terjadi gap dalam pengelolaan ekonomi Indonesia antara yang diimplementasikan dengan yang termuat dalam konstitusi. Dimana dalam UUD 1945 sebelum diamandemen jelas-jelas mencantumkan bahwa sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia adalah sosialis, dapat dilihat dari pasal-pasal yang terkait dengan ekonomi. Namun dalam kenyataan kehidupan sehari-hari kita tidak melihat penerapan sosialisme dalam pengelolaan ekonomi Indonesia. Unsur-unsur pasar dan kapitalisme justru yang berkembang subur dalam perekonomian kita. Dimana solusi dari masalah besar ekonomi seperti what, how dan for whom jelas-jelas ditentukan oleh mekanisme pasar. Pemerintah ataupun negara pada umumnya tidak mengatur barang apa yang harus diproduksi oleh masyarakat, ataupun menentukan bagaimana memproduksinya, serta bagaimana pendapatan dibagikan. Hampir semuanya ditentukan oleh mekanisme pasar. Demikian juga hak milik pribadi terhadap hampir semua faktor produksi bahkan tanah dapat dimiliki oleh masyarakat atau pribadi-pribadi. Jelas itu bukan sistem ekonomi sosialis seperti yang kita kenal di textbook. Sehingga ada gap yang besar antara sistem ekonomi yang termuat dalam konstitusi dan kenyataan hidup seharihari. Tentu saja hal itu menjadi masalah serius karena berarti melanggar konstitusi adalah hal yang biasa, tidak perlu ada tindakan hukum yang perlu diambil terhadap semua pihak yang melanggarnya. Jelas ini menjadi pangkal dari kebiasaan kita untuk menabrak berbagai produk hukum yang lebih rendah lainnya. Kalau melanggar UUD saja tidak ada tindakan hukum apalagi melanggar produk hukum lainnya yang lebih rendah, tentu tidak perlu ada proses hukum yang perlu ditegakkan. Pesan yang salah ini jelas membuat penegakkan hukum menjadi sulit dilakukan di Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu amandemen UUD 1945 yang sudah dilakukan telah mengurangi/mengatasi hal tersebut. Dimana sistem ekonomi ataupun pengelolaan ekonomi pada umumnya agar supaya selaras dengan pengaturan hukum yang ada. Meski hasil amandemen UUD 1945 telah diundangkan lebih dari 5 tahun yang lalu, namun sampai sekarang masih banyak pihak yang belum memahaminya dengan baik. Meskipun MPR juga telah banyak melakukan sosialisasi hasil amandemen tersebut ke banyak pihak di seluruh Indonesia. Namun nampaknya pemahaman masyarakat pada konstitusi hasil amandemen masih rendah. Khususnya pasal-pasal dalam bidang ekonomi yang banyak diamandemen baik yang secara langsung terkait dengan ekonomi, ataupun terkait tidak langsung dengan ekonomi.

Pemahaman adanya perubahan dalam sistem ekonomi Indonesia juga banyak yang tidak memahaminya. Oleh karena itu dalam wacana amandemen kelima UUD 1945 ada baiknya kita pahami dulu dengan baik perubahan yang sudah berlaku agar supaya kita tidak melakukan kesalahan dalam memahami konstitusi hasil amandemen, sehingga tidak mewacanakan barang yang salah. Perkembangan Sistem Ekonomi Dunia Sistem perekonomian yang digunakan oleh berbagai negara di dunia ini mengalami dinamika yang amat beragam. Meskipun demikian secara umum sistem ekonomi yang banyak digunakan adalah berdasarkan atas sosialisme ataupun kapitalisme. Namun demikian perlu dicatat bahwa kedua kubu sistem ekonomi tersebut ternyata akhirakhir ini juga mengalami evolusi. Seperti diketahui bahwa sistem ekonomi dunia yang pada awal abad 20 didominasi oleh dua kubu, sosialis dan kapitalis ternyata tidak dapat bertahan lagi. Kubu sosialis yang didominasi oleh Uni Soviet dan China sudah kolaps, demikian juga kubu kapitalis murni sudah tidak ditemui lagi di dunia. Pada masa kini sistem ekonomi dunia berada diantara kedua titik ekstrim tersebut. Soviet dan China sudah mengadopsi sistem pasar, bahkan China nampaknya akan lebih mendekatkan perekonomiannya pada kapitalisme dengan akan mengakuinya hak milik pribadi dalam perekonomiannya dalam undang-undang tentang properti (dimana selama ini tanah tidak mungkin dimiliki oleh pribadi, menjadi hak milik negara). Demikian juga Amerika Serikat dan Eropa Barat juga banyak melibatkan pemerintah dalam pengelolaan ekonominya (peranan pemerintah dalam perekonomian semakin besar). Peranan negara dalam perekonomian dilihat dari besarnya pengeluaran negara di negara industri meningkat dari 12% pada tahun 1913 menjadi 45% pada tahun 1995. Pada umumnya peranan negara dalam perekonomian negara maju sekitar dua kali dibandingkan dengan negara sedang berkembang (Tanzi, IMF Working Paper WP/97/ 114). Hal ini menunjukkan adanya perubahan fundamental dalam pengelolaan ekonomi di banyak negara akhir-akhir ini. Meningkatnya peranan negara dalam perekonomian negara maju yang semula menganut kapitalisme banyak dipengaruhi dari pemikiran sosialis yang menekankan pentingnya negara mengambil peranan dalam redistribusi pendapatan. Sehingga banyak negara pada akhirnya mengambil jalan tengah dengan mengadopsi mixed economy, dimana peranan pasar penting dalam perekonomian, namun demikian negara perlu masuk ke pasar dalam rangka redistribusi pendapatan ataupun selaras dengan pendapat Keynes, negara perlu intervensi dalam rangka mengurangi siklus perekonomian yang tajam dengan melakukan intervensi di pasar jika diperlukan. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang yang memiliki banyak kelemahan masih memerlukan peranan negara dalam mengelola ekonominya. Peranan negara diperlukan dalam rangka supplement the market dan mengoreksi imperfections dari pasar. Tidak sempurnanya pasar biasanya bersumber dari informational deficiencies, mobilitas sumber daya yang terbatas, dan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi. Oleh karena itu peranan negara perlu dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi pasar melalui peningkatan daya saing, mengelola pasar agar supaya dapat berfungsi dengan efisien, meningkatkan akses informasi, dan melindungi kepentingan semua pelaku pasar dengan adil. Selain itu peranan negara dalam perekonomian di negara sedang berkembang seperti Indonesia juga penting dalam rangka redistribusi pendapatan agar supaya tidak ada ketimpangan tingkat kehidupan yang tajam antar kelompok masyarakat, serta dalam rangka menjaga agar supaya tidak ada fluktuasi yang tajam dalam perekonomian. Namun juga perlu diperhatikan bahwa banyak bukti menunjukkan economic freedom atau kebebasan ekonomi (pajak yang lebih rendah, peran negara secara

