You are on page 1of 27

Jasa Bank adalah semua kegiatan bank, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan

fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran transaksi perdagangan, peredaran uang, dan memberikan jaminan kepada nasabah-nasabahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan keuntungan pada bank, dalam bentuk keuntungan finansial maupun nonfinansial. Dari pengertian di atas , maka jasa bank dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut: Jasa bank yang langsung berkaitan dengan fungsi bank, misalnya kliring, transfer, inkaso, dsb. Jasa bank yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi bank, misalnya asistensi/pelatihan kepada nasabah Jasa bank yang memberikan keuntungan langsung kepada bank, misalnya pengenaan biaya transfer, biaya kliring/LLG, dsb. Jasa bank yang tidak memberikan keuntungan langsung pada bank, misalnya penyetoran spp, denda tilang, dsb Jasa bank yang memberikan keuntungan finansial, misalnya, provisi ekspor, bank garansi, wali amanat, dan sebagainya Jasa bank yang memberikan keuntungan nonfinansial, misalnya transfer gratis untuk nasabah-nasabah tertentu pada periode tertentu, antara lain pada saat ulang tahun bank, dsb. JASA BANK DALAM PEMBAYARAN TRANSAKSI PERDAGANGAN Perdagangan Dalam negeri Pembayaran transaksi perdagangan dalam negeri selalu diikuti dengan penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Permasalahan yang dihadapi bahwa setiap transaksi tidak selalu dibayar tunai. Hal ini disebabkan karena hal-hal seperti berikut : Membawa uang tunai dalam jumlah besar tidak efisien, tidak aman dan tidak fleksibel. Transaksi perdagangan dapat dilakukan setiap saat, namun tidak setiap saat membawa uang tunai dalam jumlah besar. Transaksi perdagangan dapat dilakukan tanpa kehadiran penjual dan pembeli bertemu di suatu tempat, namun dapat dilakukan dengan sarana koomunikasi.

Manajemen Jasa - jasa Bank | 1

Oleh sebab itu, diperlukan bank yang dapat menjembatani penyelesaian pembayaran transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli, dengan cara antara lain sebagai berikut; a. b. c. d. menerbitkan cek Menerbitkan Bilyet Giro Setor dana ke rekening penjual Transfer dana ke rekening penjual

Apabila pembeli dalam dalam melakukan transaksi pembayaran menerbitkancek/bilyet giro, maka penyelesaian perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Rekening penjual dan pembeli di bank yang sama dalam satu kota (misalnya rekening penjual dan pembeli di Kantor Cabang Fiqka Klaten) Apabila pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor cabang Bank Fiqka Klaten dilampiri dengan cek?bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka Bank Fiqka Klaten akan menyelesaikan transaksi perdagangan tersebut dengan cara memindahkan sejumlah uang yang tercatat pada cek/bilyetgiro tersebut atas beban rekening pembeli untuk keuntungan rekening penjual. Bank Fiqka melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit Kredit : Rekening Giro a.n. Pembeli. : Rekening Giro a.n. Penjual.

b. Rekening penjual dan pembeli di bank yang berbeda dalam satu kota (misalnya rekening penual di Kantor Cabang Bank Beta Klaten dan rekening pembeli di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten) Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabag Bank Beta Klaten dilampiri dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan ke teller, maka Bank Beta Klaten akan menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut dengan cara menagihkan cek/bilyet giro ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten melalui lembaga kliring (clearing house). Dari hasil kliring tersebut kemudian oleh Kantor Cabang Bank Beta Klatenakan dibuku ke rekening giro a.n. Penjual.

Manajemen Jasa - jasa Bank | 2

Bank Beta melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Pada saat akan melakukan kliring: Debit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten. Kredit : Titipan setoran giro a.n. Penjual Pada saat menerima hasil kliring: Debit : Titipan setoran giro a.n. Penjual Kredit : Rekening giro a.n. Penjual Catatan: Pembukuan sementara ke rekening tersebut dimaksudkan untuk berjagajaga bagi Bank apabila ternyata warkat kliring ditolak karena dan tidak cukup. Sedangkan Bank Fiqka Klaten melakukan pembukuan dengan jurnal: Debit : Rekening giro a.n. Pembeli Kredit : Kliring dengan Bank Beta Klaten c. Rekening penjual dan pembei di bank yang sama, akan tetapi berbeda kotanya (misalny rekening penjual di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten, rekening pembeli di Kantor Cabang Bank Fiqka Semarang) 1. Apabila Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabang Bank Fiqka Semarang yang disertai dengan cek/bilyet gironya. Cara demikian dalam perbankan lazim disebut dengan inkaso (collection). Oleh Kantor Cabang Bank Fiqka Semarang cek/bilyet giro tersebut akan dibuku atas beban rekening giro pembeli, namun jika ternyata saldo gironya tidak mencukupi, maka cek/bilyet giro tersebut akan ditolak dan dikembalikan ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Sebaliknya bila saldo gironya mencukupi, maka cek/bilyet giro tersebut akan dikirimkan/ditransfer ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Seterimanya transfer tersebut, Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten akan membukukan untuk keuntungan rekening giro atas nama penjual. Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Pada saat mengirimkan tagihan (inkaso) Debit : Tagihan inkaso ke Bank Fiqka Semarang.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 3

