You are on page 1of 16

Kabupaten Kepulauan Talaud

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Kabupaten Kepulauan Talaud


Berkas:Talaud1.png
Lambang Talaud

Lambang Kabupaten Kepulauan Talaud Motto: SANSIOTE SAMPATE-PATE

Peta lokasi Kabupaten Kepulauan Talaud Koordinat: 053300 - 033800 lintang utara dan 1263800 - 1271000 bujur timur

Provinsi Dasar hukum Tanggal Ibu kota Pemerintahan - Bupati - DAU

Sulawesi Utara UU Nomor 8 Tahun 2002 10 April 2002 Melonguane

Drs. Constantine Ganggali, ME Rp. 278.873.014.000,-(2011)[1]

Luas Populasi - Total - Kepadatan Demografi - Kode area telepon Pembagian administratif - Kecamatan - Kelurahan - Situs web

1.025,76 km2

83.434 jiwa (2010)[2] 81,34 jiwa/km2

19 142/11 http://www.talaudkab.go.id/

Kabupaten Kepulauan Talaud adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia dengan ibu kota Melonguane. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2000. Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah utara Pulau Sulawesi. Wilayah ini adalah kawasan paling utara di Indonesia timur, berbatasan dengan daerah Davao del Sur,Filipina di sebelah utara. Jumlah penduduknya adalah 91.067 jiwa. Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 Km (95,24%) dan luas wilayah daratan 1.251,02. Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan. Kondisi Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam 199 daerah tertinggal di Indonesia dan masih terisolir karena berbagai keterbatasan infrastruktur dasar, ekonomi, sosial budaya, perhubungan, telekomunikasi dan informasi serta pertahanan keamanan. Kondisi Khusus 1. Administrasi Secara administratif Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe menurut UU No. 8 tahun 2002 dan terdiri dari 20 pulau. Kabupaten Kepulauan Talaud dibagi dalam 19 kecamatan (pemekaran dari 17 kecamatan, 5 kecamatan baru diresmikan tahun 2007), 11 kelurahan, 142 desa (pemekaran dari 107 desa, 35 desa baru diresmikan tahun 2007). Sesuai dengan kondisi dan pembobotan/penilaian kriteria desa tertinggal oleh Kementrian Negara PDT, desa sangat tertinggal berjumlah 48 desa (34 %), desa tetinggal 72 desa (54%) dan desa maju 17 desa (12%). Ibu kota kabupaten yaitu Melonguane terletak di sisi selatan pulau Karakelang.

2. Kependudukan Keadaan penduduk sampai dengan tahun 2008 berjumlah 84.967 jiwa. Laki-laki berjumlah 43.282 jiwa dan perempuan berjumlah 41.685 jiwa. Jumlah KK miskin adalah 6.159 (26,8%), dan jumlah pencari kerja 1.114 orang. 3. Pendidikan Kondisi pendidikan dilihat dari jumlah prasarana yakni : TK 84 Unit SD 114 Unit SMP 30 Unit SMU 9 Unit SMK 7 Unit SD/SMP Satu Atap 7 Unit Perguruan Tinggi 2 Unit, yaitu :

* Universitas Terbuka * Community College

4. Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud telah memiliki fasilitas kesehatan berupa 2 unit RSUD tipe C di Melonguane dan Gemeh, puskesmas 19 unit, pustu 36 unit. Jumlah tenaga medis sangat terbatas. Kondisi Perekonomian Daerah Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007, yang dinyatakan melalui Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Kontan (PDRB ADHK) dengan tahun dasar 2000 dan Domestik Regional Bruto berlaku [DRB ADHB) Kabupaten Kepulauan Talaud, meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 nilai PDRB atas Harga konstan sebesar Rp. 407,541,2 juta kemudian meningkat menjadi 554,300,0 juta pada tahun 2007. PDRB atas harga berlaku meningkat lebih cepat dibanding atas harga konstan. Keadaan ini mengindikasikan peningkatan harga barang dan jasa ditingkat produsen lebih cepat dibanding produksi barang dan jasa bersangkutan. Secara umum Perekonomian Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 tumbuh positif. Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya ialah sektor bangunan sebesar 14,56 persen, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,38 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,43 persen. Sedangkan sektor yang paling rendah pertumbuhannya adalah sektor pertanian sebesar 4,05 persen. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara sebesar 6,47 persen, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 6,21 persen masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