langsung yang lebih kecil dalam perekonomian, deregulasi pasar dan perdagangan, inflasi yang rendah, dll) mendukung pertumbuhan ekonomi khususnya peningkatan pendapatan per kapita (Berggren dan Klitgaard dalam Economic Effects of Political Institutions, with Special Reference to Constitutions). Ini artinya bahwa peranan negara dalam perekonomian harus optimal, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana dengan Indonesia? Sistem ekonomi Indonesia mestinya didasarkan pada Pembukaan UUD 1945 yang memuat pokok-pokok pikiran penting dari pendiri Negara Indonesia akan masa depan Indonesia. Namun demikian kita juga harus melihat perkembangan yang sudah dan sedang terjadi serta mengantisipasi perkembangan yang akan datang yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan bidang ekonomi baik yang berasal dari domestik maupun internasional. Dari Pembukaan UUD 1945 yang memuat pokok-pokok pikiran dari pendiri bangsa ini untuk mencapai cita-cita kemerdekaan dapat diturunkan beberapa pokok pikiran yang penting dalam bidang ekonomi (hasil diskusi di ISEI) : a. Melindungi kepentingan ekonomi Indonesia dalam kerangka liberalisasi pasar global b. Melindungi hak-hak ekonomi warga negara c. Menjaga kesatuan ekonomi Indonesia dalam kerangka otonomi daerah d. Mengembangkan suatu sistem ekonomi yang dapat meletakkan peranan negara lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia secara berkelanjutan. e. Memberikan perlindungan pada kelompok masyarakat/daerah yang tersisihkan. f. Memiliki sistem keuangan dan fiskal yang mendukung pencapaian cita-cita kemerdekaan dengan mekanisme kontrol yang tepat. g. Memiliki format kontrol yang efektif bagi DPR terhadap kebijakan ekonomi yang diambil oleh otoritas ekonomi maupun terhadap lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang ekonomi. Oleh karena itu sistem ekonomi Indonesia mestinya didasarkan dari pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut. Selain itu sistem ekonomi yang dipakai suatu negara akan banyak dipengaruhi perkembangan baik dari domestik maupun internasional baik ekonomi dan non ekonomi. Perkembangan penting yang banyak mempengaruhi kehidupan kita pada saat ini adalah proses demokratisasi dan market economy di banyak negara, juga perkembangan teknologi informasi yang banyak mengubah kehidupan dan perekonomian dunia. Selain itu perubahan penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam bidang ekonomi adalah adanya liberalisasi pasar pada tingkat global dan regional, bahkan pasar bebas bilateral antar negara. Indonesia sudah mengikatkan diri dengan AFTA, APEC dan WTO yang tentunya semua komitmen yang dibuat tersebut perlu dihormati. Begitu juga Economic Partnership Agreement (EPA) dengan Jepang sudah disepakati akan diberlakukan. Demikian juga Indonesia ataupun AFTA nampaknya akan semakin melebarkan pembukaan pasarnya ke lebih banyak negara atau kawasan. Free trade area di berbagai kawasan yang melibatkan Indonesia tersebut akan membuat batas-batas ekonomi negara menjadi semakin menghilang yang pada akhirnya proses konvergensi akan melibas hampir semua bidang kehidupan kita terutama yang terkait dengan ekonomi. Sehingga tatanan ekonomi akan mengalami perubahan yang mendasar. Selain itu tuntutan masyarakat akan otonomi daerah dan peningkatan peranan masyarakat luas dalam perekonomian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia secara berkelanjutan. Dengan demikian manajemen ekonomi diharapkan lebih bersifat bottom up dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada tuntutan masyarakat luas sesuai dengan

dinamika yang berkembang di Indonesia. Meski demikian otonomi daerah berpotensi menimbulkan ancaman baru, terutama yang terkait dengan terhambatnya mobilitas sumber daya ekonomi ataupun masalah koordinasi perekonomian pada tingkat nasional ataupun propinsi sehingga dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya rambu-rambu yang mengatur hal-hal tersebut sehingga tujuan mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan cita-cita founding fathers dapat dicapai. Peranan Negara dalam Perekonomian Amandemen dalam bidang ekonomi yang dilakukan oleh MPR meliputi banyak pasal baik yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan perekonomian kita. Amandemen UUD 1945 terhadap pasal-pasal yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bidang ekonomi perlu dilakukan agar supaya pasal-pasal UUD dapat menerjemahkan pokokpokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945. Selain itu amandemen diharapkan dapat mengikuti dinamika masyarakat serta dapat menampung perkembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya baik domestik maupun regional dan global pada masa kini dan yang akan datang serta dapat memanfaatkan hasil pembangunan (yang positif) yang sudah dicapai. Sehingga cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dicapai dengan lebih cepat dengan efektif. Pasal-pasal yang diamandemen dalam UUD 1945 dalam bidang ekonomi tidak hanya terhadap pasal yang langsung terkait dengan ekonomi. Namun pasal-pasal lainnya yang tidak secara langsung terkait dengan bidang ekonomi namun bila relevan juga diamandemen jika diperlukan. Namun demikian diharapkan amandemen yang dilakukan adalah selain dapat mengoreksi kesalahan masa lalu ataupun mengatasi masalah yang dihadapi oleh Indonesia pada saat ini juga dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi, sosial, politik baik domestik ataupun internasional yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia pada masa kini dan yang akan datang. Undang-Undang Dasar adalah merupakan hukum dasar bagi semua undang-undang dan peraturan lainnya. Oleh karena itu diharapkan dapat bertahan selama mungkin (diperkirakan sekitar 50 tahun) meskipun tidak menutup kemungkinan amandemen terhadap pasal-pasalnya dapat dilakukan jika dianggap sudah tidak dapat mengikuti dinamika masyarakat lagi. Oleh karena itu dalam mengamandemen konstitusi sebaiknya jangan hanya responsif terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini tetapi juga dapat antisipatif terhadap perubahan yang akan terjadi baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Demikian juga dalam amandemen pasal-pasal Undang-Undang Dasar dalam bidang ekonomi sebaiknya menggunakan pola seperti itu. Dari pasal-pasal UUD 1945 sebelum diamandemen, ada 4 pasal, yaitu BAB VII tentang HAL KEUANGAN pada pasal 23 yang terdiri atas 5 ayat, BAB X tentang WARGA NEGARA pada pasal 27 ayat (2), BAB XIV tentang KESEJAHTERAAN SOSIAL pada pasal 33 terdiri dari 3 ayat, dan pasal 34 tentang jaminan sosial bagi masyarakat yang terdiri dari 1 ayat, adalah bab, pasal ataupun ayat yang secara langsung berkaitan dengan bidang ekonomi. Namun demikian hasil amandemen UUD telah memunculkan pasal-pasal dan ayat baru yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dalam bidang ekonomi. Sehingga hasil amandemen UUD 1945 telah menghasilkan lebih banyak pasal ataupun ayat yang terkait dengan ekonomi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil amandemen tersebut telah membuat pengelolaan ekonomi telah terumuskan dengan lebih jelas karena lebih detil dari sebelumnya. Selain itu perlu juga dipahami bahwa hasil amandemen di bidang ekonomi ternyata juga telah mengubah sistem perekonomian yang dianut oleh Indonesia dalam mengelola ekonominya. Pasal ataupun ayat yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dalam perekonomian sekarang terumuskan lebih banyak. Konsititusi kita sekarang semakin kaya dalam merumuskan

