You are on page 1of 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Memasuki era global yang sangat praktis,perkembangan ilmu sangat pesat terutama di bidang IPTEK. Perkembangan ini juga berdampak juga pada perkembangan teknologi transportasi. Inovasi di bidang otomotif saat iini semakin memanjakan pemakai,dan trobosan teknologi terbaru harus memenuhi tuntutan konsumen yang lebih mudah,aman,dan nyaman. Selain itu juga mesin memiliki performance yang tinggi,serta perangkat keamanan dan kenyamanan lengkap yang berfungsi optimal. Suatu kendaraan dpat dikatakan baik apabila bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara. Semua jenis kendaraan baik roda dua maupun roda empat dilengkapi dengan berbahai system,salah satunya adalah system pengereman. Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju kendaraan.sistem ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman

mesin,kelemahan ini harus dikurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Pada saat ini banyak sekali pengguna kendaraan tidak mengerti apa itu sistem rem dan komponen komponen di dalamnya. Padahal hal ini sangat penting karena agar pengguna kendaraan dapat memaksimalkan sistem rem tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Secara umum, rumusan masalah makalah ini adalah Bagaimana fungsi dan komponen sistem rem?. Secara khusus, rumusan makalah ini dijelaskan berikut ini. a. Apa fungsi rem? b. Apa prinsip kerja rem? c. Bagaimana cara kerja rem? d. Apa saja tipe-tipe rem? e. Apa saja jenis-jenis rem? f. Komponen apa saja yang ada pada sistem rem? g. Apa pengembangan system rem?

1.3 Tujuan Tujuan umum penulisan makalah ini adalah menjelaskan tentang sistem rem beserta komponen yang ada di dalamnya. Tujuan khususnya adalah a. untuk mengetahui fungsi rem b. untuk mengetahui prinsip kerja rem c. untuk mengetahui kerja rem d. untuk mengetahui tipe-tipe rem e. untuk mengetahui jenis-jenis rem f. untuk mengetahui komponen pada sistem rem g. untuk mengetahui pengembangan sistem rem.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI REM Deno (2010) rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju Kendaraan Menurut Oto (2009) fungsi rem adalah mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkirkan kendaraan pada jalan yang menanjak. jhonie (2010) mengemukakan bahwa fungsi rem yaitu mengurangi kecepatan sampai menghentikan lajunya kendaraan. Menurut Pardede (2010) rem dirancang untuk mengurangi kecepatan

[memperlambat] dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Menurut Junior (2010) rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan

menghentikan kendaraan. Menurut Hari (2010) rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan, memungkinkan parkir pada tempat yang menurun, sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman. Ridwan (2008) menyatakan bahwa sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.

Tanpa nama (2008) fungsi rem adalah mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan, bahkan memungkinkan memarkirkan kendaraan pada tempat yang menurun. Berdasarkan delapan pendapat diatas fungsi rem adalah untuk mengurangi dan menghentikan kendaraan serta memungkinkan kendaraan dapat di parkir pada tempat yang menanjak maupun menurun.

2.2 PRINSIP REM Menurut Deno (2010) prnsip rem yaitu mengubah energi kinetik (gerak) kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Menurut Pardede (2010) rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Menurut Hari (2010) rem merubah energi gerak menjadi energi panas Liecklongley (2008) menerangkan bahwa prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat.

2.3 TIPE REM Menurut Ridwan (2008) tipe rem dibagi menjadi 3 yaitu : Rem kaki (foot brake) Digunakan untuk mengontrol kecepatan dan meng-hentikan kendaraan Rem parkir (parking brake) Digunakan untuk memarkir kendaraan (agar kendaraan tidak berjalan saat diparkir). Rem tambahan (auxiliary brake) Digunakan untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.

2.4 JENIS REM 2.4.1 Rem hidraulis

Rem hidraulis bekerja berdasarkan hukum pascal yang berbunyi Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Menurut daryanto (2008) Prinsip kerja rem hidrolik adalah menggunakan hukum pascal yaitu gaya penampang dari fluida akan menghasilkan tekanan yang akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Jadi rem hidraulis memanfaatkan tekanan yang diberikan zat cair untuk menjalankan system rem. Menurut Hari (2010) keuntungan rem hidraulis yaitu membuat rem menjadi lebih respon (lebih cepat) dan konstruksi rem lebih sederhana.

