You are on page 1of 18

TUGAS

ELEKTONIKA DAYA 2

Power Supply

Kelompok

Sapril Ali Mansyah (76563/2006)

Muharmy Kurniawan (76564/2006)

Yuri Anto (76565/2006)

Dodi Fitra Doni (76571/2006)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2008
POWER SUPPLY

1. Pengertian
Power supply adalah sebuah alat atau sistem yang berfungsi untuk

menyalurkan listrik atau bentuk energi jenis apapun pada beban atau sekelompok

beban. Power supply sering digunakan untuk menyalurkan energi listrik, dan

beberapa digunakan pada mesin – mesin listrik. Power supply dapat digunakan

sebagai pengganti sumber tenaga listrik baik sebagai sumber utama atau

cadangan, seperti :

 Mengubah bentuk listrik dari sumber ke bentuk tegangan yang diinginkan.

Biasanya digunakan untu mengubah sumber AC 120 atau 240 volt ke

tegangan DC yang lebih rendah untuk digunakan pada peralatan elektronik.

 Pengganti battery.

 Generator atau alternator.

2. Prinsip Kerja Power supply


A. Power suplai DC

Power supply DC memiliki rangkaian utama yang disebut dengan

Rectifier (penyearah), yang berfungsi untuk mengubah sinyal AC menjadi

DC, ada 4 jenis rectifier yang digunakan diantaranya :

1. Penyerarah setengah gelombang tak terkendali (Half Wave Uncontrolled

Rectifier)
Pada penyearah tipe ini gelombang sinus pada sumber hanya

dilewatkan separuh saja yaitu pada saat anoda dioda mendapat sinyal

positif, namun jika sinyal yang diterima anoda negatif maka dioda akan off.

Hal ini dikarenakan dioda hanya akan aktif jika anodanya lebih positif dari

katoda. Dapat dilihat pada sinyal keluaran dari dioda tersebut, dari 0 – π

adalah sinyal positif yang telah dilewatkan oleh dioda sedangkan dari π -

2π sinyal tersebut berada pada 0

a. Rangkaian penyearah

b. Bentuk gelombang

Gambar 3. Penyearah setengah gelombang tidak terkendali


2. Penyerah gelombang penuh tak terkendali (Full Wave Uncontrolled

Rectifier)

Pada penyearah tipe ini gelombang keluaran lebih sempurna namun

tentu saja masih terdapat riak (ripple). Prinsip kerja rangkaian ini adalah

pada setengah siklus positif pertama dioda 1 (D1) akan akif dan melewatkan

sinyal tersebut, sedangkan dioda 2 (D2) akan aktif pada saat setengah sinyal

kedua, sehingga dioda bekerja secara bergantian. Pada gambar 4b setengah

gelombang dari 0 – π dilewatkan oleh D1 sedangkan D2 bekerja pada saati π

- 2π.

a. Rangkaian penyearah

b. Bentuk gelombang

Gambar 4. Penyearah gelombang penuh tak terkendali


3. Penyearah setengah gelombang terkendali (Half Wave controlled

Rectifier)

Penyearah tipe ini mengguankan Thyristor (SCR) sebagai komponen

penyearahnya. Pada penyearah ini tegangan rata – rata dan rms nya dapat

diatur dengan cara mengatur nilai α / sudut penyalaan SCR. Prinsip kerja

SCR menyerupai dioda yaitu akan melewatkan arus jika anoda lebih positif

dari katoda namun itu berlaku jika gate pada SCR mendapatkan arus yang

cukup untuk mentriger sebesar α.

a. Rangkaian penyerah

b. Bentuk gelombang

Gambar 5. Penyearah setengah gelombang terkendali


4. Penyerah gelombang penuh terkendali (Full Wave controlled Rectifier)

Seperti halnya penyearah setengah gelombang terkendali penyearah

jenis ini juga meggunakan SCR sebagai komponen penyearahnya dan juga

menggunakan sebuah rangkaian tambahan untuk mengontrol besaran sudut

penyalaan SCR tersebut.

a. Rangkaian penyearah

b. Bentuk gelombang

Gambar 5. Penyearah gelombang penuh terkendali


B. Power supply AC

Power suplai AC umumnya digunakan sebagai sumber cadangan atau

biasa disebut Uninterruptible Power Supply (UPS). Ada 2 jenis konfigurasi

UPS; normally supply from the AC main supply dan normally connected to

inverter.