Kabupaten Kepulauan Talaud terus bekerja keras untuk tidak semakin tertinggal dari daerah lain yang terus melaju pesat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 yang ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas harga konstan dengan tahun dasar 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 6,21 persen dari tahun sebelumnya sebesar 5,32 persen. Struktur ekonomi tahun 2007 tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dari kontribusi sektor terbesar sampai terkecil dan asumsi sektor ini akan dibagi dalam 3 kelompok : Kelompok sektor primer Kelompok sektor sekunder Kelompok sektor tersier Kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian serta sektor perdagangan dan penggalian. Kelompok sektor sekunder terdiri dari 3 sektor, masing-masing sektor industri pengolahan, kemudian sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan. Selanjutnya kelompok sektor tersier terdiri dari empat sektor yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2007 menempati urutan pertama sebesar 48,86 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,05 persen. Subsektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB tahun 2007 yaitu subsektor tanaman perkebunan sebesar 34,06 persen dengan pertumbuhan 4,36 persen. Kemudian disusul masing-masing subsektor perikanan sebesar 6,69 persen, subsektor tanaman bahan makanan sebesar 6,54 persen dan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 1,42 persen dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 1,44 persen dan 1,04 persen. Sedangkan subsektor kehutanan mempunyai pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya dimana tahun 2007 pertumbuhannya sebesar 16,19 persen tetapi peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud relatif sangat kecil. Sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan kedua dalam sisi pertumbuhan yaitu sebesar 9,38 persen pada tahun 2007, namun kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud masih relatif kecil yaitu hanya sebesar 2,21 persen. Kontribusi ini hanya disumbangkan oleh subsektor penggalian sedangkan subsektor pertambangan tidak memberi kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud. Kontribusi kelompok primer terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 sebesar 51,07 persen. Jika dibandingkan tahun 2006 sebesar 51,85 persen berarti pada tahun 2007 kontribusi kelompok primer terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud berkurang dengan nominal 0,78 persen. Sektor industri pengolahan tahun 2007 sebesar 6,77 persen dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 2,19 persen. Sampai saat ini kelompok subsektor industri tanpa migas merupakan penyumbang satu-satunya dalam sektor industri pengolahan. Sektor listrik, gas dan air minum memiliki kontribusi terkecil pada pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud dibandingkan