Kredit : Titipan inkaso a.n. Penjual. Pada saat menerima hasil inkaso (transfer) Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Semarang Kredit : Tagihan Inkaso ke Bank Fiqka Semarang Debit : Titipan Inkaso a.n. Penjual Kredit : Rekening giro a.n. Penjual Sedangkan kantor Cabang Bank Fiqka Semarang akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Rekening Giro a.n. Pembeli Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten 2. Apabila Bank tersebut menerapkan teknologi on line antarcabang, maka penyelesaian pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan cara pemindahbukuan atas beban rekening pembeli untuk keuntungan rekening penjual. Dalam teknologi on line ini semua, data nsabah kantor cabang lain dapat diakses darin kantor cabang yang bersangkutan, dengan demikian tidak diperlukan lagi sarana inkaso dan transfer, seperti penyelesaian di atas. Jadi dengan demikian cara penyelesaian dengan sistem ini seperti layaknya rekening nasabah dalam satu cabang. d. Rekening penjual dan pembeli di Bank yang berbeda dan kota yang berbeda (misalnya rekening penjual Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten dan rekening pembeli di Kantor Cabang Bank Beta Jakarta). Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cbang Bank Fiqka Klaten dilampiri dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka Bank Fiqka Klaten akan menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut dengan cara: 1. Apabila kantor bank belum menerapkan teknologi on line antar cabangmaka penyelesaiannya dilakukan dengan melakukan inkaso tersebut ke Kantor Cabang Bank Fiqka di Jakarta. Selanjutnya Bank Fiqka Jakarta akan melakukan penagihan ke Bank Beta Jakarta melalui kliring. Selanjutnya hasilnya akan ditransfer oleh Kantor Cabang Bank Fiqka
Manajemen Jasa - jasa Bank | 4

Jakarta ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Seterimanya dari transfer tersebut Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten akan membuku untuk keuntungan rekening giron atas nama penjual. Dalam hal ini ada tiga bank terlibat. Untuk siklus pembukuannya sebeagai berikut : Pembukuan Bank Fiqka Klaten Pada saat mengirimkan tagihan inkaso ke Bank Fiqka Jakarta Debit : Tagihan inkaso ke Bank Fiqka Jakarta Kredit : Titipan Inkaso a.n. Penjual. Pada saat menerima transfer dari inkaso Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Jakarta. Kredit : Tagihan Inkaso e Baank Fiqka Jakarta Debit : Titipan Inkaso a.n. Penjual Kredit : Rekening giro a.n. penjual. Pembukuan di Bank Fiqka Jakarta Pada saat meneria tagihan Inkaso. Debit : Kliring dengan Bank Beta Jakarta Kredit : Tagihan dari Bank Fiqka Klaten Pada saat mengirimkan hasil inkaso Debit : Tagihan dari Bank Fiqka Klaten. Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten. Pembukuan di Bank Beta Jakarta. Debit : Rekening giro a.n. Pembeli Kredit : Kliring dengan Bank Fiqka Jakarta. 2. Sedangkan apabila kantor cabang telah menerapkan teknologi on line antar cabang, maka penyelesaian transaksi perdagangan tersebut dapat dilakukan dengan penagihan oleh Kantor Cabang Bank Fiqka ke Kantor Cabang Bank Bet Klaten melalui kliring. Selanjutnya Kantor Cabang Bank Beta Klaten akan membuku atas rekening beban giro pembeli di cabang Bank Beta Jakarta yang dapat dilakukan/diakses dari Bank Beta Klaten. Bank Beta Klaten akan membuku dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Rekening Giro a.n. Pembeli di Bank Beta Jakarta
Manajemen Jasa - jasa Bank | 5

Kredit

: Kliring dengan Bank Beta Klaten

Sedangkan bank Fiqka akan melakukan pembukuan engan jurnal: Pada saat melakukan kliring: Debit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten. Kredit : Titipan setoran giro a.n. Penjual. Pada saat menerima hasil kliring: Debit : titipan setoran giro a.n. Penjual Kredit : Rekening giro a.n. Penjual. Catatan: pembukuan sementara ke rekening titipan tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga bagi bank apabila ternyata warkat kliring ditolak karena dana tidak cukup. Selanjutnya apabila pembeli dalam transaksi tersebut melakukan pembayaran dengan cara setor tunai ke bank, maka bank dapat melakukkan penyelesaian dengan cara sebagai berikut: a. Setoran dilakukan di kantor cabang bank yang sama dengan kantor cabang bank pihak penjual (misalnya setoran dilakukan di Bank Fiqka Klaten dan rekening penjual juga di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten). Penyelesaian pembayaran yang dilakukan oleh Bank Fiqka Klaten adalah membuku setoran tersebut untuk keuntungan rekening giro atas nama Pihak Penjual. Ban Fiqka Klaten melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Setoran tunai (kas) Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual b. Setoran dilakukan dengan bank yang berbeda, namun masih dalam satu kota (misalnya rekening di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten dan setoran melalui Bank Beta Klaten) Penyelesaian pemnayaran transaksi perdagangan yang dilakukan oleh Bank Beta Klaten adalah meneriman setoran tersebut dan kemudian melimpahkan dengan nota kredit ke Bank Fiqka Klaten melalui kliring. Kemudian Bank
Manajemen Jasa - jasa Bank | 6

Fiqka Katen setelah menerima nota kredit tersebut akan membuku atas keuntungan rekening giro a.n. Pihak Penjual. Bank Beta Klaten akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Kas (setorann tunai) Kreditq: Kliring dengan Bank Fiqka Klaten. Selanjutnya pembukuan yang dilakukan oleh Bank Fiqka Klaten adalah sebagai berikut: Debit : Kliring dengan Bank Beta Klaten. Kredit : Kliring giro a.n. Pihak Penjual. c. Setoran dilakukan dengan bank yang sama namun berbeda kotanya (misalnya setora dilakukan di Bank Fiqka Semarang dan rekening penjual di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten). Penyelesaian pembayaran dilakukan oeh Bank Fiqka Semarang dengan cara menerima setoran tersebut dengan cara permohonan transfer untuk keuntungan rekening pihak penjual. Selanjutnya Bank Fiqka Semarang akan melakukan transfer dana ke Bank Fiqka Klaten. Seterianya transfer tersebut Bank Fiqka Klaten akan membuku untuk keuntungan rekening giro pihak penjual. Dalam hal ini Bank Fiqka Semarang melakukan oembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Kas (setoran tunai) Kredit : Rekening antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten. Seterimanya transfer tersebut, Bank Fiqka Klaten akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut: Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Semarang. Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual. d. Setoran dilakukan di bank yang berbeda dan kota ynag berbeda dengan bank pihak penjual (misalnya rekening penjual di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten dan setoran dilakukan melalui Bank Beta Semarang).