pengelolaan ekonomi oleh Negara, bahkan pasal mengenai independensi bank sentral juga ada. Sehingga selain pasal ataupun ayat lama yang diamandemen juga muncul pasal atapun ayat baru yang terkait dengan ekonomi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sehingga selain pasal 23, 27, 33 dan 34, sekarang ini pengelola ataupun otoritas ekonomi di Indonesia harus juga melihat pasal 28 yang terkait dengan hak asasi manusia, pasal 11 yang memuat tentang perjanjian internasional, serta pasal 31 tentang pendidikan yang terkait dengan bidang ekonomi. Demikian juga pasal 18A tentang Pemerintah Daerah, Pasal 20A tentang DPR, pasal 22D tentang DPD juga terkait dengan pengelolaan ekonomi. Pasal-pasal ataupun ayat baru yang muncul terkait dengan bidang ekonomi seperti pasal 28D (2) yang menyatakan bahwa Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, pasal 28H ayat (1) yang berisi Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Demikian juga dalam pasal 28H (4) tertulis Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Jelas pengakuan hak milik pribadi ini merupakan unsur dari kapitalisme yang diakui oleh negara. Selain itu dalam rangka menjaga kepentingan ekonomi nasional juga telah dirumuskan pada pasal 11, khususnya dalam ayat (2) tertulis Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan Negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukkan undangundang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Selain itu dalam pasal 31 (2) juga tertulis Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Jelas munculnya ayat ini membawa konsekuensi yang mengikat pada DPR ataupun pemerintah yang menyusun RAPBN dalam mengalokasikan anggaran pendidikan tiap tahunnya. Sayangnya sampai sekarang selalu tidak dapat dipenuhi. Dari amandemen yang sudah dilakukan oleh MPR dapat dilihat bahwa konstitusi hasil amandemen memuat pasal dan ayat bidang ekonomi yang lebih kaya. Sehingga membuat adanya perubahan yang signifikan peranan negara dalam perekonomian. Amandemen dalam UUD 1945 telah mengubah sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia. Dimana dalam UUD 1945 sebelum diamandemen sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia adalah sosialis. Namun demikian sama seperti perkembangan yang terjadi di banyak negara sosialis, dalam UUD 1945 hasil amandemen sudah lebih banyak unsur ekonomi pasarnya (kapitalisme). Hal ini dapat dilihat mulai diakuinya hak milik pribadi pada pasal 28H ayat (4), demikian juga munculnya ayat (4) dalam pasal 33, ataupun munculnya berbagai hak warga Negara yang dijamin oleh Negara dalam beberapa pasal ataupun ayat yang telah dibahas sebelumnya. Meskipun secara umum sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dalam bab yang memuat Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat yang dicantumkan dalam Bab XIV pasal 33 dengan judul PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT dengan rumusan yang dapat dibaca berikut ini : Bab XIV Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Munculnya unsur efisiensi berkeadilan dalam ayat 4 telah memberikan ruang gerak bagi bekerjanya mekanisme pasar yang selama ini telah diaplikasikan di Indonesia dan diyakini di banyak negara menjadi alat penting dalam mencapai efisiensi dalam suatu perekonomian. Meskipun dalam kasus Indonesia, pencapaian efisiensi mestinya tidak meninggalkan unsur-unsur keadilan. Selain itu unsur kapitalisme yang muncul dalam amandemen adalah diakuinya hak milik pribadi oleh negara. Demikian juga hak-hak warga negara lainnya dalam bidang ekonomi juga dilindungi oleh negara, diantaranya adalah hak warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk menjalankan aktivitas ekonominya untuk dapat hidup layak. Indonesia nampaknya menggunakan The International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights yang merupakan hak warga negara dan merupakan suatu kesatuan dari Universal Declaration of Human Rights dan The International Covenant on Civil and Political Rights sudah dideklarasikan pada tanggal 16 Desember 1966 dan mulai diberlakukan sejak 3 Januari 1976, yang sudah diratifikasi oleh 146 negara pada 1 Juli 2003. Dimana dalam pasal 11-nya menyatakan sebagai berikut : The right to an adequate standard of living Article 11 1. The States Parties to the present Covenant recognize the right of everyone to an adequate standard of living for himself and his family, including adequate food, clothing- and housing, and to the continuous improvement of living conditions. The States Parties will take appropriate steps to ensure the realization of this right, recognizing to this effect the essential importance of international cooperation based on free consent. 2. The States Parties to the present Covenant, recognizing the fundamental right of everyone to be free from hunger, shall take, individually and through international cooperation, the measures, including specific programmes, which are needed: (a) To improve methods of production, conservation and distribution of food by making full use of technical and scientific knowledge, by disseminating knowledge of the principles of nutrition and by developing or reforming agrarian systems in such a way as to achieve the most efficient development and utilization of natural resources; (b) Taking into account the problems of both food-importing and food-exporting countries, to ensure an equitable distribution of world food supplies in relation to need. Dalam UUD 1945 yang sudah diamandemen 4 kali juga memuat bab baru yang selaras dengan kovenan diatas, Bab XA Hak Asasi Manusia yang termuat dalam pasal 28A sampai dengan pasal 28J (ada 10 pasal) yang dibuat pada saat amandemen kedua ditetapkan pada 18 Agustus 2000. Dari berbagai ulasan ini dilihat bahwa adanya pergeseran yang cukup signifikan dalam pengelolaan bidang ekonomi pasca amandemen dalam konstitusi kita. Dimana peranan Negara tetap penting namun demikian peranan privat ataupun masyarakat dalam perekonomian juga diakui. Kesimpulan Hasil amandemen UUD 1945 di bidang ekonomi yang sudah dilakukan empat kali oleh Indonesia ternyata telah membawa perubahan yang besar pada peranan negara dalam perekonomian. Sistem ekonomi Indonesia telah bergeser agak ke tengah dari sisi kiri, dimana sebelum diamandemen Indonesia menganut sistem perekonomian sosialis, namun perubahan