dengan sektor lain yaitu hanya sebesar 0,31 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,22 persen. Kontribusi terhadap pembentukan PDRB yang terbesar pada sektor ini diberikan oleh subsektor listrik sebesar 0,24 persen dengan pertumbuhan 4,06 persen. Sedangkan subsektor air minum kontribusinya dalam pembentukan PDRB sebesar 0,01 persen dengan pertumbuhan 6,62 persen. Subsektor gas tidak memiliki kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kaupaten Kepulauan Talaud. Pertumbuhan sektor bangunan menempati urutan pertama pada tahun 2007 yaitu sebesar 14,56 persen. Kontribusi sektor ini dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 91,5 persen. Secara umum kontribusi kelompok sekunder terhadap pembentukan PDRB tahun 2007 sebesar 12,01 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 11,26 persen berarti pada tahun 2007 terjadi peningkatan konstribusi kelompok sektor sekunder terhadap pembentukan PDRB sebesar 0,75 persen. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 menempati urutan ketiga dalam pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 10,64 persen dengan pertumbuhan sebesar 8,43 persen. Subsektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud adalah subsektor perdagangan besar dan eceran sebesar 9,54 persen dengan pertumbuhan 8,54 persen sedangkan subsektor hotel dan restoran kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud relatif masih sangat kecil, dimana subsektor hotel menyumbang 0,16 persen dan subsektor restoran menyumbang 0,91 persen dengan pertumbuhan masing-masing subsektor Kabupaten Kepulauan Talaud 10,16 persen dan 7,25 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi selama tahun 2007 tumbuh sebesar 6,86 persen dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 6,34 persen, disusul kontribusi sektor angkutan jalan raya sebesar 0,69 persen dengan pertumbuhan sebesar 7,20 persen sedangkan subsektor angkutan udara dan subsektor jasa penunjang angkutan jalan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,19 dengan pertumbuhan sebesar 12,38 dan 7,09 persen. Subsektor Pos dan telekomunikasi serta subsektor jasa penunjang angkutan memiliki kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 masing-masing sebesar 0,08 dan 0,19 persen dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 6,82 dan 6,69 persen. Subsektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 5,94 persen dengan pertumbuhan sebesar 7,88 persen. Subsektor Bank memberikan kontribusi paling besar terhadap pembentukan sektor yaitu sebesar 3,43 persen dengan pertumbuhan sebesar 7,36 persen, kemudian disusul subsektor sewa bangunan sebesar 2,37 persen, jasa perusahaan sebesar 0,69 persen dan lembaga keuangan tanpa Bank sebesar 0,05 persen dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 9,12 persen, 6,48 persen dan 5,11 persen. Sektor jasa selama tahun 2007 memberikan kontribusi kedua terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 14,03 persen dengan pertumbuhan sebesar 6,47 persen. Subsektor pemerintahan umum paling besar kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu sebesar 10,78 persen dengan pertumbuhan sebesar 7,26 persen. Kontribusi ini disumbangkan oleh subsektor administrasi dan perusahaan, subsektor swasta hanya memberikan kontribusi sebesar 3,25 persen dengan pertumbuhan sebesar 3,87 persen, dimana sektor

sosial kemasyarakatan, subsektor hiburan dan rekreasi serta perorangan dan rumah tangga masing-masing memberi kontribusi sebesar 1,94, 0,08 dan 1,23 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,94, 3,49 dan 3,80 persen. Sektor tersier terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2007 sebesar 36,92 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 36,89 persen berarti tahun 2007 kontribusi kelompok sektor tersier terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud bertambah dengan nominal 0,03 persen. PDRB perkapita Kabupaten Kepulauan Talaud secara umum mengalami peningkatan, pada tahun 2006 sebesar Rp. 6.861.151 meningkat sebesar 8,03 persen menjadi Rp. 7.411.815 pada tahun 2007. Untuk dapat melihat Kabupaten Kepulauan Talaud dari dekat dapat mengunjungi situs www.talaudkab.go.id
Di tengah ganasnya ombak dan himpitan bebatuan membentuk daerah pulau yang membuat hidup serba sulit, ternyata ada setitik harapan yang bakal menawarkan kesejahteraan bagi masyarakat Sangihe dan Talaud, pulau perbatasan dengan Filipina. Yah, batu permata. Hampir semua pulau di Kabupaten Talaud ternyata kaya bahan baku perhiasan yang cukup mahal tersebut, tersimpan baik di permukaan hingga di kedalaman dengan motif batu yang istimewa lain dari daerah lainnya di Indonesia. Potensi besar yang tidak terduga sebelumnya, menarik minat Pemerintah Provinsi Sulut untuk menjadikan batu permata masuk dalam program pengembangan satu wilayah satu produk atau dikenal dengan One Villag One Product (OVOP). "One Village One Product batu permata bisa dipatenkan sebagai salah satu produk yang akan dikembangkan guna mengangkat taraf hidup masyarakat Sangihe dan Talaud menjadi lebih baik," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan. Melalui pendekatan OVOP maka pengembangan tersebut jadi program pemerintah, dengan demikian maka tingkat kehidupan masyarakat Talaud, kata Sanny berpeluang menjadi sejahtera. "Pemerintah daerah sudah melakukan survei di kawasan Sangihe dan Talaud, dan ternyata kabupaten kepulauan tersebut menyimpan bahan untuk batu permata yang berpotensi dikembangkan lebih luas," kata Sanny. Produk yang masuk dalam program OVOP, kata Sanny ada beberapa persyaratannya, pertama, berpotensi tumbuhnya wirausaha baru, punya perusahaan pengolah yang unik dan spesifik, ada komitmen daerah. Sekretaris Disperindag Kabupaten Talaud, Derek Gagola mengatakan, pemerintah Talaud sangat serius mengembangkan batu permata, karena potensinya yang sangat besar. "Semua pulau besar di Talaud memiliki potensi sumber daya alam untuk diolah menjadi batu permata, dan saat ini kami akan kembangkan ke 30 pulau kecil yang ada di gugusan Kabupaten Kepulauan Talaud," kata Derek. Batu permata yang dikembangkan puluhan pengrajin Talaud saat ini, kata Derek, baru sebatas batu permukaan, sementara batu pedalaman yang jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak dan lebih berkualitas, belum terjamah sekalipun. "Saat ini sudah ada puluhan pengrajin yang mampu memproduksi batu permata Talaud, pengrajin batu permata terus berkembang karena telah dibekali dengan pelatihan dari Sukabumi dan Bandung beberapa waktu lalu," kata Derek. Potensi batu permata kendati masih dalam skala terbatas sudah pernah diikutsertakan pada pameran perhiasan di Jakarta, hanya saja promosinya belum segencar produk perhiasan dari daerah lain di Indonesia. "Batu permata Talaud memiliki keunggulan, dari produk sejenis daerah lain di Indonesia, diantaranya yang nampak unik yakni corak dan warna khas serta kualitasnya," kata Derek. Untuk memperkuat keunikan batu permata Talaud, maka perlu ada program tersendiri yang terintegrasi baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga kementerian industri dan perdagangan. Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil Menengah(FPIKM) Disperindag Sulut, Nico Rambitan mengatakan, pemerintah provinsi Sulut punya rencana pemberdayaan pengrajin batu permata Talaud terutama di daerah yang sudah dikenal sebagai produsen berlian seperti Martapura. "Bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Talaud, ingin melatih keahlian pengrajin terutama teknik mengasah dan mengikat batu permata sehingga dapat dihasilkan perhiasan menarik, indah dan memiliki ciri khas tersendiri,"

