Professional Documents
Culture Documents
YUHERNITA
BIOKIMIA ASAM-BASA
Biokimia Asam Basa mencakup kajian kimia fisika konstituen yang terdapat dalam larutan biologi (elektrolit dan berbagai macam asam lemah) yang mempengaruhi dissosiasi maupun konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Pengaturan pH sangat penting dalam reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Adanya perubahan pH dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme dalam tubuh. Pemahaman tentang aspek biokimia asam-asam lemah (terutama asam karbonat) menjadi dasar untuk memahami Homoestasis asam-basa secara keseluruhan.
SISTEM BUFFER
Asam Lemah terdissosiasi sebagian dalam larutan dalam larutan, terdapat molekul (yang tidak terdissosiasi) dan juga basa konjugasinya Contoh : Larutan asam format (HCOOH) mempunyai reaksi kesetimbangan asam-basa sbb : HCOOH Asam lemah + H2O HCOO+ H3O+
Basa konjugasi
HCOOH
Asam lemah
H2O
HCOOBasa konjugasi
H3O+
LARUTAN BUFFER
Untuk suatu asam lemah, basa konjugasi yang terbentuk dalam kesetimbangan jumlahnya amatlah sedikit, tergantung pada derajat ionisasi () dari asam lemah ybs. Karena itu untuk membuat buffer, biasanya basa konjugasi berasal dari garamnya.
Contoh : Buffer BIKARBONAT : mengandung H2CO3 (asam lemah) dan NaHCO3 (garam), dalam larutannya terdapat kesetimbangan : H2CO3 + H2O HCO3+ H3O+
Buffer FORMAT: mengandung HCOOH (asam lemah) dan HCOONa (garam), dalam larutannya terdapat kesetimbangan : HCOOH + H2O HCOO+ H3O+
Selain itu buffer juga dapat dibuat melalui reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.
Larutan buffer akan terbentuk bila ASAM LEMAHNYA BERSISA. CONTOH :
Campuran 5 mL HCOOH 0,10 M dengan 5 mL NaOH 0,05 M, yang akan membentuk kesetimbangan asam basa :
HCOOH Awal Bereaksi Akhir 1 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol + NaOH 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol HCOONa + H2O
Jadi dalam larutan akan terdapat HCOOH 0,05 M dan 0,05 M HCOONa. Keduanya akan membentuk sistem buffer format.
Jika larutan ditambah asam, maka basa konjugasi dari buffer akan menetralkan kelebihan asam yang terbentuk (Buffer bertindak SEBAGAI BASA) Jika larutan ditambah basa, maka asam konjugasi dari buffer akan menetralkan kelebihan basa yang terbentuk (Buffer bertindak SEBAGAI ASAM)
Contoh: Bila pada buffer asetat ditambahkan sedikit HCl atau NaOH, maka : CH3COONa + HCl CH3COOH + NaOH CH3COOH + NaCl CH3COONa + H2O
KAPASITAS BUFFER
Bandingkan pengaruh penambahan NaOH pada dua macam larutan berikut. Sebagai indikator, ke dalam masing-masing larutan ditambahkan metil merah (yang berwarna kuning bila pH > 5,4 dan berwarna merah bila pH < 5,4) :
Larutan I : 1 L larutan HCl 1,8 x 10-5 M (pH = 4,74)
sebelum setelah ditambah NaOH ditambah NaOH (pH = 4,74) (pH > 5,4)
sebelum setelah ditambah NaOH ditambah NaOH (pH = 4,74) (pH < 5,4)
KESIMPULAN :
Larutan II dapat mempertahankan pH pada penambahan NaOH sedangkan larutan I tidak.