Gambar 6. Konfigurasi UPS


Tipe baterai yang digunakan umumnya Nickel – Cadmium atau lead – acid.

Power supply AC dikategorikan atas 3 tipe yaitu :

1. Switched Mode AC Power Supply

Pada bagian input dioperasian oleh PWM pada frekuensi tinggi

untuk mengurangi ukuran dari transformator dan terdapat folter DC pada

bagian input dari output inverter

Gambar 7. Switched Mode AC Power Supply

2. Resonant AC Power Supply

Pada bagian input dari gambar 7. ditambahkan sebuah inductor

untuk menghasilkan resonansi pada inverter. Bagian output inverter

dioperasikan dengan PWM yang akan mengontrol ferkuendi output.


Gambar 8. Resonant AC Power Supply

3. Bidirectional AC Power Supply

Penyearah diode pada output inverter dapat dikombinasikan

cycloconverter (AC – AC Converter) dengan saklar bidirectional, yang

berfungsi untuk mengontrol daya arus yang akan dikeluarkan.

Gambar 9. Bidirectional AC Power Supply


3. Jenis – Jenis Power Supply
1. Power supply linear

Pada umumnya power supply linear menggunakan transformator untuk

mengubah tegangan input yang tinggi (primer trafo) ke tegangan output yang

rendah (sekunder trafo). Jika ingin menghasilkan tegangan DC digunakanlah

sebuah rectifier. Sebuah kapasitor digunakan untuk meratakan gelombang

arus pada rectifier, perbandingan antara tegangan DC yang keluar dengan

tegangan AC yang ikut serta pada hasil outputnya disebut dengan riak

(ripple). Frekuensi gelombang ini tergantung pada ferkuensi gelombang AC

pada input (contoh; 50 Hz, 60 Hz).

Tegangan DC yang dihasilkan oleh power supply tanpa pengaturan

(unregulated power supply) bergantung pada jenis beban yang digunakan dan

variasi tegangan input AC. Pada peralatan elektronik yang penting

pengguanaan regulator linier akan mengunakan stabilize dan pengturan

tegangan. Regulator seperti in akan secara langsung mengurangi riak dan

noise pada keluaran arus DC.

Power supply linear yang dapat diatur ini biasanya digunakan pada

laboratorium dan tempat – tempat servis peralatan elektronik. Sebagai contoh;

pengujian pada sebuah rangkaian memerlukan tegangan input 30 volt dan arus

5 amper maka power supply tersebut diatrur sesuai dengan tegangan kerja

rangkaian yang akam diuji.


Gambar 1. Power supply linear

2. Penyalur tegangan AC/ DC

Penyuplai daya dalam bentuk tegangan DC hanya terdapat pada

beberapa daerah tertentu, kebanyakan daerah masih menyuplai daya dalam

bentuk tegangan AC. Suplai daya dalam bentuk tegangan DC lebih sederhana,

murah, dan lebih linier dari pada suplai dalam bentuk tegangan AC, dan tanpa

perlu meggunakan trafo distribusi. Mereka menggunakan penyearah (rectifier)

dan kapasitor filter, keluaran dari rectifier tersebut disalurkan langsung

melalui konduktor menuju beban, suplai DC ini tidak memiliki gangguan –

gangguan sesaat seperti pada sumber AC

3. Power supply saklar otomatis (Switched-mode power supply)

Power supply jenis ini memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan

power supply yang lain, dimana tegangan AC input langsung diserahkan


(diubah menjadi DC) tanpa melalui transformator. Tegangan tersebut dibagi

menjadi beberapa bagian dengan saklar elektronik.

Frekuensi dan tegangan input yang tinggi pada tahap pertama

dilewatkan oleh beberapa transformator step down yang akan berfungsi

sebagai power supply linear. Setelah melewati transformator kedua sinyal AC

kembali diubah menjadi sinyal DC oleh rectifier. Untuk menjaga agar

tegangan output tetap konstan, power supply membutuhkan sebuah umpan

balik (feedback) untuk mengontrol tegangan outputnya.