kata Nico. Program pemberdayaan yang dilakukan baik pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi Sulut, merupakan bagian dari upaya pemerintah mendorong batu permata Talaud masuk dalam program OVOP, dengan demikian pengembangannya lebih terkonsentrasi di daerah perbatasan dengan Filipina tersebut. Keinginan pemerintah memberdayakan industri rumah tangga batu permata akan tumbuh bila nanti OVOP batu permata ditetapkan untuk Kabupaten Talaud. "Pemerintah daerah sudah jauh hari merancang pengembangan komoditas unggulan di masing-masing daerah termasuk Kabupaten Talaud dengan pendekatan OVOP dengan demikian diharapkan masing-masing daerah di Sulut punya keunggulan sekaligus jadi kearifan lokal," kata Nico, yang dikenal getol memperjuangkan OVOP. Program OVOP, kata Nico merupakan program pemerintah dengan dasar hukum, pertama, Inpres Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM). Dasar hukum lainnya, yakni Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 serta Permen Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/9/2007 tentang Peningkatan Efektifitas Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu Desa Satu Produk(OVOP) di sentra. Pedoman dan acuan dalam percepatan pengembangan IKM melalui pendekatan OVOP di sentra, yakni untuk seleksi, penilaian dan pemetaan klasifikasi produk OVOP, pembinaan dan pengembangan perusahaan produk OVOP serta ketiga, pemberian penghargaan OVOP. Guna mendorong batu permata masuk dalam program OVOP, maka dibutuhkan keseriusan baik dari masyarakat itu sendiri maupun pemerintah daerah. Diharapkan dengan masuknya batu permata dalam program OVOP, maka komoditas tersebut bukan hanya menjadi perhiasan yang dicari pasar, tetapi menyimpan potensi untuk bisa menghidupi masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud. (T.G004/B/Z002/Z002) 10-07-2012 13:52:57 NNNN

