You are on page 1of 13

MAKALAH SANITASI

SANITASI
A. LATAR BELAKANG

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam industry pengolahan langkah pemberian sanitizer atau perlakuan fisik yang dapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan pabrik.Sanitizier adalah kondisi bersih kuman atau mikroba yang digunakan dalam industry pangan.Program sanitasi dijalankan sama sekali bukan untuk mengatasi kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk menghilangkan kontaminan dari makanan atau mesin pengolahan makanan serta mencegah terjadinya kontaminasi kembali dan kontaminasi silang

Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktek kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 1

MAKALAH SANITASI

B. DEFINISI SANITASI
Sanitasi dan kesehatan manusia adalah dua hal yang saling terkait. Sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam rangka kebersihan urusan buang hajat dan limbah serta penyediaan air bersihnya. Sayangnya untuk fasilitas kebutuhan dasar itu, Indonesia masih ketinggalan jauh dari tetangga- tetangganya.

Tiga unsur sanitasi adalah air limbah (waste water), persampahan (solid waste), dan drainase lingkungan (drainage system).Manajemen pembuangan manuisa (human waste) yang buruk akan berakibat secara langsung maupun tidak langsung pada transmisi penyakit. Lebih dari 2.4 milyar orang didunia saat ini tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai sehingga mereka terpaksa menggunakan fasilitas toilet yang tidak sehat dan tidak aman untuk digunakan.Sanitasi dan air minum merupakan salah satu dari delapan tujuan Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yg

diupayakan untuk dicapai pada 2015. Salah satu sanitasi yang menjadi perhatian adalah masalah air yang tercemar terutama di negara berkembang dengan sistem sanitasi air yang kurang. Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5hari tanpa minum air. Selain itu, air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, membersihkan kotoran yang ada di rumah, untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain lain. Penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebabkan melalui air sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana mana. Jumlah air dalam tubuh manusia rata rata 65 % dari berat tubuhnya dan sangat bervariasi pada setiap orang, bahkan juga bervariasi untuk setiap bagian tubuh seseorang. Organ tubuh manusia yang mengandung banyak air antara lain adalah otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82.7%, otot 75.6% dan dalam darah 83%. Setiap hari kurang lebih 1440 liter darah mengalir
SMK NEGERI 1 SURUH Page 2

MAKALAH SANITASI

dan dibersihkan oleh ginjal, kemudian dikeluarkan 2-3 liter dalam bentuk urine. Selebihnya diserap kembali masuk kedalam aliran darah. Persediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas akan memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.

C. PERALATAN, BAHAN DAN LANGKAH-LANGKAH SANITASI


Bebarap langkah praktis dalam pembersihan dan sanitasi yang umum diterapkan di bidang industri adalah : Menyimpan makanan agar tidak tercemar oleh bahan kimia Menghilangkan kotoran Dibilas Dibersihkan, biasanya dengan deterjen Dibilas Disanitasi Dibilas dengan air bersih Dikeringkan sehingga makanan tidak terkena oleh

Persiapan meliputi penyimpanan semua makanan

larutan pembersih. Sisa makanan dapat dihilangkan dengan menyikat, menggosok, mengosongkan udara, mengikis atau pembilasan. Deterjen membantu proses pembersihan dengan menghilangkan tanah dan biofilms. Biofilm adalah polisakaida yang terbentuk oelh mikrooranisme yang umumnya melekat pada permukaan meja kerja. Biofilm menjadi penting karena sangat sulit dibersihkan. Di AS dan Kanada, pembilasan setelah sanitasi dibutuhkan hanya jika digunakan desinfektan/saniter yang mengandung lebih dari 200 ppm klorin aktif dalam natrium hipoklorit, atau iodophors dengan >25 ppm yodium.

kepala polar (hidrofilik)

ekor non-polar (hidrofobik)

Gambar biofilm yang dibentuk Contoh detergen dengan ikatan hidrofobik dan hidrofilik oleh mikroorganisme.
SMK NEGERI 1 SURUH

pada rantai asam lemak.


Page 3

MAKALAH SANITASI

Dietergen Deterjen adalah komponen aktif permukaan dengan kepala polar (hidrofilik) dan ekor yang non-polar (hidrofobik). Kotoran/surfaktan terletak pada batas antara fase air dan fase lemak. Kepala polar adalah hidrofilik dan larut dalam air. Sisi non-polar adalah hidrofobik (lipofilik) dan larut pada fase lemak. Sisa-sisa dari makanan berlemak dapat larut dalam bentuk misel dan dapat dibersihkan.