Manajemen Jasa - jasa Bank | 7

Penyelesaian pembayaran transaksi yang dilakukan oleh Bank Beta Semarang adalah menerima transaksi pembayaran tersebut, kemudian melakukan transfer dana ke Bank Beta Klaten. Selanjutnya Bank Beta Klaten melimpahkan nota kredit ke Bank Fiqka Klaten melalui kliring. Kemudian Bank Fiqka Klaten setellah menerima nota kredit tersebu akan membuku untuk keuntungan rekening giro a.n. Pihak Penjual. Dalam hal ini melibatkan tiga kantor cabang. Pembukuan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pembukuan di Bank Beta Semarang: Debit : kas (setoran tunai). Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Beta Klaten. Pembukuan di Bank Beta Klaten: Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Beta Semarang. Kredit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten. Pembukuan di Bank Fiqka Klaten: Debit : kliring dengan Bank Beta Klaten. Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual. Demikianlah beberapa cara penyelesaian pembayaran perdagangan dalam negri. Perdagangan Luar Negri (Internasional) Pengertian perdagangan Luar Negeri Dalam perdagangan internasional setiap terjadi transaksi dagang tidak selalu diikuti dengan penyerahan barang dan pembayaran. Setiap transaksi masing-masing pihak harus mengikuti persyaratan yang berlaku di negaranya masing-masing. Problematika yang dihadapi dalam perdagangan internasional adalah sebagai berikut: Geografis Letak penjual dan pembeli berjauhan. Menimbulkan kesulitan dalam transaksi dagang, yaitu: a) Buyer dan Seller tidak dapat bertatap muka. b) Pengiriman barang memerukan jasa pihak ketiga. c) Kemungkinan terjadi keterlambatan dan kerusakan atas barang yang dikirim.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 8

d) Buyer tidak mengetahui kondisi barang. e) Seller tidak mendapat kepastian pembayaran. Huku dan Politik Setiap negara mempunyai dengan yang lain. Bahasa setiap negara mempunyai bahasa sendiri-sendiri. Penggunaan bahasa internasional, yaitu bahasa inggris tidak semua pihak dapat menguasai dengan baik. Mata Uang (currency) Seller dan Buyer dalam melaksanakan pembayaran dan pengiriman uang mengininkan mata uang yang berlaku di negaranya. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan serius. Risiko suatu negara (Country Risk) Adalah risioko-risiko yang timbul karena adanya perbedaan tingkat Credit Worthiness (tingkat kemakmuran sebuah negara untuk menyelesaikan kewajibankewajibannya). Semakin tinggi country risk suatu negara akan semakin tinggi pula tingkat risiko tidak terbayarnya transaksi perdagangan yang dilakukan dengan negara tersebut. Problematika dalam perdagangan Internasional tersebut menyebabkan perdagangan internasional memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda dengan perdagangan lokal. Sifat-sifat tersebut antara lain: 1. 2. Adanya ketidakpastian, baik mengenai pembayaran maupun barang yang diperjualbelikan (kuantitas, kualitas, dan harga). Perbedaan perlakuan antara transaksi satu dengan transaksi lainnya, disebabkan adanya peraturan-peraturan yang berbeda antara negara satu dengan yang lainnya, dimana peraturan-peraturan ini biasanya diekspresikan dari kondisi pperaturan dari sistem politik dan hukum di negaranya. 3. Terjadi benturan kepentingan antara penjual dan pembeli, disebabkan adanya pertimbangan keamanan bagi masing-masing pihak. Benturan kepentingan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Kepentingan Penjual: a. Kepastian Pembayaran.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 9

sistem hukum dan politik yang berbeda. Kondisi ini

tentunya akan menimbulkan perbedaan dalam peraturan perdagangan antara satu negara

b. Pembayaran sesegera mmungkin atau barang sbeelum dikirim. c. Pembayaran dengan mata uang yang berlaku di negaranya. d. Risiko barang yang dikirim ditanggung pembeli. Kepentingan pembeli: a. Kepastian diterimanya barang dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. b. Pembayaran selambat mungkin atau sesudah barang dikirim dan terjual. Mempertibangkan problematika dan sifat yang dimiliki perdagangan internasional, maka penjua dan pembeli memerlukan pihak ketiga yang menjembatani hubungan antarnegara. Pihak ketiga yang diinginkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Bonafid dan dapat dipercaya. b. Mempunyai jaringan koresponden yang luas di seuruh dunia. c. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang perdagangan internasional. d. Mampu memberikan informasi yang akurat yang dibutuhan penjual dan pembeli. Pihak ketiga yang memenuhi persyaratan tersebut adalah bank. Kebutuhan penjual dan pembeli akan bank sebaga mediator mutla diperlukan, mengingat bank dapat memberikan kemudahan dalam hal pembayaran, informasi maupun fasilitas yang dibutuhkan. Pertimbangan pennjual dan pembeli akan pentingnya bank sebagai mediator adalah: Pertimbangan penjual: a. Jaminan bahwa pembayaran akan diterima pada batas waktu yang telah disetujui. b. Pembayaran dilakukan secepatnya. c. Memperoleh pengetahan yang luas tentang pelaksanaan perdagangan internasional. d. Jika kekurangan modal dapat dimintakan fasilitas pembayaran di muka. Pertimbangan pembeli: a. Kepastian bahwa pembayaran dibayarkan setelah penjual mengirimkan barangnya. b. Memperoleh pengetahan yang luas tentang pelaksanaan perdagangan internasional. c. Kepastian pengiriman barang jika pembeli minta pembayaran di muka. Seperti disebutkan diatas bahwa bank mempunyai jaringan koresponden yang luas di seluruh dunia, hal ini bukan berarti bahwa bank harus mempunyai cabang-cabang
Manajemen Jasa - jasa Bank | 10