yang sudah dilakukan dengan memperkaya pasal ataupun ayat yang baru telah menggeser sistem ekonomi Indonesia sehingga menjadi lebih dekat ke mixed economy atau pasar sosialis. Dimana peranan pasar (efisiensi berkeadilan), hak asasi manusia termasuk hak milik pribadi diakui, namun unsur sosialismenya juga kental termuat dalam pasal 34 yang sudah semakin diperkaya dengan secara eksplisit mencantumkan perlu adanya sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demikian juga konstitusi hasil amandemen juga memuat pasal-pasal yang terkait dengan ekonomi juga semakin kaya, diantaranya mengenai perjanjian internasional (pasal 11) ataupun anggaran pendidikan (pasal 31) dimuat dalam pasal-pasalnya. Bahkan independensi bank sentral juga dimuat dalam pasal 23D. Itu semua jelas membuat pengelolaan ekonomi menjadi lebih jelas rambu-rambunya, sehingga bisa menjadi rambu-rambu bagi semua pihak ataupun otoritas ekonomi. Meskipun tentu saja banyak diantaranya yang perlu dilengkapi dengan peraturan yang lebih rendah. Ada pergeseran cukup signifikan peranan negara dalam bidang perekonomian di Indonesia setelah adanya amandemen UUD 1945 yang keempat kali. Dimana peranan negara dalam perekonomian tetap penting, namun demikian peranan swasta ataupun masyarakat juga diakui. Dengan lebih kayanya pengaturan ekonomi dalam konstitusi Indonesia diharapkan akan dapat memberikan arah yang lebih jelas bagi otoritas ekonomi ataupun semua pihak yang terkait. Sedangkan wacana amandemen kelima UUD 1945 sebaiknya didasarkan pada pemahaman konstitusi hasil amandemen yang lebih baik, agar jangan sampai kita salah langkah. Semoga. Sebagai pelengkap terlampir pasal-pasal di UUD 1945 hasil amandemen yang terkait dengan ekonomi. Lampiran BAB, pasal dan ayat yang ada kaitannya dengan ekonomi: Pasal 11 (1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. ****) (2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. ***) (3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan Undang-Undang. BAB VI PEMERINTAH DAERAH Pasal 18A (1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah propinsi, kabupaten, dan kota atau antara propinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undangundang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. **) (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. **) BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pasal 20A

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. **) BAB VIIA ***) DEWAN PERWAKILAN DAERAH Pasal 22D (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. ***) (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. ***) (3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. ***) BAB VIII HAL KEUANGAN Pasal 23 (1 ) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ***) (2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ***) (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu. ***) Pasal 23A Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undangundang. ***) Pasal 23B Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. ****) Pasal 23C Hal-hat lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang. ***)

Pasal 23D Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ****) BAB VIIIA ***) BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pasal 23E (1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. ***) (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya. ***) (3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang. ***) Pasal 23F (1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden. ***) (2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota. ***) Pasal 23G (1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap propinsi. ***) (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undangundang. ***) BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK **) Pasal 27 (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. BAB XA **) HAK ASASI MANUSIA Pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. **) (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. **) Pasal 28D (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. **) (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. **)

Pasal 28F Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. **) Pasal 28H (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. **) (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. **) (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. **) (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. **) BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN****) Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. ****) (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. ****) (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. ****) (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. ****) (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilainilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. ****) BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****) Pasal 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. ****) (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****) Pasal 34 (1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. ****)

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. ****) (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. ****) (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. ****) *) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua ***) Perubahan Ketiga ****) Perubahan Keempat
http://dumadia.wordpress.com/2008/12/23/pergeseran-sistem-ekonomi-hasil-amandemen/

G20, Peran Strategis Indonesia Di Tengah Pergeseran Perekonomian Dunia


3 10 2009

Sebuah kesempatan emas akhirnya datang bagi Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya di dunia internasional. Indonesia menjadi peserta G20 summit, Pertemuan para pemimpin dari 20 negara maju dan berkembang yang diadakan selama 2 hari, 24-25 September 2009 di Pittburgh, Amerika Serikat. Negera-negara G20 merepresentasikan 85 persen perekonomian dunia. Negaranegara G20 terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, dan Jerman. Lalu India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, serta Korea Selatan. Kemudian Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa yang diwakili oleh negara yang memegang dewan kepemimpinan dan Bank Sentral Eropa. Pertemuan ini akan membahas berbagai masalah global seperti isu pemanasan global dan krisis ekonomi global. Dalam pertemuan ini pula, secara resmi G20 ditetapkan sebagai pengganti G8, kelompok yang terdiri dari 8 negara maju dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Digantikannya G8 dengan G20 telah menunjukkan adanya pergeseran perekonomian dunia. Sebelumnya, Perekonomian dunia dikendalikan oleh negara-negara maju di benua Amerika dan Eropa. Namun, setelah terjadinya krisis ekonomi global, raksasa-raksasa ekonomi dari benua Asia seperti China dan India mulai tampil dan ikut mengendalikan perekonomian dunia. Nah, di sini pula Indonesia sebagai wakil dari negara berkembang, negara paru-paru dunia, serta negara dengan penduduk muslim terbesar dunia ikut ambil peran. Indonesia memiliki peran strategis sebagai wakil negara berkembang untuk ikut mengendalikan pertumbuhan ekonomi dunia agar seimbang antara negara maju dan berkembang serta mengawasi langkah-langkah pemberian stimulus ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi global. Sebagai negara paru-paru dunia, Indonesia dapat berperan dalam memperkuat kesepakatan baru yang akan digunakan untuk menggantikan protokol Kyoto. Protokol Kyoto akan berakhir pada 2012. Indonesia juga berkesempatan untuk menyampaikan pandangannya tentang isu-isu timur tengah serta terorisme di hadapan dunia dari sudut pandang sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia.