2.4.2

Rem pneumatik

Menurut Deno (2010) Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimanpatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut sistem pneumatic. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rem pneumatic merupakan jenis rem yang menggunakan tenaga dalam bentuk udara untuk meneruskan tekanan dari master rem ke roda, dan biasanya dalam rem pneumatic di gunakan kompresor untuk menambah daya pengereman.

2.4.3

Rem mekanik

Menurut Junior (2010) rem mekanik merupakan jenis rem yang menyalurkan gerakan pengereman ke roda melalui komponen-komponen mekanis.Jadi dengan kata lain rem mekanik yaitu jenis rem yang masih menggunakan alat sederhana atau konvensional untuk menekan rem, seperti menggunakan kawat atau batang besi. Rem mekanik konstruksinya sangat sederhana namun banyak sekali

kekurangannya yang antara lain: a. Membutuhkan tenaga yang lebih dalam penggunaannya b. Tidak bisa digunakan untuk kendaraan besar c. Mudah rusak d. Daya pengereman kurang maksimal

2.5 KOMPONEN SISTEM REM 2.5.1 Pedal rem

Gambar 2.5.1 pedal rem

Menurut Etdeh (2008) pedal rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman. Menurut Oto (2009) pedal rem : bagian dari rem yang berfungsi menekan minyak rem dari master silinder ke rem. Jadi dapat disimpulkan bahwa pedal rem adalah komponen system rem yang berfungsi menekan minyak rem dari master silinder ke rem.

2.5.2

Booster rem

Gambar 2.5.2

booster rem

2.5.2.1 Fungsi booster rem Menurut Hari (2010) booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh Menurut Etdeh (2008) booster rem berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman. Menurut jhonie (2010) booster rem merupakan salah satu dari komponen sistem rem yang berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal sehingga dayadaya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Menurut 3 pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa booster rem adalah salah satu komponen sistem rem yang berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan penekanan pedal sehingga daya pengereman yang diperoleh lebih besar dan meringankan kerja pengemudi dalam pengereman.

2.5.2.2 Prinsip kerja booster rem Daryanto (2008) menerangkan bahwa Prinsip kerja boster rem menggunakan hukum bernoulli yaitu fluida dalam keadaan mengalir kontinu mempunyai energi tekanan, energi kinetik (kecepatan), dan energi potensial (kecepatan awal).

2.5.2.3 Cara kerja booster rem Menurut Mulyono (2009) cara kerja booster rem : Ketika Pedal Rem Belum Ditekan bertemu dengan control valve sehingga tertutup, dan air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring udara luar tidak bi-sa masuk ke variable pressure chamber. Vacum valve terbuka menyebabkan terjadinya kevakuman pada constant dan vari-able pressure chamber. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.

Gambar 2.5.2.3 booster rem ketika pedal belum ditekan

Ketika Pedal Rem Ditekan valve operating rod mendorong air valve dan control valve, yang menyebabkan vacum valve tertutup dan air valve terbuka. Hal ini menyebabkan udara luar masuk ke variable pressure chamber. Perbedaan tekanan antara variable dan constant pressure chamber menyebabkan piston bergerak ke kiri.

Gambar 2.5.2.4 booster rem ketika pedal ditekan.

2.5.3

Master silinder

Gambar 2.5.3 master silinder

2.5.3.1 Fungsi master silinder Menurut Ridwan (2008) master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan). Menurut Etdeh (2008) master silinder tekanan hidrolis. mengubah gerak pedal rem ke dalam

2.5.3.2 Cara kerja master silinder Daryanto (2008) Cara kerja master silinder adalah apabila pedal ditekan , maka piston akan bergerak maju, akibatnya minyak rem akan mengalir ke tangki melalui saluran di depan master silinder.