Kemampuan untuk menyangga pH larutan seperti ini seringkali dikenal sebagai KAPASITAS BUFFER KAPASITAS BUFFER
Ukuran seberapa banyak jumlah asam/basa yang dapat ditambahkan tanpa terjadinya perubahan pH yang berarti
Ukuran seberapa banyak perubahan pH yang terjadi bila ditambah sedikit asam/basa
KAPASITAS BUFFER sangat tergantung pada berapa banyak jumlah mol asam lemah dan basa konjugasi yang terdapat dalam larutan Untuk volume larutan yang sama, semakin besar konsentrasi buffer, semakin besar kapasitas buffernya Untuk konsentrasi larutan yang sama, semakin besar volume buffer, semakin besar kapasitas buffernya
Value Buffer
Value Buffer ( ):
[asam / basa] pH
dimana :
pH LARUTAN BUFFER
Karena Buffer terdiri dari asam lemah dan garamnya, maka pH buffer sangat tergantung pada :
Dimana : [H+] = Ka .
[Asam]
[Garam]
pH = pKa + log [Garam] [Asam]
[GARAM] [ASAM]
PERS. HENDERSON-HASSELBACH
KENAPA ?
Hubungan H2CO3, CO2 dan HCO3- menjadi kunci untuk memahami fisiologi asam basa
Sistem buffer yang umum digunakan pada analisa cairan biologi adalah buffer bikarbonat
CO2 terlarut
CO2 terlarut berbanding lurus dengan tekanan CO2 dalam fase kesetimbangan gas dengan larutan Menurut Hukum Henry : [CO2 terlarut] PCO2 dimana = koefisien kelarutan CO2 (besarnya bergantung pd suhu dan kekuatan ion dalam larutan) Pada plasma (37oC) = 0,0308 mmol/L/mmHg PCO2 = 40 mmHg Jadi dalam arteri maupun vena : [CO2 terlarut] = 0,0308 mmol/L/mmHg x 40 mmHg = 1,2 mmol/L
H2CO3
Pada 37oC : K = 0,0029 Berdasarkan Hukum Henry, [CO2 terlarut] dapat ditentukan melalui pengukuran tekanan CO2
Ka =
tidak stabil dan sulit diukur berkaitan erat dengan [CO2 terlarut]
atau
[H+] = Ka PCO2
[HCO3-]
[H+]
= Ka
PCO2
[HCO3-]
Nilai pKa bergantung pada suhu, kekuatan ionik dan pH Pada plasma normal (37oC) : pKa = 6,099 (Ka = 794 nmol/L) Sehingga : [H+] = 794 x
0,0308 x PCO2
[HCO3-] PCO2
[H+] = 23,8 x
[H+] = 24 x
[HCO3-]
PCO2 [HCO3-]
Persamaan ini sudah lebih dari cukup untuk mengevaluasi status asam-basa dalam praktek klinik
HCO3-
+ H+
H2CO3
[H+] = 619 nM
PCO2 = 40 mmHg [HCO3-] = 24 mM [CO2 terlarut] = 1,2 mM [H+] = 40 nM pH = 7,40 Starting conditions PCO2 = 40 mmHg [HCO3-] = 14 mM [CO2 terlarut] = 1,2 mM + 10 mmol HCl Closed system pH = 6,21
Open system
Pasangan CO2 dan HCO3- ini mempunyai keunikan tersendiri karena jumlahnya yang selalu berubahubah/dapat bervariasi, sehingga buffer ini menjadi pusat pengendali kestabilan pH dalam cairan tubuh
Haemoglobin
Meskipun terdapat dalam sel darah merah, namun Hb berperan sebagai buffer pada cairan ekstraselular
Phosfat Anorganik
Mempunyai 3 bentuk ion : H3PO4 (pKa = 2) merupakan asam kuat sehingga tidak terdapat dalam cairan tubuh H2PO4- (pKa = 6,8) dengan basa konjugasi HPO42- berfungsi sebagai buffer yang sangat efektif terutama di ginjal PO43- (pKa = 12,4) juga tidak terdapat dalam cairan tubuh
Phosfat Organik
terdapat dalam bentuk 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG), AMP, ADP maupun ATP masing-masing gugus fosfat berfungsi sebagai buffer pKa bervariasi dari 6,0 s/d 9,0 terdapat dalam jumlah yang melimpah di dalam sel, sehingga berkontribusi penting dalam kapasitas buffer