Hubungan Islam dan Barat dapat dijembatani oleh Indonesia. Dari G20 summit ini diharapkan agar Indonesia tidak sekedar tampil di kancah internasional saja, tetapi juga dapat menjalankan peran aktifnya dengan baik. Dengan demikian, politik luar negeri bebas aktif yang menjadi citacita bersama dapat terwujud.
http://kuliahinformatika.wordpress.com/2009/10/03/g20-peran-strategis-indonesia-di-tengahpergeseran-perekonomian-dunia/

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Asia Selasa, 11 Desember 2012 | 09:16:41 WIB | Dibaca: 1426 Oleh: Hendra Kusuma*, Taufik N**
(Dosen Universitas Muhammadiyah Malang)

Ekonomi Asia berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang sangat mengesankan dalam kurun waktu hampir tiga puluh tahun. Pertumbuhan PDB di wilayah Asia dihitung dalam Purchasing Power Parity (PPP) naik dari sekitar 3,3 triliun US Dollar pada tahun 1980 menjadi sekitar 24,5 triliun US Dolar pada tahun 2009. Dibandingkan dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia yang tumbuh sebesar 3 kali lipat dalam periode yang sama, pertumbuhan ekonomi Asia jauh lebih tinggi yaitu hampir 7,5 kali lipat dalam tiga dekade. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia, telah meningkatkan pendapatan riil per kapita lebih dari 4 kali lipat selama periode tersebut. Sementara rata-rata kenaikan pendapatan per kapita global kurang dari dua kali lipat dalam periode yang sama. Pada tahun 1980, pendapatan rata-rata Asia hanya sekitar seperempat dari rata-rata dunia, kemudian meningkat menjadi dua pertiga dari pendapatan rata-rata dunia. Untuk melihat determinan pertumbuhan Ekonomi Asia, penelitian yang dilakukan oleh (Lee, Hong 2012), dengan menggunakan kerangka penghitungan pertumbuhan menghasilkan bahwa perekonomian Asia tumbuh secara cepat selama tiga dekade karena peningkatan yang cepat dalam akumulasi kapital. Kontribusi pendidikan dan Produktifitas Faktor Total terhadap pertumbuhan dalam periode 1981-2007 di wilayah Asia relatif terbatas. Sumber utama pertumbuhan dari beberapa negara Asia yaitu Cina, Hongkong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Taipei, Thailand dan Vietnam. Selama tahun 1981-2007, akumulasi kapital (kapital/pekerja) memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia. Diantara sumber-sumber pertumbuhan tersebut, pertumbuhan modal manusia (human capital) memberikan kontribusi terkecil terhadap pertumbuhan GDP hampir di semua negara tersebut yang sebagian besar berada di bawah satu persen, kecuali beberapa negara seperti Malaysia, Singapura dan Taipei berada di atas satu persen tetapi tidak lebih dari dua persen. Pertumbuhan tenaga kerja mengalami trend yang menurun dalam menciptakan pertumbuhan GDP Asia kecuali untuk beberapa negara yang mengalami fluktuasi yaitu India, Pakistan dan Vietnam. Dari tabel di atas, pertumbuhan produktifitas total (TFP) dari beberapa negara memiliki keragaman. Pertumbuhan TFP dalam menciptakan pertumbuhan output perekonomian terbesar dialami oleh Cina dengan trend yang selalu meningkat yaitu sebesar 3,02 persen selama periode 1981-1990 menjadi 3,72 persen selama 1991-2000 dan 6,06 persen selama 2000-2007 dengan

rata-rata pertumbuhan 1981-2007 sebesar 4,07. Berbeda dengan Cina dan beberapa negara asia lainnya, pertumbuhan TFP dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan GDP beberapa negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan dan Filipina secara rata-rata selama 1981-2007 bahkan tidak mencapai satu persen. Melihat fenomena determinan pertumbuhan ekonomi Asia, muncul pertanyaan mampukah teori pertumbuhan yang ada menjelaskan proses pertumbuhan di Asia? Secara sederhana kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan model pertumbuhan Solow. Dalam kasus beberapa negara Asia tersebut, akumulasi kapital merupakan determinan utama dari pertumbuhan ekonomi (Lihat grafik) Grafik.1 Sumber-sumber Pertumbuhan Negara-Negara Asia,1981-2007

Sumber : Lee,Hong 2010

Sesuai dengan Model Solow, pertumbuhan ekonomi akan terjadi selama akumulasi kapital terus berlangsung hingga mencapai kondisi steady state dan kemudian stagnan. Pertumbuhan selanjutnya sepenuhnya akan ditentukan oleh technical progress dengan indikator Produktifitas Faktor Total. Dari tabel di atas terlihat bahwa sumber utama dari pertumbuhan negara-negara Asia berasal dari modal per pekerja dengan trend yang selalu meningkat. Kontribusi produktifitas faktor total (TFP) dan sumber daya manusia (human capital) relatif kecil terhadap pertumbuhan output, sementara pertumbuhan terus terjadi dengan nilai yang relatif tinggi, sehingga untuk kasus beberapa negara Asia tersebut perekonomian masih belum mencapai steady state dimana pertumbuhan akan berkesinambungan sejalan dengan kenaikan produktifitas faktor total (TFP).

Jika menggunakan model pertumbuhan endogen untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi Asia untuk saat ini, maka teori ini akan menjadi lebih relevan apabila digunakan untuk memproyeksi pertumbuhan Asia ke depan setelah perekonomian mencapai steady state. Sesuai dengan teori pertumbuhan endogen dengan model dua sektor, maka pertumbuhan akan terus berlanjut dan berkesinambungan jika negara-negara Asia meningkatkan investasi di sektor pendidikan dan riset tanpa mengasumsikan pergeseran eksogen dalam fungsi produksi.

Kesimpulan Pertumbuhan ekonomi Asia yang cukup pesat selama tiga dekade yaitu sejak 1981-2007 secara sederhana dapat dijelaskan dengan menggunakan Model Pertumbuhan Solow dimana akumulasi kapital merupakan determinan penting bagi sebuah pertumbuhan. Penggunaan Model Solow dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi Asia didukung oleh data yang secara rinci menunjukkan bahwa pertumbuhan modal per pekerja memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan GDP untuk seluruh negara Asia yang dianalisis, sedangkan kontribusi pendidikan (human capital) masih relatif terbatas. Rekomendasi kebijakan agar pertumbuhan Asia dapat berkesinambungan difokuskan kepada peningkatan investasi dalam riset dan pendidikan sehingga meningkatkan produktivitas input faktor baik kapital maupun tenaga kerja. Fenomena convergensi yang menyebabkan pertumbuhan stagnan pada saat steady state dapat di atasi melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan variabel endogen sebagaimana dijelaskan oleh teori pertumbuhan endogen.