10

Menurut Hari (2010) cara kerja master silinder adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5.3.2 Master silinder saat pedal rem dibebaskan

Gambar 2.5.3.3 Master silinder saat pedal rem diinjak

Saat pedal rem diinjak Piston no. 1 bergerak ke kiri dan piston cup menutup compensating port, sehingga menyebabkan tekanan hidraulis dalam silinder bertambah dan tekanan ini diteruskan ke wheel cylinder kembali ke reservoir. Saat pedal rem dibebaskan Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulis dan tegangan return spring, dan minyak kembali ke reservoir.

11

2.6 MEKANISME KERJA REM 2.6.1 Rem tromol

Gambar 2.6.1

Pengereman pada rem tromol

Menurut Hari (2010) Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energizing action / effect) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol yang berputar.

2.6.1.1 Komponen rem tromol 2.6.1.1.1 Tromol rem (brake drum)

Gambar 2.6.1.1.1 tromol rem (brake drum)

Tromol rem (brake drum) adalah komponen rem tromol yang merupakan komponen akhir karena tromol rem langsung berhubungan dengan roda.

12

Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron) karena ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200o 300oC dan harus tahan dalam suhu tersebut.

2.6.1.1.2

Sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining)

Gambar 2.6.1.1.2 Sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining)

Sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining) merupakan komponen rem tromol yang berfungsi untuk menekan atau menghentikan tromol rem. Sepatu rem terbuat dari plat baja dan kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem, kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan sebagainya, kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus

13

2.6.1.1.3

Silinder roda (wheel cylinder)

Gambar 2.6.1.1.3 silinder roda (wheel cylinder)

Silinder roda (wheel cylinder) merupakan komponen rem tromol yang berfungsi untuk mendorong sepatu rem ke tromol karena adanya tekanan dari master silinder. Bleeder plug berfungsi untuk membuang udara atau kotoran yang berada pada system rem. Menurut Hari (2010) ada dua tipe silinder roda (wheel silinder) yaitu silinder roda double piston dan silinder roda single piston.

2.6.1.1.4

Backing plate

Gambar 2.6.1.1.4 backing plate

14

Backing plate merupakan tempat bertumpunya sepatu rem, sehingga backing plate harus kuat menahan sepatu rem saat bekerja. Backing plate ini terbuat dari baja yang telah di press.

2.6.1.2 Tipe rem tromol 2.6.1.2.1 Tipe Leading Trailing

Gambar 2.6.1.2.1 tipe rem leading trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoes.

2.6.1.2.2

Tipe Two Leading

Gambar 2.6.1.2.2 tipe rem two leading

Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.

15

Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

2.6.1.2.3

Tipe Dual Two Leading

Gambar 2.6.1.2.3 tipe rem dual two leading

Tipe ini mempunyai 2 silinder ro-da (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki dua buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.

16

2.6.1.2.4 Tipe Uni-Servo

Gambar 2.6.1.2.4 Tipe rem uni-servo

Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston. Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik

17

2.6.1.2.5

Tipe Duo-Servo

Gambar 2.6.1.2.5 tipe rem duo-servo

Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

2.6.1.3 Kelebihan dan kekurangan rem tromol Menurut Junior (2010) rem tromol memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu: (a) Kelebihan rem tromol Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman,contoh : kendaraan operasional seperti bis,truk,minibus dsb.jadi rem tromol digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal. (b) Kekurangan rem tromol Rem tromol yang masih menerapkan system tertutup dalam prosesnya. Dalam system ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannnya harus membuat roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu/kotoran. Pada saat banjir,air akan mengumpul pada ruang tromol,sehinnga air akan menyulitkan system rem untuk bekerja.

18

2.6.2

Rem cakram

Gambar 2.6.2 rem cakram

Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara disc pad dan disc rotor.

2.6.2.1 Cara kerja rem cakram Menurut Daryanto (2008) Cara kerja rem Disc Brake adalah tekanan hidrolik dari master silinder, kemudian mendorong piston dan selanjutnya menekan pada rotor Disc. Pada saat yang sama tekanan hidrolik menekan sisi pad sehingga menjepit Disc dan terjadilah usaha pengereman.