Deterjen dari sgei sifat keasamannya bias digolongkan menjadi: Alkali (anionik) deterjen, digunakan untuk bahan organik (kotoran), lemak / minya, protein, karbohidrat Asam (kationik) deterjen, digunakan untuk bahan anorganik (kotoran): kerak air (garam berkalsium, magnesium, ), lapisan mineral lain (besi, sulfat), sisa makanan yang kaya mineral (milkstone)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada saat pembersihan Waktu Suhu Konsentrasi deterjen Pergerakan mekanik (penggosokan)

Pembersihan memakan waktu, terutama jika menggunakan bahan kimia. Perendaman tanpa pengadukan memakan waktu paling lama.Suhu adalah faktor penting karena makin tinggi suhu mempercepat reaksi kimia dan melunakkan sisa lemak, membuatnya lebih mudah untuk diemulsifikasikan.

Hal hal yang perlu diperhatikan penting pada proses pembersihan sebelum sanitasi 1. Sisa makanan Hal yang paling penting adalah bahwa sisa makanan yang mengandung protein dapat menginaktifkan hipochlorit - desinfektan dan membuatnya tidak efektif. Melindungi mikroorganisma Menyediakan makanan bagi mikroba Mengurangi efektifitas disinfektan Mengurangi efisiensi alat (mis. alat penghantar panas)

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 4

MAKALAH SANITASI

2. Metode sanitasi Suhu Tinggi Penguapan Kimia Air panas

Mudah mencapai area yang sulit Panas sedang, yaitu 74-90C, biasa digunakan dalam industri pangan dan katering sebagai metode sanitasi. Alat-alat dan perlengkapan masak yang kecil dapat dimasukkan ke dalam tangki air panas. Perendaman yang baik adalah 80 C selama 2 menit. Air pada suhu ini dapat menyebabkan luka bakar, maka gunakan keranjang, rak, atau alat lain. Alat penguapan digunakan dalam industri. Alat ini sangat efektif, tetapi berbahaya bagi personel yang tidak ahli menggunakannya; alat ini juga dapat merusak lantai beton, minyak pelumas dan

komponen peralatan lainnya apabila tidak digunakan secara benar.

3. Prinsip desinfeksi kimia Sebelum disanitasi dengan bahan kimia, permukaan makanan harus bersih, sebab sisa-sisa makanan dapat mengurangi keefektifan sanitasi. Desinfektan yang berasal dari ekstrak pinus tidak boleh digunakan di area penanganan makanan karena tidak efektif dan desinfektan tersebut dapat menodai makanan. Suatu desinfektan harus Tidak beracun bagi manusia Memiliki aktifitas antimikrobiologi yang besar (patogen dan organisma pengganggu) Mampu membunuh, tidak hanya membatasi pertumbuhan mikroorganisma Tidak menodai makanan atau minuman

Contoh contoh desinfektan: 1. Desinfektan oksidasi khlorin dioksida Persenyawaan Iodine iodophors

Persenyawaan Klorin dapat digunakan secara luas, karena sangat efektif melawan semua patogen. Mereka sangat cepat bereaksi, tetapi persenyawaan tersebut korosif, tidak stabil dan mudah mengiritasi. Iodophors adalah suatu persenyawaan yodium dan non-ionic komplek dengan pH rendah. Persenyawaan tersebut memiliki spektrum membunuh yang luas dan bekerja dengan baik pada suhu dingin dan hangat, tetapi bersifat korosif dan keras. Asam
SMK NEGERI 1 SURUH Page 5

MAKALAH SANITASI

Peracetik memiliki spektrum membunuh yang luas dan digunakan pada sistem pembersihan tertutup Clean in Pleace. Sistem ini tidak cocok bila digunakan di rumah.