Depan

Tupoksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci


Wednesday, 07/12/2011 03:50 WIB

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KERINCI 1.1. Struktur Organisasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci nomor 6 tahun 2010 memiliki struktur organisasi terdiri dari : 1. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2. Sekretaris 2.1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2.2 Kepala Sub Bagian Program dan Evaluasi 2.3 Kepala Sub Bagian Keuangan 3. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap Siagaan 3.1 Kepala Seksi Pencegahan 3.2 Kepala Seksi Kesiap Siagaan

4. 4.1 4.2 5. 5.1 5.2 6.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Kepala Seksi Penanganan Darurat Kepala Seksi Logistik dan Perlengkapan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kepala Seksi Rehabilitasi Kepala Seksi Rekonstruksi Kepala (Unit Pelaksana Teknis Badan) UPTB Pemadam Kebakaran

1.2. Tugas Pokok dan Fungsi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci nomor 6 tahun 2010 memiliki yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Tugas : a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekontruksi secara adil dan setara. b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. c. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana. d. Menyusun, menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana. e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. g. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah. h. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. i. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan perundang-undangan. 2. Fungsi : a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien. b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. 1.2.1. Kepala Pelaksana Badan. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Pelaksana Badan membawahkan 1 (satu) orang Sekretaris, 3 (tiga) orang Kepala Bidang dan 1 (satu) orang Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran. Tugas dan Fungsi Kepala Pelaksana Badan antara lain sebagai berikut : a. Mengkoordinasikan penyusunan program Badan dengan mengacu pada dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RPJMD, dan RKPD Kabupaten Kerinci) dan kondisi obyektif serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Bertanggungjawab dalam pencapaian kinerja program Badan, dengan mendistribusikan pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidangnya, dan memberikan bimbingan, pembinaan serta petunjuk pemecahan permasalahan. c. Merumuskan kebijakan teknis inovasi dibidang Penanggulangan Bencana berdasarkan kewenangan yang ada dan kondisi okyektif di lapangan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas. d. Penyelenggaraan urusan pelayanan umum dan memberikan rekomendasi dan atau perizinan dibidang Penanggulangan Bencana. e. Melaksanakan pemantauan, pengendalian, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan berdasarkan rencana, realisasi dalam penyusunan program kegiatan tahun berikutnya. f. Merumuskan perencanaan kebijakan kerjasama penanggulangan bencana dengan Provinsi dan

Kabupaten lainnya. g. Membuat peraturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bahaya bencana. h. Merumuskan kebijakan pencegahan, penguasaan dan pengurasan sumber daya alam yang berlebihan. i. Menyusun perencanaan pembangunan daerah yang memuat unsur-unsur kebijakan mengenai penanggulangan bencana. j. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. k. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan rencana kerja, hasil yang dicapai sesuai denga tugas jabatan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 1.2.2. Tugas dan Fungsi Sekretariat. Dalam pelaksanaan tugasnya Sekretariat terdiri dari seorang Sekretaris yang membawahkan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan dan Kepala Sub Bagian Keuangan. 1. Tugas dan Fungsi Sekretaris antara lain sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, evaluasi dan pelaporan serta keuangan. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan sekretariat. c. Menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan administrasi, penatausahaan serta pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan Badan. d. Menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, evaluasi dan pelaporan serta keuangan. e. Menyelenggarakan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, evaluasi dan pelaporan serta keuangan. f. Mengkoordinasikan urusan rumah tangga, perlengkapan, meneliti kebutuhan barang unit dan mengawasi pengeluaran barang inventaris badan serta mengadakan pengawasan terhadap kekayaan umum Badan. g. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan. h. Mengkoordinasikan upaya pemecahan masalah Badan. i. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. j. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya utuk bahan pengembangan karir. k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan umum. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan sub bagian umum. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan umum. d. Memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan, pengetikan, penggandaan dan pendistribusian. e. Memberikan pelayanan penerimaan, kehumasan, protokoler, dan pelaksanaan keamanan kantor serta pelayanan kerumahtanggaan lainnya. f. Melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang kerja, ruang rapat/pertemuan, kendaraan