19

2.6.2.2 Keuntungan dan kerugian rem cakram Menurut Hari (2010) rem cakram memiliki keuntungan dan kerugian antara lain: A. Keuntungan : Radiasi panas baik Bila terkena air lebih cepat kering Konstruksi sederhana Mudah dalam perawatan serta penggantian pad B. Kerugian : Self energizing effect kecil Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar Pad lebih cepat aus

2.6.2.3 Komponen rem cakram 2.6.2.3.1 Piringan (Disc Rotor)

Gambar 2.6.2.3.1 piringan (disk rotor)

Piringan (disc rotor) merupakan komponen rem cakram yang berputar bersama roda dan akan ditekan atau di hentikan oleh pad rem. Piringan ini sama dengan tromol rem pada rem tromol. Piringan (disc rotor) terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi.

20

2.6.2.3.2

Pad Rem

Gambar 2.6.2.3.2 pad rem

Sama halnya dengan sepatu dan kanvas rem pad rem juga berfungsi

untuk

menekan atau menghentikan piringan (disk rotor). Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Dan diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan).

2.6.2.3.3

Caliper

Gambar 2.6.2.3.3 caliper

Caliper merupakan komponen rem cakram yang berfungsi menekan pad rem untuk pengereman karena adanya tekanan dari master rem.

21

2.6.2.3.4

Jenis caliper

2.6.2.3.4.1 Tipe Fixed Caliper (Double Piston)

Gambar 2.6.2.3.4.1 Fixed Caliper (Double Piston)

Jenis caliper ini menggunakan dua piston untuk menekan pad rem.

2.6.2.3.4.2 Tipe Floating Caliper

Gambar 2.6.2.3.4.2 floating caliper

Tipe ini hanya terdapat satu piston. Pada saat pengereman piston akan menekan pad rem dan pada waktu yang sama caliper juga akan bergerak untuk menekan pad rem sehingga terjadilah pengereman.

22

2.7 REM PARKIR Rem parker/rem tangan adalah suatu sistem pengereman yang memungkinkan agar kendaraam tidak berjalan ketika diparkir pada jalan menanjak atau menurun. Menerut Edeth (2008) rem parkir/rem tangan berfungsi untuk mengerem roda roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel kabel. Juga untuk parker kendaraan pada jalan turun / mendaki. Manurut Hari (2010) rem parker terbagi menjadi dua tipe : 1. Tipe roda belakang Sistem pengereman tipe rem parkir ini terletak pada roda bagian belakang. 2. Tipe center brake Sistem pengereman tipe rem parkir ini terletak pada pusat kendaraan atau tepatnya pada transmisi kendaraan. Tipe rem parkir ini biasa dipakai atau digunakan pada kendaraan truk atau niaga.

2.8 PENGEMBANGAN SISTEM REM 2.8.1 Katup penyeimbang Katup penyeimbang berfungsi sebagai penyeimbang tekanan rem pada tiap roda dengan mengurangi tekanan hidraulis silinder roda pada roda belakang agar kendaraan saat dilakukan pengereman tidak terjadi slip. Prinsip kerja katup penyeimbang sebagai berikut: Tekanan Master Cylinder Tidak Ada

Gambar 2.8.1 katup penyeimbang tekanan master silinder tidak ada

piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka.

23

Tekanan Master Cylinder Rendah

Gambar 2.8.2 katup penyeimbang tekanan master silinder rendah

Tekanan hidraulis dari master silinder diteruskan dari ruang A ke ruang B melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B menjadi sama. Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A, menyebabkan piston bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong piston dan menyetop gerakan piston bila mencapai titik dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis.

Tekanan Master Cylinder Tinggi

Gambar 2.8.3 katup penyeimbang tekanan master silinder tinggi

Piston makin bergerak ke kiri sampai katup C menutup. Pada saat ini terjadi split point (titik a pada grafik). Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke kanan dan membuka katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston bergerak ke kiri karena perbedaan luas penampang dan menutup katup C. Proses ini terjadi secara berulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di wheel cylinder belakang.
24

2.8.2

Sistem rem anti lock ABS (Anti lock Brake Sistem)

Menurut Hari (2010) Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak langsung mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya). Menurut al-farouk Sistem rem anti terkunci atau anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.