DAFTAR PUSTAKA

Dornbusch Rudiger, Fischer Stanley, Startz Richard, 2008. Makroekonomi edisi ke sepuluh (terjemahan). PT. Media Global Edukasi Jakarta. Fischer. Manfred, 2010. A Spatial Mankiw-Romer-Weil Model: theori and evidence SpringerVerleg. Lee. JW, Hong Kiseok, 2012. Economic Growth in Asia : Determinants and Prospects. Japan and the World Economy 24 (2012) 101-103. Mankiw. N.Gregory, 2006. Makroekonomi Edisi ke enam (terjemahan). Erlangga Jakarta.

Romer David, 2006. Advanced Macroeconomics third edition. McGraw-Hill companies- New York.
http://www.umm.ac.id/id/detail-23-analisis-pertumbuhan-ekonomi-asia-opini-umm.html

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode Tahun 1984 - 2003. Skripsi S1 Ekonomi Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad belakangan ini, dan oleh Simon Kuznets, seorang ahli ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah memperoleh hadiah Nobel dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth. Dalam periode tersebut, dunia telah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Sampai abad ke-18, sebagian besar masyarakat di dunia masih hidup pada tingkat subsistem, dan mata pencaharian utamanya adalah dari melaksanakan kegiatan di sektor pertanian, perikanan atau berburu. (Sadono Sukirno, 1998, : 413) Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat. (Boediono, 1993 : 1 2) Pertumbuhan ekonomi juga bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan, bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam hal ini berarti terdapatnya kenaikan dalam pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh besarnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia, sebagai suatu negara yang sedang berkembang, sejak tahun 1969 dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yang pada akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 1984-1997. Pada tahun 1998 menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu

13,12 %, hal ini disebabkan karena krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, pada tahun 1999-2003 baru dapat tumbuh lagi pertumbuhan ekonominya walaupun tidak sepesat pada tahun-tahun sebelumnya. TABEL 1.1. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1984 2003 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 (dalam persen)
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 1984 2003 MENURUT HARGA KONSTAN 1993 (dalam persen) Tahun 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

PDB (miliar rupiah)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

195.730,0 200.564,6 212.498,2 222.613,1 236.014,4 253.597,5 271.958,0 290.859,1 309.648,6 329.775,8 354.640,8 383.792,3 413.797,9 433.245,9 376.374,9 379.557,7 398.016,9 411.753,5 426.942,9 444.453,5

2,47 5,95 4,76 6,02 7,46 7,24 6,95 6,46 6,50 7,54 8,22 7,82 4,70 -13,12 0,84 4,86 3,45 3,66 4,10

Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi (data diolah) Dari tabel 1.1 terlihat, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1985, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,47 %. Hal ini terjadi, karena Indonesia harus menghadapi tantangan yang cukup berat, yaitu kelesuan kegiatan ekonomi dalam negeri, ditambah lagi dengan penurunan harga minyak bumi yang cukup tajam, serta melemahnya daya saing barang-barang produksi dalam negeri, sehingga penerimaan devisa dari ekspor menurun. Pada tahun 1995, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka yang tertinggi, yakni sebesar 8,22 %. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan konsumsi dan sebagai dampak dari

adanya boom investasi yang terjadi pada tahun 1995, dengan nilai investasi sebesar 39.914,7 juta US Dolar. Krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar minus 13,12 %. Kemudian, pada tahun-tahun berikutnya, perekonomian nasional Indonesia mengalami pemulihan (recovery), meskipun jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang mengalami krisis serupa, proses pemulihan ekonomi di Indonesia relatif lebih lambat. Memasuki tahun 2000, perekonomian Indonesia diwarnai oleh nuansa optimisme yang cukup tinggi. Hal ini antara lain ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku bunga pada sektor riil. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 sebesar 4,86 % lebih tinggi dari prakiraan awal tahun oleh Bank Indonesia sebesar 3,0 % sampai dengan 4,0 %. Pada tahun 2002 semakin membaik dibandingkan tahun 2001, berdasarkan perhitungan PDB atas dasar harga konstan 1993, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 3,66 %, dan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 sebesar 3,45 %, Sedangkan pada tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 4,10 %. Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik dan lebih stabil selama 2003 sebagaimana yang tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Walaupun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi masih belum memadai untuk menyerap tambahan angkatan kerja sehingga jumlah pengangguran masih mengalami kenaikan. Aktivitas perdagangan dunia yang masih lesu mengakibatkan pertumbuhan volume ekspor Indonesia, khususnya komoditas nonmigas, relatif rendah. Dalam situasi demikian, kinerja ekspor secara nominal sangat terbantu oleh meningkatnya harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional sehingga secara keseluruhan nilai ekspor pada 2003 masih mengalami kenaikan yang signifikan dan menjadi penopang utama terjadinya surplus transaksi berjalan selama 2003. (Laporan Bank Indonesia, 2003 : 4-5) Namun, dengan perkembangan perekonomian yang dicapai saat ini, Indonesia masih harus menghadapi permasalahan yang mungkin juga dialami negara lain, khususnya negara sedang berkembang, yang sedang melaksanakan pembangunan. Pembangunan tersebut tentunya memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Menurut Harrod Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut. (M. P. Todaro, 1993, : 65 66) Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional, dan pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju pembangunan ekonomi. 1.2.Perumusan Masalah Apabila kita membicarakan pertumbuhan, tentunya kita pahami bahwa yang dimaksud adalah peningkatan output nasional. Untuk meningkatkan output nasional tersebut terdapat faktor-faktor