Biasanya power supply jenis ini dipakai pada komputer untuk

memberikan daya yang dibutuhkan oleh peripheral komputer. Faktor daya

menjadi sebuah perhatian oleh pabrikan komputer hal ini dikarenakan power

supply sebelummya menghasikan sinyal harmonic dan juga faktor daya yang

yang buruk. Namun beberapa tahun belakangan ini pihak produsen power

supply komputer berusaha untuk memperbaiki factor daya tersebut.

Gambar 2. Switched-mode power supply


4. Uninterruptible power supply (UPS)

UPS memiliki dua atau lebih sumber daya yang bekerja secara

simultan. Secara umum digunakan tegangan AC sebagai sumber utama,

sementara itu tegangan pada baterai akan diisiulang. Jika terjadi gangguan

pada sumber utama, secara langsung baterai akan menggantikan sumber

utama sehingga kinerja dari beban tidak terganggu. Hal seperti itu hanya bisa

terjadi jika daya pada baterai mencukupi. Ada 5 jenis UPS diantaranya :

1. Standby UPS

2. Line Interactive

3. Standby-Ferro

4. Double Conversion On-Line

5. Delta Conversion On-Line

1. Standby UPS

Standby UPS umumnya digunakan pada personal computer (PC).

Blok diagramnya dapat dilihat pada gambar 1, sebuah saklar (transfer

switch) digunakan untuk memilih tegangan masukan AC dari sumber

utama dan baterai/inverter sebagai backup jika sumber utama terjadi

gangguan. Jika gangguan terjadi transfer switch akan bekerja memilih

tegangan sumber yang akan masuk kebeban.


Gambar 1. Stanby UPS

2. Line Interactive

UPS jenis ini digunakan pada server dimana baterai/inverter selalu

terhubung dengan output UPS, inverter akan bekerja terbalik selama arus

sumber normal yaitu sebagai pengisi baterai. Jika terjadi gangguan

transfer switch akan terbuka dan arus akan mengalir dari baterai ke output

UPS, dengan terdapatnya inverter yang terhubung pada output ini bias

menjadi sebuah filter tambahan pada UPS tersebut.

Gambar 2. Line Interactive UPS


3. Standby-Ferro

UPS tipe ini memiliki rating 3-15 KVA dan memiliki transformator

dengan 3 buah lilitan, salah satu lilitan primernya terhubung dengan

sumber utama dan yang satunya tehubung dengan rangkaian invereter

(baterai) sedangkan lilitan sekunder terhubug kebeban. Jika terjadi

gangguan pada sumber utama transfer switch akan terbuka dan baterai

menggantikan sebagai sumber utama. Dan selama sumber utama yang

mensuplai tidak terjadi gangguan, inverter (baterai) akan standby.

Penerapan inverter ini biasanya pada modem computer server yang

membutuhkan input berupa gelombang sinusoidal murni.

Gambar 3. Standby – Ferro UPS


4. Double Conversion On-Line

UPS dengan rating diatas 10 KVA ini mengguanakan rangkaian

inverter sebagai sumber utamanya dimana sumber AC pada jala – jala

disearahkan dengan rectifier dan kemudian diubah kembali menjadi

tegangan AC oleh inverter. Pada UPS ini tidak digunakan transfer switch

karena baterai akan langsung menjadi sumber utama jika terjadi gangguan

dan tidak memerlukan waktu untuk transfer dari sumber utama ke sumber

cadangan (baterai)

Gambar 4. Double Conversion On-Line


5. Delta Conversion On-Line

Delta Conversion On-Line memiliki rating kerja 5 KVA – 1,6 MW.

Pada UPS ini digunakan sebuah tansformator yang terminal inputnya

terhubung delta (Δ). Prinsip kerjanya sama dengan double conversion on-

line yaitu menggunakan rangkaian inverter sebagai sumber utama dan

rangkaian rectifier sebagai penyearah dan pengisi ulang baterai yang akan

berfungsi sebagai tenaga cadangan dari UPS tersebut.

Gambar 5. Delta Conversion On-Line


DAFTAR REFERENSI

www.apc.com, Diakses 25 Desember 2008, 04:32:20 PM

www.wikipedia.org, Diakses 26 November 2008, 09:45:48 PM

You might also like