diseluruh dunia, namun bank dapat mengadakan hubungan koresponden dengan bank di luar negeri (correspondent relationship). Dilihat dari sifatnya suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia dengan bank-bank di luar negeri dapat dilakukan dengan tiga macam cara: a. Depository Correspondent Yaitu suatu hubungan antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri di mana bank di dalam negeri memelihara rekening (account) padda bank di luar negeri tersebut. Transaksi-transaksi antara kedua negara (double traffic trade) dimana kedua bank yang bersangkutan berada, diselenggarakan melalui bank-bank tersebut dan pembayaran dari maupun ke luar negeri dilakukan dengan cara pembebanan langsung pada rekening yang dipelihara tersebut b. Nondepository correspondent Yaitu suatu hubungan antara bank didalam negeri dengan bank di luar negeri akan tetapi bank dalam negeri tidak membuka rekening pada bank di luar negeri.transaksi bias menggunakan letter of credit dan request for reimbursement. c. One side correspondent Yaitu suatu hubungan antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri tanpa memelihara suatu rekening. Hubungan ini terbatas pada transaksi ekspor dari Indonesia. Agar hubungan koresponden dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan beberapa sarana/ alat-alat control pengawasan yang disebut dokumen pengawasan. Macam-macam dokumen tersebut adalah: a. List of Authorized Signature Buku yang memuat tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumendokumen luar negeri misalnya letter of credit, bankers drafts/cheques, mail transfer dan surat dokumen lainnya. b. List of Term and Conditions Buku yang didalamnya memuat tarif-tarif atau biaya-biaya mengenai biaya transaksi debit dan kredit atas suatu rekening, biaya transfer dan reimbursement, biaya

Manajemen Jasa - jasa Bank | 11

documentary collection, biaya penerusan L/C, konfirmasi atas L/C, perubahan L/C, dan lain-lain. c. Test Key Arrangement Hubungan komunikasi antar bank dalam pengiriman perintah atau pemberitahuan yang bagi salah satu atau kedua belah pihak mengandung suatu resiko, yang pada umumnya harus menjamin kepastian dan kebenarannya. Jaminan tersebut biasanya terdiri atas kata-kata atau angka-angka yang sifatnya rahasia. d. Kode-kode (codes) Dalam rangka mengamankan berita-berita yang disampaikan dengan kawat/teleks dan juga menghemat biaya, terdapat beberapa bank yang mengirimkan kode yang akan dipergunakan untuk transaksi-transaksi tertentu, misalnya pembukaan L/C, telegraphic transfer, dll. e. Specimen Surat-surat Berharga Sebagai tindakan pengamanan beberapa bank di luar negeri ada yang mengirimkan contoh-contoh surat berharga seperti L/C, bankers draft/bankers cheques dll. Dengan contoh-contoh tersebut diharapkan akan mempertinggi kewaspadaan bank yang bersangkutan terhadap kemungkinan adanya dokumen-dokumen palsu yang beredar. MEKANISME PERDAGANGAN LUAR NEGERI Berikut ini garis besar mekanisme perdagangan luar negeri:
1 Penjual/seller/ exportir/ beneficiary 4 6 7 9 8 3 Pembeli/ buyer/ importer/ applicant 11 10 2 0 Issuing bank

Advising/ negotiating bank

Penjelasan:
Manajemen Jasa - jasa Bank | 12

1. Penjual /exporter dan pembeli/importer telah terjadi kontrak jual beli (sales contract) untuk membeli suatu barang. 2. Untuk merealisir kontrak jual beli tersebut, importer menghubungi bank untuk membuka letter of credit (L/C) dan perubahan-perubahannya. Importer membuat permohonan secara tertulis untuk membuka L/C. 3. Bank pembuka L/C(issuing bank) di Indonesia menerbitkan Letter of Credit dan mengirimkannya ke bank di luar negeri yang menjadi korespondennya. 4. Bank penerima L/C (advising bank) melakukan penelitian atas aspek-aspek kebenaran atas L/C yang diterima tersebut. Apabila sudah sesuai dengan ketentuan, kemudian diteruskan kepada exporter (beneficiary). 5. Setelah menerima L/C tersebut, exporter mengirimkan barang kepada importer, sesuai dengan kontrak jual-beli dan L/C tersebut. Setelah mengirimkan barangnya, exporter melengkapi dokumen-dokumen ekspornya, baik jumlah,isi, dan jenisnya, sesuai dengan permintaan dalam L/C tersebut. 6. Apabila dokumen telah lengkap sesuai dengan permintaan dalam L/C, exporter menyerahkan dokumen tersebut kepada bank yang akan mau mengambil alih dokumen (negotiating bank). Bank yang menerima L/C (advising bank) dapat sama atau berbeda dengan bank yang mengambil alih dokumen L/C(negotiating bank). Negotiating bank meneliti kebenaran dokumen tersebut dengan L/C nya apabila telah cocok negotiating bank mengambil alih pembayaran tersebut kepada exporter. 7. Negotiating bank kemudian membayar kepada exporter yang disertai dengan catatan bahwa apabila tagihan tersebut tidak terbayar, bank dapat menagih kembali kepada exporter (hak regres) 8. Negotiating bank melengkapi dokumen tersebut dengan warkat tagihan (bankers draft) dan kemudian mengirimkannya ke Issuing bank. Berdasarkan kesepakatan internasional issuing bank berkewajiban untuk membayar kepada negotiating bank. 9. Setelah dokumen itu diterima, issuing bank akan melakukan penelitian atas dokumen, apakah dokumen telah lengkap seperti yang diminta dalam L/C. bila masih ada kekurangan akan diberitahukan kepada negotiating bank, sedangkan bila telah lengkap issuing bank akan membayar tagihan tersebut.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 13

10. Issuing bank meneruskan dokumen tersebut kepada importer/applicant dan meminta segera menyelesaikan pembayarannya. 11. Importer setelah menerima dokumen dan ternyata sudah lengkap, kemudian membayar ke bank (issuing bank) sebesar jumlah nilai importer dan biaya-biaya yang timbul dari proses impor tersebut. Pembayaran dapat dilakukan dengan cara menyetorkan uang tunai atau membebani rekening importer. Dengan demikian proses pembayaran transaksi perdagangan internasional telah selesai.