yang saling mempengaruhi dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Pertumbuhan ekonomi tersebut bersifat dinamis, artinya adakalanya pertumbuhan ekonomi berkembang dengan cepat, dan adakalanya pula pertumbuhan ekonomi itu mengalami kemunduran, bahkan mencapai angka minus dan menyebabkan perekonomian mengalami kondisi stagnasi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti yang kita lihat dalam tabel 1.1, selama tahun penelitian sangat fluktuatif. Apalagi jika kita lihat pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mencapai angka minus 13,12 %. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga ditunjang oleh faktor non ekonomi, seperti lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik, dan kelembagaan dari negara tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana pengaruh variabel ekspor terhadap PDB riil? b. Bagaimana pengaruh variabel Investasi terhadap PDB riil? c. Bagaimana pengaruh variabel tenaga kerja terhadap PDB riil? d. Bagaimana pengaruh variabel hutang luar negeri terhadap PDB riil? e. Seberapa besar pengaruh variabel variabel tersebut terhadap PDB rill? (Tersedia file lengkap dari TA (tugas akhir), skripsi, tesis, PTK, PTS, jurnal tentang pendidikan. Skripsi, tesis, jurnal, TA (tugas akhir), penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian tindakan sekolah (PTS) lengkap dari BAB 1- BAB V. Untuk mendapatkan file tesis (soft copy tesis), SMS: 085865245388) Keyword postingan ini: skripsi, skripsi s1, skripsi ekonomi, skripsi ekonomi pembangunan, skripsi s1 ekonomi, skripsi s1 ekonomi pembangunan, skripsi faktor-faktor, skripsi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi, skripsi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi indonesia, skripsi ekonomi pembangunan tentang faktorfaktor pertumbuhan ekonomi indonesia, skripsi, skripsi, skripsi ekonomi, skripsi ekonomi, skripsi ekonomi pembangunan, ekonomi, ekonomi pembanguan, ekonomi, ekonomi pembangunan S1.
http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/07/analisis-faktor-faktor-yang.html

Analisis Tentang Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Dalam hal ini saya akan membahas tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras,

dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang. Latar belakang ekonomi di indonesia yaitu selama dari 30 tahun pemerintahan orde baru presiden soeharto, ekonomi indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan dan peminjaman pelanggaran berdasarkan-"collateral" termasuk batas menyebabkan perluasan peraturan,

peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi. Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998 dan digantikan oleh B.J Habibie. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Perekonomian

dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa rill terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan PDB dan PNB, tetapi dalam praktek angka yang lebih sering dipakai adalah melalui PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah, terbebas pada negara yang bersangkutan. Sedangkan agar ekonomi semakin berkembang dan tumbuh juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya, dan sumber Daya Modal. Ekonomi Indonesia tidak akan maju dan berkembang jika tidak didukung oleh salah satu faktor tersebut, jadi antara satu dengan yang lainnya berkesinambungan. Terutama sumber daya manusianya harus lebih ditingkatkan lagi mulai dari sekarang. Ciptakan SDM yang berkualitas agar perekonomian kita terus maju jangan sampai tertinggal oleh Negara lain. Yang saya herankan kenapa penduduk Indonesia yang begitu banyak tetapi perusahaan atau usahausaha yang akan mempengaruhi pedapatan perkapita banyak di pegang oleh orang asing dari pada orang Indonesia itu sendiri. Padahal yang kita tahu Negara Indonesia adalah Negara yang kaya akan sember daya alamnya tetapi itu semua kebanyakan diolah oleh orang asing, sedangkan masyarakat Indonesia tetap saja masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Pengangguran dimana-mana. Padahal Kinerja perekonomian nasional dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Setelah mengalami masa-masa sulit awal 2000an, dan dalam beberapa tahun terakhir perakonomian rata-rata tumbuh di atas 6%. Itu tercermin dari peningkatan PDB yang membuat indonesia masuk ke dalam daftar 20 negara dengan PDB terbesar di dunia. Membesarnya PDB berkaitan dengan kenaikan pendapatan perkapita penduduk indonesia. Tetapi yang harus kita perhatikan adalah naiknya

angka pertumbuhan itu tidak dibarengi dengan perbaikan kesejahtraan masyarakat. Pertumbuhan tanpa pemerataan itu juga tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Buktinya walaupun pertumbuhan ekonomi kita meningkat tapi masi saja banyak masyarakat yang mengalami kesengsaraan, kemiskinan dimana-mana, banyaknya pengangguran dan masih melambungnya harga barang-barang pokok. Karena pertumbuhan selama ini banyak ditopang konsumsi, bukan investasi. Ini yang harus diperhatikan oleh pemeritah bagaimana seharusnya dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi tetapi harus juga diperhatikan kesejahtraan masyarakat. Jika dilihat dari kaca mata teori ekonomi, memang selalu dad trade off antara pertumbuhan rakyat dan pasti kesejahtraan. tersendat. Jika pertumbuhan growth melesat, equity kemakmuran Kebijakan with

(pertumbuhan disertai pemerataan) selama ini masih belum terbukti berhasil mengangkat harkat dan martabat rakyat. Diakui atau tidak, pembangunan ekonomi memang sangat memengaruhi tingkat kemakmuran suatu Negara tetepi pembanguna ekonoi secara membabi buta tidak akan membawa kesejahtraan bagi masyarakat Indonesia. Masalah pengangguran dan kemiskinan dari dulu hingga sekarang masih mengalami polemik belum bisa di atasi. Padahal sudah berbagai cara dilakukan untuk memperkecil tinggkat kemiskinan di Indonesia misalnya saja yang kita ketahui mengenai dana bantuan dari pemerintah yaitu BLT tetap saja masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan BLT. Pembagian BLT tidak merata keseluruh lapisan masyarakat dan yang kita diketahui ada beberapa yang memdapatkan BLT itu dari yang terbilang mampu. Belum banyak lagi aparat pemerintah yang bermain curang dalam masalah itu. Ada yang melakukan korupsi, padahal mereka semua sudah mengetahui bahwa dana itu diperunjukkan oleh masyarakat yang kuarang mampu. Panntas saja ekonomi Indonesia terus tumbuh tetapi masyrakatnya

masih banyak yang mengalami kemelaratan. Jadi yang kaya akan semakin kaya sedangkan yang miskin akan semakin miskin. Ini yang harus menjadi PR untuk para capres dan cawapres periode 210-2015 bagaimana menyeimbangkan antara meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahtaraan masyarakat. Dalam debat para capres dan cawapres mereka juga membahas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lima tahu kedepan. Pasangan 7%, SBY-Boediono menargetkan 8%, pertumbuhan ekonomi rata-rata JK-Wiranto menargetkan