dinas, telepon dan sarana/prasarana kantor. g. Menyusun analisa kebutuhan pemeliharaan gedung dan sarana prasarana kantor, serta pengadaan sarana prasarana kantor dan gedung. h. Melaksanakan inventarisasi, pendistribusian, penyimpanan, perawatan dan usulan penghapusan sarana prasarana kantor. i. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. j. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. l. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan kepegawaian. m. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan sub bagian kepegawaian. n. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan kepegawaian. o. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data dan penyimpanan berkas-berkas kepegawaian dalam rangka pelayanan administrasi kepegawaian di lingkungan Badan. p. Melaksanakan fasilitasi usulan pengadaan, mutasi, kesejahteraan pegawai, cuti, penilaian, pemberian penghargaan, pemberian sanksi/hukuman, pemberhentian/pensiun serta pendidikan dan pelatihan pegawai. q. Melaksanakan fasilitasi pembinaan pegawai. r. Melaksanakan fasilitasi penyusunan informasi jabatan dan beban kerja. s. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. t. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan program, evaluasi dan pelaporan. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan sub bagian program, evaluasi dan pelaporan. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan program, evaluasi dan pelaporan. d. Menghimpun dan menyusun bahan-bahan perencanaan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. e. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data, informasi program pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah. f. Menghimpun dan mengkoordinir bahan kebijakan rencana program kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. g. Menyelenggarakan dan memonitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Badan Penanggulangan Bencana Daerah. h. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. i. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 3. a. Tugas dan Fungsi Kepala Sub Bagian Keuangan antara lain sebagai berikut : Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan

dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan anggaran dan perbendaharaan, pembukuan dan verifikasi. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang keuangan. c. Menyelenggarakan koordinasi yang berkaitan dengan urusan anggaran dan perbendaharaan, pembukuan dan verifikasi. d. Menyiapkan rancangan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). e. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) SKPD. f. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. g. Meneliti kelengkapan SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK. h. Meneliti dan melaksanakan Pengesahan Surat Pertanggung Jawaban Keuangan. i. Melakukan penatausahaan terhadap pemungutan penerimaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). j. Melakukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM). k. Menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM). l. Menyiapkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). m. Melaksanakan tugas-tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). n. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. o. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 1.2.3. Tugas dan Fungsi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri dari seorang Kepala Bidang yang membawahkan Kepala Seksi Pencegahan dan Kepala Seksi Kesiap Siagaan. 1. Tugas dan Fungsi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan antara lain sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan Pencegahan dan Kesiapsiagaan. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. c. Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bahaya. d. Kontrol terhadap penyesuaian dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba-tiba atau dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber bencana. e. Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana. f. Penguatan ketahanan masyarakat. g. Menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan Pencegahan dan Kesiapsiagaan. h. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait untuk melakukan inventarisasi dan pemetaan terhadap daerah-daerah rawan bencana. i. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal pada kawasan titik-titik potensi bencana dan bahaya bencana. j. Mengorganisir masyarakat sekitar titik-titik potensi bencana agar masyarakat memahami dan mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi situasi bencana. k. Berkoordinasi dengan lembaga yang berwenang dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadi bencana. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Pencegahan antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana. b. Mengidentifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana. c. Menyiapkan Persyaratan analisis risiko. d. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan. e. Menyusun persyaratan standar teknis penanggulangan bencana. f. Mensosialisasikan dan mengajak masyarakat korban bencana dalam rangka mengurangi resiko bencana melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. g. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan kasi pencegahan dan pengurangan resiko bencana. h. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan pencegahan dan pengurangan resiko bencana. i. Menginventarisasi titik-titik potensi bencana. j. Memetakan daerah rawan bencana. k. Melakukan sosialisasi, evakuasi dan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana. l. Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat terutama organisasi TAGANA, SAR dan Relawan. m. Mendelegasikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. n. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Kesiap Siagaan antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan seksi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. d. Membina dan mendayagunakan organisasi Taruna Siaga Bencana (Tagana), Sar, Relawan dan organisasi lainnya yang berkecimpung dalam kegiatan antisipasi bencana. e. Membentuk kelompok masyarakat peduli terhadap bencana yang ada di Desa / Kelurahan agar selalu siap siaga dalam keadaan bencana maupun dalam situasi normal/tenang. f. Menyusun dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana. g. Menyiapkan lokasi evakuasi. h. Merencanakan pengujian sistem peringatan dini. i. Penyebarluasan informasi terhadap peringatan bencana. j. Pengamatan gejala bencana. k. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. l. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 1.2.4. Tugas dan Fungsi Bidang Kedaruratan dan Logistik. Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri dari seorang Kepala Bidang yang membawahkan Kepala Seksi Penanganan Darurat dan Kepala Seksi Logistik dan Perlengkapan. 1. Tugas dan Fungsi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik antara lain sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan Kedaruratan dan Logistik. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan bidang Kedaruratan dan Logistik. c. Menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan Kedaruratan dan Logistik.