CARA PEMBAYARAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI Cara-cara pembayaran yang lazim digunakan pada dasarnya dibagi jadi dua jenis. Yaitu: Pembayaran tanpa Letter of Credit (L/C) Pembayaran dengan Letter of Credit(L/C)

Pembayaran tanpa Letter of Credit terdiri dari: 1. Advance payment Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer/pembeli/importer sebelum barang dikirimkan atau dikapalkan, baik untuk seluruh nilai barang (full Payment) maupun untuk sebagian (partial payment), hal ini berarti pembeli memberikan kredit kepada penjual. 2. Open account Adalah satu cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer kepada seller suatu waktu tertentu setelah barang dikapalkan/diterima. 3. Collection (inkaso) Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer setelah buyer menerima tagihan dari seller. Penagihan dilakukan dengan cara mengirimkan dokumen-dokumen kepada buyer. Collection ini dibagi menjadi 3 jenis: a. Documentary collection, yaitu penagihan dilakukan dengan mengirimkan seluruh dokumen baik commercial document maupun financial document.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 14

b. Clean/Bill collection, yaitu penagihan dilakukan dengan mengirimkan financial document (wesel) c. Cash Against Document, yaitu penagihan dilakukan dengan hanya mengirimkan commercial document. 4. Consignment (konsinyasi) Adalah mengekspor barang yang belum terjual. Jadi hanya merupakan titipan barang yang belum terjual. Pembayaran dengan Letter of Credit yang lazim berlaku dalam perbankan terdiri dari: 1. Payment Pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank pembayar (paying bank) di luar negeri yang ditunjukkan oleh bank pembuka Letter of Credit di dalam negeri (opening bank) pada saat exporter menyerahkan dokumen-dokumen yang diminta dalam letter of credit tersebut. 2. Negotiation Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan oleh bank (negotiating bank) di luar negeri yang bersedia mengambil alih pembayaran telebih dahulu atas penyerahan dokumen-dokumen dari exporter. 3. Acceptance Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan dengan mengeaksep wesel berjangka oleh bank luar negeri. KREDIT DOKUMENTER (LETTER OF CREDIT) Berdasarkan pasal 2 uniform custom and practice for documentary credit (UCPDC) dari internasional chamber of commerce, publikasi no. 500, pengertian L/C adalah ungkapan documentary credit(s) dan stand by letter of credit yang selanjutnya disebut sebagai kredit diartikan suatu perjanjian tanpa memandang apapun namanya dalam uraiannya dimana suatu bank (the issuing bank) bertindak atas permintaan dan instruksi seorang nasabahnya (applicant) untuk:

Manajemen Jasa - jasa Bank | 15

a. Berjanji/menjamin akan melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga (beneficiary) atau orang yang ditunjuk atau akan membayar aau mengakseptasi wesel yang ditarik oleh penerima (beneficiary) tersebut, atau b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran yang dimaksud atau untuk membayar akseptasi atau mengambil alih (membeli) wesel dimaksud, berdasarkan penyerahan seperangkap dokumen yang ditentukan sepanjang semua persyaratan kredit telah terpenuhi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa L/C merupakan jaminan pembayaran bersyarat dalam arti: a. Surat jaminan yang diberikan oleh suatu bank (opening bank) untuk membayar kepada penjual (beneficiary) atas permintaan oembeli (applicant) b. Bersyarat maksudnya si penjual akan mendapatkan pembayaran jika yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan (teerm and condition) dalam L/C. term and Condition biasanya berupa dokumen-dokumen baik commercial documents, financial docuents dan dokumen lainnya untuk memenuhi ketentuan lembaga-lembaga pemerintah baik Negara buyer maupun seller. Didalam letter of Credit terdapat dua hal pokok yang harus dipahami yaitu: a. Bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen dan bukan dengan barang. Bank tidak bertanggung jawab mengenai uraian,jumlah,kualitas, nilai,kondisi, dan keberadaan barang secara fisik yang berhubungan dengan dokumen-dokumen tersebut. b. Letter of credit merupakan kontrak/perikatan dan independen dari sale contract. Sales contract merupakan perikatan antara buyer dan seller, yang menggambarkan kewajiban masing-masing pihak. Unsur-unsur pokok dalam L/C a. Credit substitution b. Jaminan bank untuk membarar c. Syarat-syarat tertentu (term and condition)
Manajemen Jasa - jasa Bank | 16

d. Parties(pihak-pihak yang terlibat) dalam L/C. e. Waktu(time) dalam L/C pada umumnya terdapat 3 faktor waktu yaitu: 1. Expiry Date (tanggal jatuh tempo) 2. Latest shipment date (tanggal pengapalan terakhir) 3. Latest presentation date ( tanggal terakhir penyerahan dokumen. Jasa Bank dalam Mendukung Pembayaran Perdagangan : 1. Kliring 2. Inkaso 3. Trasfer

KLIRING Kliring adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat tagihan antar bank yang dilakukan melalui lembaga kliring (tempat dimana bank peserta kliring bertemu untuk menukarkan warkat kliring). Kliring dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kliring keluar, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat kliring dari nasabah untuk diserahkan ke bank lain melalui lembaga kliring untuk ditukarkan dengan dana. 2. Kliring masuk, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat yang diterima dari bank lain atas beban rekening nasabah yang ditatausahakan di bank yang bersangkutan. Lembaga kliring adalah tempat dimana anggota kliring saling bertemu untuk menukarkan warkat-warkat kliring. Warkat-warkat yang dapat dikliringkan yaitu : cek, bilyet giro, nota-nota tranfer, wesel, dll. Sedangkan bank-bank peserta kliring umumnya adalah kantor cabang bank dalam suatu kota, ditambah dengan daerah sekitar kota tersebut. Tujuan lembaga kliring adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan tukar-menukar warkat-warkat kliring serta mengontrol pelaksanaan kliring. Selanjutnya