2. Desinfektan non-oksidasi Quarternary Ammonium Compound (QAC) Garam-faram amonium dapat diganti dengan grup alkil yang luas. Persenyawaan itu sangat efektif dalam melawan bakteri gram prositif. Garam amonium tidak efektif melawan virus, spora dan kurang efektif melawan bakteri gram negatif. Garam amonium stabil, tidak korosif dan tidak merusak kulit manusia (lebih aman untuk pembersihan manual). Perlu dicatat bahwa pemakaian yang tidak tepat terhadap quats dapat mencegah terjadinya fermentasi ( yaitu menghambat starter kultur gram positif).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas desinfektan: Waktu kontak Suhu Konsentrasi pH Jenis kotoran Kecocokan dengan deterjen Suatu desinfektan dinilai efektif sebagai pembersih permukaan, bila dapat membunuh 5-log dari 5 bakteri berbeda dalam waktu 5 menit atau memiliki kekuatan membunuh yang sama seperti 100 ppm chlorine.Suhu dapat meningkatkan kecepatan membunuh, tetapi persenyawaan khlorin dapat membusuk pada suhu sekitar 60 C, sedangkan iodophors sekitar 48 C. Keberadaan tanah dapat menurunkan aktifitas persenyawaan khlorin dan iodine. Suatu desinfektan harus sesuai dengan jenis bahan pembersih kimia yang digunakan.

Penyabunan dan pengeringan setelah pembersihan/sanitasi Langkah ini seringkali terlupakan. Industri pengeringan telah mempelajari bahwa Listeria dapat tumbuh sangat baik pada kondisi basah, dan sebaliknya bila lingkungan pabrik bersih. Patut dicatat bahwa pengeringan udara (vakum) sangat disarankan, karena pakaian kotor akan mencemarkan kembali peralatan, alat-alat dan pemukaan kerja.

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 6

MAKALAH SANITASI

Contoh desinfektan berdasarkan jenis kotoran

Jenis Kotoran Protein Lemak

Sifat kelarutan Tidak larut Tidak larut

Kemudahan untuk larut sulit sulit

Karbohidrat Mineral/garam

Larut Bervariasi

mudah Bervariasi

Perubahan karena pemanasan Terurai, Lebih lengket Polimerisasi lebih sulit dibersihkan Karamelisasi, lebih sulit dibersihkan Umumnya mudah

Detergen terbai Basa klorin basa

basa asam

Prosedur pembersihan pada industri makanan dan katering Prosedur pembersihan dibutuhkan pada Permukaan kerja yang kontak dengan makanan Peralatan makanan Alat-alat pembersih (alat pengepel, sikat, ember) Seluruh area dapur dan kantin

Di industri pangan dan katering, prosedur pembersihan dan sanitasi harus tersedia pada setiap tempat dan peralatan yang berhubungan dengan makanan.

Pemakaian bahan kimia yang aman Bahan-bahan kimia yang membunuh mikroorganisma dapat berbahaya bagi manusia yang mengoperasikannya. Sangat disarankan untuk mengikuti instruksi pemasok mengenai konsentrasi dan kecocokannya dengan produk pembersih lain. Kejadian yang membahayakan dapat terjadi ketika larutan hipokhlorit (bahan pemutih rumah tangga) dicampur dengan asam. Dapat terjadi pelepasan gas beracun tinggi khlorin. Penting untuk tidak memberikan desinfektan secara berlebih karena akan menjadi tidak efektif. Karenanya bahan kimia di rumah harus selalu diawasi pemakaiannya secara benar dan disimpan di tempat aman yang jauh dari jangkauan anak. Bahan-bahan kimia tidak boleh disimpan pada kontainer bekas makanan atau minuman, seperti botol minuman atau kaleng makanan. Selalu mengikuti instruksi pemasok Jangan mencampur bahan kimia kecuali sudah dinyatakan aman oleh pemasok
SMK NEGERI 1 SURUH Page 7

MAKALAH SANITASI

Jangan pernah mencampur senyawa asam dan basa (reaksi eksotermis) Hipokhlorit jangan dicampur dengan Asam (pelepasan gas chlorin) Bahan-bahan nitrogenous (dapat membentuk persenyawaan explosif)

Pengendalian hama Patogen dapat tersebar melalui kecoa, lalat, tikus.Harus ada prosedur yang tepat untuk menjauhkan hama dari area pengolahan dan penanganan makanan. Serangga, hama dan hawan-hewan rumah memainkan peranan dalam penyebaran penyakit. Industri makanan dan katering harus mencari saran profesional dari satu perusahaan yang menyelenggarakan jasa seperti itu.