d. Mengkoordinir dan memfasilitasi penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana baik itu manusia maupun harta benda. e. Memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana dikantong-kantong pengungsian. f. Mengkoordinir dan memfasilitasi pemulihan sarana dan prasarana. g. Menerima dan mengalokasikan semua bantuan bencana baik dari pemerintah kabupaten maupun dari luar sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. h. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. i. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Penanganan Darurat antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan penanganan darurat. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Seksi Penanganan Darurat. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan Penanganan Darurat. d. Membuat usulan kegiatan yang akan dilakukan oleh Seksi Penanganan Darurat. e. Mengkoordinir dan memfasilitasi penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana baik itu manusia maupun harta benda. f. Memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana. g. Bekerja sama dengan organisasi TAGANA, SAR, dan Relawan maupun masyarakat untuk mendirikan tempat-tempat pengungsian sesuai standar pengungsian. h. Mengaktifkan Tim Kaji Cepat (TKC) dan PUSDALOP dalam rangka penanggulangan bencana. i. Bekerjasama dengan instansi terkait dan mayarakat untuk pemulihan sarana/prasarana yang rusak/hancur akibat bencana. j. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. k. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Logistik dan Perlengkapan antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan logistik dan perlengkapan. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Seksi Logistik dan Perlengkapan. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan logistik dan perlengkapan. d. Membuat usulan kegiatan yang akan dilakukan oleh Seksi Logistik dan Perlengkapan. e. Menyiapkan makanan dan kebutuhan dasar lainnya bagi korban bencana. f. Menyiapkan peralatan untuk pengungsian. g. Menyiapkan obat-obatan dan tenaga medis. h. Menyiapkan segala kebutuhan tenaga psikiater atau pendamping untuk pemulihan psikologi korban bencana. i. Megkoordinir semua bantuan bencana baik dari Pemerintah Kabupaten maupun dari luar sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. j. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pemulihan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana. k. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. l. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan

pertimbangan pengembangan karir. m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 1.2.5. Tugas dan Fungsi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Dalam pelaksanaan tugasnya Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri dari seorang Kepala Bidang yang membawahkan Kepala Seksi Rehabilitasi dan Kepala Seksi Rekonstruksi. 1. Tugas dan Fungsi Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi antara lain sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan Urusan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. c. Menyelenggarakan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan urusan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. d. Pelaksanaan penghimpunan data, penyusunan usulan program kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. e. Merumuskan kebijakan perencanaan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik sampai ketingkat yang memadai. f. Merumuskan kebijakan perencanaan normalisasi semua aspek pemerintah dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. g. Merumuskan kebijakan perencanaan untuk merangsang tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, serta bangkitnya peran serta dalam segala aspek kehidupan pada wilayah pasca bencana dengan melibatkan berbagai stakeholder yang berkompeten. h. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. k. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Rehabilitasi antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan Rehabilitasi. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Seksi Rehabilitasi. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan Rehabilitasi. d. Membuat usulan kegiatan yang akan dilakukan oleh Seksi Rehabilitasi. e. Melaksanakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik sampai tingkat yang memadai dengan melibatkan tenaga terampil. f. Melaksanakan normalisasi semua aspek pemerintah dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. g. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. k. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Rekonstruksi antara lain sebagai berikut : a. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan Rekonstruksi. b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Seksi Rekonstruksi. c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan Rekonstruksi. d. Membuat usulan kegiatan yang akan dilakukan oleh Seksi Rekonstruksi.