Manajemen Jasa - jasa Bank | 17

mekanisme kerja kliring dari penerimaan warkat-warkat di masing-masing bank sampai dengan diperoleh hasil kliring dapat dijelaskna sebagai berikut : Kliring Keluar 1. Teller Kliring Bank : Teller Kliring Bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Setoran tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat bank lain. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas tanda setoran dan warkat kliring tersebut. Apabila sudah dibuku, selanjutnya diserahkan ke Petugas Kliring untuk dikliringkan. Pembukuan yang dilakukan oleh Teller Kliring adalah : Debit : Tagihan kliring bank lawan. Kredit : Titipan setotan a.n. masing-masing nasabah. 2. Petugas Kliring Bank : Petugas Kliring Bank mencatat warkat-warkat kliring tersebut pada daftar kliring menurut bank dan menjumlahkan angkanya. Masing-masing bank peserta kliring dibuatkan satu daftar kliring yang terdiri dari tiga lembar. Apabila bank peserta kliring lebih dari satu, mak apetugas kliring harus membuat Rekapitulasi Daftar Kliring untuk memudahkan BI dalam membuat perhitungan hasil kliring. Rekapitulasi Daftar Kliring mencatat jumlah angka-angka pada daftar kliring sesuai dengan kelompok masing-masing bank (menurut nomor kliring bank). 3. Pejabat Bank : Sebelum Petugas Kliring berangkat ke Lembaga Kliring semua hasil kerjanya diperiksa dahulu oleh Pejabat Bank. Hal ini merupakan sistem kontrol melekat yang diterapkan oleh bank (built in control). Apabila sudah ada persetujuan dari pejabat bank, maka daftar kliring dan Rekapitilasi Daftar Kliring beserta warkat-warkat yang akan dikliringkan dibawa oleh petugas kliring ke Lembaga Kliring. 4. Lembaga Kliring : petugas kliring masing-masing bank membagikan daftar kliring beserta warkat-warkat kliringnnya ke masing-masing bank peserta kliring. Oleh BI atau Bank Koordinator (Bank yang ditujuk sebagai penyelenggara kliring), atas daftar kliring dan rekapitulasi daftar kliring yang diterima dari masing-masing peserta kliring, kemudian dilakukan perhitungan.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 18

Hasil perhitingan dari BI masih bersifat semmentara. Hasil kliring pastinya akan diketahui setelah dilakukan kliring kedua. Bukti pembukuannya diberikan ke masing-masing bank peserta kliring. Kliring Masuk Kliring masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja kliring keluar, yaitu sebagai berikut : 1. Petugas Kliring Bak : Petugas Kliring Bank membawa pulang daftar kliring dan warkat yang akan ditagihkan kemudian diserahkan kepada pejabat bank untuk diperiksa kebenarannya. Selanjutnya pejabat kliring memerintahkan teller kliring untuk mengecek kebenaran pengisian dan tanda tangan masingmasing warkat serta melihat saldonya direkening masing-masing, apabila cukup llangsung dibuku bila kurang akan dibuatkan Surat Penolakan (SP). 2. Teller Kliring Bank : Teller Kliring Bank memeriksa keaslian warkat dan kebenaran penulisan dan tanda tangan, selanjutmya memeriksa saldo masingmasing rekening nasabah yang menerbitkan warkat tersebut. Apabila cukup kemudian dilakukan pembukuan dengan jurnal : Debit : Rekening giro/pinjaman nasabah. Kredit : Kliring dengan bank lain/saldo giro di BI. Sedangkan bila saldonya kurang, dibuatkan SP yang berisi alasan penolakan tersebut. Warkat yang ditolak diserahkan kepada petugas kkliring untuk dikembalikan kepada petugas kliring bank lawan di Lembaga Kliring. 3. Petugas Kliring Bank : Menerima warkat-warkat yang ditolak dan membuat daftar kliring warkat yang ditolak serta membuat rekapitulasi daftar kliring dan selanjutnya diserahkan kepada pejabat bank. Setelah mendapat persetujuan, petugas kliring membawa ke Lembaga Kliring hal-hal sebagai berikut : warkat kliring yang ditolak, daftar kliring, rekapitulasi daftar kliring dan SP bagi warkat kliring yang ditolak (bila ada). 4. Lembga Kliring : warkat dan surat-surat diserahkan ke bank lawan dan tindasannya disampaikan kepada BI/Bank Koordinator. Berdasarkan suratManajemen Jasa - jasa Bank | 19

surat tersebut dilakukan perhitungan dan penggabungan dengan perhitungan kliring sebelumnya (kliring pertama). Hasil gabungan perhitungan tersebut akn menghasilkan menang dan kalah kliring masing-masing bank, selanjutnya BI membuku menang/kredit dan kalah/debit tersebut ke masing-masing bank peserta kliring. Bukti pembukuan diberikan kepada masing-masing bank peserta kliring. Hasil perhitungan/pembukuan dibawa pulang oleh petugas kliring bank dan selanjutnya diserahkan ke pejabat bank untuk dicocokan dengan daftar kliring dan warkat yang ditolak. Apabila cocok pejabat bank memerintahkan kepada teller untuk melakukan pembukuan secara efektif setoran dari masing-masing nasabah tersebut di atas dengan jurnal : Debit : Titipan setoran a.n. masing-masing nasabah. Kredit : Rekening Giro a.n. masing-masing nasabah.

INKASO Inkaso adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat (cek dan bilyet giro) tagihan antarbank di luar wilayah kliring. Inkaso juga dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Inkaso keluar, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari nasabah yang akan ditagihkan/diinkasokan ke cabang lain atau bank lain di luar wilayah kliring untuk ditukarkan dengan dana. 2. Inkaso masuk, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari kantor cabang bank yang sama di luar wilayah kliring atas beban rekening nasabah yang ditatausahakan di bank yang bersangkutan atau bank lain. Mekisme kerja dari penerimaan warkat inkaso dari nasabah sampai dengan diperoleh hasil inkaso da pembukuan di rekening nasabah dapat dijelskan sebagai berikut : Inkaso Keluar 1. Teller Bank : Teller Bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Setoran tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat bank lain, baik yang sekota maupun yang di luar kota. Warkat dari bank yang sekota diselesaikan dengan kliring, sedangkan warkat dari bank di luar kota diselesaikan engan
Manajemen Jasa - jasa Bank | 20

