You are on page 1of 7

AIR DAN SAMPAH DAN PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN SERTA PENANGGULANGANNYA (PENGOLAHANNYA)

Oleh 09 : Endang Susilowati / XI IPA 3

SMA N 3 MAGETAN

1. AIR
A. PENGERTIAN PENCEMARAN AIR Salah satu dampak negatif dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran adalah peristiwa masuknya zat, unsur, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan pencemaran disebut polutan. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, pencemaran terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera. Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat ;melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob. B. MACAM-MACAM SUMBER PENCEMARAN AIR Sumber pencemaran air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan

yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan yang larut banjir. di Penggunaan air akan pupuk dan pestisida eutrofikasi yang yang berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk dan pestisida ganggang. C. PENYEBAB PENCEMARAN AIR Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada menyebabkan mengakibatkan ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan

eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan

peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air

limbahnya seperti logam berat,toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum Pencemaran air oleh sampah

D. AKIBAT PENCEMARAN AIR 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air Pendangkalan dasar perairan Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia Dapat menyebabkan banjir Erosi Kekurangan sumber air Tanah Longsor Dapat merusak Ekosistem sungai Kerugian untuk Nelayan

E. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR Hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke

lingkungan. Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

2. SAMPAH
A. JENIS-JENIS SAMPAH Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi: 1. Sampah organik/basah Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami. 2. Sampah anorganik/kering Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. 3. Sampah berbahaya Contoh : Baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll. B. PENGOLAHAN SAMPAH Prinsip Pengolahan Sampah dikenal dengan nama 4R, yaitu: Mengurangi (bahasa Inggris: reduce) Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable). Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Mengganti (bahasa Inggris: replace)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Berikut adalah poin-poin penting dalam pengelolaan sampah dan rangkaian pembuangan sampah yang ideal: 1. Pemilahan tinggi Pemanfaatan kembali sampah yang memiliki resources bernilai tinggi 2. Pewadahan Pewadahan individual disediakan di tingkat rumah dengan menyediakan 2 unit penampungan sampah terdiri dari sampah organic dan anorganik Pewadahan komunal (container atau TPS) khusus untuk menampung berbagai jenis sampah baik organik maupun anorganik seperti untuk sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil, logam, sampah besar (bulky waste), sampah B3 (batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain. 3. Pengumpulan Waktu pengumpulan door to door setiap 1 sampai 2 hari Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah yang terdiri Pemilihan sampah yang masih memiliki sumber energi

dari sampah organik dan anorgainik

Waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x seminggu Pengumpulan sampah dengan compactor truck berbeda

4. Pengangkutan untuk setiap jenis sampah. 5. Daur Ulang Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah : Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat digunakan Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai bijih terutama untuk keperluan eksternal plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah tangga seperti ember dll Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang dapat digunakan kembali Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas (putih, hijau dan gelap) dan dihancurkan 6. Composting Composting dilakukan secara manual atau semi mekanis baik untuk skala individual, komunal maupun skala besar (di lokasi landfill). Pembuatan lubang biopori yang berfungsi upaya composting juga dan sebagai lubang resapan air. 7. Biogas Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district heating, sebagai energi (gas bio). energi listrik, dan kompor untuk memasak. 8. Incinerator Incinerator komunal dengan kapasitas minimal per unitnya Energi panas dari incinerator digunakan untuk district 500 ton per hari. heating (T 50 70 derajat Celcius) dan supplai listrik (20 40 % pasokan listrik berasal dari incinerator).

Emisi gas dari Incinerator sesuai dengan ketentuan standar

kualitas udara termasuk komponen dioxin. 9. Landfill Landfill di fasilitasi oleh sarana utama dan saran penunjang Pemadatan sampah mencapai kepadatan 700 800 Penutupan tanah harian dengan geo textile Penutupan tanah intermediate memanfaatkan sisa Penutupan tanah akhir dilakukan dengan sangat ketat dan Pengolahan gas dilengkapi dengan gas regulator, pompa Pengolahan lindi (leachate) dilakukan dengan aerator atau Efluennya harus dialirkan ke pipa sewerage yang menuju yang lengkap ton/m3

konstruksi bangunan mencapai ketebalan 2 10m pengisap gas, alat deteksi gas, turbin, boiler dan lain-lain. oxidation pond instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Sumber artikel : dimsum.its.ac.id (materi dan ilustrasi gambar), 2008. Marylin Junias, Eliaser Balelay, (Staf Pengajar Fak. Kedokteran Undana), MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008. Rheydha Pambudhy, Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana UI, Majalah PERCIk edisi Juli 2007. Reza Ginajar, Fakultas Kesehatam Masyarakat-Departemen Kesehatan Lingkungan UI, 2008. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia bebas.

You might also like