Pesan penting bagi rumah Permukaan kerja / alat harus bersih agar hasil sanitasi dapat memuaskan Pembersihan semakin baik bila disertai dengan deterjen yang sederhana Sanitasi dapat dilakukan dengan menggunakan air panas atau larutan hipokhlorit. Permukaan lantai dan alat yang telah dibersihkan harus kering Bahan-bahan kimia harus disimpan secara aman

Pesan penting bagi industri katering dan makanan Permukaan lantai yang bersih adalah penting untuk memastikan sanitasi yang memuaskan Fasilitas/peralatan harus mudah dibersihkan Efisiensi dari desinfektan tergantung dari komposisi bahan kimia, waktu dan suhu Masing-masing desinfektan memiliki keunikan Segala kegiatan pembersihan / sanitasi harus sesuai dengan prosedur Bahan-bahan kimia harus digunakan dan disimpan dengan aman Pembersihan harus selalu termonitor Permukaan lantai yang bersih adalah penting untuk memastikan sanitasi yang memuaskan Fasilitas/peralatan harus mudah dibersihkan Efisiensi dari desinfektan tergantung dari komposisi bahan kimia, waktu dan suhu Masing-masing desinfektan memiliki keunikan Segala kegiatan pembersihan / sanitasi harus sesuai dengan prosedur Bahan-bahan kimia harus digunakan dan disimpan dengan aman
SMK NEGERI 1 SURUH Page 8

MAKALAH SANITASI

Pembersihan harus selalu termonitor

D. SANITASI KARYAWAN
Karyawan dari kata dasar "karya" yang diberi akhiran -wan yang berarti pekerja, seringkali di sebuah pabrik atau kantor besar. Oleh pemerintah Orde Baru kata ini digunakan untuk menggantikan istilah buruh yang sejak 1965 ditabukan di Indonesia. Dalam bidang produksi kebersihan karyawan dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, karena sumber cemaran terhadap produk dapat berasal dari karyawan. Karyawan disuatu pabrik pengolahan yang terlibat langsung dalam proses pengolahan merupakan sumber kontaminasi bagi produk pangan , maka kebersihan karyawan harus selalu diterapkan.

Adapun beberapa hal yang harus di terapkan pada setiap karyawan yang bekerja dalam unit perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Karyawan yang menderita penyakit menular, dan mempunyai luka terbuka yang dapat menulari produk, tidak di izinkan bekerja dalam ruangan pengolahan. 2. Luka kecil di tangan harus dirawat dengan baik dan dibalut dengan pembalut yang tahan air. Sarana untuk PPPK harus disediakan untuk menghadapi segala kemungkinan. 3. Setiap karyawan harus memelihara kebersihan pribadi yang tinggi selama bertugas. Pakaian kerja termasuk tutup kepala harus disediakan dan selalu dalam keadaan bersih. 4. Kesehatan karyawan harus diperiksa secara periodic untuk menjamin agar tidak seorang pun karyawan menderita penyakit yang dapat menular. 5. Karyawan yang langsung bekerja pada ruang pengolahan, pada waktu bekerja harus selalu menggunakan pakaian kerja, penutup kepala yang sempurna, sarung tangan, sepatu, penutup mulut( masker). 6. Karyawan harus membiasakan mencuci tangan dengan bersih terutamasetelah keluar dari jamban dan kamar mandi, sebelum mengolah ikan. 7. Karyawan yang mengerjakan pengolahan ikan tidak diperbolehkan memakai cat kuku, gelang ataupun cincin. 8. Dilarang merokok,meludah, makan dan mengunyah permen karet selama menangani ikan. 9. Bagi karyawan harus disediakan tempat penitipan barang- barang ataupun perlengkapan perorangan. 10. Sarung tangan yang digunakan untuk penanganan dan pengolahan harus selau dicuci dan didisinfeksi pada setiap mulai dan selesai satu gilir kerja.

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 9

MAKALAH SANITASI

11. Tidak dibenarkan meletakkan pakaian kerja seenaknya diatas meja atau permukaan peralatan lainnya yang bersentuhan dengan ikan. 12. Khususnya bagi karyawan pekerjaan memfillet, membuang sisik dan menangani ikan utuh atau ikan yang telah disiangi harus dilengkapi dengan pakaian- pakaian kerja yang kedap air. Pakaian kerja yang kedap air harus dicuci dengan penyemprotan air bertekanan atau cara lain yang efektif setiap akan memulai dan selesai satu gilir kerja. Lendir dan kotoran tidak boleh mongering dan mengeras pada pakaian kerja.