inkaso. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas tanda setoran dan warkat tersebut. Apanila sudah benar terus dibuku, selanjutnya warkat diserahkan ke petugas inkaso untuk diinkasokan. Pembukuan yang dilakukan oleh teller bank adalah : Debit : Tagihan inkaso cabang lawan. Kredit : Titipan setoran a.n. masing-masing nasabah. 2. Petugas Inkaso Bank : Petugas Inkaso Bank mencatat warkat-warkat inkaso tersebut pada daftar/formulir inkaso, menjumlahkan angkanya serta mengisikan kantor cabang bank tujuan, tanggal pengiriman dan nomor surat.untuk setiap kantor cabang bank yang akna ditagih dibuatkan satu daftar inkaso yang terdiri dari dua lembar. Sebelum dikirim ke kantor cabang bank tujuan, terlebih dahulu disampaikan ke Pejabat Bank untuk dicek kebenarannya dan apabila sudah benar lanngsung dimintakan persetujuannya. 3. Pejabat Bank : Pejabat Bank melakukan pemeriksaan atas jumlah warkat dan nilai uangnya serta kantor cabang bank yang dituju. Apabila telah cocok kemidian menandatangani daftar inkaso tersebut sebagai tanda persetujuan. Selanjutnya diserahkan kepada petugas ekspedisi untuk diagenda dan dikirim ke kanntor cabang bank tujuan. Inkaso Masuk Inkaso masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja inkaso keluar tersebut di atas. Bila mana di kantor cabang bank tersebut sebagai inkaso keluar, maka bagi kantor cabang bank tujuan adalah merupakan inkaso masuk. Mekanisme kerja inkaso masuk adalah sebagai berikut : 1. Petugas Inkaso Bank : Petugas Inkaso Bank menerima amplop dari petugas ekspedisi yang berisi daftar inkaso dan warkat-warkat yang diinkasokan, kemudian diadministrasikan. Apabila telah cocok antara isi yang tertera dalam daftar inkaso dengan warkat-warkat yang dilampirkan, kemudian meneruskan ke Teller Bank untuk dibuku. 2. Teller Bank : Teller bank akan memeriksa kebenaran pengisian warkat (cek atau bilyet giro), tanda tangan dan saldo dari rekening nasabah yang
Manajemen Jasa - jasa Bank | 21

menerbitkan warkat. Apabila telah cocok dan saldonya cukup langsung dibuku, dengan jurnal : Debit : Rekening Giro/Pinjaman Nasabah Kredit : Rekening Antarkantor. Sedangkan bila yidak cocok tanda tangannya, atau saldo ttidak cukup, warkat harus dikembalikan ke kantor cabang pengiriman yang disertai dengan penjelasan sebab-sebab penolakan. 3. Petugas Inkaso : Petugas Inkaso menerima hasil pembukuan dan warkat yang ditolak dari Teller Bank. Kemudian menyiapkan aplikasi transfer untuk mengirimkan hasil inkaso dan Daftar Inkaso warkat yang ditolaj ke Kantor Cabang Bank pengirim. Apabila semua telah selesai dilakukan kemudian diserahkan ke pejabat Bank untuk dilakukan pengecekan kembali dan sekaligus tanda tangan sebagai persetujuan. Begitu persetujuan telah diberikan, pada saat yang sama Pejabat Bank juga memberikan persetujuan pengiriman transfer ke Kantor Cabang Bank pengirim Inkaso melalui sarana komputernya. Sedangkan apabila warkat tersebut harus dikliringkan, maka warkat diserahkan ke Petugas Kliring dan tata cara pelaksanaannya seperti mekanisme kliring di atas. Kemudian untuk warkat Inkaso yang ditolak dikembalikan ke Kantor Cabang Bank pengirim, tata cara pengriman seperti halnya pengiriman Inkaso keluar dan sekaligus membereskan administrasinya. Pada saat Kantor Cabang Bank pengirom Inkaso menerima hasil nkaso akan melakukan pembukuan dengan jurnal : Debit : Rekening Antarkantor Kredit : Titipan Inkaso bank lawan. Debit : Titipan setoran a.n. masing-masnig nasabah. Kredit : rekening giro/pinjaman nasabah. Sedangkan untuk warkat yang ditolak dilakukan pembukuan sbb : Debit : Titipan setoran a.n. nasabah yang ditolak.

Manajemen Jasa - jasa Bank | 22

Kredit : Tagihan Inkaso bank lawan. Kemudian warkat dikembalikan kepada nasabah yang disertai dengan SP. Perbedaan kliring dengan inkaso adalah sebagai berikut : a. Pada kliring prosesnya terjadi pada suatu lembaga yang ditunjuk oleh

bank Indonesia untuk memperhitungkan utang piutang dalam bentuk surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring. b. Sedangkan inkaso, lebih cenderung pada proses penagihan oleh nasabah atas warkatwarkat kliring yang dikeluarkan oleh bank peserta kliring di luar wilayah kliring yang dikeluarkan oleh bank-bank peserta kliring di luar wilayah kliring bank yang bersangkutan.

TRANSFER Transfer atau pengiriman uang merupakan kegiatan penyelesaian permohonan pemindahhan uang/dana dari satu KCB ke KCB lainnya atau bank korespondennya di luar negeri yang dilakuukan melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi engan berbagai alat pengaman, diawali dengan permohonan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan instruksi untuk membayar sejumlah tertentu kepada orang yang disebutkan namanya dalam transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah. Transfer dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Transfer keluar, merupakan kegiatan penerimaan permohonan transfer dari nasabah untuk dikirimkan kepada orang lain (penerima) yang berada di luar koata (luar wilayah kliring) atau luar negeri. 2. Transfer masuk, merupakan kegiatan penerimaan pesan/instruksi transfer (incoming message) dari Kantor Cabang lain atau bank Korenponden di luar negeri untuk diteruskan kepada penerima, baik secara pemindahbukuan (kredit ke rekening nasabah), maupun secara tunai. Mekanisme kerja transfer dari penerimaan permohonan transfer sampai dengan pembayaran transfer dapat dijelaskan sbb :
Manajemen Jasa - jasa Bank | 23