2.8.2.1 Komponen dan fungsi

Gambar 2.8.2.1 komponen anti lock brake system

Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan.

Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan.

Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan signal ke ABS computer.

Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa pada ABS ada yang tidak berfungsi.
25

ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing wheel cylinder dengan signal dari ABS computer.

ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor komputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal ke ABS actuator.

26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari makalah yang berjudul system rem pada kendaraan bermotor ini adalah a. fungsi rem adalah untuk mengurangi dan menghentikan kendaraan serta memungkinkan kendaraan dapat di parkir pada tempat yang menanjak maupun menurun. b. Prinsip rem adalah merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. c. Type rem ada tiga yaitu rem kaki (foot brake), rem parkir (parking brake), dan
rem tambahan (auxiliary brake).

d. Jenis rem dibagi tiga yaitu rem hidraulis, pneumatic dan mekanik e. Komponen rem antara lain : Pedal rem Booster rem Master rem Eksekutor (mekanisme pengereman)

f. Mekanisme pengereman ada dua macam yaitu rem tromol dan rem cakram. g. Pengembangan sistem rem berupa katup penyeimbang dan sistem rem anti lock ABS (Anti lock Brake Sistem).

27

DAFTAR RUJUKAN

Al-Farouk, M.P. 2009. Rem ABS Anti Braking Sistem, (Online), (http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/), diakses 20 Oktober 2011. Deno. 2010. Sistem Pneumatic dan Hidrolik, (Online), (http://denosan.com/tutorial/iptek/sistempneumatik-dan-hidrolik), diakses 20 Oktober 2011. Etdeh, Z. 2008. Rem, (Online), (http://www.scribd.com/doc/60550190/Rem), diakses 20 Oktober 2011. Hari, G.O. 2010 (Online), (http://www.scribd.com/doc/46379417/Materi-Sistem-Rem) , diakses 20 Oktober 2011. Ined, A. 2011. Sistem Rem Udara, (Online), (http://www.scribd.com/doc/33010438/sistem-remudara), diakses 20 Oktober 2011. Jhonie, S.I. 2010 Definisi Rem, (Online), (http://www.scribd.com/doc/55099108/Definisi-Rem), diakses 20 Oktober 2011. Junior, D.D. 2010. Makalah Brake Udah Kelar, (Online), (http://www.scribd.com/doc/61459997/Makalah-Brake-Udah-Kelar), diakses 20 Oktober 2011. Muhamad.2009. System Rem Udara, (Online), (http://www.scribd.com/doc/52819080/SistemRem-Udara), diakses 20 Oktober 2011. Mulyono. 2009. Sistem Rem Tromol, (Online), (http://toturialotomotif.wordpress.com/2009/09/25/sistem-rem-tromol/), diakses 20 Oktober 2011. Oto. 2009. Sekolah Menengah Kejuruan, (Online), (http://www.scribd.com/doc/48680887/SEKOLAH-MENENGAH-KEJURUAN), diakses 20 Oktober 2011. Pardede, A.D. 2010 Kerusakan Pada Sistem Pengereman, (Online), (http://www.scribd.com/doc/40702579/Kerusakan-Pada-Sistem-Pengereman), diakses 20 Oktober 2011. Pardede, A.D. 2010 Sistem Kerja Rem Mobil, (Online), (http://www.scribd.com/doc/61034665/Sistem-Kerja-Rem-Mobil), diakses 20 Oktober 2011. Tanpa nama. 2008. Fungsi Rem, (Online), (http://dc395.4shared.com/doc/qpG6emV3/preview.html), diakses 20 Oktober 2011. Ridwan. 2008. Sistem Rem, (Online), (www.otomotif.web.id/sistem-rem-a42.html), diakses 4 Oktober 2011.

28

You might also like