F. SANITASI RUANG PRODUKSI


Ruang produksi merupakan suatu tempat dalam perusahaan yang berfungsi sebagai kegiatan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Menurut (Winarno, 2002),agar ruangan tetap bersih dan bebas dari sumber mikroba beserta sporanya ruangan harus terbuat dari bahan yang bisa dilap atau dipel dengan disenfektan. Secara rutin harus dilakukan pembersihan ruangan secara menyeluruh. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam salah satu ruang produksi dadalah sebagai berikut;

2.2.1. Desain dan tata letak Ruang produksi seharusnya cukup luas dan mudah dibersihkan.

2.2.2. Lantai Lantai ditempat yang sifatnya untuk pekerjaan basah, dimana ikan diterima, diolah atau dikemas harus cukup kemiringannya, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan lama dan mudah dibersihkan. Pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung dan kedap air. Lantai harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya.

2.2.3. Dinding Permukaan dinding bagian ruangan produksi harus halus, rata, serta berwarna terang. Bagian dinding sampai ketinggian 2 meter dari lantai harus dapat dicuci dan tahan terhadap bahan
SMK NEGERI 1 SURUH Page 10

MAKALAH SANITASI

kimia. Pada bagian tersebut tidak boleh ditempatkan sesuatu yang mengganggu operasi pembersihan. 2.2.4. Langit- langit - Ruang produksi harus mempunyai langit-langit yang tidak retak, tidak bercelah, tidak terdapat tonjolan dan sambungan yang terbuka, kedap air dan berwarna terang. Tinggi langitlangit untuk ruangan produksi minimum 3 (tiga) meter. - Konstruksi langit-langit seharusnya didisain dengan baik untuk mencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan, bersarangnya hama, memperkecil terjadinya kondensasi, serta terbuat dari bahan tahan lama dan mudah dibersihkan. - Langit-langit harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang labah labah dan kotoran lainnya

2.2.5. Ventilasi Harus ada ventilasi yang cukup untuk menjamin sirkulasi udara,menghilangkan bau yang idak diinginkan dan mencegah pengembunan.

2.2.6. Penerangan Semua ruangan produksi harus mendapat penerangan yang cukup dan merata dengan intensitas lebih kurang 20 foot candle.

2.2.7. Pintu dan jendela - Permukaan pintu harus tahan karat, halus dan rata, tahan air dan mudah dibersihkan. Pintu tersebut harus dirancang sehingga dapat menutup dengan sendirinya. - Jendela (jika ada) harus tahan air, halus dan rata, mudah dibersihkan dan harus dirancang sehingga bila dibukadapat menahan debu, kotoran dan serangga. Harus sekecil mungkin dan tingginya dari lantai minimal 1,5 meter.

2.2.8. Perlengkapan anti serangga dan binatang Harus dilengkapi dengan dengan peralatan untuk mencegah masuknya serangga,tikus, burung dan hama lainnya serta bintang peliharaan. Segala kemungkinan jalan dan lobang tikus dan serangga harus ditutup dengan saringan logam yang tahan karat.

2.2.9. Tempat cuci tangan ( wastafel) Ruangan pengolahan harus mempunyai sejumlah tempat cuci tangan yang cukup, sekurangkurangnya satu tempat cuci tangan untuk 10 karyawan; penyediaan air panas dan dingin yang
SMK NEGERI 1 SURUH Page 11

MAKALAH SANITASI

cukup; dilengkapi dengan sabun, lap sekali pakai ( tissue paper).Air pencuci tangan harus mengalir dan tidak boleh dipakai berulang kali.

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 12

MAKALAH SANITASI

PENUTUP
3.1. Kesimpulan Sanitasi Pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam pangan,peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Dalam industry pengolahan pangan terdapat beberapa macam sanitasi diantaranya adalah sanitasi karyawan dan sanitasi ruang produksi: Sanitasi karyawan meliputi kebersihan pribadi, pakaian kerja, tutup kepala, masker dan lain- lain yang berhubungan dengan karyawan. Sedangkan Sanitasi Ruang Produksi meliputi; Lantai, dinding, langit-langit, ventilasi, penerangan, pintu dan jendela, pintu dan jendela, tempat cuci tangan dan sebagainya.

3.2. Saran

Diharapkan kepada karyawan yang bekerja dalam industry pengolahan agar memperhatikan syarat- syarat sanitasi dalam pengolahan Hasil Pertanian & Perikanan agar terhindar dari kontaminasi mikroba yang dapat mengancam keamanan produk.

SMK NEGERI 1 SURUH

Page 13

You might also like