Transfer Keluar 1. Teller Bank : Teller Bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Aplikasi tanfer beserta dengan uang yang akan dikirim dan biaya transfer (bila dikenakan) diserahkan kepada Teller Bank. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas pengisian aplikasi dan jumlah uang. Apabila sudah cocok keudian dilakukan pembukuan dan selanjutnya diserahkan ke Petugas Transfer untuk diverifikasi/diperiksa. Pembukuan yang dailakukan oleh Teller Bank adalah : Debit : Kas. Kredit : Rekening Antarkantor. 2. Petugas Transfer Bank : Petugas Transfer Bank menambahkan kode-kode dalam transfer tersebut, kemudian menyerahkan kepada Pejabat Bank untuk mendapatkan persetujuan. 3. Pejabat Bank : Memeriksa aplikasi permohonan transfer dan apabila telah cocok dibberikan tanda tangan sebagai persetujuan dan pada saat yang sama memberikan persetujuan transfer kepada komputer. Dengan sistem komunikasi yang canggih yang dimiliki oleh setiap bank, maka pada saat yang bersamaan bank yang dituju telah menerima pesan/instruksi transfer. Isi dari pesan tersebut antara lain memuat : Kode transfer, cabang pengirim, tanggal pengriman, besarnya uang yang dikirim, nama dan alamat pengirim, nama dan alamat penerima, pesan dari pengirim. Apabila pengiriman uang tersebut ke luar negeri ditambahkan dalam pesan tersebut, bahwa atas pembayaran tersebut agar membebankan ke rekening Bank Pengirim (nostro) yang ditatausahakan di bank koresponden yang bersangkutan.

Transfer Masuk Transfer masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja transfer keluar di bank lawan, yaitu sbb :

Manajemen Jasa - jasa Bank | 24

1. Petugas Transfer Bank : Petugas transfer menerima pesan/instruksi dari bank lain kemudian melakukan pengkodean. Apabila kode cocok maka dilakukan administrasi. 2. Pejabat Bank : melakukan pemeriksaan atas instruksi dalam transfer masuk tersebut, meliputi nam apenerima, alamat penerima atau nomor rekening yang dituju, jumlah uang, nama cabang pengirim, kode transfer, dsb. Apabila semua alat kontrol telah cocok, maka pejabat bank akan memberikan persetujuan untuk dibayarkan. Selanjutnya pejabat bank menandatangani surat pemberitahuan pengiriman uang/transfer kepada penerima dan menyerahkan kembali ke petugas transfer. 3. Petugas Trasfer : menyerahkan pemberitahuan kepada petugas ekspedisi untuk disampaikan kepada penerima. Apabila dalan instruksi transfer tersebut telah ditetepkan rekening yang dituju, maka petugas melakukan pembukuan sbb : Debit : Rekenig Antarkantor Kantor. Kredit : Rekening nasabah. Sedang bila dalam instruksi transfer tersebut tidak mencantumkan nomor rekening tujuan, maka petugas transfer akan melakukkan pembukuan sbb : Debit : Rekening Antarkantor. Kredit : Rekening Titipan Transfer. Apabila transfer tersebut berasal dari luar negeri, maka pembukuannya : Debit : Rekenig Nostro/Rekening Bank Koresponden di luar negeri. Kredit : Rekening nasabah/rekening Titipan Transfer. 4. Teller Bank : Penerima transfer yang mengambil tunai (tidak menyebutkan nomor rekenig pada instruksi transfer) harus menghubungi teller dengan membawa surat pemberitahuan tentang pengiriman uang. Oleh teller surat pemberitahuan tersebut dicocokan dengan arsip bank, apabila telah cocok teller membayar kepada penerima sejumlah uang seperti tercantum dalam

Manajemen Jasa - jasa Bank | 25

instruksi transfer tersebut, dan pada saat yang sama teller membuku sebagai berikut : Debit : Rekening Titipan Transfer. Kredit : Kas.

JASA BANK DALAM MEMPERLANCAR PEREDARAN UANG Produk bank yang terkait dengan fungsi memperlancar peredaran uang adalah rekening koran, baik simpanan (giro) maupun pinjaman. Mekanisme peredaran uang dapat dijelaskan daari dua sisi, yaitu sisi simpanan dan sisi pinjaman. Jasa bank yang terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang adalah : a. Jasa penerimaan setoran Penerimaan setoran dilakukan bank setiap hari, baik ubtuk kepentingan rekening yang dipelihara di KCB yang bersangkutan maupun yang dipelihara di kantor cabang lain. Sistem yang ditawarkan bank dalam pelimpahan dana setoran tersebut ke rekening di kantor cabang lain, dapat dilakukan antara lain dengan periode setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan. Alternatif maupun yang dipilih nasabah, akan diselesaikan oleh bank dengan sistem yang dipunyai. Jasa demikian banyak dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai jaringan unit kerja banyak. Sehingga untuk melihat saldo yang ada di bank, dilakukan dengan cara sentralisasi sistem keuangannya. Dengan mengetahui jumlah dana yang dimiliki, nasabah dengan cepat dapat menggunakan untuk pembayaran transaksi-transaksinya. b. Jasa pencairan dana Pencairan dana dapat dilakukan setiap saat, biak menggunakna cek maupun bilyet giro, baik atas beban rekening giro maupun rekening pinjamannya. Setiap cek atau bilyet giro yang beredar merupakan bagian dari jumlah uang beredar, sebab cek atau bilyet giro didukung oleh dana yang cukup di rekeningnya masing-masing. Dengan demikian setiap pembayaran transaksi perdagangan dei dalam negeri dengan mudah akan dilakukan pembayaran oleh pihak pembeli. Cek atau bilyet giro yang diterima oleh penjual dapat secara langsung dipergunakan untuk membayar lagi kepada
Manajemen Jasa - jasa Bank | 26

supplier atau menyetorkannya ke bank. Kemudian demikian telah memperlancar arus peredaran uang, baik dari daerah-daerah ke Jakarta maupun sebaliknya.

Manajemen Jasa - jasa Bank | 27

You might also like