e. Melaksanakan pembangunan kembali semua aspek pemerintah dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana dengan melibatkan tenaga terampil. f. Membangun kembali fasilitas umum dan pemerintah dan merangsang tumbuh dan kembangnya kegiatan perekonomian, sosial budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, serta bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan pada wilayah pasca bencana dengan melibatkan berbagai stakeholder yang berkompeten. g. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. h. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 1.2.6. Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran. Dalam pelaksanaan tugasnya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran terdiri dari seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) yang membawahkan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. 1. Tugas dan Fungsi Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran antara lain sebagai berikut : a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran secara administrasi dan operasional penanggulangan bahaya kebakaran bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kerinci. b. Merumuskan kebijaksanaan teknis urusan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. d. Mengkoordinasi dan mengembangkan jaringan kemitraan urusan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. e. Melaksanakan pembinaan dan petunjuk teknis kepada masyarakat luas dan Dinas/Instansi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. f. Melaksanakan operasional dan pengendalian yang mencakup kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. g. Melakukan pemantauan dan pengendalian operasional pemadam kebakaran. h. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam wilyah kerjanya dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. i. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. j. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. 2. Tugas dan Fungsi Kepala Sub Bagian Tata Usaha antara lain sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, evaluasi dan pelaporan serta keuangan. b. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran. c. Menyiapkan bahan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. d. Menghimpun, mengkoordinir pembuatan usulan program pemadam kebakaran. e. Menyusun rencana kegiatan operasional dan pengendalian. f. Menyusun rencana strategis program operasional pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. g. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana barang/peralatan pemadam kebakaran dan pelaksanaan distribusi. h. Menyusun rencana kegiatan pengawasan, pengendalian dan evaluasi urusan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

i. Menyusun program dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran dalam rangka pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. j. Menyelenggarakan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program dan evaluasi serta keuangan. k. Mengkoordinasikan urusan rumah tangga, perlengkapan, meneliti kebutuhan barang unit dan mengawasi pengeluaran barang inventaris Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran serta mengadakan pengawasan terhadap kekayaan umum Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pemadam Kebakaran. l. Memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan, pengetikan, penggandaan dan pendistribusian. m. Memberikan pelayanan penerimaan, kehumasan, protokoler dan pelaksanaan keamanan kantor serta pelayanan kerumahtanggaan lainnya. n. Melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan gedung kantor, ruang kerja, kendaraan dinas/operasional, telepon dan sarana/prasarana kantor lainnya. o. Membangun, memelihara dan mengelola sarana dan prasarana pemadam kebakaran serta fasilitas lainnya. p. Memeriksa, menguji dan memanfaatkan alat pemadam kebakaran serta persyaratan pencegahan bahaya kebakaran pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung. q. Membina dan mengembangkan jaringan kemitraan di Unit Pelaksana Teknis (UPTB) Pemadam Kebakaran. r. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Anggota Pemadam Kebakaran dan Staf. s. Menyiapkan peralatan dan menggerakkannya dalam upaya menanggulangi bahaya kebakaran. t. Melakukan kegiatan survey dan pendataan daerah rawan bencana kebakaran. u. Menyiapkan dan memelihara sarana dan prasarana peralatan mobil-mobil pemadam kebakaran. v. Melaksanakan pengadaan dan pengawasan peralatan dan perlengkapan operasional pemadam kebakaran. w. Perbengkelan x. Melaksanakan pengawasan sarana dan prasarana pemadam kebakaran. y. Melakukan pemantauan, evaluasi operasional serta pengelolaan, pelaporan dan sistem informasi urusan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. z. Menghimpun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pemadam kebakaran secara berkala, triwulan dan tahunan. aa. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data sebagai bahan evaluasi dan pengendalian bahaya kebakaran. ab. Memantau operasional, pembinaan, penyuluhan, pelatihan serta diklat untuk meningkatkan kemampuan staf dan Anggota Pemadam Kebakaran serta peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. ac. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. ad. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil kerjanya untuk bahan pertimbangan pengembangan karir. ae. Melaksanakan tugas lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.

You might also like