sedangkan yang paling optimis adalah pasangan Megawati-Prabowo mereka menargetkan rata-rata hingga 10% atau lebih. Yang menarik adalah ketiga kandidat tersebut menargetkan angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan periode 2004-2009 yang diperkirakan hanya 4%-5% saja. Namun masalah yang lebih menarik untuk diperdebatkan adalah bagai mana caranya untuk mencapai angka tersebut. Itu semua tergantung bagaimana sistem atau manajemen pengelolahan ekonomi macam apakah yang akan dianut. Selain masalah itu juga kita debatkan selama ini masalah isu tentang sistem ekonomi neoliberal yang selam ini dipraktikan dengan sistem ekonomi yang berorientasi pada kesejahtraan rakyat tetap perlu dan produktif. Sebab jika pertanyaan mendasar tersebut tidak dijawab sebelumnya maka pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih praktis tidak ada gunanya. Untuk menuju kesejahtaan masyarakat dalam perekonomian maka itu ditunjuk untuk peran pemerintah yang lebih aktif dan sensitif terhadap keluhan masyarakat. Jika semua setuju bahwa sistem ekonomi yang berorientasi kapada kesejahtraan masyarakat yang dipilih maka kemudian hal tersebut harus diikiuti dengan proses pembentukkan berbagai undang-undang yang memberikan kerangka pada sistem ekonomi tersebut. Pertama, Undangundang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 yang telah diamandemen berkali-

kali sehingga menampakkan wajah neoliberal harus dikembalikan pada semangat awalnya. Kedua, pemertahanan UU yang sudah mengarah pada pencapaian kesejahteraan rakyat banyak. Ketiga, penambahan UU baru yang bisa memperkuat sistem ekonomi untuk kemakmuran rakyat. Setelah menjawab sistem atau manajemen pengelolaan ekonomi seperti apa yang dikehendaki, pertanyaan selanjutnya yang lebih teknis adalah dari mana pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh para calon presiden-wakil presiden tersebut dibiayai. Pembiayaan tersebut berasal dari investasi baikyang berasal dari dalam negri yang meliputi : belanja modal di APBN, kredit perbankan, dan pasar modal, maupun berasal dari luar negri yaitu meliputi utang luar negri dan penanaman Modal Asing (PMA). Sedangkan mengenai perekonomian kita saat ini tahun 2009, Pemerintah memperkirakan realisasi pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2009 hanya akan mencapai sekitar 4,3 persen dibanding target APBN 2009 sebesar 6,0 persen. "Ini lebih rendah dibanding selama beberapa tahun terakhir yang biasanya di atas 6 persen namun dibanding negara-negara lain cukup tinggi karena sebagian besar negara lain mengalami pertumbuhan negatif," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta. Pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perlambatan pada akhir 2008 dan memasuki resesi pada 2009 dan diperkirakan pemulihan pada 2010. Pertumbuhan ekonomi 5-6 persen akan disumbang oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,2-4,8 persen, konsumsi pemerintah 6,06,7 persen, investasi 7,1-7,6 persen, ekspor 5,0-7,0 persen, dan impor 6,16,8 persen. "Pertumbuhan ekonomi 2010 dapat berlanjut terutama didukung oleh konsumsi dan investasi," kata Sri Mulyani. Perbaikan kondisi perekonomian pada 2010 diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan menjadi 12-13,5 persen dari kondisi di 2009 yang sekitar 12-14 persen. "Juga mengurangi angka pengangguran menjadi 8 persen dibanding 2009 yang mencapai sekitar 8,3 - 8,6 persen," kata Menkeu.

Beberapa faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi 2009 untuk dapat tumbuh lebih tinggi khususnya dari dalam negeri, dari hasil survei antara lain korupsi, lemahnya penegakan hukum, ketersediaan sumber daya manusia yang bersih dan profesional, tingkat pengangguran, volatilitas nilai tukar rupiah, penurunan kapasitas produksi terpakai, tingkat kemiskinan, situasi perburuhan yang belum kondusif, dan prosedur/perizinan untuk melakukan investasi. Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2009 dapat disimpulkan sbb: Pertama, harga minyak dunia. Harga minyak dunia terkait dengan krisis keuangan global yang bila berlanjut akan menyebabkan harga rendah seperti sekarang ini bertahan cukup lama. Perkiraan permintaan global pulih setelah semester I/2009 dapat memicu kembali naiknya harga minyak dunia dan Indonesia. Penurunan harga dunia, minyak menurunkan harga pangan Korelasi ini begitu juga harga gandum, jagung dan beras.

membantu Indonesia dalam penyediaan stok beras dan jagung dengan membeli harga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Kedua, inflasi, nilai tukar rupiah dan SBI. Inflasi dan nilai tukar banyak ditentukan oleh faktor global dibanding dalam negeri. Kemampuan Bank Indonesia menjaga dua tugas utamanya ini relatif masih lemah ditambah lagi dengan krisis kepercayaan karena kasus BLBI, aliran dana BI , bank Indover dan Bank Century. Karena itu koordinasi dengan pemerintah menjadi penting agar inflasi dan nilai tukar dapat bertahan sesuai target APBN 2009. Suku bungan SBI memang harus diupayakan turun agar terlihat kaitan kebijakan moneter dan fiskal bagi sektor riel di tahun 2009. Kelima, kemiskinan. pertumbuhan Kaitan ekonomi, ekonomi pengangguran atas pengangguran dan dan

pertumbuhan

kemiskinan harus makin diperjelas. Kontribusi 1% pertumbuhan ekonomi dalam penciptaan lapangan kerja, yakni di bawah 100,000, dibanding masa Orde Baru yang dapat mencapai 350,000, harus diupayakan kembali dengan

mengubah strategi pembangunan yang memprioritas sektor dengan daya serap tenaga kerja besar. Ekspektasi angka pengangguran 7%-8% relatif mudah dicapai, tetapi target angka kemiskinan 12%-14% masih harus diupayakan dengan baik. Optimisme ekonomi Indonesia di tahun 2009 masih besar meskipun bayang-bayang perlambatan ekonomi dunia cukup mengkhawatirkan. Kita berharap, dengan manajemen pemerintahan yang baik, di pusat maupun daerah, kita dapat meminimalkan dampak negatif krisis global maupun rentannya harga minyak dunia. Tuntutan yang makin nyata agar ekonomi Indonesia semakin mendomestik tampaknya harus dibuat skema kebijakannya. Beberapa sektor tertentu mungkin perlu diperkuat kebijakan proteksi, beberapa sektor lain justru harus diperkuat kompetisi globalnya sehingga mempekuat fundamental ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Tidak seperti sekarang, sedikit saja faktor eksternal berubah, ekonomi Indonesia terlihat menjadi labil. Karena itu, menjadi tugas kita
http://mala-only.blogspot.com/2012/01/analisis-tentang-pertumbuhan-ekonomi-di.html

You might also like